A. DEFINISI SINTAKSIS
Sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari struktur kalimat, hubungan antar unsur dalam kalimat, dan aturan pengaturannya. Fokus utamanya adalah cara kata dan frasa disusun untuk membentuk kalimat yang bermakna.
B. TATARAN SINTAKSIS DAN HUBUNGAN ANTAR TATANAN SINTAKSIS
Tataran sintaksis mencakup berbagai tingkat unit bahasa yang disusun secara hierarkis dalam suatu struktur kalimat. Penjelasan rinci tentang tataran ini adalah sebagai berikut:
1. Tataran Sintaksis
Terdapat empat tataran utama dalam sintaksis:
a. Kata
Definisi: Unit dasar dalam sintaksis yang terdiri atas satuan leksikal.
Contoh: Dalam kalimat Ahmad membaca buku, terdapat kata-kata: Ahmad, membaca, dan buku.
Kata memiliki peran tertentu, seperti subjek, predikat, objek, atau keterangan.
b. Frasa
Definisi: Gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan makna tetapi tidak memiliki subjek dan predikat.
Contoh:
- Ahmad pintar → Frasa nominal.
- Sangat cepat → Frasa adverbial.
Frasa dapat dibedakan berdasarkan fungsi dalam kalimat, seperti frasa subjek atau frasa objek.
c. Klausa
Definisi: Satuan sintaksis yang lebih besar dari frasa, yang memiliki subjek dan predikat.
Contoh:
- Ahmad membaca buku → Klausa sempurna (independen).
- Ketika Ahmad membaca buku → Klausa tak sempurna (dependen).
d. Kalimat
Definisi: Satuan bahasa yang utuh, terdiri dari satu atau lebih klausa, dan memiliki intonasi akhir yang menandai pernyataan, pertanyaan, atau perintah.
Contoh:
- Ahmad membaca buku di perpustakaan.
Kalimat dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur:
- Kalimat sederhana: Mengandung satu klausa.
- Kalimat majemuk: Mengandung lebih dari satu klausa.
2. Hubungan Antar Tataran Sintaksis
Hubungan ini menggambarkan bagaimana unit-unit bahasa di atas saling berkaitan dalam membangun makna utuh:
a. Hubungan Kata dan Frasa
Kata adalah komponen penyusun frasa. Misalnya, frasa buku baru terdiri dari kata buku (inti) dan baru (atribut).
b. Hubungan Frasa dan Klausa
Frasa bergabung untuk membentuk klausa.
Contohnya:
- Frasa: Ahmad (subjek) + membaca buku baru (predikat).
- Klausa: Ahmad membaca buku baru.
c. Hubungan Klausa dan Kalimat
Klausa menjadi elemen pembentuk kalimat.
Misalnya:
Klausa 1: Ahmad membaca buku.
Klausa 2: Buku itu sangat menarik.
Kalimat: Ahmad membaca buku, dan buku itu sangat menarik.
d. Integrasi Makna Antar Tataran
Setiap tataran menyumbang elemen makna ke dalam kalimat:
- Kata memberikan dasar makna leksikal.
- Frasa menyusun makna kompleks.
- Klausa menciptakan makna relasional.
- Kalimat membangun makna utuh dan lengkap.
Pentingnya Hubungan Antar Tataran
1. Hierarki dan Koherensi
Hubungan antar tataran menjamin kalimat memiliki struktur yang terorganisasi dan dapat dipahami.
2. Analisis Sintaksis
Pemahaman tataran sintaksis mempermudah analisis elemen kalimat, terutama dalam bahasa seperti Arab yang memiliki aturan i’rab (vokal akhir) yang kompleks.
C. SINTAKSIS BAHASA ARAB (ILMU NAHWU_
Dalam bahasa Arab, sintaksis dikenal dengan istilah Ilmu Nahwu (علم النحو). Ilmu ini mempelajari tata aturan susunan kata dalam kalimat, serta menentukan posisi dan perubahan bentuk kata berdasarkan fungsinya. Sintaksis bahasa Arab memiliki karakteristik unik karena sifatnya yang fleksibel, tergantung pada konteks dan posisi kata dalam kalimat. Berikut penjelasan mendalam:
1. Konsep Dasar Sintaksis Bahasa Arab
Sintaksis bahasa Arab berfokus pada:
- I'rab (الإعراب): Perubahan vokal akhir kata (harakat) yang menunjukkan fungsi gramatikalnya dalam kalimat.
Contoh:
ذهبَ الطالبُ إلى المدرسةِالطالبُ: Subjek (mubtada’/fa’il) dengan dhammah (ُْ).
المدرسةِ: Objek atau keterangan tempat dengan kasrah (ِْ).
- Fungsi Kata: Setiap kata dalam kalimat memiliki peran, seperti subjek (fa'il), objek (maf'ul bih), keterangan tempat (zarf makan), dsb.
2. Struktur Dasar Kalimat dalam Bahasa Arab
Terdapat dua jenis kalimat utama:
a. Kalimat Ismiyyah (الجملة الاسمية)
Definisi: Kalimat yang dimulai dengan kata benda (isim).
Struktur:
1. Mubtada' (المبتدأ): Subjek atau pelaku.
2. Khabar (الخبر): Predikat atau informasi tentang subjek.
Contoh:
الطالبُ مجتهدٌ (Siswa itu rajin).
- الطالبُ: Mubtada' → Subjek.
- مجتهدٌ: Khabar → Predikat.
b. Kalimat Fi’liyyah (الجملة الفعلية)
Definisi: Kalimat yang dimulai dengan kata kerja (fi'il).
Struktur:
1. Fi'il (الفعل): Kata kerja.
2. Fa'il (الفاعل): Subjek atau pelaku.
3. Maf'ul bih (المفعول به): Objek, jika diperlukan.
Contoh:
قرأَ الطالبُ الكتابَ (Siswa membaca buku).
- قرأَ: Fi'il → Kata kerja.
- الطالبُ: Fa'il → Subjek.
- الكتابَ: Maf'ul bih → Objek.
3. Peran I’rab dalam Sintaksis Bahasa Arab
I’rab adalah ciri khas utama sintaksis bahasa Arab. Perubahan vokal akhir kata dalam bahasa Arab membantu:
1. Menunjukkan fungsi kata dalam kalimat.
2. Memastikan hubungan antar elemen dalam struktur kalimat.
Contoh Perubahan I’rab:
- ذهبَ الطالبُ → طالبُ (Subjek → Dhammah).
- رأيتُ الطالبَ → طالبَ (Objek → Fathah).
- مررتُ بالطالبِ → طالبِ (Setelah huruf jar → Kasrah).
4. Hubungan Antar Kata dalam Sintaksis Arab
Dalam bahasa Arab, hubungan antar kata dijelaskan melalui:
1. Al-Murakkabat (Susunan):
- Muthlaq: Hubungan bebas tanpa batasan makna.
- Idhafah: Hubungan kepemilikan (misalnya, كتابُ الطالبِ).
2. Kesepakatan (موافقة): Kesepakatan dalam jenis (jenis laki-laki/perempuan), jumlah, atau kasus.
5. Contoh Analisis Sintaksis Bahasa Arab
Kalimat:
كتبَ المدرسُ الدرسَ في الدفترِ
- كتبَ : Kata kerja (fi'il).
- المدرسُ: Subjek (fa'il).
- الدرسَ: Objek (maf'ul bih).
- في الدفترِ: Keterangan tempat (zarf makan).
6. Pentingnya Sintaksis dalam Bahasa Arab
1. Makna yang Jelas: I’rab membantu pembaca atau pendengar memahami peran kata, meskipun urutan kata berubah.
Contoh:
- ضربَ محمدٌ علياً (Muhammad memukul Ali).
- ضربَ علياً محمدٌ (Muhammad memukul Ali).
Urutan berubah, tetapi makna tetap sama karena I’rab.
2. Keindahan dan Kejelasan Bahasa: Aturan sintaksis menambah keindahan dalam puisi dan prosa Arab.
D. PENGERTIAN SINTAGMATIK DAN PARADIGMATIK
Dalam ilmu linguistik, sintagmatik dan paradigmatik adalah dua konsep kunci yang digunakan untuk memahami hubungan antar elemen bahasa. Keduanya membantu menjelaskan bagaimana kata atau unit bahasa berinteraksi dalam sistem bahasa. Berikut adalah penjelasan lebih rinci:
1. Hubungan Sintagmatik
Definisi:
Hubungan sintagmatik adalah hubungan antar elemen bahasa yang muncul secara linier (horizontal) dalam satuan yang lebih besar, seperti frasa, klausa, atau kalimat.
Ciri-Ciri:
- Berfokus pada posisi dan urutan kata dalam struktur kalimat.
- Tergantung pada aturan tata bahasa (syntax).
- Membentuk kohesi struktural, yaitu bagaimana elemen-elemen bahasa saling mendukung untuk menciptakan makna.
Contoh:
Dalam kalimat "Ali membaca buku", hubungan sintagmatik melibatkan:
- Ali → Subjek, diikuti oleh
- membaca → Predikat, diikuti oleh
- buku → Objek.
Hubungan ini menunjukkan bagaimana setiap elemen saling berurutan untuk membentuk makna kalimat. Jika urutannya berubah, makna dapat menjadi tidak jelas atau salah.
2. Hubungan Paradigmatik
Definisi:
Hubungan paradigmatik adalah hubungan antar elemen bahasa yang saling menggantikan (substitutif) dalam sistem bahasa. Hubungan ini terjadi pada poros vertikal, yang menunjukkan pilihan kata atau elemen bahasa yang tersedia dalam konteks tertentu.
Ciri-Ciri:
- Berfokus pada pilihan kata atau elemen yang sesuai dengan konteks.
- Melibatkan hubungan leksikal dan semantis, seperti sinonim, antonim, atau kelas gramatikal.
- Menciptakan variasi dan fleksibilitas dalam penggunaan bahasa.
Contoh:
Dalam kalimat "Ali membaca buku", kata membaca dapat diganti dengan kata kerja lain, seperti menulis atau mempelajari, tergantung pada konteks:
- Ali menulis buku.
- Ali mempelajari buku.
Hubungan ini menunjukkan opsi lain yang relevan dalam sistem bahasa.
3. Perbedaan Utama Sintagmatik dan Paradigmatik
- Dimensi : Horizontal (urutan kata dalam kalimat)
- Fokus : Posisi dan hubungan antar elemen
- Tingkat Hubungan : Relasi antar elemen yang hadir bersama
- Contoh : Ali membaca buku
3.2. Paradigmatik
- Dimensi : Vertikal (pilihan elemen bahasa)
- Fokus : Pilihan dan substitusi elemen
- Tingkat Hubungan : Relasi antar elemen dalam sistem
- Contoh : Ali menulis buku atau Ali membaca koran
4. Hubungan Sintagmatik dan Paradigmatik
Kedua hubungan ini bekerja bersama dalam bahasa:
- Sintagmatik menentukan bagaimana elemen-elemen bahasa disusun untuk membentuk struktur.
- Paradigmatik menentukan pilihan elemen mana yang paling cocok dalam konteks tersebut.
Contoh dalam Bahasa Arab:
ذهبَ الطالبُ إلى المدرسةِ
Sintagmatik: Kata-kata diatur dalam urutan tertentu untuk membentuk kalimat:
- ذهبَ → Fi'il (kata kerja).
- الطالبُ → Fa'il (subjek).
- إلى المدرسةِ → Zarf makan (keterangan tempat).
Paradigmatik: Kata ذهبَ dapat diganti dengan kata kerja lain seperti رجعَ (kembali) atau خرجَ (keluar) tergantung pada makna yang diinginkan.
5. Pentingnya Sintagmatik dan Paradigmatik dalam Ilmu Lughoh
1. Sintagmatik membantu memahami aturan sintaksis, yaitu bagaimana kata dan frasa disusun secara logis dan gramatikal.
2. Paradigmatik membantu memperluas kosakata dan variasi ekspresi dalam bahasa, terutama untuk menciptakan kalimat yang lebih kaya dan fleksibel.
3. Pengaruh pada Analisis Bahasa Arab:
- Dalam Nahwu, hubungan sintagmatik terlihat dalam penempatan fa'il, maf'ul bih, dan elemen lainnya.
- Dalam Sharaf, hubungan paradigmatik tercermin dalam pilihan bentuk kata kerja (seperti ذهبَ, يذهبُ, atau اذهبْ).
Sintagmatik: Hubungan antar kata atau unit bahasa dalam satu struktur kalimat (horizontal).
Paradigmatik: Hubungan antara elemen dalam sistem bahasa yang saling menggantikan (vertikal).
E. TEKNIK DIAGRAM POHON DALAM SINTAKSIS
Diagram pohon adalah representasi visual dari struktur sintaksis suatu kalimat. Teknik ini digunakan untuk menunjukkan hubungan hierarkis antar elemen bahasa (kata, frasa, klausa) dalam sebuah kalimat. Diagram pohon membantu mempermudah analisis sintaksis dengan cara memetakan setiap elemen sesuai dengan fungsi dan posisinya.
1. Komponen Utama Diagram Pohon
Diagram pohon memiliki beberapa komponen dasar yang menggambarkan unsur sintaksis:
a. Node (Simpul)
Setiap node mewakili elemen tertentu dalam struktur sintaksis.Node atas: Elemen yang lebih umum (misalnya, klausa atau kalimat).
Node bawah: Elemen yang lebih spesifik (misalnya, kata atau morfem).
b. Cabang (Branch)
Cabang menghubungkan node satu dengan node lainnya, menunjukkan hubungan hierarkis antar elemen.
c. Tingkatan
Diagram pohon memiliki tingkatan berdasarkan hierarki sintaksis:
- Tingkatan tertinggi: Struktur kalimat keseluruhan.
- Tingkatan tengah: Klausa dan frasa.
- Tingkatan bawah: Kata individu.
2. Struktur Diagram Pohon
Diagram pohon biasanya disusun dalam urutan hierarkis berikut:
1. Kalimat (S)
Unit terbesar dalam diagram.
2. Klausa
Dibagi menjadi subjek (Subject) dan predikat (Predicate).
3. Frasa
Predikat atau subjek dapat terdiri dari berbagai frasa:
- Frasa Nominal (NP - Noun Phrase).
- Frasa Verbal (VP - Verb Phrase).
- Frasa Preposisional (PP - Prepositional Phrase).
4. Kata (Lexical Items)
Elemen terkecil dalam diagram.
3. Contoh Penerapan Diagram Pohon
A. Contoh Kalimat dalam Bahasa Indonesia
"Ali membaca buku di perpustakaan."
Langkah Analisis:
- Kalimat terbagi menjadi subjek (Ali) dan predikat (membaca buku di perpustakaan).
- Predikat dibagi lagi menjadi kata kerja (membaca), objek (buku), dan keterangan (di perpustakaan).
Diagram Pohon
S
/ \
NP VP
/ / \
N V PP
| | / \
Ali membaca P NP
| |
di perpustakaan
B. Contoh Kalimat dalam Bahasa Arab
كتبَ المدرسُ الدرسَ في الدفترِ
Langkah Analisis:
- Kalimat ini terdiri atas predikat (كتبَ), subjek (المدرسُ), objek (الدرسَ), dan keterangan (في الدفترِ).
- Frasa preposisional (في الدفترِ) terdiri dari preposisi (في) dan objeknya (الدفترِ).
Diagram Pohon
S
/ \
VP NP
/ \ |
V NP المدرسُ
| |
كتبَ الدرسَ
|
PP
/ \
في الدفترِ
4. Keunggulan Teknik Diagram Pohon
1. Visualisasi Hierarki
Diagram pohon membantu memahami bagaimana elemen bahasa berhubungan dalam struktur kalimat.
2. Kemudahan Analisis
Dengan teknik ini, struktur kalimat yang kompleks dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mudah dipahami.
3. Aplikasi Universal
Teknik ini dapat diterapkan pada berbagai bahasa, termasuk bahasa Arab, dengan menyesuaikan unsur-unsur tata bahasanya.
5. Aplikasi Diagram Pohon dalam Bahasa Arab
Dalam bahasa Arab, diagram pohon membantu mengidentifikasi:
- Posisi subjek (fa’il) dan objek (maf’ul bih).
- Struktur frasa nominal (frasa ismiyyah).
- Hubungan antara kata kerja dan pelengkapnya dalam kalimat (kalimat fi’liyyah).
Contoh:
Kalimat: الولدُ كتبَ الدرسَ في المدرسةِ
Diagram pohon menunjukkan:
- الولدُ: Subjek (mubtada' / fa’il).
- كتبَ الدرسَ: Predikat (kata kerja + objek).
- في المدرسةِ: Keterangan tempat.
Diagram ini dapat divisualisasikan seperti contoh di atas.
6. Keterkaitan dengan Morfologi dan Sintaksis
Dalam bahasa Arab, diagram pohon juga berguna untuk menganalisis perubahan bentuk kata (i'rab) dan posisi kata sesuai fungsi sintaksisnya.
Selain itu, diagram ini menunjukkan bagaimana elemen-elemen bahasa Arab seperti harf, isim, dan fi’il saling berhubungan untuk membentuk makna utuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar