Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Communication Skill For Teacher Dosen Pengampu : Ustadz Aldila, M.Pd
Disusun oleh Kelompok 3 Prodi PAI :
1. Muhammad Adriel Febrian (228620093)
2. Muhammad Faiz Tholib (218620121)
3. Muhammad Syamsu Nashrullah (228620095)
4. Joko Ari Widodo (228620083)
5. Rizwan Iskandar Putra (218620871)
6. Juanda Azwansyah (228620084)
7. Rama Hidayat (218620107)
8. Wakhit Syaifudin (21862050)
9. Mochamad Umar Agustian (228620091)
10. Arip Setiawan (21862052)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tekhnik Vokal Public Speaking”.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Communication Skill For Teacher. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Aldila, M.Pd. selaku dosen bidang studi yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan bimbingan perbaikan makalah.
Bumi Allah, 14 Desember 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang Masalah.
1.2 Rumusan Masalah.
1.3 Tujuan Penulisan.
BAB II PEMBAHASAN.
2.1 Pengertian Tekhnik vokal Public Speaking.
2.2 Unsur-unsur Tekhnik Vokal Public Speaking.
2.3 Jenis-Jenis Vocal.
2.4 Tekhnik Olah Vokal.
2.5 Kesalahan Dalam Olah Vokal dalam Public Speaking.
2.6 Demam panggung.
BAB III PENUTUP.
3.1 Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kemampuan berbicara di depan umum atau public speaking merupakan keterampilan yang sangat penting dalam berbagai bidang, baik dalam bidang pendidikan, bisnis, politik, maupun hubungan sosial. Seseorang pembicara yang baik tidak hanya mampu menyampaikan pesan dengan jelas, tetapi juga dapat mempengaruhi, menginspirasi, dan membangun hubunngan dengan audiens atau pendengar. Dalam hal ini tekhnik vokal memainkan peran yang sangat signifikan.
Penguasaan tekhnik-tekhnik vokal dalam publik speaking akan memungkinkan seorang pembicara untuk menyampaikan pesan secara lebik efektif dan menarik. Namum, meskipun tekhnil vokal merupakan tekhnik penting dalam dalam public speaking, masih banyak pembicara-pembicara yang kurang memperhatikan atau belum sepenuhnya menguasai tekhnik-tekhnik ini.
Oleh karena itu, kami mengharapkan pembahasan mengenai tekhnik vocal dalam public speaking ini menjadi relevan untuk membantu pembaca meningkatkan keterampilan berbicara mereka.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian tekhnik vokal public speaking ?
2. Apa unsur-unsur dalam tekhnik vokal public speaking ?
3. Apa saja jenis-jenis Vokal pada Manusia ?
4. Apa cara yang dapat dilakukan untuk melatih vokal ?
5. Apa saja kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalm public speaking ?
6. Bagaiamana cara menangani demam panggung ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk dapat mengetahui pengertian dari tekhnik vokal dalam public speaking
2. Untuk dapat mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam tekhnik vokal public speaking
3. Untuk dapat mengetahui jenis-jenis vocal pada manusia
4. Untuk dapat mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk melatih tekhnik vokal dalam public speaking
5. Untuk dapat mengetahui kesalahan-kesalahan vocal dalam public speaking
6. Untuk dapat mengetahui cara menangani demam panggung
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN TEKHNIK VOKAL PUBLIC SPEAKING
2.1.1 Pengertian Teknik Vokal
Menurut sirait (2008), suara (vokal) diproduksi saat udara dari paru-paru ditekan sampai ketali suara oleh dinding otot yang juga dikenal dengan sebutan diafragma (diaphragm). Teknik vokal adalah cara memproduksi suara yang baik dan benar sehingga suara yang keluar terdengar jelas, indah, merdu, dan nyaring. Cara mengeluarkan suara ini melibatkan sejumlah elemen yang dikenal dengan unsur-unsur teknik vokal.
Teknik vokal diperlukan terutama dikenal di kalangan penyanyi. Namun, public speaking pun memerlukan teknik vokal agar pidato, presentasi, dan kegiatan berbicara di depan umum lainnya berlangsung baik dan memikat.[1]
[1] Gustina Zainal, Anna. 2022. Public Speaking “Cerdas saat berbicara di depan umum. Jawa Tengah : Eureka Media Aksara. Hlm 21
2.1.2 Pengertian Public Speaking
Terdapat banyak pendapat para ahli tentang pengertian public speaking, antara lain :
(1) Hamilton (2003). Public speaking adalah kemampuan berbicara di depan banyak orang, menyampaikan pesan yang dapat dimengerti dan dipercaya oleh publik pendengarnya. Public Speaking dapat memiliki peran luar biasa dalam kehidupan kita.
(2) Menurut Dunar dalam bukunya My Public Speaking Public Speaking adalah “kemampuan seseorang untuk berbicara di depan umum dengan benar sehingga pesan dapat dengan jelas tersampaikan dan tujuan berbicara dapat langsung didapatkan” (Dunar, 2015).
(3) Menurut Fitriana Utami Dewi bahwa Public Speaking Secara bahasa Public Speaking berasal dari dua kata dalam bahasa inggris yaitu Public dan Speaking. Dalam kamus Bahasa Inggris-Indonesia Public berarti umum, publik, dan masyarakat. Speaking bermakna bicara atau pembicaraan. Bila digabungkan, Public Speaking bisa diartikan bicara publik atau pembicaraan di depan public (Dewi, 2016).[2]
[2] Meifilina, Andini.2021. Buku Ajar Public Speaking. Banten : CV. AARizky. Hlm, 35
2.1.3 Pengertian Tekhnik Vokal Publik Speaking
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka kami simpulkan bahwa Teknik vokal dalam public speaking adalah upaya untuk mengoptimalkan penggunaan suara agar pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas, menarik, dan berkesan.
2.1.4 Aspek dalam membentuk persepsi audiens terhadap pembicara
Albert Mehrabian, seorang professor di University of California, menemukan hasil penelitian yang menyatakan bahwa audiens membentuk persepsinya terhadap seorang pembicara melalu tiga aspek, antara lain:
(1) Verbal – Apa pesan yang dikatakan 7%
(2) Vokal – Bagaimana pesan itu dibunyikan 38%
(3) Visual – Bagaimana penampilan pembicara 55%
Berdasarkan aspek di atas, Aspek vokal dengan persentase 38 % menempati tempat kedua dan memiliki kontribusi besar bagi kesuksesan. Hal senada dikemukakan Ray Birdwhistell dari University of Pennsylvania, salah satu ahli komunikasi nonverbal. Ia mengatakan hanya sekitar 30-35% komunikasi manusia dilangsungkan melalui kata-kata (verbal), dan selebihnya sebagian besar melalui cara-cara nonverbal. Dalam konteks komunikasi lisan seperti siaran radio dan podcasting yang mengutamakan vokal, maka persepsi terbesar akan terjadi terhadap vokal.[3]
[3] Gustina Zainal, Anna. 2022. Public Speaking “Cerdas saat berbicara di depan umum. Jawa Tengah : Eureka Media Aksara. Hlm. 22
2.2 Unsur-Unsur Tekhnik Vokal
Teknik vokal dalam public speaking mencakup berbagai unsur yang membantu pembicara mengoptimalkan penggunaan suara, sehingga pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas, menarik, dan berkesan. Unsur-unsur ini meliputi :
1. Pernafasan
Napas atau pernapasan adalah udara yang diisap melalui hidung atau mulut dan dikeluarkan kembali dari paru-paru melalui hidung/mulut juga. Saat berbicara, udara itu keluar bersamaan dengan keluarnya suara. Pernapasan harus jauh lebih terkontrol saat berbicara karena ucapan terdiri dari udara yang diembuskan yang mengaktifkan pita suara. Berbicara atau public speaking membutuhkan pernapasan yang lebih dalam daripada pernapasan dalam obrolan sehari-hari.
Pernapasan yang dianjurkan untuk kegiatan public speaking adalah pernafasan diafragma. Pernafasan ini lebih dalam dan lebih tahan lama. Suara yang dihasilkan lebih dalam, power lebih kuat, dan lebih terasa nikmat untuk didengar. Di samping itu, panjang-pendek napas juga harus diperhatikan. Untuk seorang public speaker, panjang napas minimal 18 detik tanpa terputus. Napas adalah modal penting bagi seorang public speaker. Pernapasan yang baik akan mendukung lahirnya suara berkualitas.
Untuk caranya sendiri adalah dengan meniup lilin yang sedang menyala dengan jarak 1 meter secara berulang, lakukan hal tersebut minimal 10 kali, kemudian tarik napas sedalam mungkin menggunakan hidung, kemudian keluarkan lewat mulut secara perlahan sembari berdesis. Hal yang dapat dilakukan: a. Tarik napas, keluarkan pelan-pelan lewat mulut (5-10x). b. Tarik napas, tahan sebentar, keluarkan pelan-pelan lewat mulut (5-10x). [4]
[4] Gustina Zainal, Anna. 2022. Public Speaking “Cerdas saat berbicara di depan umum. Jawa Tengah : Eureka Media Aksara. Hlm 24.
2. Artikulasi atau kejelasan suara
Kejelasan adalah unsur penting lainnya dalam teknik vokal. Artikulasi adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas. Artikulasi terkait pelafalan kata. Artikulasi artinya kejelasan pengucapan huruf demi huruf, kata demi kata, dan kalimat demi kalimat. Hal ini membutuhkan latihan olah vokal, misalnya mengucapkan A I U E O dan kata-kata mirip.
3. Intonasi
Intonasi adalah lagu kalimat. Intonasi membentuk makna kata atau kalimat. Kata aduh bisa bermakna macammacam jika diucapkan dengan intonasi yang berbeda. Nada (tone) adalah tinggi-rendahnya suara. Ini perlu diperhatikan agar pendengar tidak cepat bosan dengan pembicaraan kita yang datar atau “satu nada” (monoton). Intonasi merupakan tinggi rendahnya suara, irama suara atau alunan nada. Ketika melakukan public speaking, pastikan nada bicara yang dipakai, merupakan nada biasa sehari-hari ketika melakukan percakapan agar audiens seperti diajak berkomunikasi dengan intens.
4. Aksentuasi
Aksentuasi artinya pemberian tekanan suara pada suku kata atau kata; pengutamaan; penitikberatan; atau penekanan. Dalam teknik vokal atau saat berbicara, aksentuasi adalah penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu yang dianggap penting. Public speaker harus pandai memilih dan melakukan penekanan terhadap kata atau kalimat yang menjadi fokus atau pokok perhatian atau untuk lebih diperhatikan oleh audiens.
5. Frasering
Frasering (phrasering) adalah pemenggalan kata atau kalimat yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dan kelaziman.
6. Power
Power yaitu kekuatan suara. Kekuatan suara yang dihasilkan harus tepat sesuai dengan pemakaian kata. Pembicara juga harus memperhatikan variasi power. Pemilihan power juga harus mempertimbangkan sifat acara yang indoor atau outdoor serta ketersediaan atau kualitas pengeras suara/soundsystem.
7. Infleksi
Infleksi atau vocal inflection naik-turunnya nada suara saat mengucapkan kata atau kalimat. Disebut juga “lagu kalimat”, standarnya adalah suara meninggi (go up) saat jeda (pause) dan menurun (go down) saat berhenti. Berbicara dalam situasi tekanan tinggi, dapat membuat Anda “meratakan” suara Anda.
8. Speed/Tempo
Standar kecepatan suara harus menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan. Ada kalanya berbicara dengan tempo lambat, sedang, dan cepat. Ada juga saatnya kita berbicara dengan tempo yang variatif atau dinamis. Turunkan kecepatan bicara saat menyampaikan pesan penting. Lambatkan pengucapan kata- kata saat memberi penekanan pada kata-kata atau istilah tertentu.
9. Volume
Volume yaitu tingkat kenyaringan suara. Pastikan suara Anda terdengar cukup baik ke audiens yang duduk di bagian paling belakang. Pemilihan volume suara juga memperhatikan jumlah peserta, tempat kegiatan, dan kondisi lingkungan tempat kegiatan berlangsung. Termasuk juga ada tidaknya sound system dan kualitas sound system tersebut. Sebagai gambaran, untuk kegiatan di kelas, maka suara pembicara harus terdengar jelas oleh peserta yang duduk di kursi paling belakang.[5]
[5] Gustina Zainal, Anna. 2022. Public Speaking “Cerdas saat berbicara di depan umum. Jawa Tengah : Eureka Media Aksara. Hlm 24.
2.3 Jenis-Jenis Vokal
Kemampuan berbicara di depan umum adalah hal yang dapat dilatih. Dengan mengenal jenis suara, seorang public speaker dapat mengolah suara tergantung pada ide acara ataupun keinginan audiens. Suara pria dan wanita pada umumnya berbeda. Suara pria terbagi kepada beberapa jenis antara lain:
1. Tenor merupakan suara tinggi, dalam paduan suara, suara tenor tertinggi disebut soprano anak laki-laki. Dalam opera, tenor sering berperan sebagai pahlawan dan karakter utama.
2. Bariton merupakan suara antara tenor dan bass dan merupakan suara yang paling umum dimiliki pria. Suara bariton dapat dibagi menjadi beberapa bentuk, di antaranya :
a) Bariton lirik: Suara yang lebih ringan, sering ditampilkan di konser klasik
b) Bariton dramatis: Suara yang lebih gelap, digunakan dalam peran opera utama.
3. Bass merupakan suara rendah.Suara bass memiliki karakteristik yang dalam, besar, dan bergema
Sedangkan jenis suara wanita terbagi:
1. Sopran merupakan suara wanita paling tinggi dan sangat dominan dalam music klasik. Sopran memiliki arti melampaui atau super.
2. Mezo-sopran merupakan suara wanita yang berada di tengah antara sopran dengan alto/contralto.
3. Alto/contralto merupakan suara rendah pada wanita.[6]
[6] Charles Bonar Sirait, 2007. The Power of Public Speaking: Kiat Sukses Berbicara Di Depan Public. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 35
2.4 Tekhnik Olah Vokal
Olah vokal adalah serangkaian latihan yang bertujuan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan suara seorang pembicara. Melalui latihan ini, pembicara dapat meningkatkan intonasi, artikulasi, pengendalian pernapasan, dan aspek-aspek lain dari teknik vokal yang esensial dalam public speaking. Olah vokal juga membantu pembicara mengatasi tantangan seperti suara monoton, artikulasi yang kurang jelas, atau kelelahan suara saat berbicara dalam waktu yang lama.
Latihan teknik olah vokal tidak hanya penting bagi pembicara pemula, tetapi juga bagi mereka yang sudah berpengalaman, karena keterampilan vokal membutuhkan pemeliharaan dan pengembangan berkelanjutan. Dengan pendekatan latihan yang tepat, seorang pembicara dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbalnya secara signifikan, sehingga mampu memberikan presentasi yang lebih efektif dan menarik.
Berikut adalah beberapa cara untuk melatih olah vokal, diantaranya:
b. Latihan Pengucapan atau Artikulasi
Dimaksudkan untuk memperlancar kemampuan dalam mengucapkan kata-kata. Misalnya mengucapkan huruf a, i, u, e, o. Disamping huruf hidup, ada juga huruf mati yang perlu dilatih pengucapannya seperti d, t, b, p, m, n, c, j, z dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat kata-kata yang tidak mudah untuk diucapkan seperti: korpri, institusi, konstutisional, strukturisasi, meminimalisir, dan sebagainya. Untuk melatih artikulasi, coba ucapkan sebanyak 10 kali kalimat-kalimat dibawah ini;
• “Kepala diurut kelapa diparut”
• “Saya naik sedan ke Surabaya”
• “Saya tersedu sedan mendengar berita itu”
c. Latihan Kelancaran
Membiasakan diri mengucapkan kata-kata dan membaca naskah secara cepat sangat perlu dilakukan. Improvisasi dan kecepatan berbicara perlu dilatih. Cobalah untuk mengubah-ubah kecepatan bicara anda selama presentasi. Kecepatan bicara yang sama sepanjang presentasi akan membuat audiens merasa bosan. Anda mungkin bicara agak lambat di awal presentasi untuk membiasakan audiens dengan suara anda. Agak cepat pada hal-hal yang biasa saja dan agak pelan ketika memasuki poin penting.
Jangan bicara terlalu cepat, karena akan menyulitkan audiens menangkap maksud anda. Ada yang bilang kecepatan normal bicara adalah 125 kata per menit. Anda bisa tes kecepatan bicara dengan bantuan timer atau stopwatch. Jika tidak, mintalah bantuan teman anda. Bicaralah di depannya dan minta pendapatnya mengenai kecepatan bicara anda.
d. Latihan Intonasi atau Nada
Dalam berbicara perlu ada lagu bicara yang nadanya berganti-ganti agar tidak monoton dan audiens dapat paham dengan apa yang kita sampaikan. Maka dari itu, perlu adanya latihan intonasi dalam berbicara. Cobalah ucapkan beberapa kalimat dibawah ini untuk melatih intonasi kita:
• “Es teh manis” yang maksudnya rasa teh itu manis, dan
• “Es teh manis” yang maksudnya si lawan bicara berwajah manis.
e. Latihan Volume Suara
Ucapkan “Siapa yang tertawa sendiri disana” sebanyak 5 kali dengan suara yang semakin keras tetapi dengan nada tetap. Ucapkan “Kamu betul-betul hebat” sebanyak 5 kali dengan suara yang semakin pelan tetapi dengan nada tetap.
f. Latihan Tempo
Tempo adalah cepat lambatnya seseorang mengucapkan kata. Jika kita mengucapkan kata atau kalimat terlalu cepat, terkadang maknanya tidak bisa dipahami. Sebaliknya, jika mengucapkan kata atau kalimat terlalu lambat, akan terasa sangat membosankan. Tempo digunakan secara bervariasi dalam membacakan suatu kalimat agar kita dapat menunjukkan sesuatu yang perlu ditekankan. Untuk melatih tempo, coba lakukan hal dibawah ini;
• “Saudara, monyet banyak sekali terdapat di hutan Kalimantan” (tujuannya memberi informasi di hutan kalimantan banyak sekali terdapat hewan yang bernama monyet)
• “Saudara monyet banyak sekali terdapat di hutan Kalimantan” (maksudnya di hutan kalimantan banyak sekali terdapat hewan yang sejenis monyet seperti lutung, orang utan, dan-lain-lain)
• “Saudara monyet banyak sekali terdapat di hutan Kalimantan” (maksudnya adalah mengolok-olok lawan bicara sebagai monyet).
g. Latihan Warna Suara
Ucapkan kalimat “Sehari serasa setahun” dengan warna suara asli kita kemudian diulang-ulang dengan lebih besar, lebih kecil, parau, sengau, suara nenek- nenek, dan sebagainya.[7]
[7] Gustina Zainal, Anna. 2022. Public Speaking “Cerdas saat berbicara di depan umum. Jawa Tengah : Eureka Media Aksara. Hlm 24.
2.5 Kesalahan Dalam Vocal Public Speaking
Kesalahan dalam vocal public speaking ini dapat mengurangi efektivitas penyampaian pesan dan menyebabkan audiens kehilangan minat. Selain itu, kesalahan dalam teknik vokal juga dapat memengaruhi persepsi audiens terhadap pembicara.
Berikut ini kami uraikan kesalahan-kesalahan dalam vokal public speaking. antara lain:
a. Meniadakan huruf
Jangan sekali-kali mencoba meniadakan huruf, karena itu akan menjadi sebuah kebiasaan dan membuat kita tidak profesional dalam bekerja.
b. Malas membuka mulut
Sebagai announcer kita harus mau membuka mulut selebar- lebarnya agar kata yang terucap dapat terdengar dengan jelas.
c. Bicara dengan nada datar
Jika ini terjadi, maka audiens akan merasa jenuh dan tidak tertarik. Oleh sebab itu berilah sedikit penekanan pada kata- kata tertentu.
d. Nada akhir kalimat berakhir sama dengan kalimat lain.
e. Kecepatan berbicara tidak teratur
Jika hal ini terjadi maka pernafasan anda akan terlihat jelek dan kalimat anda akan berantakan sehingga tidak terdengar jelas oleh audiens. Untuk narator harus mempunyai kecepatan yang stabil.
f. Penekanan kata / suku kata yang kurang / tidak tepat
Penekanan kata itu penting namun jangan sampai salah pilih, jika ini terjadi maka akan fatal dan malah terdengar aneh di telinga.
g. Mengulangi atau menggunakan kata yang sama
Hal ini tentunya harus dihindari, karena apabila terjadi akan menimbulkan kesan bahwa kita bingung dan pesan yang kita sampaikan tidak jelas. Terlebih lagi jika kita mengulangi kata yang sama melebihi dua buah dalam satu kalimat. h. Mengucapkan kata yang tidak penting Tanpa kita sadari, kita sering sekali melakukan ini ketika lupa akan materi atau pesan yang ingin kita sampaikan. Contohnya seperti menggunakan kata “hm.....” atau “ehhh.....” atau “apa namanya....” dan sebagainya. Padahal hal tersebut membuat kita menjadi tidak profesional dan audiens akan merasa kebingungan.[8]
[8] Rahayu, Suharmi. 2023. Public Speaking. Tanggerang : Unpam press. Hlm. 132
2.6 Demam Panggung
Demam panggung adalah kekhawatiran, ketakutan, atau fobia yang berhubungan dengan penampilan di depan penonton atau kamera. Bentuk ketakutan ini dapat mendahului atau menyertai penampilan di depan umum.
Sebelum memulai public speaking, hal umum yang dirasakan adalah grogi atau nervous. Grogi bisa menghampiri siapa saja tidak peduli usia, jabatan ataupun status sosial. Berikut adalah tanda-tanda seorang pembicara sedang mengalami demam panggung: (1) Jantung berdetak lebih cepat; (2) Napas pendek; (3) Keringat dingin; (4) Sakit perut; (5) Gemetar; (6) Bicara terbata-bata; (7) kehilangan kata; dan masih banyak lagi, hal ini bisa dirasakan satu per satu atau banyak sekaligus.[9]
[9] Dunar, Hilbam. 2015. My Public Speaking. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 19
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam panggung saat public speaking. Antara lain :
1. Persiapkan semuanya dengan matang
Untuk kamu yang terbiasa atau baru pertama kali tampil di hadapan publik, sangat penting mempersiapkan segala sesuatunya secara matang guna meminimalisir perasaan gugup. Sangat penting menguasai materi atau topik yang akan menjadi bahasan atau yang akan disampaikan.
Seseorang yang benar-benar siap tentu akan meningkat rasa percaya dirinya. Hal ini akan memudahkan konsentrasi saat menyampaikan sebuah pesan di depan khalayak.
Pastikan penampilan, materi presentasi, interview, atau kegiatan lain sudah siap dan dikuasai secara matang sehingga tidak perlu belajar lagi di lokasi acara. Memastikan persiapan ini bisa dilakukan dengan banyak riset, menulis pertanyaan serta jawaban yang kemungkinan ditanyakan audiens, dan tentu jangan lupa berlatih. Selain persiapan materi, kamu juga perlu menyiapkan penampilan fisik. Persiapkan kostum yang sesuai dengan acara.
2. Tenangkan Tubuh & Pikiran
Untuk mengatasi demam panggung, kamu bisa menenangkan tubuh sebelum naik ke panggung atau sebelum tampil. Meringankan ketegangan dari tubuh dapat menenangkan suara serta pikiran.
Latihlah terus menerus dialog, apabila melakukan kesalahan di panggung, jangan panik. Buatlah kesalahan itu tampak seperti bagian dari peran. Sebelum naik ke panggung atau sebelum tampil, kamu bisa melakukan peregangan kaki, lengan, punggung, serta bahu.
Apabila terlanjur salah, maka jangan gugup dan tetap rileks untuk melanjutkan penampilanmu. Tetap kuasai panggung agar audiens tidak kecewa dengan penampilanmu.
3. Perluas wawasan
Menambah wawasan bisa kamu lakukan dengan membaca buku, artikel, majalah, maupun berita yang sedang hangat. Semakin kamu menguasai apa yang akan disampaikan, maka audiens akan semakin yakin dengan yang kamu sampaikan.
Semakin luas wawasan kamu mengenai beberapa hal, maka akan semakin banyak pula bahan pembicaraan yang bisa dikaitkan serta dibahas di depan khalayak.
Apabila acaranya non-formal, kamu bisa menambahkan selingan lawakan untuk menghibur audiens agar suasana acara tidak tegang dan monoton.
4. Sering berlatih
Jika kamu pemula yang akan tampil di hadapan khalayak, maka berlatihlah sesering mungkin. Akan lebih baik jika ditemani seseorang yang sudah terbiasa bicara di depan publik sehingga bisa mengarahkan kekurangan kamu.
Atau kamu bisa berlatih sesering mungkin di depan cermin. Atau saat melakukan aktivitas lain seperti saat berdandan, saat mencuci baju, atau kapanpun. Sering berlatih bisa menghindari resiko lupa ketika berada di hadapan khalayak.
Sering berlatih juga membuat penampilanmu lebih baik dan lancar.
10. Adaptasi Panggung
Ketika sudah mendekati hari penampilan, kecemasan bisa jadi datang menghantui. Hal yang bisa kamu lakukan adalah adaptasi di mana kamu tampil.
Terlebih untuk seorang pemain teater, di mana adaptasi panggung sangat dibutuhkan. Misalnya, untuk mengetahui ukuran panggung serta memperhatikan suasana lingkungan tempat pertunjukan. Jika diperlukan, kamu bisa mencari tahu kepada panitia siapa saja tamu undangan yang hadir supaya bisa menyesuaikan.
11. Selalu Percaya Diri
Ketika kamu menyiapkan penampilan sebelum tampil, perasaan gugup atau takut salah seringkali muncul. Untuk mengatasi hal tersebut, kamu harus percaya terhadap kemampuan diri kamu sendiri. Jadikan kelebihan yang kamu miliki sebagai penyemangat bahwa hal tersebut yang membuat orang lain mau mengundang diri kamu.
Yakinkan pada diri kamu bahwa kamu adalah orang yang mampu dan kompeten sehingga audiens yang mendengarkan lebih yakin terhadap apa yang kamu sampaikan. Sampaikan atau presentasikan data, dan jangan asal ngomong.
12. Kenali Lokasinya
Usahakan sebelum hari penampilan, kamu sudah mengetahui lokasi acara. Baik itu di ruang kelas, ruang konferensi, auditorium, maupun aula besar. Kenali bagaimana gambaran lokasi ketika kamu berbicara di depan audiens.
Perhatikan lokasi yang akan kamu tuju, apakah berada di lokasi yang rawan macet atau tidak. Jika lokasi tersebut di lokasi yang cukup padat dan rawan macet, maka kamu harus berangkat ke lokasi acara lebih awal untuk menghindari kemacetan dan telat. Cara ini efektif membuat kamu lebih siap dengan apa yang akan dihadapi.[10]
[10] Ahmad, “cara mengatasi demam panggung” (https://www.gramedia.com/best-seller/cara-mengatasi-demam- panggung/#google_vignette/, diakses pada 23 juli 2021).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Teknik vokal adalah cara menghasilkan suara yang jelas, merdu, dan menarik. Public speaking membutuhkan teknik vokal untuk menyampaikan pesan dengan efektif dan membangun kesan positif kepada audiens. Public speaking adalah kemampuan berbicara di depan banyak orang dengan menyampaikan pesan yang dapat dimengerti, dipercaya, dan mencapai tujuan komunikasi. Albert Mehrabian menyebutkan bahwa audiens menilai pembicara melalui Verbal 7%, Vokal 38%, dan Visual 55%.
Terdapat beberapa elemen penting dalam teknik vokal, seperti : (1) Pernapasan yang Menggunakan pernapasan diafragma agar suara lebih kuat dan stabil; (2) Artikulasi atau Pengucapan yang jelas dan tepat; (3) Intonasi atau Variasi nada untuk menghindari monoton; (4) Aksentuasi atau Penekanan pada kata atau frasa penting; (5) Frasering: Pemenggalan kata atau kalimat yang baik; (6) Power atau Kekuatan suara sesuai situasi;
(7) Infleksi atau Pergantian nada saat berbicara; (8) Tempo atau Kecepatan bicara yang sesuai. (9) Volume atau Tingkat keras-lembut suara yang tepat.
Dalam realisasinya untuk mendapatkan vokal yang baik maka diperlukan berbagai latihan seperti mengatur artikulasi, intonasi, tempo, volume, dan warna suara untuk meningkatkan kemampuan berbicara.
Didalam public speaking tidak bisa dipungkiri demam panggung atau rasa gugup dapat menimpa siapa saja. Untuk mengatasi rasa gugup tersebut maka hendaknya lakukan persiapan matang, tenangkan tubuh dan pikiran, sering berlatih, dan percaya diri. Adaptasi terhadap lokasi dan audiens juga penting untuk menciptakan penampilan yang meyakinkan.
DAFTAR PUSTAKA
Gustina Zainal, Anna. 2022. Public Speaking “Cerdas saat berbicara di depan umum. Jawa Tengah : Eureka Media Aksara.
Meifilina, Andini.2021. Buku Ajar Public Speaking. Banten : CV. AARizky.
Charles Bonar Sirait, 2007. The Power of Public Speaking: Kiat Sukses Berbicara Di Depan Public. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Rahayu, Suharmi. 2023. Public Speaking. Tanggerang : Unpam press.
Dunar, Hilbam. 2015. My Public Speaking. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Ahmad, “cara mengatasi demam panggung” (https://www.gramedia.com/best-seller/cara- mengatasi-demam-panggung/#google_vignette/, diakses pada 23 juli 2021).