Deskripsi Mata Kuliah:
Mata kuliah Kaidah I‘lal merupakan salah satu cabang penting dalam ilmu sharaf (morfologi bahasa Arab) yang membahas perubahan bentuk kata akibat keberadaan huruf illat (huruf 'aib). Melalui mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep dasar i‘lal, mengenali huruf-huruf illat, serta menerapkan kaidah-kaidah perubahan kata dalam berbagai bentuk fi‘il secara tepat. Penguasaan terhadap kaidah i‘lal sangat penting untuk memahami struktur kata dalam Al-Qur’an, hadis, dan literatur Arab klasik maupun modern.
Materi Pembelajaran dan Uraiannya:
1. Pengertian I‘lal
Secara bahasa, i‘lal (الإعلال) berasal dari kata ‘alla–yu‘illu (أعلّ – يعلّ) yang berarti melemahkan atau menyebabkan cacat. Dalam ilmu sharaf (morfologi bahasa Arab), i‘lal berarti perubahan bentuk suatu kata akibat keberadaan huruf illat (huruf lemah).
Huruf illat sering menyebabkan perubahan dalam kata karena sifatnya yang tidak stabil dalam bentuk-bentuk konjugasi atau turunan kata. Oleh karena itu, perlu kaidah khusus untuk menangani perubahan ini agar tetap sesuai dengan struktur bahasa Arab yang benar.
2. Huruf Illat
Huruf ‘illat adalah huruf-huruf yang dianggap “lemah” dalam sistem morfologi bahasa Arab, karena sering mengalami perubahan bentuk (seperti diganti, dihapus, atau digabung) ketika kata-kata mengalami infleksi atau derivasi.
Dalam bahasa Arab, terdapat tiga huruf illat, yaitu:
و (wāw)
ي (yā’)
ا (alif)
Huruf-huruf ini bersifat lemah dalam struktur fonetik bahasa Arab dan sering kali mengalami perubahan (dihapus, diganti, digabung, dll.) tergantung pada posisi dan bentuk kata.
3. Macam-Macam I‘lal Berdasarkan Posisi Huruf Illat
Perubahan kata akibat i‘lal tergantung pada letak huruf illat dalam akar kata (fi'il). Terdapat empat kategori utama:
a. Mithāl (المثال)
Huruf illat berada di awal kata.
Contoh:
وَعَدَ (wa‘ada) → يَعِدُ (ya‘idu)
(Wau berubah atau dihapus dalam bentuk mudhari‘)
b. Ajwaf (الأجوف)
Huruf illat berada di tengah kata.
Contoh:
قَالَ (qāla) → يَقُولُ (yaqūlu)
بَاعَ (bā‘a) → يَبِيعُ (yabī‘u)
Huruf tengah bisa berubah menjadi alif, wau, atau ya’, tergantung harakat dan bentuk fi’il.
c. Naqis (الناقص)
Huruf illat berada di akhir kata.
Contoh:
رَمَى (ramā) → يَرْمِي (yarmī)
دَعَا (da‘ā) → يَدْعُو (yad‘ū)
Huruf terakhir bisa berubah atau dihilangkan dalam bentuk amr atau majzum.
d. Lafif (اللفيف)
Terdapat dua huruf illat dalam satu kata.
Lafif Maqrun: dua huruf illat berdampingan, misalnya: حَيِيَ (ḥayiya)
Lafif Mafruq: dua huruf illat dipisah oleh huruf lain, misalnya: وَقَيَ (waqaya)
Jenis I‘lal | Posisi Huruf Illat | Contoh Madhi | Contoh Mudhari‘ | Bentuk Perubahan |
---|---|---|---|---|
Mithāl | Awal kata | وَعَدَ | يَعِدُ | Penghilangan wau |
Ajwaf | Tengah kata | قَالَ | يَقُولُ | Perubahan ke alif/wau/ya’ |
Nāqis | Akhir kata | رَمَى | يَرْمِي | Penghilangan ya’/wau |
Lafīf Maqrun | Dua huruf illat berurutan | حَيِيَ | يَحْيَى | Gabungan/perubahan |
Lafīf Mafrūq | Dua huruf illat dipisah | وَقَى | يَقِي | Perubahan ganda |
Pembagian i‘lal berdasarkan posisi huruf illat sangat membantu dalam memahami pola perubahan kata dalam bahasa Arab. Masing-masing jenis memiliki kaidah khas dalam perubahan bentuk fi‘il (madhi, mudhāri‘, amar, masdar, dll). Dengan memahami klasifikasi ini, pelajar bahasa Arab dapat menganalisis bentuk kata dengan lebih tepat dan akurat.
4. Macam-Macam I‘lal Berdasarkan Jenis Perubahan
1. I‘lal Bi Al-Hadzf (الإعلال بالحذف) – Perubahan dengan Penghilangan.
2. I‘lal Bi Al-Qalb (الإعلال بالقلب) – Perubahan dengan Penggantian.
3. I‘lal Bi Al-Naql (الإعلال بالنقل) – Perubahan dengan Pemindahan Harakat.
Dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. I‘lal Bi Al-Hadzf (الإعلال بالحذف)
Perubahan bentuk kata dengan menghilangkan huruf illat dari akar katanya.
Kapan Terjadi? Biasanya terjadi ketika kata:
1. Mengalami jazm (sukun karena fi‘il majzūm)
2. Dalam bentuk fi‘il amr
3. Dalam bentuk-bentuk yang menyebabkan bertemunya dua sukun
Contoh-Contoh:
a. Fi‘il Nāqis (Huruf illat di akhir)
رَمَى – يَرْمِي – ارْمِ
Fi‘il amr: huruf ya di akhir dihilangkan → ارْمِ
b. Fi‘il Majzum
لَمْ يَقُلْ (bukan يَقُولُ)
Huruf wau dihilangkan karena fi‘il mudhari‘ dimajzumkan (ada "lam")
2. I‘lal Bi Al-Qalb (الإعلال بالقلب)
Perubahan bentuk kata dengan mengganti huruf illat menjadi huruf lain (biasanya menjadi alif, wau, atau ya’) untuk menjaga keseimbangan bunyi atau mengikuti wazan (pola) tertentu.
Kapan Terjadi? Biasanya terjadi:
Pada fi‘il ajwaf (huruf illat di tengah)
Pada masdar atau bentuk isim lainnya
Contoh-Contoh:
a. Perubahan Wau/Ya’ menjadi Alif : قَوَلَ → قَالَ
Huruf wau diganti menjadi alif : بَيَعَ → بَاعَ
b. Perubahan di Masdar : قَالَ – قَوْلٌ
Di masdar, wau dikembalikan : بَاعَ – بَيْعٌ
3. I‘lal Bi Al-Naql (الإعلال بالنقل)
Perubahan bentuk kata dengan memindahkan harakat dari huruf illat ke huruf sebelumnya, kemudian huruf illat dihilangkan.
Kapan Terjadi? Biasanya terjadi:
1. Pada fi‘il yang mengandung huruf illat di akhir dan tidak bisa ditasykil secara normal.
2. Ketika terdapat dua huruf sukun bertemu, sehingga harakat dipindah ke sebelumnya dan huruf illat dihapus.
Contoh-Contoh:
a. Fi‘il seperti: قَضَى – يَقْضِي – اقْضِ
Dalam bentuk amr: اقْضِ
Harakat kasrah dipindahkan ke huruf sebelumnya, huruf ya dihilangkan
b. حَذَا – يَحْذُو – احْذُ
Bentuk amr: احْذُ → wau dihilangkan, ḍammah dipindah ke huruf sebelumnya
Memahami jenis-jenis i‘lal berdasarkan bentuk perubahan sangat penting dalam:
1. Menyusun kata kerja secara benar
2. Mengenali pola-pola dalam fi‘il tsulatsi mu‘tall (fi‘il tiga huruf yang mengandung huruf illat)
3. Menghindari kesalahan dalam konjugasi (tashrif) dan pemaknaan
Dengan menguasai ini, pelajar bahasa Arab akan lebih mudah menganalisis struktur kata dan menerjemahkan dengan tepat.
1. Menyusun kata kerja secara benar
2. Mengenali pola-pola dalam fi‘il tsulatsi mu‘tall (fi‘il tiga huruf yang mengandung huruf illat)
3. Menghindari kesalahan dalam konjugasi (tashrif) dan pemaknaan
Dengan menguasai ini, pelajar bahasa Arab akan lebih mudah menganalisis struktur kata dan menerjemahkan dengan tepat.
5. Kaidah-Kaidah Umum dalam I‘lal
Beberapa kaidah penting:
1. Huruf illat di awal fi‘il mudhari‘ bentuk majzum biasanya dihapus (contoh: ya‘id dari wa‘ada).
2. Huruf illat di tengah sering berubah menjadi alif dalam fi‘il madhi, dan wau atau ya’ dalam fi‘il mudhari‘, tergantung pada harakat sebelumnya.
3. Huruf illat di akhir sering dihilangkan dalam bentuk amr dan majzum.
4. Perubahan bisa berbeda antara madhi, mudhari‘, amar, dan masdar, sehingga penting untuk memahami keseluruhan sistem tashrifnya.
6. Penerapan I‘lal dalam Bentuk Fi‘il
Untuk setiap jenis kata kerja (fi‘il), perubahan i‘lal harus diterapkan sesuai kaidah:
Contoh:
Fi‘il Ajwaf – قَالَ
Madhi: قَالَ
Mudhari‘: يَقُولُ
Amar: قُلْ
Masdar: قَوْلٌ
Isim Fa’il: قَائِلٌ
Perhatikan bahwa perubahan terjadi sesuai posisi dan bentuk kata kerja.
Penutup
Ilmu i‘lal sangat penting dalam memahami keindahan dan kedalaman bahasa Arab. Kaidah-kaidahnya memungkinkan pembelajar untuk mengenali bentuk kata secara benar, terutama dalam membaca Al-Qur’an dan teks Arab klasik. Dengan penguasaan i‘lal, seseorang akan lebih mudah menguraikan bentuk-bentuk kata yang tampaknya berbeda, namun berasal dari akar kata yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar