Jumat, 25 Oktober 2024

Manajemen Kelas untuk Pembelajaran Menyenangkan dan Iklim Belajar

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kelas
Dosen Pengampu : Ustadz Aldila, M.Pd
Oleh Kelompok 5 Prodi PAI :
1. Puteri Agatha Mahardika, NIM. 21862067
2. Nindy Kurnianingrum, NIM. 228620143
3. Nurhidayati Putri, NIM : 228620105
4. Lutfi Andaristin, NIM. 218620125
5. Irma Suryani, NIM. 228620082
6. Nadiya Zulfa, NIM. 228620100
7. Riana Mutiara Sari, NIM. 228620115
8. Silmi Aulia Rahmadina, NIM. 228620128
9. Laila Shofiyatus Shidiq, NIM. 228620087
10. Nurul Fadilah, NIM. 228620106
11. Sri Ayu Indah Lestari, NIM. 228620129
12. Edliyahnurvita, NIM. 228620065
13. Ulfiyah Wina Rachman, NIM. 228620137
14. Hanif Alif Pitriani, NIM. 228620075

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Segala puja dan puji syukur kami curahkan kehadirat Allah ‘azza wa jalla yang dengan kelemah lembutannya telah memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam beserta para keluarga,dan sahabat-sahabatnya yang telah memberikan suri tauladan yang baik dan berjuang demi agama Islam, yaitu satu satunya agama yang diridhai oleh Allah ‘azza wa jalla serta kepada kita seluruh umatnya yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan ajaran dan sunnah-sunnahnya hingga akhir zaman. Amma ba’du.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah ‘azza wa jalla atas segala limpahan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen kelas yang diampu oleh Ustadz. Aldila, M.Pd.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam hal pengetahuan dan pemahaman kami. Untuk itu, kami berharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar kedepannya kami dapat menjadi lebih baik lagi. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi referensi yang berguna bagi pembaca. Kami mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini. Semoga Allah ‘azza wa jalla memberikan balasan kebaikan yang berlimpah Aaamin Allahuma Aamin.

Rabu, 16 Oktober 2024

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
I.1. Latar belakang.
I.2. Rumusan Masalah.
I.3. Manfaat Penelitian.
BAB II PEMBAHASAN MATERI.
II.1. Pengertian Iklim Belajar Siswa.
II.2. Urgensi Membangun Iklim Belajar.
II.3. Faktor Yang Mempengaruhi Iklim Belajar.
II.4. Dampak Dari Penciptaan Iklim Yang Menyenangkan.
II.5. Strategi Guru Menumbuhkan Iklim Yang Menyenangkan.
BAB III PENUTUP.
III.1. Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Pembelajaran yang efektif tidak hanya ditentukan oleh kualitas materi ajar atau kompetensi guru saja, tetapi juga oleh manajemen kelas yang baik. Dalam konteks pendidikan modern, manajemen kelas memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, baik dari segi kenyamanan, disiplin, maupun iklim belajar yang menyenangkan. Manajemen kelas yang baik akan mempengaruhi motivasi belajar siswa, interaksi antar siswa, serta pencapaian hasil belajar yang optimal.

Dalam praktiknya, pembelajaran yang menyenangkan tidak hanya mendorong siswa untuk lebih aktif dan kreatif, tetapi juga menciptakan rasa nyaman yang meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses belajar. Iklim kelas yang positif dan kondusif akan membentuk sikap dan perilaku siswa yang lebih baik, di mana mereka merasa dihargai, bebas dari rasa takut, dan lebih percaya diri dalam mengekspresikan ide-ide mereka. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga perkembangan afektif dan sosial siswa.

Manajemen kelas yang efektif melibatkan berbagai strategi, mulai dari penataan ruang kelas, pengelolaan waktu, pengaturan kegiatan pembelajaran, hingga penegakan aturan dan disiplin. Guru sebagai pengelola kelas harus mampu menciptakan keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan kontrol, sehingga setiap siswa dapat berkembang dengan optimal dalam lingkungan yang menyenangkan dan mendukung.

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak kelas yang belum mampu menciptakan iklim belajar yang kondusif. Beberapa guru mungkin masih kesulitan dalam menangani perbedaan karakter siswa, mengelola dinamika kelas, atau membangun suasana yang menyenangkan tanpa mengurangi aspek disiplin.

Oleh karena itu, penting untuk mengkaji lebih lanjut bagaimana strategi manajemen kelas yang efektif dapat diterapkan guna menciptakan pembelajaran yang menyenangkan serta membangun iklim belajar yang mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh.

Makalah ini akan membahas berbagai pendekatan dalam manajemen kelas yang mampu menciptakan suasana pembelajaran yang positif dan menyenangkan, serta memberikan panduan praktis bagi guru untuk menciptakan iklim belajar yang mendukung keberhasilan pendidikan.

I.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara menerapkan manajemen kelas yang efektif untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan kondusif ?

2. Bagaimana urgensi membangun iklim belajar yang menyenangkan dan kondusif?

3. Apa saja strategi yang dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan iklim yang kondusif ?

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan manajemen kelas dalam menciptakan iklim belajar yang positif ?

5. Bagaimana pengaruh manajemen kelas terhadap motivasi belajar siswa ?

I.3 MANFAAT PENELITIAN

1. Mengetahui bagaimana cara membentuk ruang lingkup pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa di kelas.

2. Mengetahui dan memahami urgensi membangun iklim belajar.

3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi iklim belajar.

4. M engetahui apa saja dampak dari penciptaan iklim yang kondusif.

5. Mengetahui dan mengerti seperti apa strategi guru dalam menumbuhkan ruang lingkup belajar yang menyenangkan dan iklim yang kondusif.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Iklim Belajar Siswa

Menurut Oskar Gandra Irawan iklim belajar siswa adalah suasana dan kondisi kelas dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran. Iklim belajar merupakan suasana yang ditandai oleh adanya pola interaksi atau komunikasi antara guru-siswa, siswa-guru dan siswa-siswa. Tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan belajar agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi siswa. Keberhasilan seorang guru didalam kelas bukan hanya sekedar tercapainya suatu tujuan belajar, akan tetapi keberhasilan guru juga ditentukan sejauhmana mereka mengembangkan kecakapan siswanya. Selain itu juga guru harus mampu mengembangkan kreatifitas para siswa melalui kecakapannya untuk memotivasi dengan iklim belajar yang kondusif.[1]
[1]. Oskar Gandra Irawan, Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif Terhadap Hasil Belajar tersedia di http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/5819.

Menurut Zulfia Trinova iklim belajar siswa adalah sebuah konsep dalam banyak teori pembelajaran. Iklim ini sangatlah dikaitkan dengan dorongan, perhatian, kecemasan, dan umpan balik/penguatan. Adanya dorongan dalam diri siswa untuk belajar bukan hanya tumbuh dari dirinya secara langsung, tetapi bisa saja karena rangsangan dar luar misalnya berupa stimulus model pembelajaran yang menarik memungkinkan respon yang baik dari diri siswa yang akan belajar. Respon yang baik tersebut, akan berubah menjadi sebuah motivasi yang tumbuh dalam dirinya sehingga siswa merasa terdorong dalam mengikuti proses pembelajaran dengan penuh perhatian dan antusias.[2]
[2]. Ulvia Trinova, Op.Cit. hal. 214

Menurut Carolyn M. Evertson dan Edmund T. Emmer iklim belajar siswa adalah interaksi positif antara guru dan siswa dan di antara sesama siswa. Sebuah lingkungan positif mendorong para siswa menjadi begitu bersemangat mengenai pengalaman sekolah dan mengenai pembelajaran.[3]
[3]. Carolyn M. Evertson dan Edmund T. Emmer. Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana Media Group, 2011) hal. 81.

Menurut Supardi iklim belajar siswa adalah ikim yang baik akan tercipta apabila seorang guru mendorong dan memberikan motivasi positif, mengikutsertakan siswa dalam penyusunan tujuan dan membangkitkan rasa tanggung jawab sehingga akan menciptakan produktivitas dan efektifitas dalam belajar. Iklim belajar ini juga merupakan suasana yang dirasakan oleh guru dan siswa yang akan membuat rasa nyaman, tidak merasa tertekan dan memberikan perhatian kepada kemajuan siswa yang akan membuat siswa belajar dengan sungguh-sungguh.[4]
[4]. Supardi, Sekolah Efektif (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada, 2013)hal. 229

Berdasarkan pendapat diatas, maka penciptaan iklim belajar siswa yang kondusif merupakan suasana yang sangat mendukung untuk terlaksananya proses belajar mengajar yang baik, sehingga memunculkan sikap belajar yang baik pula pada diri siswa. Keras atau tidaknya usaha belajar siswa bergantung pada besar tidaknya penciptaan iklim belajar yang kondusif. Untuk itu, penciptaan iklim belajar haruslah kondusif karena penciptaan iklim belajar bertujuan agar siswa menjadi sadar dan siswa harus mencapai tujuan pembelajarannya.[5]
[5]. UIN Suska, Pengertian Iklim Belajar Siswa (Riau), hal. 9 – 11.

II.2. Urgensi Membangun Iklim Belajar

Urgensi membangun iklim belajar ialah pondasi untuk masa depan yang cerah. Iklim belajar merupakan suasana atau kondisi yang mendukung terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan bermakna. Ini bukan sekadar tentang ruangan fisik atau fasilitas, melainkan juga tentang interaksi sosial, psikologis, dan kultural yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Mengapa membangun iklim belajar sangat penting?

1. Meningkatkan motivasi belajar

Ketika siswa merasa nyaman, tertantang, dan dihargai dalam lingkungan belajar, motivasi mereka untuk belajar akan meningkat secara signifikan.

2. Memperdalam pemahaman

Dalam iklim belajar yang kondusif, siswa lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan, dan berdiskusi. Hal ini membantu mereka memahami materi dengan lebih baik.

3. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis

Iklim belajar yang mendorong siswa untuk berpikir secara mandiri dan kritis akan membantu mereka mengembangkan keterampilan yang sangat dibutuhkan di masa depan.

4. Membentuk karakter

Iklim belajar yang positif dapat membentuk karakter siswa menjadi lebih disiplin, bertanggung jawab, dan mandiri.

5. Meningkatkan prestasi belajar

Semua faktor di atas pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan prestasi belajar siswa.

Adapun komponen penting dalam membangun iklim belajar ialah adanya:

1. Guru yang inspiratif

Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa. Kehadiran guru yang berdedikasi dan inspiratif sangat penting dalam menciptakan iklim belajar yang positif.

2. Interaksi yang positif

Hubungan yang baik antara guru dan siswa, serta antar siswa, sangat penting untuk menciptakan suasana yang nyaman dan mendukung.

3. Lingkungan fisik yang kondusif

Ruangan belajar yang bersih, tertata rapi, dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai akan membuat siswa merasa nyaman dan fokus dalam belajar.

4. Kurikulum yang relevan

Kurikulum yang relevan dengan kebutuhan siswa dan perkembangan zaman akan membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar.

5. Metode pembelajaran yang variatif

Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi akan membuat proses belajar lebih menarik dan tidak membosankan.

6. Penilaian yang formatif

Penilaian yang berfokus pada proses pembelajaran akan membantu siswa untuk terus berkembang dan memperbaiki diri.

Kemudian adanya contoh praktis dalam membangun iklim belajar dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, misalnya: (1) dengan mengadakan kegiatan ice breaking di awal pembelajaran atau memberikan reward kepada siswa yang berprestasi, (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dengan begitu, siswa akan merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan tidak ragu untuk menyampaikan pendapatnya, (3) menggunakan media pembelajaran yang menarik, misalnya: dengan menggunakan video, gambar, atau permainan untuk menyampaikan materi pelajaran, (4) membentuk kelompok belajar, dengan adanya belajar berkelompok, siswa dapat saling belajar dan bertukar pikiran, (5) memberikan umpan balik yang konstruktif, umpan balik yang positif akan memotivasi siswa untuk terus belajar, sedangkan umpan balik yang konstruktif akan membantu siswa untuk memperbaiki diri.

Maka dari itu membangun iklim belajar yang kondusif merupakan investasi jangka panjang yang sangat penting. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang positif, kita dapat membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan.

II.3. Faktor Yang Mempengaruhi Iklim Belajar

Menurut Darmansyah ada beberapa faktor yang berperan dalam menciptakan iklim belajar siswa menyenangkan tersebut, interaksi antara guru dan siswa yaitu:

1) Meningkatkan kesadaran.

2) Daya dengar.

3) Partisipasi.

4) Umpan balik

5) Pertumbuhan serta tempat emosi yang dihargai.6
[6]. Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2012) hal. 50

Menurut A. Muhtadi adapun faktor-faktor lain yang menyebabkan iklim belajar siswa di antaranya sebagai berikut:

1. Faktor internal

Berpengaruh terhadap proses dan iklim belajar siswa ialah faktor kelelahan. Siswa yang mengalami kelelahan karena telah melakukan pekerjaan berat yang melibatkan kegiatan fisik, akan kurang memusatkan perhatian dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Siswa tersebut menunjukkan gejala mengantuk, tidak tenang atau gelisah dan susah memusatkan perhatiannya kepada aktivitas belajar yang dilakukan oleh guru dan bersama temannya di kelas lainnya. Adapun tindakan yang harus diambil oleh guru jika menghadapi siswa yang mengalami kelelahan menyuruh siswa untuk istirahat agar dapat kembali segar dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, para guru harus mewanti-wanti siswa untuk menghindari kelelahan fisik sehingga mereka dapat mencapai kualitas proses pembelajaran di kelas.

2. Faktor eksternal 

Yaitu yang bersumber dari luar diri siswa yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran di kelas, ialah faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.[7]
[7]. A. Muhtadi, Op.Cit. hal. 200

Menurut Nanang Hanafiah adapun faktor-faktor lain yang menyebabkan iklim belajar siswa yang efektif bagi siswa di antaranya sebagai berikut:

Ø Faktor Internal

a. Kecerdesan (intelelligent qoutient).
b. Bakat (aptittude).
c. Minat (interest).
d. Motivasi (motivation).
e. Rasa percaya diri (self confidence).
f. Stabilits emosi (emotional stability).
g. Komitmen (commitmen).
h. Kesehatan fisik.

Ø Faktor Eksternal

a. Kompetensi guru (pedagogik, sosial, personal, dan profesional).
b. Kualifikasi guru.
c. Sarana pendukung.
d. Kualitas teman sejawat.
e. Atmosfir belajar.
f. Kepemimpinan kelas dan
g. Biaya.[8]
[8]. Nanang Hanafiah, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Pt. Refika Aditama, 2012)hal. 57

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa ada banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi iklim belajar siswa, diantara faktor internal dan eksternal. Jadi, guru dapat membentuk iklim pembelajaran yang baik dengan cara mengkomunikasikan untuk meningkatkan pemahaman siswa.

II.4. Dampak Dari Penciptaan Iklim Yang Menyenangkan

Keberhasilan proses pembelajaran tidak hanya bergantung pada faktor pengajar atau pembelajar saja. Perlu diketahui, bahwa keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari sarana prasarana hingga lingkungan belajar. Salah satu faktor penting penting dalam memaksimalkan proses pembelajaran adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif.

Berikut beberapa dampak dari penciptaan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif :

1. Meningkatkan Konsentrasi Belajar

Alasan pertama menciptakan lingkungan belajar yang nyaman adalah karena belajar merupakan kegiatan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Kita akan lebih mudah berkonsentrasi jika berada di tempat yang nyaman dan tenang. Begitu pun ketika belajar, pastikan lingkungan belajarmu sudah cukup nyaman dan kondusif agar proses belajar tidak terganggu. Dengan belajar di lingkungan yang nyaman, tentu akan lebih mudah berkonsentrasi dalam memahami materi yang akan dipelajari.

2. Tidak Stress dan Tegang

Alasan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman berikutnya adalah untuk mengurangi rasa stress dan tegang. Mengurangi rasa stress dan tegang tersebut bisa dengan menciptakan suasana nyaman di sekitar, memilih spot belajar yang asik, hingga belajar ditemani cemilan favorit.

3. Meningkatkan Gairah Belajar

Alasan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman lainnya adalah untuk meningkatkan gairah belajar. Motivasi menjadi hal yang penting dalam keberhasilan proses belajar. Membangun motivasi belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Tentu saja, lingkungan yang nyaman dan menyenangkan akan membuat seseorang lebih bersemangat untuk belajar. Pada akhirnya, motivasi tersebut dapat dijadikan gaya dorong dalam pencapaian prestasi.

4. Belajar Lebih Efektif dan Efisien

Alasan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman adalah agar dapat belajar dengan lebih efektif dan efisien. Lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif akan membuat waktu belajar lebih efektif dan efisien. Ketika belajar dengan suasana hati yang senang, otak akan lebih mudah menyerap materi. Dan tidak lagi perlu membuang-buang waktu untuk mengulang materi. Hal tersebut sangat berbanding terbalik jika belajar di lingkungan yang kurang nyaman dan tidak kondusif. Waktu banyak akan terbuang percuma hanya karena kesulitan berkonsentrasi pada saat belajar.

5. Hasil Belajar Optimal

Alasan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman yang terakhir adalah agar hasil belajar menjadi lebih optimal. Dari semua manfaat sebelumnya, pada akhirnya lingkungan yang nyaman dan kondusif akan memberikan manfaat besar bagi peningkatan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif akan membentuk iklim belajar yang menyenangkan. Proses belajar yang menyenangkan tentu akan membantu mengoptimalkan hasil belajar kalian.

II.5. Strategi Guru Menumbuhkan Iklim Belajar Yang Menyenangkan

Pembelajaran yang menyenangkan merupakan desain pembelajaran yang bertujuan menciptakan lingkungan yang membebaskan siswa untuk berani mencoba, bertindak, bertanya, dan menyampaikan pendapat.

Suasana ini memungkinkan perhatian siswa terfokus sepenuhnya pada proses pembelajaran. Guru yang kreatif memainkan peran kunci dalam menciptakan pengalaman belajar yang positif.

Mereka mampu mengubah suasana kelas menjadi lebih menyenangkan, merangsang semangat belajar peserta didik, dan memberikan ruang untuk kreativitas. Namun seringkali, pendekatan yang monoton atau kurang variasi dalam pengajaran dapat menyebabkan kejenuhan dan kurangnya konsentrasi pada siswa.

Oleh karena itu, peran guru sangat penting dalam memahami kondisi siswa dan memberikan bimbingan yang tepat untuk menjamin kelancaran proses pembelajaran.

Guru yang memahami kebutuhan siswa dan mampu menghadirkan variasi dalam metode pengajaran dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Melalui pendekatan ini, peserta didik tidak hanya menjadi lebih aktif dan berpartisipasi, tetapi juga lebih mudah menyerap dan memahami materi pelajaran. Maka dari itu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan adalah kunci untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Berikut adalah beberapa cara menciptakan suasana belajar yang menyenangkan:

1) Buat Tempat Belajar yang Nyaman

Salah satu elemen penting dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan adalah lingkungan fisik. Buatlah ruang belajar yang nyaman dan menarik, di mana siswa merasa aman dan fokus. Mengatur pencahayaan yang cukup, tata letak yang terorganisir, dan kursi yang ergonomis. Suasana yang nyaman dapat meningkatkan konsentrasi siswa dan membuatnya lebih mudah untuk terlibat dalam pembelajaran.

2) Gunakan Metode Pengajaran yang Kreatif dan Menarik

Pendekatan pengajaran yang kreatif dan menarik dapat menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif. Pilih metode yang melibatkan siswa secara aktif, seperti proyek berbasis, permainan edukatif, atau presentasi kreatif. Mengintegrasikan teknologi, seperti penggunaan multimedia dan perangkat lunak pembelajaran interaktif, juga dapat meningkatkan daya tarik pembelajaran.

3) Ganti Pembelajaran dengan Percakapan

Interaksi verbal antara guru dan siswa, serta antar siswa, dapat menciptakan suasana belajar yang dinamis dan menyenangkan. Ganti pendekatan tradisional dengan lebih banyak percakapan dan diskusi. Ajak siswa untuk berbagi pendapat, bertanya, dan memberikan tanggapan. Diskusi memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam dan mendorong pemikiran kritis.

4) Berinteraksi pada Siswa dengan Baik

Guru yang dapat berinteraksi dengan baik pada siswa dapat menciptakan hubungan yang positif dan menyenangkan. Kenali kebutuhan dan minat individu siswa, berikan dukungan, dan berikan umpan balik positif. Menunjukkan empati dan mendengarkan dengan baik dapat membuat siswa merasa dihargai, sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar.

5) Gabungkan Berbagai Jenis Aktivitas Pembelajaran

Variasi dalam aktivitas pembelajaran dapat menghindari kebosanan dan membuat suasana belajar lebih menarik. Gabungkan berbagai jenis aktivitas, seperti pembelajaran kolaboratif, proyek kelompok, permainan peran, dan eksperimen. Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dapat membantu siswa dengan gaya belajar yang berbeda, merasa terlibat dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

6) Menciptakan Suasana Rileks Agar Tetap Fokus

Menciptakan suasana tenang di ruang kelas adalah langkah pertama untuk memastikan siswa dapat fokus pada pembelajaran. Suasana yang terlalu tegang atau stres dapat menghambat kemampuan siswa untuk menyerap informasi dengan baik. Guru dapat menciptakan suasana dengan mengatur ruang kelas yang nyaman, memanfaatkan musik yang menenangkan, atau mengadakan aktivitas relaksasi seperti latihan pernapasan ringan sebelum memulai pembelajaran. Dengan cara ini, siswa akan lebih mampu memahami materi pelajaran dan memiliki pengalaman belajar yang positif.

7) Motivasi Peserta Didik

Motivasi adalah kunci keberhasilan dalam pembelajaran. Guru perlu menemukan cara untuk memotivasi peserta didik, memberikan tujuan yang jelas, dan menunjukkan relevansi materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Penggunaan insentif, pengakuan publik terhadap pencapaian, dan memberikan tantangan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dapat meningkatkan motivasi mereka. Siswa yang termotivasi cenderung lebih terlibat dan lebih bersedia mengatasi tantangan pembelajaran.

8) Hindari Kebiasaan Menonton

Menghindari kebiasaan menonton, terutama terkait dengan penggunaan teknologi di luar keperluan pembelajaran, sangatlah penting. Meskipun teknologi dapat menjadi alat pembelajaran yang efektif, penggunaan berlebihan untuk hiburan dapat mengurangi fokus dan waktu yang seharusnya digunakan untuk pembelajaran. Guru dapat membantu siswa memahami batasan dan tanggung jawab penggunaan teknologi, serta memberikan alternatif yang lebih produktif untuk waktu luang mereka.

9) Libatkan Siswa dalam Berbagai Hal

Libatkan siswa dalam berbagai jenis aktivitas pembelajaran untuk menjaga keberagaman dan mencegah kebosanan. Keterlibatan aktif dapat mencakup proyek kelompok, diskusi kelas, permainan edukatif, atau eksperimen praktis. Dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, guru dapat membangun partisipasi dan kolaborasi yang meningkatkan pemahaman konsep. Berbagai jenis aktivitas juga dapat membantu mengidentifikasi dan mendukung beragam gaya belajar siswa.

10) Tidak Rasa Peduli terhadap Siswa

hubungan Membangun emosional dengan siswa adalah kunci untuk menciptakan suasana belajar yang positif dan menyenangkan. Tidak adanya rasa peduli terhadap kebutuhan dan perasaan siswa, dan memberikan dukungan ketika diperlukan. Guru yang mendengarkan dengan empati dan menunjukkan perhatian terhadap perkembangan individu siswa dapat menciptakan ikatan yang kuat antara guru dan siswa. Dengan mendemonstrasikan kepedulian, siswa merasa bersyukur dan lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mendukung perkembangan siswa secara holistik. Suasana yang positif tidak hanya mempengaruhi prestasi akademis tetapi juga membentuk keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan untuk sukses di dunia nyata.

BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Iklim belajar merupakan suasana yang ditandai oleh adanya pola interaksi atau komunikasi antara guru-siswa, siswa-guru dan siswa-siswa. Tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan belajar mengajar agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.

Keberhasilan seorang guru didalam kelas bukan hanya sekedar tercapainya suatu tujuan belajar, akan tetapi keberhasilan guru juga ditentukan sejauh mana mereka mengembangkan kecakapan siswanya. Selain itu juga guru harus mampu mengembangkan kreatifitas para siswa melalui kecakapannya untuk memotivasi dengan iklim belajar yang kondusif.

Adapun Urgensi Membangun Iklim belajar ialah pondasi untuk masa depan yang cerah. Meningkatkan prestasi belajar Semua faktor di atas pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan prestasi belajar siswa.

Contohnya seperti: (1) Guru yang iinspiratif merupakan Guru yang berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa. Kehadiran guru yang berdedikasi dan inspiratif sangat penting dalam menciptakan iklim belajar yang positif, (2) Interaksi yang positif, hubungan yang baik antara guru dan siswa, maupun antar siswa, sangat penting untuk menciptakan suasana yang nyaman dan mendukung.

Maka dari itu penciptaan iklim belajar siswa yang kondusif merupakan suasana yang sangat mendukung untuk terlaksananya proses belajar mengajar yang baik, sehingga memunculkan sikap belajar yang baik pula pada diri siswa. Keras atau tidaknya usaha belajar siswa bergantung pada besar tidaknya penciptaan iklim belajar yang kondusif. Untuk itu, penciptaan iklim belajar haruslah kondusif karena penciptaan iklim belajar bertujuan agar siswa menjadi sadar dan siswa harus mencapai tujuan pembelajarannya.

Pembelajaran yang menyenangkan juga merupakan desain pembelajaran yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang membebaskan siswa untuk berani mencoba, bertindak, bertanya, dan menyampaikan pendapat.

Suasana ini memungkinkan perhatian siswa terfokus sepenuhnya pada proses ppembelajaran. Adapun peran Guru yang kreatif memainkan peran kunci dalam menciptakan pengalaman belajar yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

A. Muhtadi, Op.Cit. hal. 200

Carolyn M. Evertson dan Edmund T. Emmer. Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar, hal.81. (Jakarta: Kencana Media Group, 2011)

Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor, hal.50. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2012)

https://www.mediasimulasi.com/artikel/cara-menciptakan-suasana-belajar. Nanang Hanafiah, Konsep Strategi Pembelajaran, hal.57. (Bandung: Pt. Refika Aditama, 2012)

Oskar Gandra Irawan, Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif Terhadap Hasil Belajar tersedia di http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/58 19.

Supardi, Sekolah Efektif, hal.229. (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada, 2013) UIN Suska, Pengertian Iklim Belajar Siswa (Riau), hal. 9 – 11.

Ulvia Trinova, Op.Cit. hal. 214