Kamis, 10 Oktober 2024

Pengaturan Ruang Kelas

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pengembangan Mata Kuliah Manajemen Kelas
Dosen Pengampu: Ustadz Aldila, M.Pd
Disusun Oleh Kelompok 03 Prodi PAI :
1. Alberza. NIM.21862088
2. Joko Ari Widodo. NIM.228620083
3. Luki Abdulrohman. NIM.228620089
4. Mochammad Umar Agustian. NIM.228620091
5. Muhammad Yusuf Mahendra. NIM.228620097
6. Muhammad Sugiarto. NIM.218620849
7. Mohammad Azib. NIM.228620092
8. Misbahuzzaman. NIM.228620090
9. Yopi Khoirullah. NIM.228620141
10. Wakhit Syaifudin. NIM.21862050

KATA PENGANTAR

Puji serta Syukur kehadirat Allah l yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pengaturan Ruang Kelas”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen Kelas yang diampu oleh Ustadz Aldila, M.Pd. Hafidzahullah.

Dalam makalah ini, penyusun akan membahas tentang pengaturan ruang kelas, yang mana merupakan satu dari sekian aspek penting dalam dunia pendidikan, khususnya dalam konteks pembelajaran di kelas.

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa mamanage suatu kelas tidak terbatas pada aspek pendekatan atau pengaturan lingkungan belajar semata, melainkan mengutamakan juga pengaturan serta pengelolaan ruangan dan peralatan yang ada di dalam kelas sebagai penunjang kenyamanan, keamanan yang menciptakan pembelajaran kondusif guna mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.

Penyusun berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi mahasiswa Pendidikan Agama Islam, serta menjadi referensi dalam praktik manajemen kelas yang lebih baik. Semoga Allah k senantiasa memberikan kemudahan dan keberkahan dalam setiap usaha kita untuk mencerdaskan generasi penerus ummat.

Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Aldila, M.Pd. hafidzahullah yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Bogor, 06 Oktober 2024

Tim Penysusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I. PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
D. Metodologi Penelitian.
BAB II. PEMBAHASAN.
A. Pengertian Pengaturan Ruang Kelas.
B. Pengaturan Kondisi Ruangan Kelas.
C. Pengaturan Ruang Fisik Kelas.
D. Pengaturan Tempat Duduk Siswa.
BAB III. PENUTUP.
A. Kesimpulan.
B. Kritik dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kegiatan belajar mengajar manajemen kelas merupakan sebuah keahlian yang harus dimiliki oleh seorang guru, terlebih di zaman modern ini, di mana tantangan sebagai guru semakin kompleks. Salah satu yang sangat penting dalam manajemen kelas adalah pengaturan ruang kelas, karena sebagian besar waktu pembelajaran itu ada di dalam kelas. Coba kita bayangkan jika ruangan kelas panas, pengap, pencahayaan kurang, kotor dan tidak rapi, hal ini akan mengakibatkan para siswa menjadi tidak nyaman dan tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar.

Penataan dan pengelolaan ruang kelas yang baik sangat diperlukan untuk menciptakan ruang kelas yang nyaman, aman, kondusif dan meminimalkan gangguan-gangguan selama proses belajar mengajar. Hal ini yang akan menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan serta meningkatkan motivasi belajar siswa, sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.

Untuk itulah penulis menulis makalah ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk mengetahui apa saja pengaturan dan pengelolaan suatu ruang kelas, mulai dari pengertian pengaturan ruang kelas, penataan kondisi atau suasana suatu kelas, pengaturan tempat fisik kelas tersebut, serta bagaimana cara mengatur tempat duduk siswa agar terciptanya ruang belajar yang lebih bermakna dan timbul rasa memiliki dalam diri siswa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Pengaturan Ruang Kelas?
2. Bagaimana Pengaturan Kondisi Ruangan Kelas?
3. Bagaimana Pengaturan Ruang Fisik Kelas?
4. Bagaimana Pengaturan Tempat Duduk Siswa?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Mengetahui apa itu pengertian pengaturan ruang kelas.
2. Memahami pengaturan kondisi ruangan kelas.
3. Memahami pengaturan ruang fisik kelas.
4. Mengetahui pengaturan tempat duduk siswa.

D. Metodologi Penelitian

Metodologi penyusunan makalah ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Data dikumpulkan melalui analisis dokumen dari berbagai sumber, termasuk jurnal Pendidikan dan buku elektronik yang relevan dengan topik dan dengan beberapa perubahan penulisan yang insyaa Allah bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengaturan Ruang Kelas

Pengaturan dapat diartikan pengelolaan, menurut KBBI kalimat ini berasal dari kata manajemen yang artinya penyelenggaraan. Pengelolaan kelas yaitu serangkaian kegiatan guru yang bertujuan untuk mendorong tingkah laku siswa yang baik dan menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal dan sosial emosional yang baik nan positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi yang produktif dan efektif.

Sedangkan ruang kelas yaitu sebuah tempat yang digunakan untuk belajar, yang di dalamnya ada peserta didik. Ada 3 persyaratan untuk terjadinya sebuah kelas. Pertama, sekelompok anak, walaupun dalam waktu yang sama bersama-sama menerima pelajaran, tetapi jika bukan pelajaran yang sama dari guru yang sama, namanya bukan kelas. Kedua, sekelompok anak yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang berbeda, namanya juga bukan kelas. Ketiga, sekelompok anak yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama tetapi jika pelajaran tersebut diberikan secara bergantian, namanya juga bukan kelas.

Jadi, dalam pembicaraan yang dimaksud dengan kelas adalah suatu pengertian yang terkandung dalam maksud seperti tersebut di atas. Dengan perkataan lain yang dimaksud di sini adalah kelas dengan sistem pengajaran klasikal dalam pelaksanaan pengajaran secara tradisional.

Sehingga yang dimaksud pengertian pengaturan ruang kelas yaitu sebuah usaha yang dilakukan guru dengan harapan tercapainya kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar yang baik.[1]
[1] Ismah dan Utami Budiyati, “Pengaturan Ruang Kelas”, Jurnal Cakrawala Ilmiah UNUGHA Cilacap, Vol. 1 No. 10 (Juni, 2022), hal. 2592-2594.

B. Pengaturan Kondisi Ruangan Kelas

Pengaturan kondisi ruangan kelas yaitu kegiatan belajar mengajar yang mencakup segala jenis kegiatan dengan sengaja dilakukan, baik secara langsung ataupun tidak, yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang telah dituliskan. Penyusunan dan pengaturan ruang kelas hendaknya memungkinkan anak duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam belajar.

Menurut Carolyn & Edmund ada 4 kunci bagi guru untuk melakukan pengaturan ruang kelas yang baik yaitu:

1. Jadikanlah wilayah sirkulasi dan mobilitas siswa tinggi dan bebas dari kepadatan perkumpulan yang berdesakan.

2. Pastikan setiap siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru.

3. Menjaga agar instrumen pengajaran yang sering digunakan dan perlengkapan siswa mudah diakses.

4. Pastikan bahwa para siswa dapat dengan mudah melihat presentasi dan tampilan seisi kelas.[2]
[2] Alfani Dwi Rasmawati Bangun, dkk, “Pengaturan Ruang Kelas Menurut Conny Semiawan, dkk”, Journal Education Management Reviews and Research IAIDU Asahan, Tarbiyah (PAI), hal. 4.

Adapun faktor-faktor yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan kelas, yaitu:

1. Ventilasi dan Tata Cahaya

Kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan di dalam ruang kelas adalah:

a. Ada ventilasi yang sesuai dengan ruangan kelas.

b. Sebaiknya tidak merokok.

c. Pengaturan cahaya perlu diperhatikan.

d. Cahaya yang masuk harus cukup.

e. Masuknya dari arah kiri, jangan berlawanan dengan bagian depan.

2. Pemeliharaan Kebersihan dan Penataan Keindahan Ruang Kelas Pemeliharaan Kebersihan:

a. Siswa bergiliran untuk membersihkan kelas.

b. Guru memeriksa kebersihan dan ketertiban di kelas.

Penataan Keindahan:

a. Memasang hiasan dinding yang mempunyai nilai edukatif (contohnya Burung Garuda, Teks Proklamasi, Slogan Pendidikan, Para Pahlawan, Peta/Globe, dan unsur-unsur keagamaan).

b. Mengatur tempat duduk siswa, lemari, rak buku dan semacamnya secara rapi (untuk penempatan buku diletakkan di depan dan alat peraga di belakang).

c. Merapikan meja guru dengan memakai taplak meja, vas bunga dan semisalnya.

3. Pengaturan Alat-alat Pengajaran

Hal ini dikemukakan oleh Asep Hery Hernawan yaitu sebagai berikut :

1. Perpustakaan Kelas

a. Sekolah yang maju mempunyai perpustakaannya di setiap kelas.

b. Pengaturannya bersama-sama siswa.

2. Media Pembelajaran

a. Media pembelajaran semestinya diletakkan di dalam kelas agar memudahkan dalam penggunaannya.

b. Pengaturannya bersama-sama siswa.

c. Ukurannya disesuaikan.

d. Warnanya harus kontras.

e. Penempatannya memperhatikan estetika dan terjangkau oleh semua siswa.

f. Ditempatkan di bagian depan sehingga dapat dilihat oleh semua siswa.

g. Difungsikan sebagaimana mestinya.[3]
[3] Afriza, Manajemen Kelas, (Pekanbaru: Kreasi Edukasi Publishing and Consulting Company, 2014), hal. 67-68.


Menurut Suharsimi Arikunto, dalam tata ruang kelas, guru diberikan tuntutan untuk mempunyai keterampilan dalam bertindak dan memanfaatkan sesuatu, yaitu:

a. Menata tempat duduk siswa.

b. Menata alat peraga yang ada di dalam kelas.

c. Menata kedisiplinan siswa.

d. Menata pergaulan siswa.

e. Menata tugas siswa.

f. Menata ruang fisik kelas.

g. Menata kebersihan dan keindahan kelas.

h. Menata kelengkapan kelas.

i. Menata pajangan kelas.[4]
[4] Alfani Dwi Rasmawati Bangun, dkk, Op.Cit., hal. 5.

C. Pengaturan Ruang Fisik Kelas

Seorang Guru hendaknya mampu menciptakan lingkungan kelas yang kondusif yang membantu perkembangan siswa menggunakan teknik motivasi yang tepat serta menciptakan suasana iklim kelas yang sehat. Lingkungan kelas yang diciptakan hendaknya mencerminkan kepribadian guru, perhatian dan penghargaan kepada para siswa.

Pengaturan lingkungan fisik kelas merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai tujuan belajar. Di samping tujuan belajar membentuk karakteristik siswa menjadi lebih baik, lingkungan tempat siswa belajar pun memengaruhi keberhasilan tersebut. Lingkungan fisik kelas berkaitan dengan penciptaan lingkungan yang baik seperti mendesain tempat duduk siswa supaya tercipta suasana kelas yang mampu mendorong siswa belajar dengan baik.

Langkah-langkah praktis yang bisa guru terapkan sebagai berikut:

1. Lingkungan fisik kelas harus bersih dan sehat, karena kebersihan kelas berpengaruh pada kesehatan dan kenyamanan bersama.

2. Kelas adalah tempat siswa melakukan sebagian besar kegiatannya, sehingga berpengaruh pada perkembangan siswa.

3. Kelas hendaknya menjadi suatu tempat yang indah dan menyenangkan, sehingga dinding dihidupkan dengan hasil pekerjaan siswa. Karena benda di dalam kelas mampu menyampaikan pesan serta menjadi bulir vocal kegiatan belajar.

4. Tanggung jawab tentang keadaan fisik kelas ditanggung bersama, sehingga siswa ikut aktif membuat keputusan mengenai dekorasi, pameran dan sebagainya.

5. Pertimbangan tentang lingkungan fisik kelas meliputi, penataan, dekorasi, gambar dan fenomena yang dinamis.

6. Lingkungan fisik kelas harus mengandung unsur kesehatan yang meliputi, peredaran udara, pencahayaan dan jarak papan tulis dengan siswa. Karena terdapat hubungan yang erat antara lingkungan fisik kelas, iklim emosional dan moral seluruh siswa.[5]
[5] Afriza, Op.Cit., hal. 68-69.

D. Pengaturan Tempat Duduk Siswa

Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa memerlukan tempat duduk yang tidak mengganggu siswa, karena kurang aman atau tidak nyaman dipakai. Jika siswa duduk berjam-jam di tempat duduk dengan keadaan tidak cukup aman dan tidak nyaman, mereka tidak akan dapat berpikir tentang pelajaran tersebut dan terus menerus merasakan “siksaan” sebagai akibat dari tempat duduk yang tidak nyaman.

Pada prinsipnya, kriteria tempat duduk yang memadai adalah tempat duduk yang bisa menunjang kegiatan belajar mengajar, yaitu aman dan nyaman untuk dipergunakan. Di antara aspek yang perlu diperhatikan mengenai tempat duduk di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Segi Keamanan

Guru atau murid yang menempati tempat duduk tersebut benar-benar merasa aman sehingga tidak perlu khawatir akan jatuh atau celaka. Dengan demikian mereka dapat berkonsentrasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.

b. Segi Kenyamanan

Kenyamanan di sini bukan berarti tempat duduk itu harus empuk (tetapi jika mampu demikian tidak masalah), melainkan tempat duduk tersebut cukup enak digunakan, dilihat dari alas yang diduduki harus datar dan jangan sampai miring, mempunyai sandaran, tidak terlalu ke depan atau ke belakang. Perbedaan tinggi antara tempat duduk dengan tempat menulis harus memadai.

c. Segi Ukuran

Agar merasa aman dan nyaman, sebaiknya diperhatikan kondisi tempat duduk yang memenuhi hal-hal berikut:

a) Tempat duduk guru lebih tinggi dari tempat duduk siswa, agar guru mudah mengawasi setiap kegiatan siswa.

b) Meja dan kursi untuk siswa sebaiknya:

1. Terpisah, agar memudahkan pengaturan untuk kegiatan lainnya.

2. Bentuknya sederhana, kokoh dan bahannya kuat.

3. Ukuran daun meja adalah 100 cm x 50 cm (standar).

4. Tinggi meja kurang lebih setinggi pinggul siswa.

5. Tinggi kursi kurang lebih setinggi lutut siswa.

Pada umumnya, tempat duduk siswa diatur menurut tinggi pendeknya siswa, serta diatur secara berderet, namun pada situasi dan kondisi tertentu hal tersebut tidak berlaku. Macam-macam pengaturan tempat duduk adalah:

1. Pengaturan Tempat Duduk Tipe Formal/Berderet

Jenis pengaturan tersebut kadang-kadang mengurangi kemampuan belajar siswa, karena membuat guru mempunyai otoritas mutlak dan membuat siswa tergantung pada guru dan tidak terjadi komunikasi kelompok.

2. Pengaturan Tempat Duduk Tipe Berkelompok

Pada tipe tempat duduk ini, siswa lebih mudah berkomunikasi tanpa terbatas, sehingga terjadi interaksi dan tolong-menolong antar anggota, dua unsur penting dalam tipe ini, yaitu : kepemimpinan dan kerja sama. Hal yang diperhatikan guru adalah, anggota tiap kelompok tidak lebih dari enam siswa, dengan seorang pemimpin dan posisi guru adalah sebagai pembimbing kelompok.

3. Pengaturan Tempat Duduk Tipe Tapal Kuda

Tipe tempat duduk tapal kuda menggambarkan otoritas guru dan memisahkan guru dari semua kelompok, namun tetap memberikan pengawasan pada setiap anggota kelompok. Tipe ini mempermudah konsultasi dan komunikasi antara guru dan siswa, namun formasi ini akan memakan banyak waktu ketika setiap anggota kelompok harus mempresentasikan tugas pada anggota kelompok lain atau memerlukan adanya diskusi antar anggota, karena harus mengubah formasi tempat duduk.

4. Pengaturan Tempat Duduk Tipe Bundar dan Persegi

Tipe meja bundar dan persegi dapat digunakan untuk format pembelajaran diskusi, pada tipe ini tidak terdapat pemimpin kelompok, dan tipe ini sangat sesuai untuk pembelajaran yang memerlukan ingatan atau praktik langsung, seperti pada pembelajaran tari atau olahraga, sehingga siswa dapat leluasa melihat guru dan langsung bisa mempraktikkan apa yang diajarkan oleh guru/pelatih.[6]
[6] Afriza, Op.Cit., hal. 69-72.

Menurut Hamid pengaturan bangku atau tempat duduk dilakukan untuk memenuhi empat tujuan pembelajaran, yaitu:

1. Aksesibilitas yang membuat siswa mudah menjangkau alat atau sumber belajar yang tersedia.

2. Mobilitas yang membuat siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas.

3. Interaksi yang memudahkan terjadinya komunikasi antara guru, siswa maupun antar siswa.

4. Variasi kerja siswa yang memungkinkan siswa bekerja sama secara perorangan, berpasangan atau berkelompok.[7]
[7] Nur Asih Wulandari, Skripsi : “Implementasi Pengaturan Tempat Duduk Siswa Dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri dan Swasta Kecamatan Wangon, (Purwekerto: UMP, 2017), hal. 15.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam manajemen kelas seorang guru dituntut untuk bisa memanajemen kelas mulai dari melakukan pendekatan karakter terhadap siswa, metode belajar dan menukil bahan ajar sampai mengelola ruang kelas agar pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai dengan baik. Pengelolaan kelas yaitu serangkaian kegiatan guru yang bertujuan untuk mendorong tingkah laku siswa yang baik dan menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal dan sosial emosional yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi yang produktif dan efektif. Sedangkan ruang kelas yaitu sebuah tempat yang digunakan untuk belajar, yang di dalamnya ada peserta didik. Maka dapat disimpulkan, pengaturan kondisi ruangan kelas yaitu kegiatan belajar mengajar yang mencakup segala jenis kegiatan dengan sengaja dilakukan, baik secara langsung ataupun tidak, yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang telah dituliskan.

Dalam penyelenggaraan pengaturan ruang kelas guru harus bisa memerhatikan aspek-aspek kondisi suatu kelas seperti ventilasi udara agar suasana kelas tidak pengap dan panas, tata cahaya seperti lampu penerangan maupun jendela agar cahaya matahari bisa masuk. Selain itu kebersihan dan kerapian suatu kelas juga harus terjaga agar kelas nyaman dan aman digunakan, berikut penataan keindahan kelas, agar kelas tidak terlihat suram dan monoton dengan dinding yang polos, guru atau siswa bisa memajang foto atau lukisan atau cat dinding bercorak, memajang vas bunga, atau karya seni lainya yang memuat nilai keindahan. Di samping itu guru juga mempunyai tanggung jawab mengelola alat-alat pengajaran seperti alat tulis mengajar, globe, peta, papan tulis dan semisalnya.

Bukan hanya pengaturan kondisi suatu kelas guru juga wajib mendesain dan mengelola kondisi fisik kelas tersebut, karena pengaturan lingkungan fisik kelas juga merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai tujuan belajar. Di samping sebagai tujuan belajar untuk membentuk karakteristik siswa menjadi lebih baik, lingkungan tempat siswa belajar pun memengaruhi keberhasilan tersebut. Guru bisa mendesain tempat duduk siswa supaya tercipta suasana kelas yang mampu mendorong siswa belajar dengan baik. Pada prinsipnya, kriteria tempat duduk yang memadai adalah tempat duduk yang bisa menunjang kegiatan belajar mengajar, yaitu aman dan nyaman untuk dipergunakan. Di antara aspek yang perlu diperhatikan mengenai tempat duduk di antaranya adalah sebagai berikut, kenyamanan, keamanan dan ukuran yang sesuai.

B. Kritik dan Saran

Makalah ini membahas pengaturan ruangan kelas yang menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pembelajaran. Dari penjelasan di atas menyimpulkan bahwa pengaturan ruang kelas meliputi pengaturan fisik dan kondisi suatu kelas yang mencakup pengaturan tempat duduk siswa, penataan ruangan dan pengendalian suasana.

Meskipun dalam makalah ini penyusun berusaha memberikan gambaran komprehensif mengenai pengaturan ruangan kelas dan pengendalian kondisi suatu kelas, tetapi beberapa bagian tidak memberikan informasi rinci dan jelas pengimplementasian pengelolaan kelas, seperti gambar kondisi tempat duduk, suasana dan keadaan suatu kelas berbagai jenjang pendidikan karena pembahasan makalah masih bersifat umum. Untuk itu demi meningkatkan kualitas makalah ini, direkomendasikan juga untuk memberikan studi kasus nyata yang diterapkan dalam lingkungan dan jenjang pendidikan yang berbeda.

Selain itu, penyusun juga hendaknya memasukkan perspektif guru atau lembaga yang telah menerapkan pengelolaan ini, sehingga memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai tantangan dan keberhasilan yang telah mereka hadapi. Oleh karena itu, makalah ini dapat menjadi referensi yang lebih berguna bagi pendidik dan lembaga untuk memahami dan menerapkan pengaturan dan pengelolaan ruangan kelas yang kondusif serta efektif.


DAFTAR PUSTAKA

Afriza, S. A. (2014). Manajemen Kelas. Pekanbaru: Kreasi Edukasi Publishing and Consulting Company.

Budiyati, I. d. (2022, Juni). Pengaturan Ruang Kelas. Jurnal Cakrwala Ilmiah Vol. 1, No. 10, 2592-2597.

dkk, A. D. (2023, Desember). Pengaturan Ruang Kelas Menurut Conny Semiawan DKK. Journal Educational Management Reviews and Research Vol. 2 No. 02, 1-10.

Wulandari, N. A. (2017, Juli). Skripsi: Implementasi Prengaturan Tempat Duduk Siswa Dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri dan Swasta Kecamatan Wangon. Purwekerto: Universitas Muhammadiyah Purwekerto.