Rabu, 30 Oktober 2024

Hambatan-hambatan Dalam Manajemen Kelas

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kelas
Dosen Pengampu : Ustadz Aldila, M.Pd
Disusun oleh Kelompok 7 Prodi PAI :
1. Yusuf Ibnu Kahono, NIM.218620863.
2. Yusuf Sarkhan, NIM.21862046.
3. Febri Helmi, NIM.218620865.
4. Hadni, NIM.21862092.
5. Muhammad Miftahuddin, NIM.228620096.
6. Nanda Fajar Aprilianto, NIM.228620102.
7. Robbi Nursalim, NIM.228620122.
8. Muhammad Adriel Febrian, NIM.228620093.
9. Rizwan Iskandar Putra, NIM.218620871.
10. Farhan Maulana Al-atsari, NIM.228620070.
11. Bagus Musonif Fachrudin, NIM.228620059.

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم , إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Alhamdulillah, Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hambatan-Hambatan Dalam Manajemen Kelas”.

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kelas. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Aldila, M.Pd. selaku dosen bidang studi “Manajemen Kelas” yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan bimbingan perbaikan makalah.

Bumi Allah, 27 April 2024

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan Penulisan.
BAB II PEMBAHASAN.
A. Pengertian Manajemen Kelas.
B. Masalah Manajemen Kelas.
C. Masalah Penataan Ruang Kelas.
D. Mengidentifikasi Masalah-Masalah Manajemen Kelas.
E. Penyebab Timbulnya Masalah Dalam Manajemen Kelas.
F. Teknik Penanggulanagan Masalah Anak Dalam Manajemen Kelas.
BAB III PENUTUP.
A. Kesimpulan.
B. Saran.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pentingnya manajemen kelas sebagai upaya mengatasi permasalahan siswa dan memecahkan segala permasalahannya yang menjadikan kendala dalam proses pembelajaran sekaligus membangun situasi kelas yang kondusif secara terus menerus, dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan suasana kelas yang menunjang proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Tugas guru dalam manajemen kelas adalah menciptakan, memperbaiki dan memelihara situasi kelas yang kondusif.

Situasi kelas yang kondusif itulah yang mendukung siswa untuk mengembangkan dan memelihara stabilitas kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya dalam rangka menjalankan tugas-tugas pembelajaran. Manajemen kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didik sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Ketika kelas terganggu, guru berusaha mengembalikannya agar tidak menjadi penghalang bagi kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan pernyataan diatas, peneliti tertarik untuk membahas mengenai "Hambatan-hambatan Manajemen Dalam Kelas" yang bertujuan untuk mengetahui tentang masalah manajemen kelas, mengklasifikasikan masalah-masalah manajemen kelas, penyebab timbulnya masalah dalam manajemen

kelas, dan Solusi menangani masalah dalam manajemen kelas.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja hambatan-hambatan dalam manajemen kelas?
2. Bagaimana mengklasifikasikan masalah-masalah dalam manajemen kelas?
3. Kenapa bisa timbul masalah-masalah dalam manajemen kelas?
4. Bagaimana Solusi menghadapi masalah-masalah dalam manajemen kelas?

C. TUJUAN

1. Mengetahui hambatan-hambatan dalam manajemen kelas.
2. Dapat mengklasifikasikan masalah-masalah dalam manajemen kelas.
3. Mengetahui penyebab timbulnya masalah-masalah dalam manajemen kelas.
4. Memberikan Solusi menangani masalah-masalah dalam manajemen kelas.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN KELAS

Menurut Malayu S.P. Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam manajemen, terdapat dua sistem, yaitu sistem organisasi dan sistem administrasi.[1]
[1] U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2012) Hal.

Usep Suryana mengartikan manajemen yaitu: sebagai suatu ilmu menekankan perhatian pada keterampilan dan kemampuan manajerial yang diklasifikasikan menjadi kemampuan/keterampilan teknikal, manusiawi dan konseptual; Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah yang sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen; Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style) seseorang dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan.[2]
[2] Asep Suryana, Bahan Belajar Mandiri Manajemen Kelas (Jakarta: Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia, 2006, Hal.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas adalah segala usaha atau tindakan guru yang diarahkan untuk mewujudkan suasana atau lingkungan belajar mengajar yang kondusif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik.

B. MASALAH MANAJEMEN KELAS

Dalam proses belajar mengajar terdapat dua kegiatan pokok yaitu kegiatan pengajaran dan manajemen kelas. Kegiatan pengajaran merupakan semua kegiatan yang secara langsung ditujukan untuk mencapai tujuan pengajaran. Sedangkan manajemen kelas merujuk pada kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar. Aslamiyah,[3]
[3] Diana Ayu Pratiwi, dan AKhmad Riandy Agusta, Manajemen Kelas, ed. oleh Ahmad Suriansyah (Depok: Rajawali Press, 2021, Hal.

Kegiatan manajemen kelas adalah hal wajib yang dilakukan oleh guru dengan menyesuaikan kondisi lingkungan suatu kelas dan karakteristik muridnya. Dalam melakukan manajemen kelas tentu terdapat masalah- masalah yang akan meliputinya. Berikut adalah beberapa masalah manajemen kelas:

1. Masalah Peserta Didik

Ada beberapa masalah manajemen kelas yang berpacu pada masalah peserta didik, diantaranya:

a. Kurangnya kesatuan, misalnya ada kelompok-kelompok, grup-grup, dan pertentangan jenis kelamin yang menyebabkan perpecahan dalam suatu kelas. Selain itu, permasalahan ini juga mempengaruhi afektif siswa untuk saling bergotong royong dan saling menyayangi sesama dikarenakan adanya kelompok-kelompok tersebut. Pada permasalahan seperti ini akan sulit bagi guru untuk memberlakukan sistem diskusi atau kerja kelompok.

b. Tidak ada standar perilaku dalam kerja kelompok, contohnya ribut, mengobrol, berjalan kesana-kemari dan menolak untuk bekerja sama dengan guru. Permasalahan ini disebut dengan masalah penyebaran. Pelanggaran yang terjadi berulang kali dapat menyebabkan sistem manajemen dan pembelajaran kelas menjadi rusak dan mengganggu jalannya kegiatan kelas. Hal ini menimbulkan rasa frustasi guru dan dapat meimbulkan perubahan iklim ruang kelas menjadi buruk.

c. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, contohnys bermusuhan, mengucilkan, dan merendahkan kelompok yang belum pandai. Hal tersebut memicu perkelahian antar siswa, dan jika perkelahian terjadi maka siswa tidak bisa memfokuskan diri untuk belajar.

d. Kelas mentolerasi kekeliruan-kekeliruan temannya seperti menerima dan mendorong perilaku anak didik yang keliru. Dengan adanya kesalahan yang ditoleransi oleh kelas maka akan memberikan lampu hijau untuk melakukan kekeliruan tersebut lagi. Dan ketika siswa lain melihat kekeliruan tersebut terjadi maka ada kemungkinan mereka akan meniru.

e. Mudah mereaksi ke hal-hal negatif, misalnya dengan datangnya pemonitor maka keadaan iklim kelas akan berubah. Siswa memberikan reaksi yang buruk kepada hal-hal baru dan merasa terganggu akan hal tersebut. Mereka mempunyai cara berfikir yang tidak ingin membuka dan mengambil sisi positif suatu hal.

f. Moral rendah, moral rendah adalah perilaku buruk yang harus diperbaiki. Hal ini dikarenakan dengan adaya moral rendh maka akan membuat sisw yang memiliki kekuarangan kemampuan akan merasa minder dan terasingkan, bahkan dapat membuat siswa tersebut tidak ingin masuk ke sekolah lagi.

g. Ketidakmampuan adaptasi dengan lingkungan yang berubah, contohnya seperti tugas tambahan, anggota kelas yang baru dan situasi lainnya yang baru. Ketidakmampuan adaptasi dengan lingkungan baru memiliki arti bahwa ia tidak mau berada dan melakukan suatu kegiatan di linkungan baru. Hal ini dapat menimbulkan keterhambatan dalam pembelajaran.[4]
[4] Aslamiyah, Diana Ayu Pratiwi, dan AKhmad Riandy Agusta. Manajemen Kelas. Disunting oleh Ahmad Suriansyah. Depok: Rajawali Press, 2021, Hal.23

C. MASALAH PENATAAN RUANG KELAS

Masalah penataan ruang kelas dapat mempengaruhi manajemen kelas. Berikut masalah yang sering terjadi dan perlu diperhatikan ketika mengelola penataan ruang kelas:[5]
[5] Ibid, Hal 25

a. Pengaturan tempat duduk yang tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

b. Pengaturan cahaya yang tidak memenuhi standar luminasi. Hal ini dapat menyebabkan rasa kantuk dan bosan.

c. Penempatan papan tulis dan proyektor tidak sesuai.

d. Penempatan hambar dan warna dinding yang tidak sesuai

e. Lantai ruangan kelas yang tidak besih

f. Penempatan lemari yang tidak sesuai.

D. MENGIDENTIFIKASI MASALAH-MASALAH MANAJEMEN KELAS

Dalam mengidentifikasi masalah manajemen kelas harus dilakukan oleh guru dengan baik dan tepat. Namun masih ada guru yang kurang mamu dalam membedakan masalah pengajaran dan masalah manajemen. Masalah pengajaran diatasi dengan cara pengajaran, sedangkan masalah manajemen diatasi dengan cara manajemen kelas. Berikut adalah hambatan yang datag dari berbagai wewenang dalam menangani suatu manajemen sesuai dengan wewenangnya:

1. Masalah Yang Ada Dalam Wewenang Guru

Guru sebagai pengelola proses belajar mengajar dituntuk untuk dapat menciptakan, memperhatikan, mengembalikan iklim belajar kepada kondisi belajar mengajar yang terdapat gangguan. Kegiatan yang dapat dilakukan seperti mengatur tempat duduk peserta didik disesuaikan dengan format belajar, menegur dan mendamaikan peserta didik yang bertengkar saat jam pelajaran berlangsung, dan sebagainya.

2. Masalah Yang Ada Dalam Wewenang Sekolah

Beberapa masalah manajemen berada di lingkup wewenang yang dalam mengatasinya berada diluar jangkauan guru. Masalah tersebut harus diatasi oleh sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan. Masalah tersebut seperti pembagian ruangan yang adil untuk setiap tingkat, peneguran peserta didik yang selalu terlambat pada upacara bendera, pemberian peringatan keras kepada peserta didik yang merokok atau melakukan kegaiatan negatif lainnya.

3. Masalah Yang Ada Diluar Kekuasaan Guru Dan Sekolah

Dalam hal ini, mengatasi masalah manajemen diluar jangkauan sekolah dan guru, maka yang terlibat adalah orang tua, lembaga yang ada di dalam masyarakat, atau lembaga pemerintahan setempat. Contoh perilaku bermasalah dalam hal ini yaitu bergerombol dijalan dan membuat keributan, mengendarai kendaran dijalan umum. dengan kecepatan diatas rata-rata sehingga membahayakan pemaka jalan lainnya, menonton film diluar batas umur yang sudah ditentukan, pencurian, pemerasan, dan sebagainya.

Masalah tersebut berada diluar jangkauan guru dan sekolah untuk mengatasinya, walaupun sampai batas-batas tertentu usaha pencegahan dan penyembuhan selalu dilakukan baik oleh guru maupun sekolah.[6]
[6] Aslamiyah, Diana Ayu Pratiwi, dan AKhmad Riandy Agusta. Manajemen Kelas. Disunting oleh Ahmad Suriansyah. Depok: Rajawali Press, 2021, Hal. 32

Dalam menangani masalah-masalah manajemen kelas dengan tepat, guru harus mampu:

1. Mengenali secara tepar berbagai jenis masalah manajemen kelas baik yang bersifat perorangan maupun kelompok

2. Memahami pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok untuk suatu jenis masalah

3. Memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memcahkan masalah.[7]
[7] Nurasma dan Zaiyasni. MANAJEMEN KELAS (Teori dan Praktek Dalam Pembelajaran). Padang: Universitas Negeri Padang, 2017. Hal. 11

E. PENYEBAB TIMBULNYA MASALAH DALAM MANAJEMEN KELAS

Berikut adalah beberapa faktor penyebab timbulnya masalah dalam manajemen kelas:

1. Pengelompokan siswa berdasarkan kriteria tertentu

2. Karakteristik individual siswa

3. Kelompok pandai merasa terhalangi terhadap kelambanan teman- temannya yang memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah

4. Adanya keharusan bagi siswa untuk tenang dan bekerja selama pelajaran sehingga dapat menimbulkan ketegangan dan kecemasan.

5. Adanya organisasi kurikulum tentang team teaching.

Adapun faktor lain yang menyebabkan timbulnya masalah dalam manajemen kelas, diantaranya:

1. Faktor Guru

a. Tipe kepemimpinan guru yang otoriter dan kurang demokratis sehingga menumbuhkan sikap agresif atau pasif dari peserta didik.

b. Format pembelajaran yang monoton dan tidak bervariasi menyebabkan peserta didik bosan, kecewa, frustasi.

c. Kepribadian guru.

d. Terbatasnya kesempatan guru untuk memahami tingkah laku dan latar belakangnya.

e. Terbatasnya pengetahuan dan ilmu guru tentang masalah manajemen kelas.

f. Kurangnya kedekatan guru dengan peserta didik di kelas.

2. Faktor Siswa

a. Kurang sadarnya siswa dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota kelas dapat menjadi faktor utama penyebab masalah manajemen kelas.

3. Faktor Keluarga

a. Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga, seperti tidak patuh pada disiplin, tidak tertib, kebebasan ataupun dikekang berlebihan menyebabkan siswa melanggar disiplin di kelas.

4. Faktor Fasilitas

a. Ruang kelas yang kecil dibandingkan dengan jumlah siswa dan kebutuhan siswa untuk bergerak dalam kelas menjadi sala satu penyebab timbulnya masalah manajemen kelas.

F. TEKNIK PENANGGULANAGAN MASALAH ANAK DALAM MANAJEMEN KELAS

Penanggulangan masalah anak dalam manajemen kelas tidak semuanya dapat diselesaikan oleh guru, walaupun yang mengetahui tentang kondisi anak didalam kelas adalah guru. Dalam hal ini ada batasan kewenangan guru karena tidak semua tindakan untuk penanggulangan masalah anak ddalam manajemen kelas dibawah kewenangannya.[8]
[8] Nurasma dan Zaiyasni. MANAJEMEN KELAS (Teori dan Praktek Dalam Pembelajaran). Padang: Universitas Negeri Padang, 2017. Hal. 113

Terdapat 2 teknik dalam manajemen kelas, yaitu:

1. Teknik Preventif

Teknik preventif adalah teknik untuk mencegah tmbulnya tingkah laku anak yang dapat mengganggu pembelajaran. Penerapan teknik ini dilakukan guru dengan maksud tersedianya suatu kondisi yang nyaman dan aman bagi anak untuk beraktivitas dalam kelas.

Sikap dan tindakan guru yang preventif, diantaranya:

a. Sikap Terbuka

Dengan menciptakan keterbukaan, anak-anaka merasa bebas dan leluasa untuk mengemukakan pendapatnya serta penuh keyakinan bahwa guru akan selalu mendengarkan dan memperhatikan pendapatnya.

b. Sikap Menerima dan Menghargai Siswa Sebagai Manusia

Sikap menerima apa adaya merupakan pernyataan sayang, merasa diterima. Anak tidak akan merasa rendah diri dan malu karena guru memperlakukannya dengan cara yang baik dan tidak membeda- bedakan.

c. Sikap Empati

Dalam sikap ini, guru memandang anak dari sudut pandangan siswa. Sikap empati mencegah adanya rasa malu dan takut pada anak, dan dapat membangun keberanian anak.

d. Sikap Demokratis

Sikap demokratis ditujukan guru sebagai teknik pencegahan. Dalam pembinaan suasana demokratis hendaknya dilihatkan dari sikap guru yang berusaha menempatkan perannya sebagai pengarah, dan pembimbing dalam proses pembelajaran.

e. Mengarahkan Anak Pada Tujuan Kelompok

Mengarahkan anak pada tujuan kelas, khususnya tujuan pengajaran. Guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang realistis serta mengkomunikasikan pada anak secara jelas.

f. Menghasilkan Aturan Kelompok Yang Disepakati Bersama

Guru membuat aturan secara bersama dengan anak yang dapat mengikat anak menjadi kelompok yang padu di dalam kelas.

g. Memperjelas Komunikasi

Guru diharapkan dapat memperjelas kounikasi yang dilakukan anak, karena tidak semua anak dapat berkomunikasi dengan baik. Guru dapat mengulangi apa yang diucapkan anak dengan maksud mempertegas maksud anak.

h. Menunjukkan Kehadiran

Menunjukkan kehadiran dilakukan guru sebagai teknik pencegahan perilaku anak yang tidak diinginkan. Dalam hak ini guru menunjukkan dan memandang anak secara seksama sehingga mengundang dan melibatkan anak dalam kontak pandang serta interaksi antar pribadi. Contohnya: Mengangkat bahu, menggelengkan kepala, mengerutkan dahi, dan memberikan komentar-komentar terhadap perilaku-perilaku anak atau kejadian- kejadian yang diamatinya didalam kelas.[9]
[9] Nurasma dan Zaiyasni. MANAJEMEN KELAS (Teori dan Praktek Dalam Pembelajaran). Padang: Universitas Negeri Padang, 2017. Hal. 113

2. Teknik Kuratif

Teknik kuratif adalah teknik untuk menanggulangi perilaku anak yang mengganggu kegiatan belajar. Dalam teknik ini, tindakan penanggulangan yang dilakukan guru bisa terjadi gangguan serta tindakan penyembuhan terhadap perilaku anak yang menyimpang terlanjur terjadi agar penyimpanan tersebut tidak berulang-ulang. Rangkaian kegiatan dalam teknik ini dilakukan guru dengan maksud untuk menyediakan kondisi yang optimal bagi proses pembelajaran anak di kelas sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.[10]
[10] Ibid. Hal. 114

Dalam teknik kuratif, guru dapat melakukan beberapa hal, diantaranya:

a. Penguatan Negatif

Guru yang melakukan penguatan negatif berusaha untuk mengurangi atau menghilangkan suatu stimulus yang tidak menyenangkan, hal ini agar anak terdorong kembali untuk berperilaku yang sama sebgai akibat dari pengurangan atau penghilagan stimulasi tersebut.

b. Penghapusan

Kegiatan ini merupakan kebalikan dari penguatan positif. Dalam penguatan positif tingkah laku anak dipertahankan sedangkan dalam penghapusan, tingkah laku anak dikurangi atau dihilangkan.

c. Penghukuman

Pemberian hukuman secara bijaksana terhadap hal-hal tertentu secara terbatas dapat menimbulkan akibat yang baik secara tepat, tetapi guru dengan hati-hati mencatat akibat-akibat dari pemberian hukuman tersebut.

d. Pembicaraan Situasi Pelanggaran Dan Bukan Pelaku Pelanggaran

Tindakan ini dilakukan dalam penanggulangan masalah anak dengan membicarakan situasi pelanggaran bukan pelaku pelanggaran. Guru dalam menghadapi masalah perilaku anak tidak bersikap marah atau menyalahkan anak, akan tetapi memelihara situasi yang telah diciptakan.

e. Pemasabodohan Terhadap Pelanggaran Anak

Guru dapat pula bersikap masa bodoh terhadap pelanggaran yang dilakukan anak yang berperilaku menguasai, kemudian memberikan respon positif jika anak berperilaku positif. Bersikap masa bodoh dalam hal ini bertujuan agar tidak membedakan respon dari perilaku anak yang ingin menguasai.

f. Pemberian Tugas Yang Memerlukan Keberanian (Bagi Anak Yang Menunjukkan Tingkah Laku Menguasai)

g. Pemberian Tugas Yang Menuntut Kekuatan Fisik (Bagi Anak Yang Menunjukknan Tingkah Laku Menguasai)

Hal ini dilakukan agar anak yang berperilaku menguasai merasa dipandang dan dihargai karena kekuatan dan keberaniannya, sehingga anak akan merasa puas dan tidak mencari perhatian lain yang bisa mengganggu proses pembelajaran.

h. Penghilangan Respon, Ekspresi Wajah Tetap Wajar (Bagi Anak Yang Menunjukkan Tingkah Laku Balas Dendam)

Dalam hal ini guru tidak menghiraukan perilaku anak, begitu juga teman-temannya. Guru diharapkan dapat meminta kepada anak- anak lain untuk tidak menghiraukan perilaku anak tersebut. Sehingga anak akan merasa bahwa guru maupun temannya bukanlah sasaran balas dendam, dan anak akan mencari sasaran lain diluar kelas.

i. Penyalahan Anak Secara Tidak Langsung Dan Menunjukkan Segi-Segi Keberhasilan (Bagi Anak Yang Menunjukkan Tingkah Laku Ketidak Mampuan)

Dalam hal ini guru harus menyadari bahwa anak mempunyai potensi. Anak membutuhkan dorongan dan kesempatan untuk mewujudkan kemampuannya. Oleh karenanya guru sebaiknya tidak menyalahkan anak secara langsung jika anak berbuat salah.

j. Peningkatan Partisipasi Anak Dalam Beraktivitas

k. Meratakan Partisipasi Anak

Dalam hal ini guru menyadari bahwa dalam kegiatan pembelajaran dapat saja ditemui anak yang kurang berpatisipasi, dan pada sisi lain ada pula anak dengan segala kemampuannya aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Dalam menghadapi ini, guru perlu memberikan dorongan kepada anak yang kurang berpartisipasi, sebaliknya bagi anak yang terlalu aktif berpartisipasi guru perlu membatasinya dengan cara tidak meematikan motivasi anak untuk berpartisipasi aktif.

l. Pengurangan Ketegangan

Mengurangi ketegangan adalah tindakan penanggulangan masalah anak yang disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan dalam kelompok yang dapat melahirkan ketegangan dalam kelas. Guru diharapkan dapat menurunkan ketegangan bahkan menghilangkan ketegangan tersebut.

m. Menyelesaikan Pertentangan Antar Pribadi Atau Antar Kelompok

Guru diharapkan dapat mengamati secara seksama kondisi hubungan antara anak dan berusaha mengatasi pertentangan- pertentangan yang ditemukan.[11]
[11] Nurasma dan Zaiyasni. MANAJEMEN KELAS (Teori dan Praktek Dalam Pembelajaran). Padang: Universitas Negeri Padang, 2017. Hal. 118

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Manajemen kelas adalah upaya guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung motivasi belajar siswa. Dalam penerapannya terdapat hambatan-hambatan yang dapat mengurangi efektifitas dalam pembelajaran. Masalah atau hambatan dapat berkaitan dengan beberapa hal. Pertama, peserta didik, seperti kurangnya kesatuan, perilaku negatif, dan ketidakmampuan adaptasi, yang dapat memengaruhi suasana kelas. dan membuat sulit bagi guru untuk mengelola proses pembelajaran dengan baik. Kedua, penataan ruang kelas yang tidak tepat, termasuk pengaturan tempat duduk, pencahayaan yang buruk, dan tata letak ruangan yang tidak sesuai, juga dapat memengaruhi efektivitas manajemen kelas.

Selain itu, faktor dari guru, seperti gaya kepemimpinan yang otoriter, kurangnya variasi dalam metode pengajaran, serta keterbatasan pengetahuan tentang manajemen kelas, dapat menimbulkan kebosanan, frustrasi, atau sikap pasif siswa. Faktor siswa juga memainkan peran penting, terutama jika mereka kurang sadar akan tanggung jawab dan hak mereka sebagai anggota kelas. Faktor keluarga, seperti kebiasaan buruk di rumah, juga bisa membawa dampak negatif terhadap disiplin siswa di sekolah.

Terakhir, faktor fasilitas, seperti ruang kelas yang terlalu kecil dan kurangnya sarana pendukung, menjadi hambatan fisik yang dapat menghambat fleksibilitas siswa dalam beraktivitas. Semua faktor ini berkontribusi pada tantangan yang dihadapi guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan.

Dalam penyelesaiannya Guru harus mampu membedakan antara masalah pengajaran dan manajemen, dengan tanggung jawab tertentu berada pada guru, sekolah, atau orang tua. Yaitu dengan memahami metode atau cara yang dapat digunakan. Seperti pemnggunaan teknik preventif, yang bertujuan mencegah masalah, dan teknik kuratif, yang menangani perilaku siswa yang sudah bermasalah. Hal ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang optimal dan penanganan masalah yang tepat dalam manajemen kelas.

B. SARAN

Berdasarkan pembahasan hambatan-hambatan dalam manajemen kelas, dapat dikemukakan beberapa saran untuk membantu guru dan pemangku kepentingan dalam menghadapi permasalahan yang muncul di lingkungan pembelajaran.

Guru perlu terus mengembangkan kemampuan manajemen kelasnya melalui pelatihan-pelatihan khusus dan peningkatan wawasan terkait pendekatan yang efektif dalam menangani masalah peserta didik.

Sekolah perlu memperhatikan penataan ruang kelas yang mendukung proses pembelajaran, seperti pengaturan tempat duduk yang sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan, pencahayaan yang cukup, dan tata letak yang memudahkan interaksi antara siswa dan guru.

Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga diperlukan pendekatan yang personal dalam menangani masalah manajemen kelas. Guru perlu lebih peka dalam memahami kebutuhan individu siswa, baik dari segi akademik maupun psikologis, sehingga dapat mengatasi masalah seperti kesulitan adaptasi dan perilaku negatif dengan lebih efektif.

Kolaborasi dengan orang tua dan lingkungan sekolah Kolaborasi yang baik antara sekolah, guru, dan orang tua sangat penting untuk pengelolaan kelas yang efektif. Orang tua juga harus dilibatkan jika menyangkut masalah perilaku siswa, terutama jika berkaitan dengan kebiasaan yang didapat di lingkungan rumah. Selain itu, sekolah harus menyediakan peralatan dan dukungan yang sesuai bagi guru agar mereka dapat menjalankan peran kepemimpinannya dengan baik.

Pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan kelas Teknologi dapat digunakan untuk mendukung pengelolaan kelas yang lebih terstruktur, misalnya melalui penggunaan perangkat lunak untuk memantau kemajuan siswa dan penggunaan media pembelajaran interaktif untuk meningkatkan partisipasi siswa.

Diharapkan dengan melaksanakan saran-saran di atas, kendala pengelolaan kelas dapat diminimalkan, proses pembelajaran menjadi lebih efektif, dan suasana kelas menjadi lebih kondusif bagi pertumbuhan siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Aslamiyah, Diana Ayu Pratiwi, dan AKhmad Riandy Agusta. Manajemen Kelas. Disunting oleh Ahmad Suriansyah. Depok: Rajawali Press, 2021.

Mahmudah, Mahmudah. “Manajemen Kelas: Upaya Mengukur Keberhasilan Proses Pembelajaran.” Jurnal Kependidikan 6, no. 1 (25 Mei 2018): 53–70. https://doi.org/10.24090/jk.v6i1.1696.

Nurasma dan Zaiyasni. MANAJEMEN KELAS (Teori dan Praktek Dalam Pembelajaran). Padang: Universitas Negeri Padang, 2017.