Kamis, 16 Maret 2023

Metode Pendidikan Tarwiih, Taqshiir, Tabsyiir, Tamthi, dan Ta'ziiz

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Dr. Lena Rahmidar, M.Si
Disusun Oleh Kelompok 3 Angkatan 5 :
1. Uu Ubaidillah (MPI).
2. Hendy Susanto (PAI).
3. Willy Rahman (SBA).
4. Muhammad Faiz Tholib (PAI).
5. Alberza (PAI).
6. Muhammad Nawaf Bahanan (SBA).
7. Azzubair Juarsa (SBA).
8. Yopi Son Haji (SBA).
9. Osa Maliki (MPI).
10. Agis Sugiana (SBA).
11. Rama Hidayat (PAI).
12. Hadni (PAI).

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami haturkan kepada Allah Ta’ala. Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Metode Pendidikan Tarwiih, Taqshiir, Tabsyiir, Tamthi, dan Ta’ziiz” dapat kami selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang metode pendidikan islam. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah ta’ala karuniakan kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun dengan baik melalui beberapa sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kami bantuan, semangat dan doa sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menjadi pengetahuan dan ilmu untuk kami dan para pembaca.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Bekasi, 1 Maret 2023 M 8 Sya’ban 1444 H
Penyusun Makalah Mata Metode Pendidikan Islam
Kelompok Tiga

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB IPENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang.
1.2 Rumusan Masalah.
1.3 Manfaat Penelitian.
BAB II PEMBAHASAN.
A. METODE PENDIDIKAN TARWIH.
1. Pengertian Tarwiih Secara Etimologi
2. Pola Tarwih dalam Pendidikan Islam
3. Tujuan dan Manfaat Metode Permainan
B. METODE PENDIDIKAN TAQSHIIR
1. Pengertian Metode Taqshiir.
2. Pola Taqshiir Dalam Pendidikan Islam.
3. Pola Penerapan Metode Taqshiir.
4. Contoh Penerapan Metode Taqshiir.
C. METODE PENDIDIKAN TABSYIIR.
1. Pengertian Metode Tabsyiir.
2. Pola Tabsyir dalam Pendidikan Islam.
3.1 Pemberian Motivasi.
3.2 Teknik Anugerah.
      a. Pendekatan Keteladanan.
      b. Pendekatan Pembiasaan.
      c. Pendekatan Permainan.
4. Pola Tabsyir dalam Pendidikan Modern
5. Fungsi Tabsyir dalam Pendidikan Islam.
D. METODE PENDIDIKAN TAMTHII.
1. Pengertian Metode Tamthii.
2. Penerapan Metode Tamthii.
E. METODE PENDIDIKAN TA’ZIIZ.
1. Pengertian Metode Ta'ziiz.
2. Pola Ta'ziiz dalam Kehidupan Sehari-hari.
3. Pola Ta'ziiz dalam Pendidikan Di Sekolah.
BAB III PENUTUP.
KESIMPULAN.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha dengan penuh kesadaran yang diselenggarakan untuk menggali dan mengembangkan kemampuan manusia sehingga terjadi sebuah transformasi, baik dalam hal pengetahuan, perilaku, ataupun norma yang telah ditetapkan. Pendidikan Islam berbeda dengan pendidikan lain karena ukurannya tidak saja melihat baik buruk. Pendidikan islam haruslah berlandaskan pada Al-Quran, dimana dalam Islam berfungsi sebagai sumber hukum yang pokok. 

Selain itu, pendidikan islam juga harus berlandaskan pada hadits. Pencapaian akhirnya adalah, manusia yang memiliki keterampilan dalam aspek-aspek kependidikan yang selaras dengan dua sumber hukum utama tersebut. Jadi, tujuan akhir bukan hanya sekedar mengubah tingkah laku, atau daya pikir, tetapi semuanya harus seirama dengan tuntunan Al-Quran dan Hadits. Kegiatan pendidikan dan pengajaran bisa mencapai keberhasilan apabila disokong oleh komponen yang bagus. Diantara komponen utama tersebut ialah metode. Yaitu cara yang harus ditempuh oleh seorang guru dalam mendidik murinya sehingga tercapai tujuan yang sejalan dengan tuntunan Al-Quran dan Sunnah.

Penggunaan metode dengan tepat akan sangat menentukan hasil dari proses pendidikan dan pengajaran. Dengan demikian pendidik harus lihai memilih dan menggunakan metode supaya cocok dengan materi serta bahan ajar. Tidak lupa, sebagai pendidik perlu mencermati beberapa prinsip dalam penggunaan metode, sehingga metode pengajaran akan membawa pada keberhasilan pengajaran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Metode Pendidikan Tarwiih?
2. Bagaimana Metode Pendidikan Taqshiir?
3. Bagaimana Metode Pendidikan Tabsyiir?
4. Bagaimana Metode Pendidikan Tamthi?
5. Bagaimana Metode Pendidikan Ta’ziiz?

1.3 Manfaat Penelitian

1. Mengetahui Metode Pendidikan Tarwiih.
2. Mengetahui Metode Pendidikan Taqshiir.
3. Mengetahui Metode Pendidikan Tabsyiir.
4. Mengetahui Metode Pendidikan Tamthi.
5. Mengetahui Metode Pendidikan Ta’ziiz.

BAB II
PEMBAHASAN

A. METODE PENDIDIKAN TARWIH

1. Pengertian Tarwiih Secara Etimologi

Lafaz Tarawih adalah bentuk jama’ (plural) dari kata tunggal tarwîhah (الترویحة) yang berarti: istirahat. Menurut ethimologi berasal dari kata murâwahah (مـراوحـة) berarti saling menyenangkan dengan wazan Mufâ’alahnya al-Râhah (الراحـــــــة) yang berarti merasa senang. Ini merupakan bentuk lawan kata dari al Ta’ab yang berarti letih atau payah.

2. Pola Tarwih dalam Pendidikan Islam

Sesuai dengan namanya metode tarwiih adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran dengan cara memberikan jeda atau istirahat dengan tujuan menyegarkan kembali suasana kelas, biasanya jeda atau istirahat digunakan dengan permainan atau game. Permainan (games), popular dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (icebreaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecahan situasi kebekuan fikiran dan fisik peserta didik.[1]
[1]. Nurdyansyah, N., & Andiek Widodo, Inovasi Teknologi…..,80

Metode permainan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan dan peningkatan motivasi, kinerja, dan peserta didik dalam menyelesaikan tugas. Jadi aktifitas yang dilakukan selama proses pembelajaran peserta didik diberikan kesempatan untuk mencari kesenangan yang dapat membentuk proses kepribadian anak dan membantu peserta didik untuk mencapai perkembangan fisik, intelektual, social, moral dan emosionalnya.

Permainan ini juga dapat membangun Susana belajar yang penuh semangat jadi selama proses pembelajaran tidak monoton. Karakteristik permainan ini adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan juga serius namun tetap santai. Permainan ini dapat mengubah suasana pembelajaran dimana sebelumnya pasif berubah aktif, dari kaku menjadi akrab, jenuh menjadi riang. Tujuan dalam metode pembelajaran ini ialah mencapai pembelajaran secara efesien dan efektif dalam suasana gembira meskipun materi yang dipelajari cenderung sulit dan berat. Jadi metode permainan ini tidak seharusnya hanya digunakan untuk sekedar mengisi waktu luang namun sebaliknya permainan digunakan sebagai bagian dari proses belajar.

3. Tujuan dan Manfaat Metode Permainan

Adapun tujuan dari metode permainan yaitu:
1). mengajarkan pengertian (konsep).
2). menanamkan nilai.
3). memecahkan masalah.
4). membentuk dan membina watak lewat metode yang menarik, menyenangkan dan menantang.

Sedangkan manfaat dari metode permainan, yaitu :
1). membangkitkan minat siswa.
2). memupuk dan mengembangkan rasa kerja sama siswa.
3). mengembangkan kreativitas siswa.
4). menumbuhkan kesadaran siswa.

Hal-hal yang harus dihindari dalam penggunaan metode permainan yakni permainan :
1). yang membahayakan fisik dan atau kesehatan.
2). yang mengandung resiko tinggi.
3). yang tidak mampu dilakukan oleh seluruh peserta.
4). yang menjurus pada persaingan tidak sehat.
5). yang tidak menciptakan suasana sportivitas.
6). yang akan mendatangkan perpecahan bagi yang menang dan yang kalah.
7). yang memerlukan biaya tinggi.
8). yang memerlukan waktu panjang.

B. METODE PENDIDIKAN TAQSHIIR

1. Pengertian Metode Taqshiir

Taqshiir ialah mengurangi atau meringankan beban yang semestinya di pukul oleh yang di beri tugas, sehingga terasa tugas menjadi lebih ringan dan pekerjaan atau tugas dapat diselesaikan dengan baik.

Allah berfirman dalam QS. An-nisa’ (4) ayat 101:

وَاِذَا ضَرَبۡتُمۡ فِى الۡاَرۡضِ فَلَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ اَنۡ تَقۡصُرُوۡا مِنَ الصَّلٰوةِ ‌ۖ اِنۡ خِفۡتُمۡ اَنۡ يَّفۡتِنَكُمُ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا‌ ؕ اِنَّ الۡـكٰفِرِيۡنَ كَانُوۡا لَـكُمۡ عَدُوًّا مُّبِيۡنًا

“Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kamu meng-qasar shalat, jika kamu takut diserang orang kafir. Sesungguhnya orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu”.

Dalam mendidik anak atau siapa pun, terkadang kita harus mengurangi atau memberikan toleransi atas beban tugas yang di pikulkan ke pundaknya. Dalam hal ini, Allah telah menyebutkan contoh memberikan keringanan atau mengurangi beban kepada orang beriman Ketika berada dalam situasi sulit agar tetap bisa mengerjakan kewajibannya dengan baik. Pada ayat diatas dicontohkan kasus mengerjakan shalat wajib. Melaksanakan shalat wajib sama sekali tidak bisa ditinggalkan, karena waktunya telah ditetapkan dalam jumlah raka’atnya pun tertentu pula. Siapa pun tidak boleh meninggalkan kewajiban ini dengan alasan apa pun. Akan tetapi, bagaimanakah jika kondisi dan situasi mengancam keselamatan dirinya? Bagaimana jika yang bersangkutan dihadapkan pada pilihan-pilihan berat antar mengerjakan shalat menghadapi bahaya musuh dengan meninggalkan shalat untuk menyelamatkan diri?

Menghadapi situasi yang semacam ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan bahwa setiap mukmin tetap wajib melaksanakan shalat, tetapi ia boleh mengurangi bilangan raka’at dari jumlah yang semestinya. Hal ini dimaksud agar ia tetap bisa melaksanakan kewajibannya dan upaya mempertahankan keselamatan diri tetap pula tercapai. Metode inilah disebut taqshiir, artinya mengurangi beban yang dilakukan dengan ukuran penuh dalam keadaan normal, karena situasi yang tidak normal. Metode ini dimaksudkan untuk menghilangkan keberatan dan kesusahan dalam menjalankan kewajiban Ketika situasi tidak memungkinkan kita melaksanakannya seperti dalam suasan normal.

Selain itu, ayat diatas menjelaskan bahwa pada saat orang yang di beri perintah menghadapi situasi yang pelik untuk melaksanakan perintah seperti dalam keadaan normal, ia dibenarkan mengurangi tugas nya dari ketentuan normal supaya tugas nya tetap dapat di selesaikan dengan baik. Jadi, yang penting disini adalah penyelesaian tugas yang diperintahkan atau kualitas hasilnya dan bukan cara normal untuk menyelesaikan perintah tersebut atau kuantitas.

2. Pola Taqshiir dalam Pendidikan Islam

Dalam praktek kita mendidik atau memberikan tugas kepada anak, sering kita menghadapi situasi dan kondisi anak yang tidak selalu normal; misalnya anak sedang penuh dengan tugas-tugas sekolah, padahal ia juga harus menjalankan tanggung jawabnya mengurus kepentingan dan pekerjaan rumah. Menghadapi situasi semacam ini, orang tua seharusnya seksama bersikap arif. Dia harus mempertimbangkan apakah pekerjaan yang dibebankan kepada anaknya setiap hari itu tetap seperti biasa ataukah harus dikurangi, karena situasi yang sempit sedang dihadapi anaknya. Orang tua yang bijaksana harus mempertimbangkan situasi semacam itu agar anak tetap dapat mentaati kewajibannya dengan baik di rumah, tetapi juga dapat memenuhi tugas-tugas di sekolah dengan baik. Di antara dua tugas ini mana yang harus dikalahkan untuk sementara waktu?

Orang tua hendaknya mau bercermin pada firman Allah dalam QS. An-Nisaa’ ayat 101 di atas apabila mendapati anak-anaknya sedang menghadapi masa-masa ujian sekolah. Supaya mereka dapat dengan tenang menghadapi tugas-tugas sekolah, orang tua pun dapat menggunakan metode taqshiir ini sebagai suatu cara meringankan beban anaknya mengerjakan tugas-tugas dirumah. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi volume pekerjaan mereka di rumah untuk sementara waktu, sehingga anak-anak bisa berkonsentrasi penuh pada pelajaran di sekolah selama ujian. Begitu pula bila anak sedang mengalami kondisi Kesehatan yang kurang baik, sedang ia harus menjalankan tugas-tugas di rumah yang telah menjadi tanggung jawabnya sehari-hari. Dalam hal ini orang tua harus memperhatikan pula kondisi yang sedang dihadapi anak tersebut. Misalnya, jatuh giliran anak untuk menjaga toko di pasar, sedang pada hari itu anak sedang menderita influenza. Orang tua harus bisa memahami kondisi ini jika ternyata anak nya tidak bisa menunaikan tugas nya tersebut. Pada saat seperti ini hendaknya orang tua dapat mengurangi beban kerja anak atau menukar hari giliran menjaga toko ini kepada anaknya yang lain atau kepada karyawannya.

3. Pola Penerapan Metode Taqshiir

Menggunakan metode taqshiir semacam ini dapat memuaskan hati anak. Dengan metode ini dapat memberikan kesan kepada anak bahwa mentaati orang tua dan menjalanakan tugas-tugas dirumah tidak menghalangi mereka untuk mencapai kemajuan dan berlomba dengan teman-temannya disekolah dalam meraih prestasi yang sebaik-baiknya.

Metode ini dipergunakan bilamana orang yang diberi tugas menghadapi situasi tidak normal, sedang tugas harus tetap dijalankan. Karena itu, untuk meringankan beban yang bersangkutan, prosedur pelaksanaan harus dapat diringankan atau dikurangi supaya yang bersangkutan tetap dapat menjalankan tugas hingga mencapai tujuan. Jadi, pola atau cara penerapan metode bisa dilakukan dengan jalan :
a. Mengurangi jumlah perintah atau tugas.
b. Memperpendek atau menyusutkan target.
c. Mempersingkat atau menambah waktu sesuai keperluan.

4. Contoh Penerapan Metode Taqshiir

Dalam bidang Pendidikan agama, penerapan metode ini dapat diberikan contoh sebagai berikut :

1. Dalam Bidang Ibadah,

Dalam hal puasa : Bila anak-anak tidak kuat menjalankan puasa satu hari, boleh melakukannya setengah hari atau semampunya.

Dalam hal sholat : Bagi orang yang beru belajar, ia boleh melakukannya sejauh yang dapat dilakukannya, walaupun tanpa membaca al-fatihah atau bacaan-bacaan lain karena belum hafal. Apabila dia hanya bisa mengucapkan kata-kata takbiratul ihram, bacaan ruku’ dan sujud yang pendek, maka ia bolehh melakukan sholat sesuai dengan kemampuannya itu.

2. Dalam Bidang Akhlak

Misalnya apabila dalam mengucapkan assalamu’alaikum anak-anak belum bisa fasih dan lengkap, maka ia boleh mengucapkan seberapa dia bisa.

Manfaat menggunakan metode taqshiir bagi orang tua dan anak adalah kedua belah pihak tetap dapat memperoleh kebaikan, yaitu anak tetap merasa punya tanggung jawab dan orang tua dapat meyakinkan anaknya bahwa mentaati perintah orang tua tidak akan merugikan dirinya, karena orang tua tahu menempatkan keadaan pada tempatnya.

Metode taqshiir ini juga bermaksud agar orang yang berkewajiban melaksanakan suatu pekerjaan tetap bisa menjalankannya ketika ia menghadapi situasi sulit dengan jalan mengurangi bebannya atau menglihkan beban tersebut untuk sementara kepada orang lain. Dengan demikian, metode taqshiir merupakan cara terbaik dalam meringankan beban yang dipikulkan kepada seseorang apabila ia sedang dalam situasi-situasi tidak normal.

C. METODE PENDIDIKAN TABSYIIR.

1. Pengertian Metode Tabsyir

Tabsyir dari segi bahasa, berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk masdhar dari kata kerja "basyara-yubasyiru-basyiran” yang berarti menyampaikan kabar baik (gembira) Mahmud Yunus, 1985: 65).Terkait dengan terminologi dunia pendidikan, ada beberapa definisi tabsyir yang dimunculkan oleh para ahli pendidikan yang dapat penulis muat dalam konteks metode tabsyir ini.

Sangat banyak ditemukan dalam ayat-ayat Al-Qur‘an. Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 119 :
اِنَّآ اَرْسَلْنٰكَ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًاۙ وَّلَا تُسْـَٔلُ عَنْ اَصْحٰبِ الْجَحِيْمِ
“Sesungguhnya kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta pertanggung jawaban tentang penghuni-penghuni neraka”.

Penghayatan dari nilai yang disampaikan di atas memiliki kesan tabsyir dalam pendidikan Islam yang perlu direalisasikan dalam kehidupan nyata. Hal ini selaras dengan firman-Nya dalam surat Al-Isra‟ ayat 9 :
اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًاۙ  
“Sesungguhnya Al-Qur‟an ini memberikan petunjuk yang lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mu‟min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”.

2. Pola Tabsyir dalam Pendidikan Islam.

Islam merupakan agama yang sangat menganjurkan kepada orang tua dan para pendidik agar mendidik anak-anak mereka secara islami dengan menggunakan metode yang Islami pula. Metode tabsyir adalah metode yang paling berhasil dalam jalur yang islami yakni dengan mendorong anak didik melalui pemberian motivasi dalam wujud indrawi ataupun maknawi. Motivasi memiliki peran besar bagi anak didik sehingga akan terus menerus dilakukan, membantu selalu mengetahui hobi anak, kemampuan dan kekuatan mereka.

Penerapan metode tabsyir juga dapat dikaitkan dengan prinsip mu'amalah Islamiah seperti saling nasehat menasehati dalam jual beli, memelihara anak yatim, berlaku baik terhadap istri dan bersikap adil diantara anak-anaknya. Dalam hal ini tentunya sangat dibutuhkan adanya sikap khauf kepada Allah agar seseorang mampu bersikap adil terhadap sesamanya, dan senantiasa mendhulukan kepentingan bersama, dan memperhatikan keadaan lingkungan dan masyarakatnya. Orientasi nilai-nilai tabsyir yang terkandung dalam pendidikan Islam mengandung karekteristik khusus yang tidak sama halnya dengan reward yang dianut oleh pendidikan barat. Perbedaan utamanya yang mendasar tersebut terletak pada prinsip/ orientasi yang kalau tabsyir dalam Islam disandarkan pada asas ajaran Allah yang disistematiskan dalam Al-Qur‘an, sedangkan reward dalam pendidikan barat cenderung didasarkan pada landasan duniawi yang bersifat insane (relatif).

Ada beberapa pola atau bentuk teknik tabsyir dalam pendidikan Islam, di antaranya:

3.1. Pemberian Motivasi.

Metode ini adalah suatu praktek pendidikan dengan cara member motivasi tinggi pada anak didik, sehingga ia merasa senang dan bangga melakukan suatu perintah. Pola seperti ini sangat sinkron dan mendukung situasi pembelajaran melalui penumbuhan semangat anak dalam meraih target dan tujuan pembelajaran yakni pencerdasan intelektual dan emosional anak didik. Pola pemberian motivasi ini juga didasari firman Allah yang artinya: "Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri";

3.2. Teknik Anugerah.
      
Teknik anugerah merupakan cara yang dilakukan dengan memberi anugerah kepada anak didik yang berprestasi dan hukuman yang melanggar. Tentunya dalam hal ini benda yang diberikan mempunyai nilai yang relevansi dengan kebutuhan pendidikan, misalnya untuk anak didik yang berhasil meraih rangkin pertama diberikan bebas SPP atau akan mendapatkan belajar ekstra/les gratis. Sementara aktualisasi nilai-nilai kebenaran melalui metode tabsyir itu sendiri dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, yakni:

a. Pendekatan Keteladanan

Peniruan atau keteladanan adalah suatu pendekatan efektif dalam pengembangan sikap anak sehingga mengetahui dan menerima kebenaran serta menolak kemungkaran. perubahan dan perkembangan potensi anak kebanyakannya bersumber dari peniruannya terhadap fenomena sejarah yang disaksikan dan yang dianggap tradisi yang cocok ditiru.

Ada dua jenis pola keteladanan yang perlu diterapkan yaitu keteladanan yang langsung dan tidak langsung. keteladanan tidak langsung. keteladanan tidak langsung adalah denga melaksanakan sesuatu yang riil dihadapan para peserta didik. misalnya dengan membacakan ayat Al-Qur‘an, melakukan shalat, membacakan doa, memberi rasa sayang pada seseorang dan lain sebagainya. Sementara yang tidak langsung seperti yang terjadi menciptakan ruangan yang bersih, tertib.

Oleh karena itu peran pendidik dalam menerapkan metode tabsyir bukan hanya sebatas teoritis dalam lingkup yang kecil, tetapi juga meliputi persoalan praktis, operasional dan sesuai dengan kondisi dan situasi keseharian. dengan demikian perilaku aktif yang diterapkan dan disosialisasikan guru akan disaksikan anak didik dan dengan mudah akan dipahami, dihayati dan diteladani dalam kehidupan.

b. Pendekatan Pembiasaan

Pembiasaan merupakan pola pengulangan yang dapat diterapkan tidak hanya pada anak-anak, namun juga pada orang dewasa yang belajar diperguruan tinggi. Melalui pembiasaan, kepribadian seseorang dapat dibentuk, dididik dan dikembangkan menjadi sosok yang jujur, amanah, cermat, berakhlak mulia, pemberani dan cerdas dengan penguasaan live skills.

Rasullulah sangat sering melakukan pola pembiasaan ketika beliau memperlancar hafalan doanya lalu berusaha menghafal dengan mengulang-mengulangnya dan akhirnya mereka pun hafal. Dalam menanamkan dan mengaktualisasikan sifat-sifat Rabbaniah (sifat-sifat yang baik) dengan pembiasaan semestinya dilakukan dengan keteladanan kekonsisten. Artinya, penerapan pendekatan ini harus lebih dibarengi dengan penerapan pola keteladanan, artinya sebelum memerintahkan anak didik untuk selalu berlaku bersih misalnya, pendidik sudah terlebih dahulu mengerjakannya. Di samping itu, pendidik juga harus mengawasinya secara berkesinambungan.

c. Pendekatan Permainan

Penerapan metode tabsyir bagi anak dapat ditempuh melalui permainan, bagi anak, bermain merupakan seni sekaligus pekerjaan seni sekligus pekerjaan. Anak-anak yang melakukan permainan baik berlari, lompat, berjalan kaki dan sejenisnya sangat bermafaat bagi pendidikan jasmani, pikiran dan jiwanya. melalui permainan yang teratur, peserta didik dapat bergaul dan berkumpul dengan orang orang lain. berinovasi serta berkreasi. permainan sangat berperan penting dalam menempa dan membentuk kepribadian anak serta merupakan cara terbaik dalam mendidik jasmani, pikiran, emosional dan spiritual anak. Permainan juga dapat dapat melatih naluri anak, seperti meniru, rasa ingin tahu dan sebagainya. Melalui permainan seseorang anak memperoleh pemahaman yang mendalam tentang permusuhan, ketakutan, kelembutan, penghianatan, kemiskinan, kebaikan, kejahatan dan sebagainya. Selain itu ia akan termotivasi mematuhi prinsip-prinsip kemasyarakatan yang ditetapkan.

4. Pola Tabsyir dalam Pendidikan Modern

Tabsyir dalam pendidikan modern dikenal dengan istilah ganjaran kebaikan (reward) seorang pengajar atau guru menerapkan metode ini bertujuan guna mengefektifkan kegiatan proses belajar mengajar. proses transformasi ilmu pengetahuan dari seorang guru kepada anak didik yang dianggap masih belum dewasa hendaknya diiringi dengan penerapan metode ganjaran yang dalam istilah sekarang dikenal dengan hadiah (reward).

Motivasi semacam ini mengindikasikan bahwa dalam melakukan suatu pekerjaannya peserta didik bertujuan hanya untuk memperoleh pujian atau ingin mendapatkan hadiah dari gurunya. Jelasnya, penulis menyimpulkan bahwa pemahaman Tabsyir dalam pendidikan modern adalah suatu metode yang berfokus pada ganjaran yang bermakna perhatian yang penuh kasih saying, dibauri dengan nilai-nilai persahabatan yang erat antara pendidik dengan peserta didik, mengoptimalkan aktivitas yang dapat membawa keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

5. Fungsi Tabsyir dalam Pendidikan Islam.

Tabsyir merupakan salah satu teknik pendidikan yang sangat efektif digunakan karena dapat menumbuhkan motivasi baru yang sifatnya tidak memaksa dan menekan. Metode tabsyir ini sangat efektif dalam mencapat tujuan pendidikan dalam konteks mikro dan tujuan hidup yakni kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat dalam arti makro.

1) Penerapan metode tabsyir akan meneguhkan hati para peserta didik untuk mematuhi kebenaran yang disampaikan guru dengan disertai semangat dan optimisme yang tinggi.

2) Tabsyir adalah teori yang bersumber dari Al-Qur‘an dan hadits, karena kedua sumber ini adalah pegangan utama yang menyebabkan tercapainya kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, maka dengan implementasinya berarti akan mengantarkan anak didik menuju kebahagiaan sejati.

3) Tabsyir, dalam konteks pendidikan identik dengan motivasi atau dorongan emosional kepada anak didik baik dengan cara menghiburnya, memujinya, memberinya hadiah dan lain sebagainya.

D. METODE PENDIDIKAN TAMTHII.

1. Pengertian Metode Tamthii.

Tamthii' yaitu pemberian tambahan di luar dari ketetapan yang sudah diberlakukan.

Allah berfirman dalam QS. Huud (11) ayat 3:

وَإِنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يَمتَعَكُم مَّتَاعًا حَسَنًا إلى أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلِ فَضْلَهُ وَإِن تَوَلَّوْا فَانّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمَ كَبير يوم بير

"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberikan kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai pada waktu yang telah ditentukan; dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat."

Dan Allah juga berfirman dalam QS. Al-Baqarah (2) ayat 236 :

لا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِنْ طَلَقْتُمُ النِّسَاءَ مَا لَم تَمَسُّوهُنَّ
اَوْ تَعْرِضُوا لَهُنَّ فَرِيضَةً وَمَتَّعُوهُنَّ عَلَى الْمُوسِع قَدَرَهُ وَعَلَى المُقتَرِقَدَرُهُ مَتَاعًا بِالْمَعْرُوفِ حَقًّا عَلَى الْمُحْسِنِينَ

"Tidak ada sesuatu pun (mahar) atas kamu, jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan sebelum kamu menentukan maharnya. Dan hendaklah kamu memberikan suatu pemberian kepada mereka. Orang yang mampu, menurut kemampuannya, dan orang yang miskin, menurut kemampuannya (pula), yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan."

Maksud ayat pertama adalah orang-orang yang memohon ampun dan bertaubat kepada Allah akan mendapat tambahan pahala yang besar dari Allah. Adapun maksud ayat kedua adalah suami yang menceraikan istrinya hendaklah memberi pesangon sebagai hadiah di luar nafkah yang harus ditanggungnya selama istri dalam masa iddah.

Kedua ayat ini memberikan pelajaran kepada kita bagaimana kita menyatakan rasa terima kasih kepada orang-orang yang telah berbuat kebaikan atau berjasa.

Allah menilai hamba-hamba-Nya yang mau memohon ampun dan bertaubat sebagai hamba yang melakukan kebaikan besar. Karena itu, Allah memberikan pahala tambahan kepada mereka. Seberapa besar tambahan pahala itu, semua itu adalah hak Allah sendiri. Begitu juga suami yang menceraikan istrinya, hendaklah ia menghargai jasa-jasa mantan istrinya selama hidup berumah tangga dengan dirinya.

Ketika berpisah atau bercerai, suami diperintahkan untuk memberikan tanda mata yang berharga bagi mantan istrinya. Langkah semacam ini, di samping menghilangkan sikap permusuhan istri kepadanya, juga untuk menunjukkan kepada mantan istri bahwa perceraian yang terjadi tidaklah karena niat hendak menyakiti mantan istri, tetapi semata-mata akibat ketidakcocokan.

Ayat di atas juga memberi pelajaran bahwa seseorang yang telah bergaul baik dengan orang lain, tetapi terpaksa berpisah karena alasan-alasan yang prinsip, hendaknya kedua belah pihak saling meng- ingat kebaikannya, bukan mempertajam rasa permusuhan.

Metode tamtii' pada dua ayat di atas dapat kita jadikan sebagai metode pendidikan. Di dalam hal mendidik anak, karena mendorong prestasi anak dalam segala aspek kehidupan adalah suatu upaya yang sangat sulit, maka diperlukan berbagai macam kiat supaya dapat terus merangsang anak melakukan kebaikan dan prestasi. Sebab tidak semua anak memiliki kesadaran cita-cita luhur dan kemampuan menggambarkan masa depan secara jelas. Pengaruh-pengaruh buruk yang setiap hari ada di sekitarnya jauh lebih mudah mem pengaruhi jalan pikiran dan perilaku mereka. Untuk menanggulangi hal-hal negatif semacam itu, orang tua perlu menerapkan berbagai metode pendidikan yang disyaratkan dalam Al-Qur'an. Penggunaan metode tamti ini salah satunya adalah untuk mengantisipasi pengaruh-pengaruh negatif terhadap din anak dalam kegiatan belajar dan pembinaan akhlak mereka.

2. Penerapan Metode Tamthii.

Penerapan metode tamtii' dapat dicontohkan secara konkret sebagai berikut:

1). Orang tua menjanjikan kepada anaknya bahwa kalau ia naik kelas, maka ia akan dibelikan sepeda federal. Kemudian ternyata anak tersebut naik kelas dengan ranking 1, maka sebagai penghargaan atas prestasi anak, orang tua memberi tambahan hadiah dengan sebuah jam tangan, misalnya. Tambahan jam tangan sebagai hadiah inilah yang disebut tamthii'.

2). Seorang guru menjanjikan kepada murid yang bisa menyelesaikan soal-soal ujian lebih cepat daripada waktu yang ditentukan akan diberi nilai sesuai dengan pekerjaannya dan juga diberi nilai tambahan atas kecepatannya menyelesaikan soal secara benar Nilai tambahan inilah yang disebut dengan tamthii.

3). Orang tua ingin menghentikan kebiasaan buruk anak, misalnya suka membeli jajan. Anak biasa menghabiskan uang saku hariannya yang semestinya bisa ditabung untuk membeli jajan. Bahkan setiap ada penjaja makanan atau penjual mainan lewat, anak minta uang lebih banyak dari orang tuanya untuk membelinya. Menghadapi kebiasaan anak semacam ini, orang tua menjanjikan kepada anaknya bahwa kalau dalam sehari ia bisa menyisihkan separo uang sakunya untuk ditabung, anak akan diberi hadiah sejumlah uang saku hariannya. Ternyata dalam sehari anak bisa menyisihkan separo uangnya, bahkan kadang-kadang pada hari- hari lainnya anak bisa menabungkan uang sakunya seluruhnya. Atas perkembangan baik anaknya tersebut, orang tua memberi tambahan dua kali uang sakunya.

Penerapan metode ini dilakukan bilamana orang tua melihat bahwa anak-anaknya telah berhasil baik menjalankan tugasnya atau dapat memberikan prestasi yang terbaik, sehingga orang tua merasa bangga terhadap anak-anaknya. Caranya bisa dilakukan dengan jalan, yaitu:
a. memberi barang tertentu yang diminta oleh anaknya;
b. memberi tambahan uang saku atau uang jajan
c. mengurangi tugas-tugas atau beban anak, sehingga mereka lebih bisa berprestasi dengan baik.

Dalam bidang pendidikan agama, penerapan metode ini dapat diberikan contoh :

1). Dalam bidang ibadah, misalnya anak-anak yang bisa melaksanakan puasa Ramadlan penuh, diber hadiah berupa pakaian baru 2 stel atau diajak berlibur ke tempat tertentu yang menyenangkan atau menarik.

2). Dalam bidang akhlak, misalnya anak-anak yang selalu sopan kepada para tamu diberi hadiah peralatan sekolah yang bagus.

Penerapan metode tamthii diperlukan untuk anak-anak yang memiliki tingkat kesadaran moral yang masih kurang Karena mereka lebih terangsang dengan hal-hal yang material, maka orang tua hendaknya memahami perkembangan semacam ini. Penggunaan metode tamtii insya Allah akan berhasil baik selama orang tua memahami perkembangan mental anak. Karena itu, untuk menerapkan berbagai metode pendidikan Islam ini, seseorang haruslah terlebih dahulu memahami obyek didiknya.

E. METODE PENDIDIKAN TA'ZIIZ

1. Pengertian Metode Ta'ziiz.

Ta’ziiz ialah memberi tanda kehormatan atau penghargaan kepada yang bersangkutan karena kebaikan yang dilakukannya.

Allah berfirman dalam QS Al-Munaafiquun (63) ayat 7 :

هُمُ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ لَا تُنْفِقُوْا عَلٰى مَنْ عِنْدَ رَسُوْلِ اللّٰهِ حَتّٰى يَنْفَضُّوْاۗ وَلِلّٰهِ خَزَاۤىِٕنُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۙ وَلٰكِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَا يَفْقَهُوْنَ

"Merekalah orang-orang yang berkata (kepada kaum Ansar), “Janganlah bersedekah kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah sampai mereka bubar (meninggalkan Rasulullah),” padahal milik Allahlah perbendaharaan langit dan bumi. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengerti".

Ayat ini menerangkan kemurkaan Allah kepada orang-orang munafik karena mereka mencegah orang-orang lain untuk berbuat kebaikan. Bentuk kebajikan yang mereka halangi ialah memberi bantuan dan dukungan material kepada Rasululah  yang hendak pergi ke perang Uhud. Tindakan ini mereka lakukan semata-mata karena kebenciannya pada kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah  dan didukung oleh para sahabatnya.

Dalam QS Al-Munaafiquun (63) ayat 8 :

يَقُوْلُوْنَ لَىِٕنْ رَّجَعْنَآ اِلَى الْمَدِيْنَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْاَعَزُّ مِنْهَا الْاَذَلَّ ۗوَلِلّٰهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُوْلِهٖ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلٰكِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ࣖ

"Mereka berkata, “Sungguh, jika kita kembali ke Madinah (dari perang Bani Mustaliq), pastilah orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana,” padahal kekuatan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengetahui".

Ayat kedua ini menjelaskan bahwa Allah pasti memuliakan derajat orang-orang beriman, karena mereka telah memperjuangkan kebajikan dan ajaran Allah berlaku di muka bumi ini. Disini Allah menegaskan bahwa karena perjuangannya yang gigih melakukan kebajikan, menegakkan kebenaran, dan memperjuangkan keadilan, maka kaum mukminin mendapat pernghormatan yang tinggi dari Allah subhanahu wata’ala.

Dari kedua ayat tersebut di atas, kita dapat memperoleh petunjuk tentang prinsip-prinsip Pendidikan dan pengajaran yang harus kita terapkan dalam mendidik anak-anak kita. Prinsip tersebut ialah anak yang berbuat tidak baik atau merintangi anak lain melakukan kebaikan harus mendapatkan hukuman. Sebaliknya, anak-anak yang berbuat baik serta berjuang untuk mengajak orang lain melakukan kebaikan harus mendapatkan penghormatan yang layak.

2. Pola Ta'ziiz dalam Kehidupan Sehari.

Dalam kehidupan praktis sehari-hari, hal ini dapat diterapkan oleh orangtua dalam keluarganya. Sebagai contoh: anak-anak tekun beribadah, tekun belajar, dan membantu pekerjaan rumah orangtua tanpa pernah meminta upah, hendaklah benar-benar diberi tempat terhormat dalam keluarga. Bagaimana cara memberikan tempat terhormat kepada anak-anak yang baik itu? Kita dapat melakukan beberapa cara pemberian penghormata, misalnya:

a. Diberi kepercayaan sebagai wakil orang tua dalam memegang uang untuk kepentingan belanja saudara-saudaranya selama orangtua tidak di rumah.

b. Bila orang tua mempunyai usaha besar, maka anak-anak semacam itu dapat ditunjuk menjadi wakil orang tua dalam mengelola usahanya.

c. Orang tua dapat mempercayakan kepada anak yang sangat berprestasi itu untuk mengurus kepentingan-kepentingan keluarga dengan orang lain, misalnya, penagihan pada langganan atau mengurus pengriman barang kepada langganan dan lain sebagainya.

Metode ini diterapkan untuk anak-anak yang patuh kepada orangtua dan selalu menjaga kehormatan keluarga, baik di lingkungan sekolah maupun pergaulan masyarakat, sehingga yang bersangkutan merasa memperoleh kehormatan dan penghargaan dari orangtuanya.

Pola penerapan metode bisa dilakukan dengan:

a. Memberikan kepercayaan kepada yang bersangkutan untuk menangani dan membicarakan persoalan-persoalan keluara, sehingga dirinya merasa dilibatkan dalam memikut tanggung jawab tegaknya keluarga.

b. Memberi pujian secara terbuka di hadapan anggota keluarganya atas kebaikan yang dilakukannya agar menjadi contoh bagi saudaranya atau anggota keluara lainnya.

Dalam bidang Pendidikan agama, penerapan metode ini dapat diberikan contohnya sbb.:

a. Dalam bidang ibadah, misalnya anak-anak yang menjalankan shalat, puasa maupun membaca Al-Qur’an dengan tekun diberi pujian dan perlakuan yang baik oleh orang tua, sehingga mendorong yang bersangkutan terus tekun beribadah. Contoh perlakuakn ini ialah memberi kasih saying yang lebih kepadanya sehingga menjadi pelajaran bagi saudara-saudara yang lainnya bahwa bila ingin mendapatkan kasih sayang yang lebih dari orang tuanya, maka harus tekun beribadah.

b. Dalam bidang akhlak, misalnya anak-anak yang berlaku jujur selalu diberi kepercayaan oleh orang tua, khususnya dalam soal menympan barang-barang berharga, seperti uang atau perhiasan. Anak-anak yang jujur juga diberi kepercayaan oleh orang tuanya untuk mengambil uang ke bank atau menyampaikan pembayaran kepada orang yang mempunyai hubungan bisnis dengan orang tuanya. Pemberian kepercayaan semacam ini akan memberikan keyakinan kepada anak atas perlunya sifat jujur dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pola Ta'ziiz dalam Pendidikan Di Sekolah.

Dalam Pendidikan di sekolah, setiap pencapaian peserta didik sudah selayaknya untuk diberikan apresiasi, baik itu dengan ucapan selamat, dengan banner, flyer, hadiah, atau bahkan beasiswa. Sekecil apapun pencapaian tersebut harus bisa dihargai, karena bagaimanapun juga setiap orang menyukai sebuah apresiasi meskipun itu dari hal hal yang kecil atau terbilang receh.

Menghargai setiap pencapaian siswa juga tidak harus dengan memberikan materi, cukup dengan ucapan selamat, terimakasih dan bahasa yang enak lainnya juga cukup untuk membuat siswa merasa lebih dihargai.

Contoh kecilnya yaitu ketika seorang siswa mendapatkan ranking 17 (misalnya jika sekolah masih menerapkan sistem rangking kelas) padahal siswa tersebut sebelumnya mendapatkan ranking 25, itu patut diapresiasi.

Minimal dengan ucapan selamat, begitu juga yang tadinya mereka mendapatkan ranking 1 kemudian turun menjadi ranking 3 jangan kita hakimi, justru tanyakan pada mereka apa yang salah dengannya? Apakah ada problem atau memang motivasi siswa lainnya yang lebih tinggi dari pada siswa tersebut? Sekolah harus bisa bertindak bijaksana terhadap setiap hal yang didapatkan siswa.

Dengan begitu siswa secara tidak langsung akan banyak sekali belajar tentang sebuah hal yang memang tidak pernah diajarkan di sekolah secara langsung.

Misalkan di lapangan kita memberikan beasiswa kepada siswa yang meraih prestasi tingkat Kabupaten/Kota adalah gratis SPP selama 1 Bulan, Begitu juga untuk tingkat Provinsi adalah gratis SPP selama 3 Bulan, untuk tingkat Nasional 6 Bulan dan internasional hingga 9 bulan.

Pembagian ini penting agar siswa tidak merasa puas dengan apa yang mereka capai, jika disamaratakan siswa akan mentok di tingkat Kabupaten/Kota saja. Mereka tidak akan termotivasi untuk meraih ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Maka dari itu bukan penyamarataan tapi keadilan, karena semakin tinggi sebuah pencapaian semakin tinggi juga pressure dan semakin ketat juga sebuah persaingan.

Maka jika ada siswa yang berhasil meraih prestasi sudah selayaknya mendapatkan apresiasi lebih.

Terutama dari pihak sekolah dan semua civitasnya. Bisa itu berupa ucapan selamat, terimakasih dan lebih baik lagi jika mampu memberikan beasiswa kepada mereka yang berhasil meraih prestasi belajar.

BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Untuk mencapai derajat yang tinggi manusia harus melakukan usaha melalui pendidikan. Pendidikan dalam rangka mencari ilmu meupakan kewajiban bagi umat islam tanpa batas waktu.

Supaya pelaksanaan program pendidikan yang dimanifestasikan dalam kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan lancar dan tujuannya tercapai, seorang pendidik perlu memilih dan menentukan serta mempergunakan metode pendidikan yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Dalam makalah singkat ini kami hanya menyampaikan sebaikan kecil dari metode pendidikan yang ada dalam Pendidikan Islam. Dan tentunya masih banyak metode lainnya yang harus diketahui dan dipelajari untuk lebih mendapatkan hasil maksimal dalam pembelajaran.

Penggunaan metode pendidikan yang tepat akan berdampak pada pembelajaran yang efektif dan efisien. Artinya metode memiliki fungsi dan kedudukan serta manfaat dalam pembelajaran sebagaimana telah dipaparkan dalam uraian pembahasan.

Dalam menggunakan metode, seorang guru juga harus memperhatikan prinsip supaya penggunaan metode tetap diwarnai dengan semangat dan terarah. Selaian itu, yang membedakan metode pendidikan islam dengan yang lain adalah bahwa semua kegiatan pendidikan dan pembelajaran muaranya harus sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam al-Qur’an sebagai rujukan serta sesuai dengan hadits.

Metode Pendidikan Tarwiih (beristirahat, memberi jeda, sehingga tercipta kondisi baru), Taqshiir (memberikan keringanan kepada siswa, sehingga mereka bisa belahar tanpa beban), Tabsyiir (menciptakan suasana kegembiraan dalam proses pembelajaran), Tamthi (memberikan catatan atau penghargaan khusus bagi pencapaian siswa), dan Ta'ziiz (menghargai pencaian anak didik), adalah bagi dari metode yang sangat baik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Metode Tabsyir Dalam Pendidikan Islam Dan Urgensinya Dalam Pendidikan Modern, Rahimi, Dosen Prodi PAI pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Teungku Dirundeng Meulaboh Aceh Barat.

Pendidikan Islam Metode 30T, Drs. Muhammad Thalib, Penerbit Irsyad Baitus Salam (IBS), Tahun 1996.

https://almasoem.sch.id/cara-sekolah-menghargai-setiap-pencapaian-siswa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar