Dosen Pengampu : Ustadz Sabar Siswoyo, M. Pd
Disusun Oleh Kelompok 1 Prodi SBA :
1. Mohammad Rerik Fursan Ruhbani, NIM. 023210041
2. Muhammad Abdul Majid Aziz, NIM. 023210043
3. Azzubair Juarsa, NIM. 023210073
4. Willy Rahman, NIM. 023210092
KATA PENGANTAR
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Bahasa Arab sebagai Sebuah Sistem". Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah yang kami ikuti di Kuliah Islam Al-Ma’wa, dengan tujuan untuk menambah pemahaman tentang pentingnya bahasa Arab sebagai sebuah sistem linguistik yang kompleks dan terstruktur.
Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, teman-teman sekelas atas diskusi dan pertukarannya yang berharga, serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan karya ini di masa mendatang.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan baru, serta menjadi kontribusi kecil dalam memperkaya kajian tentang bahasa Arab.
Samarinda, 3 Oktober 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah.
C. Metodologi Penelitian.
BAB II PEMBAHASAN.
A. Pengertian Bahasa Arab.
B. Fungsi Bahasa Arab.
a) Fungsi utama.
b) Peran penting.
C. Kedudukan Bahasa Arab.
a) Dalam agama.
b) Dalam sains.
c) Dalam kebudayaan nasional.
d) Kedudukan dalam dunia internasional.
D. Unsur-unsur bahasa Arab.
BAB III Penutup.
DAFTAR PUSTAKA.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa tertua dan paling berpengaruh di dunia. Dengan lebih dari 300 juta penutur di berbagai negara, bahasa ini memiliki peran penting tidak hanya sebagai alat komunikasi sehari-hari, tetapi juga sebagai bahasa agama, ilmu pengetahuan, dan budaya. Dalam sejarah Islam, bahasa Arab memiliki kedudukan yang sangat istimewa sebagai bahasa Al-Qur'an, kitab suci yang menjadi pedoman hidup bagi umat Muslim di seluruh dunia. Oleh karena itu, penguasaan bahasa Arab dianggap sebagai keterampilan yang penting, terutama dalam kajian keagamaan dan filologi.
Selain itu, bahasa Arab juga dikenal sebagai bahasa yang memiliki sistem gramatikal yang sangat kompleks. Dengan kaidah tata bahasa yang terstruktur dan terperinci, seperti nahwu (tata bahasa) dan sharaf (pembentukan kata), bahasa Arab menyajikan tantangan tersendiri bagi para pembelajarnya. Struktur kata yang berubah tergantung pada posisi dan fungsi dalam kalimat, serta sistem akar kata yang unik, menjadikan bahasa ini memiliki kekayaan linguistik yang tidak dimiliki oleh banyak bahasa lainnya.
Namun, meskipun pentingnya bahasa Arab diakui secara luas, banyak orang yang masih kurang memahami bagaimana bahasa ini bekerja sebagai sebuah sistem. Sistem bahasa Arab meliputi aspek fonologi (bunyi bahasa), morfologi (bentuk kata), sintaksis (struktur kalimat), dan semantik (makna). Setiap komponen tersebut saling terkait dan membentuk satu kesatuan yang mempengaruhi cara bahasa Arab diucapkan, dipelajari, dan ditulis.
Berangkat dari hal ini, makalah ini bertujuan untuk mengkaji bahasa Arab dari sudut pandang sistem linguistik, dengan fokus pada bagaimana komponen-komponen tersebut bekerja bersama dalam membentuk sebuah bahasa yang utuh. Kajian ini penting karena pemahaman yang mendalam mengenai sistem bahasa Arab tidak hanya membantu dalam pembelajaran bahasa, tetapi juga memberikan wawasan tentang keindahan dan kekayaan bahasa tersebut. Dengan demikian, kajian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan studi linguistik Arab, baik dalam konteks akademis maupun praktis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Bahasa Arab?
2. Bagaimana kedudukan bahasa Arab dalam agama Islam?
3. Apa peran bahasa Arab dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan sains?
4. Bagaimana pengaruh bahasa Arab terhadap kebudayaan nasional di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk memahami dan menjelaskan kedudukan bahasa Arab dalam agama Islam.
2. Untuk menggali peran bahasa Arab dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan sains.
3. Untuk menganalisis pengaruh bahasa Arab terhadap kebudayaan nasional Indonesia, khususnya dalam perbendaharaan kata dan perkembangan sastra.
D. Metodologi Penelitian
Dalam menyusun makalah ini kami menggunakan metode kualitatif yaitu pengumpulan datanya kami lakukan dengan literasi dari berbagai sumber baik buku-buku, maupun web dengan beberapa perubahan dalam penulisannya yang bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian bahasa Arab
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa Semit Tengah yang memiliki sejarah panjang dan kaya. Bahasa ini memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, terutama bagi umat Islam.
"Bahasa" dalam bahasa Indonesia semakna dengan kata bahasa lughah dalam bahasa Arab, Language dalam bahasa inggris, langue dalam bahasa dan sebagainya. Hingga kini bahasa didefinisikan dengan aneka ragam makna. Namun pada hakekatnya mengemukakan unsur-unsur yang sama tentang bahasa, yaitu sebagai berikut:
a) bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi bagi manusia didalam kelompoknya,
b) bahasa merupakan suatu sistem (sistem bunyi, sistem bentuk dan sistem arti),
c) bahasa merupakan simbol, dan
d) lambing bahasa bersifat arbitrary atau sembarang.
Dengan itu Bahasa Arab, Menurut Mustofa alGholayainy bahasa Arab adalah:
Bahasa arab adalah bahasa yang digunakan oleh orang Arab untuk mengungkapkan maksud mereka.
Ada juga yang mendefinisikan : "... bahasa agama islam, dan tidak ada suatu bahasa orang islam, baik yang telah mencapai peringkat peradaban luhur maupun yang belum, yang tidak terpengaruh oleh kesaan mendalam bahasa arab itu"... bahasa arab ditakdirkan sebagai bahasa Al-Qur'an, yakni mengkomunikasikan kalam Allah. Yang didalamnya mengandung uslub bahasa yang sungguh mengagumkan manusia, dan manusia tidak akan mampu menandinginya. Ini merupakan suatu ketetapan yang tidak dapat dibantah.
Jadi, bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh orang-orang yang tinggal di Arab dan sekitarnya untuk berkomunikasi dan mengungkapkan pikiran serta perasaan mereka, selain itu bahasa Arab juga merupakan bahasa yang digunakan dalam al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW dan bahasa umat muslimin di seantoro jagad, sebab dalam melaksanakan ritual keagamaan umat muslim menggunakan bahasa Arab sebagai pengantar contohnya di dalam sholat
B. Fungsi bahasa Arab
a) Bahasa memiliki beberapa fungsi utama, di antaranya:
Alat komunikasi: Bahasa berfungsi sebagai alat utama untuk menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan kepada orang lain. Melalui bahasa, kita dapat berinteraksi, berbagi pengalaman, dan membangun hubungan sosial.
Penanda identitas: Bahasa merupakan bagian penting dari identitas seseorang atau kelompok. Bahasa dapat menunjukkan asal daerah, budaya, dan latar belakang sosial seseorang.
Penanda stratifikasi sosial: Bahasa juga dapat digunakan untuk menunjukkan status sosial seseorang dalam masyarakat. Penggunaan bahasa tertentu dapat mengindikasikan pendidikan, pekerjaan, dan kekuasaan.
Alat ekspresi diri: Bahasa memungkinkan kita untuk mengekspresikan diri, mengungkapkan emosi, dan menyampaikan pendapat pribadi.
Alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial: Bahasa berperan penting dalam membentuk masyarakat yang terintegrasi dan dapat beradaptasi dengan perubahan. Bahasa dapat membantu memperkuat ikatan sosial dan mempermudah interaksi antarbudaya.
Alat untuk mengadakan kontrol sosial: Bahasa dapat digunakan untuk mengatur perilaku masyarakat, memberikan instruksi, dan menegakkan aturan
Selain fungsi-fungsi tersebut, bahasa juga memiliki peran penting dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, dan ekonomi.
Bahasa Arab memiliki beberapa fungsi utama, di antaranya:
Alat komunikasi: Bahasa Arab berfungsi sebagai alat utama untuk menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan kepada orang lain. Melalui bahasa Arab, kita dapat berinteraksi, berbagi pengalaman, dan membangun hubungan sosial dengan sesama penutur bahasa Arab.
Penanda identitas: Bahasa Arab merupakan bagian penting dari identitas umat Islam. Bahasa Arab digunakan dalam Al-Quran, kitab suci Islam, dan merupakan bahasa resmi dalam banyak negara Muslim.
Alat ibadah: Bahasa Arab digunakan dalam berbagai ibadah Islam, seperti membaca Al-Quran, shalat, dan berdoa.
Alat pendidikan: Bahasa Arab digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan Islam di berbagai lembaga pendidikan di seluruh dunia.
Alat sastra: Bahasa Arab memiliki sastra yang kaya, termasuk puisi, prosa, dan drama.
Alat diplomasi: Bahasa Arab digunakan sebagai bahasa diplomasi antara negara-negara Arab dan negara-negara lain.
Selain fungsi-fungsi tersebut, bahasa Arab juga memiliki peran penting dalam bidang ilmu pengetahuan, budaya, dan ekonomi.
b) Fungsi Pengajaran bahasa Arab memiliki beberapa fungsi penting, baik secara individu maupun sosial. Berikut beberapa di antaranya:
Agama:
Pemahaman Al-Quran dan Hadis: Tujuan utama bagi banyak pelajar adalah memahami secara mendalam isi Al-Quran dan Hadis sebagai sumber utama ajaran Islam.
Ibadah: Bahasa Arab digunakan dalam berbagai ibadah seperti shalat, zikir, dan haji. Menguasai bahasa Arab memungkinkan seseorang melaksanakan ibadah dengan lebih khusyuk dan benar.
Ilmu Pengetahuan:
Akses terhadap ilmu pengetahuan: Banyak karya ilmiah, terutama di bidang agama, filsafat, dan sejarah Islam, ditulis dalam bahasa Arab. Menguasai bahasa Arab membuka akses terhadap khazanah ilmu pengetahuan yang luas.
Budaya:
Apresiasi terhadap kebudayaan Arab: Bahasa Arab merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya Arab. Mempelajarinya membantu kita memahami lebih dalam tentang sastra, seni, dan sejarah Arab.
Sosial:
Komunikasi dengan penutur bahasa Arab: Bagi mereka yang berinteraksi dengan masyarakat Arab, baik dalam konteks bisnis, pendidikan, atau wisata, menguasai bahasa Arab sangat bermanfaat.
Identitas: Bagi sebagian orang, menguasai bahasa Arab menjadi bagian dari identitas keislaman mereka.
Karir:
Peluang kerja: Keterampilan berbahasa Arab dapat membuka peluang kerja di berbagai bidang, seperti lembaga pendidikan Islam, penerjemahan, hubungan internasional, dan bisnis dengan negara-negara Arab.
Secara umum, tujuan pengajaran bahasa Arab adalah:
1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi: Baik lisan maupun tulisan.
2. Memahami teks-teks keagamaan dan ilmiah.
3. Menghargai kebudayaan Arab.
4. Membuka wawasan dan memperluas jaringan sosial.
c) Dalam konteks pendidikan pengajaran bahasa Arab berguna untuk:
1. Membentuk generasi yang berakhlak mulia.
2. Menumbuhkan rasa cinta terhadap Al-Quran dan Sunnah.
3. Menjadi warga negara yang cerdas dan berdaya saing.
Singkatnya, pengajaran bahasa Arab memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan individu dan masyarakat.
C. Kedudukan Bahasa Arab
Setiap bahasa mempunyai kedudukan masing masing, begitu juga dengan bahasa arab. Bahasa Arab sebagai bahasa yang hidup mempunyai kedudukan penting dalam bidang agama, ilmu pengetahuan, dalam pembinaan dan pengembangan budaya nasional, bahkan hubungan internasional
a) Kedudukan Bahasa Arab dalam Agama Islam
Bahasa arab adalah bahasa agama islam, Bahasa yang menyatukan umat muslim didunia. Bahasa yang dipilih oleh Allah, dan kitab suci Muslim ditulis seluruhnya dalam bahasa Arab. Bahasa yang dijadikan syiar bagi umat islam. Tidak akan lepas keterkaitan antara agama islam dan Bahasa arab. Siapa yang ingin mendalami ilmu islam, maka wajib baginya mendalami ilmu Bahasa arab. Bahasa arab juga termasuk Bahasa tertua didunia, yang ada sejak zaman Sam bin Nuh. Bahasa yang kosa katanya terbanyak didunia dengan jumlah kosakata Arab mencapai 12,3 juta kosa kata. Dalam kitab al-Mufashal fi Tarikh al-'Arab Qabl al-Islam, al-Iraqi Jawwad Ali. Bilangan tepatnya yaitu 12.305.052 kosakata. Jumlah ini menempatkan bahasa Arab sebagai bahasa dengan kosakata terkaya sepanjang sejarah. Bahasa Arab juga telah meninggalkan jejak sejarah, ilmiah, dan budaya yang mendalam pada bahasa-bahasa Eropa, seperti Prancis, Inggris, Italia, Portugis, dan Spanyol. Sehingga Bahasa ini akan tetap ada dan tidak akan punah.
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk paham dan mengerti Bahasa arab, dikarenakan kitab sucinya yang berisi Bahasa arab dimanapun kitab itu berada. Itupun jadi salah satu keistimewaan Bahasa arab yang dijelaskan dalam alquran yang berbunyi:
"Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al-Quran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran. (Ialah) Al-Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa." (QS. Az-Zumar: 27-28)
Kemudian, orang yang paham Bahasa Arab terlebih paham kaidah-kaidah dalam ilmu nahwu akan semakin mudah memahami Islam daripada yang tidak mempelajarinya sama sekali. Karena islam dan Bahasa arab adalah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Bahasa yang selalu indentik dengan islam. Orang yang menfokuskan dirinya untuk mendalami ilmu agama ini, juga harus menfokuskan dirinya dalam tata Bahasa arab. Bahasa yang sangat detaill dari segi penulisan, pembacaan, maupun pendengaran, karena salah sedikit saja menurut tata Bahasa arab, maka bisa merubah artinya bahkan menjadi lawan dari makna tersebut.
Ulama-ulama terdahulu sangat mendalami ilmu bahasa arab ini, karena dengan bahasa ini kita paham betul isi dari kitab suci Al-Quran sebagai pedoman hidup kita. Sebagaimana dikatakan oleh Umar bin Kattab :
"Pelajarilah bahasa Arab, karena sesungguhnya bahasa Arab itu termasuk bagian dari agama kalian" (Masbuqudz Dzahab, hal. 9 dan Idhahul Waqf wal Ibtida`).
Melalui bahasa Arab, orang dapat meraih ilmu pengetahuan. Sebab bahasa Arab telah menjadi sarana mentransfer pengetahuan. Bukti nyatanya, banyak ulama yang mengabadikan berbagai disiplin ilmu dalam bait-bait syair yang lebih dikenal dengan nazham (manzhumah atau nazhaman). Dengan ini, seseorang akan relatif lebih mudah mempelajarinya, lantaran tertarik pada keindahan susunannya, dan menjadi keharusan untuk menghafalnya bagi orang yang ingin benar-benar menguasainya dengan baik.
Belajar Bahasa arab itu sendiri terdapat susunan-susunan dan perpaduan antar kata dengan objek, serta berfungsi sebagai Penguat Akal (daya intelektualitas) atau mencerdaskan. Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu berfikir.” (QS Yusuf 2).
Kata "berfikir" dalam ayat diatas menunjukkan tujuan dan fungsi diturunkannya Al-Quran Yang Berbahasa Arab adalah agar kalian berakal atau berfikir, redaksi bahasa arabnya laallakum taqiluun. Artinya, tatkala Al-Quran berfungsi mencerdaskan bagi yang membaca dan mengkajinya, maka bahasa Arab yang menjadi medianya juga mencerdaskan. Tak lupa pula Bahasa arab ini berfungsi meningkatkan Keimanan seseorang. Allah berfirman:
“Al-Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa.” (QS AZ-Zumar 28).
Allah memilih Bahasa arab sebagai Bahasa Al-Qur'an bukan tidak ada maksudnya, sangat banyak kelebihan-kelebihan Bahasa arab dibandingkan Bahasa-bahasa yang lain. Salah satunya perkataan Ibnu Katsir saat menjelaskan surat Yusuf ayat kedua menyatakan,
“Karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, paling jelas, paling luas (kosakatanya), dan paling banyak mengandung makna yang menentramkan jiwa.”
Kedudukan bahasa Arab juga dalam agama islam merupakan paling utama, kedudukan bahasa arab sangat fenomenal dalam agama islam karena tampak jelas dalam pelaksanaan ibadah ritual seperti : ungkapan-ungkapan untuk memanggil atau mengajak shalat yang disebut dengan adzan dan iqomat selalu berkumandang dari masjid-masjid diseluruh dunia islam. Bahkan sudah banyak bukti bahwa muallaf yang tertarik memeluk agama setelah mendengar seruan untuk shalat. Penggunaan bahasa arab dalam tindakan formal keagamaan memberi rasa kesatuan umat islam, sehingga sebaiknya harus dipertahankan. Oleh karena itu mempelajari bahasa arab adalah syarat wajib untuk menguasai isi Al-Qur’an sebagai sumber ajaran agama islam. Dan mempelajari bahasa Al-Qur’an berarti mempelajari bahasa Arab.
Demikianlah sedikit tentang kedudukan bahasa arab dalam agama, dapat disimpulkan kedudukan bahasa arab dalam agama islam sangat urgent, selain sebagai bahasa untuk melaksanakan ritual keagamaan tetapi juga sekaligus bahasa yang digunakan sebagai bahasa pedoman agama yaitu bahasa Al-Qur’an dan Al-Hadits serta merupakan bahasa persatuan bagi umat yang beragama islam.
b) Kedudukan Bahasa Arab Bagi Ilmu Pengetahuan Dan Sains
Bahasa Arab bukan saja berfungsi sebagai agama untuk kepentingan ukhrowi saja, akan tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk ilmu pengetahuan hal ini terbukti dengan menguasai bahasa arab orang akan dapat menggali ajaran-ajaran islam dari sumbernya, sehingga dapat mengembangkan agama islam dengan cara lebih baik. Al-Qur’an telah memilih penggunaan bahasa arab, karena bahasa itu mempunyai bahasa kecenderungan saintifik, bukan estetik, dalam struktur gayanya. Saintifik yaitu sesuatu yang mempunyai bawaan sifat ‘aqliyah berdasarkan ilmu pengetahuan, yang mempunyai cara dan gaya menilik sesuatu mengikuti tata tertib ilmiah, sedangkan estetik yaitu sesuatu yang mempunyai bawaan dan sifat berdasarkan ilmu pengetahuan yang mempunyai cara dan gaya menilik sesuatu yang mempunyai bawaan sifat rasa seni yang berdasarkan pada panca Indera dan Hasrat jiwa untuk menikmati kesenian.
Salah satu kemukjizatan Al-Qur’an itu ialah ekspresi puitisnya yang sangat unik. Dan kekhasan serta keunikan puitisi itu jelas sekali karena menggunakan bahasa arab, segi kemukjizatan Al-Qur’an tidak mungkin tanpa kemampuan tinggi bahasa arab yang digunakan sebagai media ekspresinya.
Puncak kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam terjadi pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah. Sejarah mencatat bahwa salah satu faktor penting keberhasilan pengembangan peradaban saat itu adalah karena berkembangnya gerakan penerjemahan (arabisasi) yang dimotori oleh elit penguasa, yaitu Harun al-Rasyid(786-809 M) dan al-Makmun (786-833 M). Gerakan penerjemahan itu disosialisasikan dengan ditunjang oleh adanya pusat riset dan pendidikan seperti Bait al-Hikmah dan Dar al-Hikmah. Penerjemahan karya-karya asing tidak terbatas pada ilmu-ilmu dasar, filsafat Yunani, melainkan juga mencakup matematika, astronomi, fisika, geometeri, optika, musik, dan kedokteran yang berasal dari bahasa Suryani, Persia dan India.
Gerakan penerjemahan karya-karya ilmiah berbahasa asing ke dalam bahasa Arab tersebut, selain mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga berpengaruh besar terhadap wacana keilmuan Islam, baik ilmu-ilmu tradisional maupun ilmu-ilmu rasional, sehingga umat Islam tidak hanya bertindak sebagai pengalih ilmu tetapi juga sebagai penyusun, pengembang, dan pembangun berbagai disiplin ilmu pengetahuan baru. Dalam konteks ini, setidaknya ada tiga tahapan perkembangan peradaban Islam.
Pertama, munculnya gerakan penerjemahan dan pemahaman berbagai karya asing ke dalam bahasa Arab.
Kedua, implikasi dari gerakan ini, adalah lahirnya fase kreasi ilmu (marhalah al-ibda al-ilmi). Bangsa Arab (Muslim) tidak lagi sekadar menerjemahkan tetapi juga memproduksi: menulis dan mengembangkan ilmu melalui berbagai penelitian dan pengembangan.
Ketiga, berkembangnya fase inovasi dan aplikasi ilmu pengetahuan (marhalah al-ibtikar wa al-tathbiq al-ilmi) sehingga melahirkan kemajuan teknologi dan karya-karya seni dan budaya. Ilmu dalam Islam ditransformasikan dan dikontekstualisasikan dengan kehidupan nyata. Semua tahapan dan fase perkembangan itu tidak terlepas dari peran bahasa Arab sebagai bahasa ilmu dan teknologi.
Ketika peradaban Islam di Spanyol dan Sicilia mengalami kemajuan, terutama di bawah pengaruh Ibn Rusyd (1126-1198 M), Barat masih terlelap dalam kegelapan ilmu. Setelah menyadari ketertidurannya, Barat lalu bangkit, kemudian melakukan gerakan penerjemahan seperti pernah dilakukan oleh umat Islam. Pengaruh Averoisme di Barat ternyata membawa mereka bangkit dari ketertinggalannya, sehingga mereka berhasil mencapai renaissance (tanwir wa nahdhah), dengan revolusi industri sebagai titik awalnya. Demikian pula restorasi dan reformasi di Jepang setelah kalah dalam Perang Dunia II juga dimulai dengan Gerakan penerjemahan besar-besaran terhadap karya-karya ilmuwan Barat dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Jepang. Jadi, penerjemahan, baik sebagai ilmu maupun praktik atau profesi, mempunyai kontribusi yang besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan peradaban umat manusia sepanjang sejarah. Peradaban Islam Indonesia modern, kalau boleh disebut seperti itu, tampaknya belum melalui tahapan perkembangan dan pengembangan ilmu yang pernah dilalui oleh umat Islam di masa lalu ketika hendak mencapai puncak kejayaannya.
Setelah Bagdad jatuh pada tahun 1258 M akibat dihancurkan oleh tentara Mongol, dan dunia Islam mengalami kemunduran, posisi bahasa Arab pun mengalami pergeseran dari bahasa akademik-ilmiah menjadi bahasa yang cenderung lebih bernuansa religius (bahasa agama, bahasa spritual). Karya-karya intelektual dalam berbagai bidang tidak begitu banyak lagi ditemukan dalam bahasa Arab. Bahasa Arab seakan menjadi loyo karena ketidakberdayaan politik dan ekonomi umat Islam dibandingkan hegemoni Barat yang maju secara sains dan ekonomi. Perhatian umat Islam pada saat itu cenderung ditujukan kepada perebutan kekuasaan di satu pihak, dan di pihak lain, sebagian cenderung memilih bertarekat, atau lebih mementingkan urusan ukhrawi daripada mengembangkan ilmu pengatahuan dan peradaban.
Fakta-fakta historis dan sosial intelektual yang diuraikan di atas memperlihatkan kepada kita bahwa bahasa Arab pada awal Islam hingga puncak kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam memainkan setidak-tidaknya lima peran penting.
Pertama, bahasa Arab berperan sebagai bahasa integrasi. Sejarah menunjukkan bahwa mayoritas bangsa-bangsa yang ditaklukkan Islam semula bukan berbahasa Arab. Akan tetapi, dalam perkembangannya warga masyarakat yang baru dibebaskan oleh penguasa Islam ini, bahasa Arab mampu menyatukan banyak suku bangsa dan budaya. Peran integrasi ini menjadi semakin solid dan kuat terutama setelah khalifah Abdul Malik ibn Marwan melakukan gerakan arabisasi dan menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa negara dan administrasi pemerintahan. Peran integratif bahasa Arab ini ditopang oleh ajaran Islam yang mengedepan integrasi dan kesatuan akidah, kesatuan ukhuwah, kesatuan akhlak, kesatuan pemikiran, kesatuan hukum, dan kesatuan budaya.
Kedua, bahasa Arab berperan sebagai bahasa konservasi. Ketika Islam berkembang ke luar Jazirah Arabia, kebutuhan umat Islam untuk dapat mengakses dan memahami sumber ajaran Islam (al-Qur‘an) tentu semakin mendesak. Pada saat sama, ketika sebagian umat Islam non-Arab banyak melakukan lahn, para ulama bahasa Arab merasa perlu merumuskan ilmu-ilmu dasar bahasa Arab (nahwu dan sharaf). Dengan diformulasikannya ilmu ini, bahasa Arab tidak hanya berperan menjaga kelestarian (konservasi) kekayaaan bahasa dan budaya Arab itu sendiri dari masa ke masa, termasuk konservasi turats (warisan atau khazanah intelektual Arab dan Islam), tetapi juga menjaga otentisitas al-Qur‘an. Karena itu, formulasi ilmu tersebut juga dibarengi dengan pemberian tanda baca (titik-titik) dan harakat (fathah, dhammah, kasrah, dan sukun) al-Qur‘an. Jadi, terdapat hubungan simbiosis-mutualisme antara Islam dan bahasa Arab, antara agama dan bahasa, atau antara doktrin dan media komunikasi sehingga kedua berkembang secara saling mendukung. Tanpa spirit Islam yang mengharuskan umatnya cerdas dalam iqra‘, mustahil bahasa Arab berkembang maju.
Ketiga, bahasa Arab berperan sebagai bahasa edukasi dan studi. Ketika Islam mencapai kemajuannya, bahasa Arab kemudian memainkan peran sebagai bahasa pendidikan, pembelajaran dan penelitian ilmiah di hampir semua lapisan masyarakat Arab sehingga bahasa Arab kemudian menjadi bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini ditunjang oleh kontribusi kebijakan politik dan inansial yang sangat besar dari elit penguasa, terutama al-Makmun, kepada para peneliti dan pengembang ilmu. Sedemikian besar dukungan kekuasaan terhadap penerjemahan, penelitian, dan pengembangan ilmu, al-Makmun yang mempercayakan pengembangan lembaga riset Bait al-Hikmah kepada Hunain ibn Ishaq menilai karya hasil terjemahannya dari bahasa Yunani dan Suryani ke dalam bahasa Arab itu dengan insentif berupa emas seberat hasil karya terjemahannya. Artinya, jika dia berhasil menerjemahan karya asing ke dalam bahasa Arab seberat 1kg, maka insentifnya pun berupa 1kg emas. Dalam waktu bersamaan, berbagai Lembaga pendidikan yang sudah berkembang di wilayah-wilayah Islam seperti madrasah Jundisapur, Herat, Harran, Iskandaria, Antakia, dan sebagainya menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa edukasi dan studi, bahasa penelitian, dan pengembangan ilmu. Bahkan, budaya (kultur) bahasa Arab merupakan produk dari tiga hal, yaitu produk masyarakat perkotaan kelas menengah yang konsen dengan keilmuan Islam, produk loyalitas kesukuan bangsa Arab, dan produk penguasa (istana).
Keempat, bahasa Arab berperan sebagai bahasa komunikasi lintas suku bangsa dan generasi yang mempercepat proses transmisi nilai-nilai Islam dan nilai-nilai sosial kemanusiaan di kalangan Masyarakat Arab. Seperti karakter bangsa Arab pada umumnya, bahasa Arab merupakan bahasa yang terbuka. Sebagai bahasa terbuka, bahasa Arab sejak awal memperlihatkan kemampuannya beradaptasi dan menerima perubahan, termasuk mengadopsi bahasa-bahasa Asing. Dalam al-Qur‘an, dapat dijumpai sejumlah kata yang berasal dari bahasa lain, seperti: irdaus, zanzabîl, kafûr, istibrâq, qamtharîr, salsabîl, dan sebagainya. Di era modern ini, bahasa Arab juga memperlihatkan perannya sebagai bahasa komunikasi dalam berbagai bidang, terutama politik, ekonomi, dan sosial budaya, termasuk media massa, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Selain itu, sebagai bahasa komunikasi akademik, terutama di kalangan akademisi Arab, banyak sekali karya ilmiah dipublikasikan melalui berbagai media, juga menjadikan bahasa ini semakin berkembang, antara lain, dengan banyaknya mufradat dan istilah baru dalam bahasa Arab.
Kelima, bahasa Arab berperan sebagai bahasa standarisasi di bidang ilmu-ilmu keislaman dan lainnya. Hal ini terbukti dengan dirintiskan penulisan kamus bahasa Arab. Menurut catatan sejarah, mu’jam al-Ain karya al-Khalil ibn Ahmad (100-170 H) adalah kamus pertama di dunia Islam. Kamus ini sudah memiliki sistem dan metode ilmiah yang cukup solid. Dari kamus ini, kelak menginspirasi lahirnya aneka kamus dalam bahasa Arab, seperti Maqayis al-Lughah karya Ibn Faris, Lisan al-Arab karya Ibn Manzhur, hingga aneka kamus istilah dalam berbagai bidang keilmuan yang, terutama, diprakarsai dan dikembangkan oleh Maktabah Lubnan di Beirut.
c) Kedudukan Bahasa Arab Dalam Kebudayaan Nasional
Sejak berkembangnya agama Islam di Nusantara ini pada abad ke-13 sampai saat ini, dapat dilihat bahwa bahasa Arab telah turut membina dan mengembangkan bahasa Indonesia. Dengan kata lain, agama Islam yang dibawa oleh orang-orang Arab, menyebabkan bahasa Arab ikut mempengaruhi bahasa Indonesia. Pengaruh bahasa Arab terhadap bahasa Indonesia dapat dilihat pada banyaknya kata-kata pinjaman bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab terutama kata-kata atau ungkapan yang berkaitan dengan agama Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata serapan dari bahasa Arab menduduki urutan ketiga setelah bahasa Belanda dan bahasa Inggris yakni 1.495 kata .
Kata- kata serapan dari bahasa Arab tidak hanya yang berkaitan dengan agama Islam, tetapi banyak juga serapan sebagai kata umum, seperti kursi, kitab, mistar, daftar, kertas, kalimat, ilmu, syarat, dewan majlis, hewan, jasad dan lain-lain. Kata-kata serapan tersebut banyak yang sudah mengalami perubahan bentuk karena penyesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia dan ada juga yang tidak mengalami perubahan bentuk kata-kata serapan dari bahasa Arab ada yang mengalami perubahan atau pergeseran makna bahkan ada pula yang memiliki makna yang berbeda meskipun kedua-duanya berasal dari bahasa arab. Contoh: kata berkat dan berkah filsafat dan falsafah, amanah dan amanat. Pengaruh bahasa Arab terhadap bahasa Indonesia dapat dilihat pada banyaknya kosakata bahasa Arab yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Penggunaan aksara Arab baik pada bahasa Indonesia maupun bahasa daerah, serta terjemahan al-Quran yang dipengaruhi oleh sintaksis bahasa Arab. Menurut para ahli, bahasa Arab lahir sebelum datangnya Islam. Ini terbukti dengan adanya teks-teks sastra Arab jahili.
Kedatangan Islam di Arab memperkokoh dan memperjelas kedudukan bahasa Arab. Secara Umum, bahasa Arab dalam masyarakat nasional dan kebudayaan nasional sedikit banyak berperan sejak berkembangnya agama Islam di Indonesia abad 13. Antara lain; Bahasa Arab berkembang dalam lingkungan ulama, pesantren, cendekiawan dan masyarakat Islam, Bahasa Arab terintegrasi ke dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah. Sekurang-kurangnya dalam pertumbuhan perbendaharaan kata, baik dalam arti leksibel maupun dalam semantic, Huruf Arab merupakan huruf yang harus dipelajari khusus bagi mereka yang berminat mempelajari kesusastraan Melayu. Karena kesusastraan melayu klasik-akar bahasa dan sastra Indonesia ditulis dengan huruf Arab.
Dalam perjuangan bangsa mencapai sebuah kemerdekaan, bahasa Arab telah turut pula memainkan perannya. Karena Belanda melarang rakyat Indonesia menyanyikan lagu-lagu heroik dalam bahasa melayu dan bahasa daerah, munculah nyanyian-nyanyian perjuangan dalam bahasa Arab. Sebuah nyanyian terkenal dalam epos perjuangan dulu antara lain “ya abna ana jinsana Indonesia qum min naumikum, undhur ila wathanikum. Yahuda wa nashara tufsidu fiil ardhi, la takhaf wa la takhzan, innallahama’ana” (hai putera-puteraku bangsa Indonesia, bangunlah dari tidurmu, lihatlah tanah airmu. penjajah membuat kerusakan di muka bumi. Jangan takut dan jangan gentar, sesunguhnya Allah beserta kita). Selain itu juga terdapat serapan kata dari bahasa Arab menjadi bahasa Indonesia yang terjadi karena disesuaikan dengan fonem bahasa Indonesia. Perubahan yang dimaksud disini adalah penggantian, penghilangan, dan penambahan. Penggantian terjadi karena beberapa fonem konsonan bahasa Arab yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia seperti: ث - ش - خ - ز- ف - ق - غ - ع - ظ - ط - ض - ص - ذ - ح. Contoh penggantian fonem konsonan: Bahasa Arab : مثال (misl) menjadi misal (Bahasa Indonesia), (bahs) بحث menjadi bahas, ثالثاء (sulasa’) menjadi Selasa, شكر (syukr) menjadi syukur, صبر (sabr) menjadi sabar, اخلاص (ikhlas) menjadi ikhlas, خصوص (khusus) menjadi khusus, خبر (khabr) menjadi Kabar.
Disamping itu Sistem pendidikan yang berlaku adalah sistem kolonial Belanda. Sistem yang mendikotomikan pendidikan umum dan pendidikan agama. Di SMA ada pelajaran bahasa Inggris, prancis, tapi tidak ada bahasa Arab. Tindakan politis,Belanda memutuskan arus literatur kesusteraan Arab yang kaya dan bernilai di Indonesia. Konsikuensi logisnya tidak akrabnya para siswa dan masyarakat dengan karya sastra Arab. Berbeda dengan karya inggris seperti shakespeare. Metode pengajaran bahasa Arab tidak berkembang. Terfokus kepada Gramatial dan mengesampingkan muhadasah. Ada beberapa cara untuk memasyaratkan bahasa Arab, antara lain:
1. Menghilangkan asumsi bahwa belajar bahasa Arab identik dengan Arabisasi.
2. Mengubah anggapan selama ini yang menganggap bahwa bahasa Arab adalah bahasa kolot yang hanya digunakan oleh kyai-kyai.
3. Melihat kembali struktur metode pengajaran bahasa Arab yang selama ini dipergunakan.
Dengan demikian bahasa Arab memiliki urgensi untuk pengembangan khasanah keilmuan dan keagamaan. Itu juga menjadi kunci ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sistem pendidikan dan metodologi pembelajaran dalam upaya penguasaan bahasa Arab hendaknya ditingkatkan. Oleh karena banyak pula dokumen-dokumen atau naskah-naskah yang memerlukan perhatian.
Maka, bahasa Arab memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Pengaruh tersebut dapat dilihat pada banyaknya kosakata Arab yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, penggunaan sistem penulisan (aksara), dan sintaksis. Kosa kata Arab yang diserap ke dalam bahasa Indonesia umumnya mengalami perubahan bentuk karena disamping penyesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia, juga terdapat beberapa fonem Arab yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Selain perubahan bentuk, juga perubahan makna meskipun jumlahnya tidak banyak. Meskipun terdapat beberapa fonem Arab yang tidak ada dalam bahasa Indonesia, namun ada juga beberapa fonem Arab yang dapat diterima dalam bahasa Indonesia. Penggunaan aksara Arab pada sistem penulisan tidak hanya terbatas pada bahasa Indonesia, tapi juga pada bahasa daerah. Pengaruh sintaksis Arab terhadap bahasa Indonesia hanya dapat ditemukan pada buku-buku terjemahan al Quran. Karena masih banyak ditemukan buku-buku, hikayat, dan sastra, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa daerah yang ditulis dengan menggunakan aksara Arab (Arab Melayu atau Pegon), dan tidak banyak masyarakat yang mampu membacanya, maka perlu memberikan pendidikan atau latihan kepada siswa atau mahasiswa terutama jurusan bahasa tentang cara membaca teks Arab Melayu (Arab Pegon).
d) Kedudukan bahasa arab untuk hubungan internasional
Kawasan arab terdiri atas beberapa Negara yang mempunyai bentuk dan sistem pemerintah tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan kepentingan antara satu negara dengan yang lainnya, namun mereka masih terikat dalam satu kesatuan bahasa, yaitu bahasa arab. Adapun bahasa percakapan sehari-hari Negara-Negara arab pada umumnya mempergunakan dialek menurut tempat masing-masing, sedangkan untuk bahasa pada media masa baik cetak maupun elektronik menggunakan bahasa arab fusha modern sebagai bahasa persatuan.
Dalam dunia diplomasi pada organisasi baik nasional maupun internasional di kalangan dunia islam seperti Mu'tamar Alam Islami, Rabithah Alam Islami dan sebagainya organisasi islam, semua kegiatan yang dilakukan tidak dapat lepas dari penggunaan bahasa arab sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Untuk hubungan internasional bahasa arab pada tahun 1973 untuk pertamakalinya dijadikan bahasa resmi dalam lingkungan United Nation atau Yabil (perserikatan Bangsa Bangsa) pidato-pidato, pembicaraan dan perdebatan di forum PBB diterjemahkan kedalam bahasa arab sejajar dengan bahasa-bahasa asing lainya. Pemakaian bahasa arab sebagai salah satu bahasa resmi dikalangan PBB menempati bahasa arab untuk kegunaan menduduki peran sebagai salah satu alat komunikasi dalam hubungan diplomasi internasional. Mengingat fungsi dan kegunaan bahasa arab menjadi salah satu alat komunikasi dalam diplomasi internasional yang didukung oleh makin besarnya fungsi Negara-negara arab penghasil minyak dalam dunia perekonomian internasional menambah perhatian dunia terhadap pengajaran bahasa arab termasuk Negara kita Indonesia.
D. Unsur-unsur atau komponen bahasa arab dan sistem pengajarannya
Untuk dapat menguasai bahasa arab secara aktif seseorang harus terampil dalam menguasai unsur- unsur atau komponen bahasa arab itu secara utuh. Adapun keterampilan yang harus dikuasai mencakup keterampilan mendengar (الاستماع) atau listening skills, keterampilan bicara (الكلام) atau speaking skills, keterampilan membaca (القرا) atau reading skills, keterampilan menulis (الكتابة) atau writing skills, dan keterampilan tata bahasa (القواعد) atau grammar skills.
a) Keterampilan mendengar (istima')
Mendengar adalah salah satu seni atau keterampilan, oleh karena itu harus dipraktekan. Pandai mendengar berarti sanggup menangkap, memahami dan mengingat sebaik-baiknya tiap apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan orang lain kepadanya.
Mendengar memiliki fungsi urgensi yang besar didalam kehidupan kita, bahkan mendengar merupakan sarana atau alat yang mampu menghubungkan komunikasi antar satu manusia dengan manusia yang lainnya dalam kehidupan. Komunikasi itu dilakukan dengan cara menggunakan kosakata, pola kalimat dan susunan bahasa untuk menghasilkan pemikiran dan pemahaman. Selain dari itu melalui pendengaran juga dapat memperoleh kemampuan/ kemahiran dalam memahami bahasa melalui ucapan, bacaan, dan tulisan. Oleh karenanya kemampuan dalam membedakan suara merupakan syarat pokok untuk mempelajari bahasa. Dalam menyampaikan pengetahuan atau melontarkan pemikiran tidak boleh tidak harus memanfaatkan dan menggunakan pendengaran agar terpilihara dari kesalahan.
Adapun sistem pengajaran untuk menjadi pendengar yang baik adalah sebagai berkut: (1) menyiapkan para pelajar untuk pelajaran mendengar, (2) menyampaikan materi pelajaran dengan metode yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam proses belajar mengajar, (3) memperkaya para anak didik dengan segala sesuatu yang dapat menambah pemahaman mereka terhadap materi ilmiah yang dapat didengar, (4) mendiskusikan / mendialogkan tentang materi pelajaran yang dibacakan kepada mereka, (5) memberikan tugas kepada sebagian atau seluruh pelajar untuk membuat ringkasan tentang masalah yang diajarkan atau didialogkan, kemudian menyampaikan ringkasan tentang masalah yang diajarkan atau didialogkan, kemudian menyampaikan ringkasan tersebut secara lisan kepada teman-teman mereka, dan (6) mengevaluasi kemampuan anak didik dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendalam, yang memungkinkan untuk mengetahui kadar perkembangan kemampuan mereka.
b) Keterampilan berbicara (kalam)
Penekanan yang harus diberikan ketika melaksanakan pengajaran bahasa melalui kegiatan berbicara adalah efektivitas. Efektivitas atau keefektifan dalam berbicara terlihat jelas dalam kecekatan dan kecepatan mengutarakan buah pikiran, serta ketepatan memilih kosakata dan kalimat yang sangat menarik (impresif). Salah satu car latihan yang dianggap efektif untuk dapat mencapai kemampuan berbahasa lisan dari hal yang paling sederhana hingga hal-hal yang rumit adalah berlatih menggunakan pola kalimat.
Pada hakikatnya, kemahiran berbicara merupakan kemahiran menggunakan bahasa rumit. Dalam hal ini, kemahiran ini dikaitkan dengan kata-kata dan kalimat yang benar-tepat. Jadi, kemahiran berbicara bersangkut-paut dengan masalah buah pikiran atau pemikiran tentang apa yang harus dikatakan. Selain itu, kemahiran juga berkaitan dengan kemampuan leksikal, gramatikal, semantik, dan tata bunyi. Semua kemampuan itu memerlukan persediaan kata dan kalimat tertentu yang cocok dengan situasi yang dikehendaki yang didalamnya memerlukan banyak latihan ucapan dan pengutaraan lisan. System pengajarannya dengan latihan pengucapan bunyi dilakukan agar seseorang dapat menguasai pengucapan bahasa arab secara fasih, baik huruf maupun kata atau kalimat.
c) Keterampilan membaca (Qiro'ah)
Membaca tidaklah berarti hanya menyuarakan bahasa tertulis atau mengikuti dengan lambat-lambat dan teliti atau dengan cepat baris demi baris bahan bacaan itu saja, tetapi lebih dari itu. Membaca adlah perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa keterampilan. Yaitu mengamati, memahami dan memikirkan. Dengan kata lain membaca adalah rangkaian perbuatan yang mempunyai tujuan dan mencakup beberapa keterampilan. Rangkuman keterampilan-keterampilan itu adalah penentuan tujuan membaca yang tepat untuk mencapai tujuan itu dengan baik, penyesuaian kecepatan membaca dengan kesukaran yang terdapat dalam bacaan itu, penguasaan vocabulary yang cocok untuk bacaan itu dan keterampilan untuk memahami keseluruhan bacaan itu dengan cepat dan tepat. Tanpa keterampilan itu, baik membaca lambat maupun membaca cepat, maksud perbuatan membaca yang sesungguhnya sukar akan dapat dipenuhi.
System pengajaran membaca secara umum terbagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut :
1. Motede juz'i yaitu karena metode ini dimulai dengan mengajarkan huruf atau penggalan kata pada permulaan, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan satu bagian lain. Metode ini dibagi dalam dua bentuk, yaitu: (a) at-tariqat al-hijriyah dan (b) at-tariqat as-shoutiyah
2. Metode kulli-tahlili, yaitu terdiri dari bagian-bagian yang menunjukan suatu arti dan disebut dengan tahlili jarena dalam mengajarkannya harus dirinci dan disebut satu persatu. Metode ini terbagi menjadi tiga macam, yaitu: (a) metode al-kalimat (kata), (b) metode al-jumuah (kalimat) dan (c) metode al-kishah dan nyanyian.
d) Keterampilan menulis (kitabah)
Kitabah (writing Skills) adlah salah satu aspek penting dalam keterampilan berbahasa arab disamping istima', kalam, dan qira'ah. Kitabah merupakan tadarruj yang terakhir dalam keterampilan berbahasa arab, setelah aspek-aspek yang lainnya. Oleh karena itu anak didik yang akan mempelajari kitabah mereka harus terlebih dahulu sudah menguasai bentuk dan suara bahasa arab.
Untuk dapat mempelajari kitabah dengan efektif dan efesien diperlukan system tertentu, adapaun sistem pengajaran kitabah adalah sebagai berikut:
1. Huruf arab dilihat dari karakteristiknya, yaitu sebagai berikut : (a) arah tulisan dari kanan ke kiri, (b) dinamika menulisnya dari atas kebawah, (c) posisi huruf terhadap baris, dan (d) komponen huruf itu sendiri.
2. Huruf arab dilihat dari tingkat kerumitannya, yaitu: (a) huruf tunggal dan huruf sambung, (b) huruf yang mempunyai lebih satu bentuk, dan (c) huruf yang banyak mengalami perubahan ketika tersambung dan tidak banyak mengalami perubahan ketika diawal, ditengah dan diakhir.
3. Memahami tanda baca (harakat), seperti: (a) Fathah, Kasroh, dhammah, sukun, tanwin, dan tidak tanwin, (b) memahami tanda panjang, dan (c) memahami penulisan alif-lam, dan sebagainya
e) Keterampilan tata bahaa (qawaid)
Penekanan yang harus diberi ketika melaksanakan pengajaran bahasa melalui kegiatan tata bahasa terlihat jelas dalam keterampilan, kecekatan dan kecepatan mengutarakan buah pikiran, serta ketepatan memilih kosalata dan kalimat dengan teratur dan terstruktur. Salah satu cara latihan yang dianggap efektif untuk dapat mencapai kemampuan secara sederhana adlah membahas kalimat-kalimat yang didalamnya terdapat tata bahasa-tata bahasa yang menarik untuk dikaji dan di ambil suatu kesimpulan (induktif).
Pada hakikatnya kemahiran grammar/tata bahasa merupakan kemahiran menggunakan struktur bahasa rumit. Dalam hal ini, kemahiran ini dikaitkan dengan kata-kata dan kalimat yang benar dan tepat. Jadi, kemahiran ini berkaitan dengan maslah buah pikiran atau pemikiran tentang apa yang harus dikatakan dengan tata bahasa yang benar dan tepat.
Selain itu kemahiran juga berkaitan dengan sikap kemampuan mengatakan apa yang telah dipikirkan dan dirasakan dengan bahasa yang benar dan tepat. Jadi, kemahiran berkaitan dengan kemampuan leksikal dengan gramatikal. Sistem pengajarannya dengan mengambil kesimpulan dari suatu kalimat atau inuktif dengan cara menghafalkan tata bahasanya serta menerapkannya dengan kalimat yang sempurna.
Demikianlah unsur-unsur atau komponen yang harus dikuasai oleh pengajar dan anak didik untuk dapat menguasai bahasa arab secara aktif. Untuk guru agar dapat tercapai tujuan proses belajar mengajar bahasa arab secara optimal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang memiliki pengaruh besar di dunia, baik dalam konteks keagamaan, budaya, maupun komunikasi global. Secara linguistik, bahasa Arab memiliki struktur yang kompleks dan kaya, dengan berbagai dialek dan gaya. Pengertian bahasa Arab tidak hanya terbatas pada aspek linguistik, tetapi juga meliputi fungsi sosial dan budaya yang mendalam, terutama dalam konteks agama Islam, di mana bahasa ini menjadi bahasa Al-Qur'an dan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Metode pembelajaran bahasa Arab bagi penutur non-Arab perlu dipilih secara tepat untuk mengatasi tantangan yang muncul dari kompleksitas gramatikalnya. Berbagai pendekatan, seperti pengajaran berbasis komunikasi, pembelajaran kontekstual, dan penggunaan teknologi, dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Penting bagi pengajar untuk mengenali karakteristik peserta didik dan menyesuaikan metode yang digunakan agar proses belajar mengajar menjadi lebih interaktif dan menyenangkan.
Secara keseluruhan, pemahaman yang mendalam tentang pengertian bahasa Arab dan pemilihan metode pembelajaran yang efektif dapat membantu meningkatkan kemampuan berbahasa Arab, sehingga peserta didik tidak hanya memahami bahasa tersebut secara pasif, tetapi juga dapat menggunakannya dalam komunikasi sehari-hari dan dalam konteks yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Gholayainy, Mustofa, Jami'ud-Durus al-arabiyah, (Beirut: al-Maktabah al-Ashriyah, 1987).
Ali al-Khualy, Muhammad, Asalib u Tadrisil-Lughhatul Arabiyah, (al- mamlakatu' Arabiyah as-Saudiyah, 1982)
B. Carroll, Jhon, The Study of Language, (A Survey of linguistics and Related Discipline in America, Cambridge Mass: Harvard University Press, 1994)
Bloch, Bernard and George Trager, outline of linguistic Analysis, (Baltimore, Md: Lingustic Society Of America, 1942) Dahlan, Juwairiyah, Metode Belajar Mengajar Bahasa arab, (Surabaya : al-ikhlas, 1992)
Izzan, Ahmad, Metode pembelajaran bahasa arab,(Bandung:: Humaniora, 2001)
Ma'ruf, Nayib Mahmud, Khoskhoisul arabiyah wa Tharaiq tadrisiha, (Libanon: Dar an-Nafais, tt)
Majid, Nurcholis, Islam Dokterin dan peradaban, (Jakarta :yayasan Wakaf Paramadina, 1992)
Muchtar, Aflatun, Qira'ah (Makalah disampaikan pada pelatihan Guru bahasa Arab kanwil depag. Provinsi Sumatera Selatan) 12 Agustus 2001.
Muchtar, Aflatun, Tadrisul Istima' (makalah disampaikan pada pelatihan guru bahasa arab kanwil depag. Provinsi su sumatera selatan) 12 agustus 2001.
Munir, pembelajaran kitabah dalam bahasa arab di madrasah tsanawiyah (makalah disampaikan pada pelatihan guru bahasa arab kanwil depag provinsi sumatera selatan) 12 agustus 2001.
Naquib al-Attas, Muhammad, Islam dalam sejarah dan kebudayaan melayu, (bandung: Mizan 1990)
Pei, Mario, The story of language, (New York: A Mentor book), 1960).
Tarigan, henry Guntur, pengajaran kompotensi bahasa (bandung :angkasa,1998)
Widdawson,, AG., Teaching Langguage as Communicattion, (London: Oxford university Press, 1978)
Yusuf, tayar dan Syaiful Anwar, Metodologi pengajaran Agama dan Bahasa arab, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1997) Zuhairini, et. Al, sejarah pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997).
https://almanhaj.or.id/3102-pentingnya-bahasa-arab.html
https://rumaysho.com/12720-7-alasan-harus-belajar-bahasa-arab.html
https://bimbinganislam.com/belajar-bahasa-arab-bisa-menambah-kecerdasan-pikiran/
Tahir, Gustia. “Peranan Bahasa Arab Dalam Pengembangan Peradaban Islam”. Jurnal Al-Hikmah Vol. XIII Nomor 1 (2012)
Pantu, Ayuba. “Pengaruh Bahasa Arab Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia”. Ulul Albab Volume 15 No. 1 (2014)
Nakosteen, Mehdi, Kontribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat, terjemahan, Surabaya: Risalah Gusti, 1996.