Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pengajaran Bahasa Arab
Dosen pengampu : Ustad Sabar Siswoyo, M. Pd
Oleh Kelompok 1 Prodi SBA :
1. Azzubair Juarsa (023210073)
2. Mohammad Rerik Fursan Ruhbani (023210041)
3. Muhammad Abdul Majid Aziz (023210043)
4. Willy Rahman (023210092)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’Ala atas segala karunia nikmat sehat jasmani dan rohani sehingga makalah yang berjudul “Pengertian Metodologi Bahasa Arab” ini dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas awal semester yang diampu oleh Ustad Sabar Siswoyo, M. Pd.
Pemilihan tema sudah ditentukan oleh dosen. Sehingga dengan adanya makalah ini dapat membuka pola fikir kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karenanya kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk kami jadikan sebagai evaluasi.
Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai ide/gagasan yang menambah kekayaan intelektual bangsa.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Cileungsi, 29 September 2024
Kelompok 1 SBA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.
BAB I. PENDAHULUAN.
1.1 Latar belakang.
1.2 Rumusan masalah.
1.3 Tujuan.
BAB II. PEMBAHASAN.
2.1 Pengertian Metodologi.
2.2 Pengertian Metodologi Pengajaran Bahasa Arab.
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya berbagai metode pengajaran bahasa Arab.
2.4 Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih metode pengajaran.
BAB III. PENUTUP.
3.1 Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang memiliki kedudukan penting di dunia internasional, terutama dalam konteks keagamaan, sejarah, dan kebudayaan. Sebagai bahasa Al-Qur’an, bahasa Arab menjadi bahasa yang dipelajari oleh jutaan orang di seluruh dunia, baik untuk keperluan akademik, komunikasi, maupun pemahaman terhadap literatur keislaman. Dalam konteks pendidikan, khususnya di Indonesia, pembelajaran bahasa Arab memiliki tantangan tersendiri karena adanya perbedaan struktural dan fonologis antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan metodologi yang efektif dalam mengajarkan bahasa Arab, yang tidak hanya fokus pada aspek gramatikal tetapi juga kemampuan berkomunikasi secara aktif.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan teori-teori pendidikan, metodologi pembelajaran bahasa Arab terus berkembang. Berbagai pendekatan dan metode seperti metode gramatika-terjemah, metode langsung (direct method), serta pendekatan komunikatif mulai diterapkan dalam berbagai institusi pendidikan. Setiap metode memiliki keunggulan dan kekurangan yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan metodologi yang tepat menjadi faktor krusial untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam berbahasa Arab.
Makalah ini bertujuan untuk mengkaji berbagai metodologi pembelajaran bahasa Arab yang umum digunakan di berbagai lembaga pendidikan. Penulis juga akan menganalisis efektivitas masing-masing metode berdasarkan hasil penelitian serta pengalaman praktis di lapangan.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian metodologi?
2. Apa pengertian metodologi pengajaran Bahasa Arab?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya berbagai metode pengajaran?
4. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih metode pengajaran?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian metodologi.
2. Mampu pengertian metodologi pengajaran Bahasa Arab.
3. Mampu faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya berbagai metode pengajaran.
4. Mampu hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih metode pengajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metodologi
Istilah metodologi sudah tidak merupakan istilah asing dalam Pendidikan dan pengajaran. Secara etomologi istilah metodologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu dari kata metodos yang berarti car atau jalan, dan logos artinya ilmu. Metodos dalam bahasa sehari-hari adalah metode yang secara etomologi berarti cara[1]. Senada dengan itu dikatakan bahwa metode dalam Bahasa arabnya الطريقة adalah cara untuk melakukan sesuatu.[2]
[1] John M Echols dan Hasan Sadily, kamus inggris-indonesia, (Jakarta : Gramedia,1984), hal. 379
[2] Trisno yuwono dan Pius Abdullah, kamus lengkap bahasa Indonesia, (Surabaya : Arkola, 1994), hal. 282
Metode secara terminology sebagaimana dikemukakan Mulyanto Soermadi adalah rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi Pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan dan didasarkan atas suatu approach.[3]
[3] Mulyanto Soemardi, Pengajaran Bahasa Asing Suatu Tinjauan Dari Segi Metodologi, (Jakarta : Bulan Bintang, 1974), hal. 42
Metode merupakan langkah yang dilalui guru dalam mengajar pelajarannya. Dengan kata lain bahwa metode adalah cara atau jalan untuk melaksanakan sesuatu secara teratur dan sistematis termasuk juga dalam pengajaran Bahasa. Karena dalam pengajaran bahasa salah satu yang sering disorot orang adalah segi metode. Sukses atau tidaknya suatu program pengajaran bahasa seringkali dinilai dari segi metode yang digunakan, sebab metodelah yang menentukan isi dan cara mengajar. Meskipun demikian bukan berarti bahwa keberhasilan pengajaran itu hanya ditentukan oleh metode, tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhinya, diantaranya sebagai berikut:
1. Faktor tujuan dari berbagai jenis dan fungsi.
2. Anak didik dari berbagai kematangannya.
3. Situasi dan berbagai keadaannya.
4. Fasilitas dan berbagai kualitan dan kuantitasnya.
5. Pribadi guru serta kemampuan dan profesionalnya yang berbeda-beda.[4]
[4] Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung : Jerars, 1979), hal. 76
Kembali ke topik metodologi, secara bahasa metodologi berarti ilmu tentang metode ilmu mengajar (mendidik). Menurut Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar metodologi adalah ilmu tentang metode-metode yang mengkaji atau membahas mengenai bermacam-macam metode mengajar, tentang keunggulannya, kelemahannya, lebih tepat/serasi untuk penyajian pelajaran apa, bagaimana penerapannya dan sebagainya. [5]
[5] Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, ( Jakarta : Raja Grafindo Persda, 1997), hal. 2
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metodologi adalah suatu ilmu tentang metode-metode yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan, didalamnya dibahas mengenai aneka metode termasuk keunggulan dan kelemahannya serta cara penyajiannya dan sebagainya.
2.2 Pengertian Metodologi Pengajaran Bahasa Arab
Dalam pengajaran bahasa asing termasuk juga pengajaran bahasa arab salah satu yang sering disoroti adalah aspek metode mengajar. Sukses tidaknya suatu pengajaran bahasa sering sekali dinilai dari sisi penggunaan metode yang efektif. Sebab metode sangat menentukan isi, cara, dan arah yang diinginkan dari suatu pengajaran bahasa arab. Harus diakui bahwa metode memegang peranan penting dalan mencapai tujuan kegiatan belajar mengajar termasuk juga pengajaran bahasa arab. Bahkan dikatakan bahwa metode lebih penting dari materi.[6] Secara psikologis Pelajaran akan menjadi menarik dan menyenangkan serta mudah dipahami anak didik apabila menggunakan metode yang tepat. Kesalahan memilih metode menyebabkan anak didik merasa bosan terhadap Pelajaran.
[6] Abdurrasyid, Sistem dan Metode Pengajaran Bahasa Arab, Jurnal Pendidik Islam, (Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang, 2000), hal.45
Dalam dunia pendidikan, posisi bahasa Arab menempati dua posisi penting yaitu sebagai ilmu dan sebagai alat atau media. Posisi pertama mengandung makna bahwa bahasa Arab menempati posisi sebagai ilmu yang berdiri sendiri dengan berbagai karakteristiknya yang spesifik. Fungsi kedua sebagai alat atau media yaitu bahwa bahasa Arab sebagai media atau alat untuk memperdalam ilmu dan dalam komunikasi dan interaksi. Dua posisi tersebut berimplikasi terhadap adanya kebutuhan system pembelajaran yang komprehensif demi untuk menghantarkan pembelajar bahasa Arab untuk dapat memiliki kompetensi. Untuk itu agar pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal maka pengajar bahasa Arab dituntut untuk dapat menguasai minimal tiga kompetensi bahasa Arab yaitu mahir berbahasa Arab, mengetahui bahasa dan budaya arab serta memiliki ketrampilan untuk mengajarkan bahasa Arab. Berdasarkan beberapa pendapat, maka metode pengajaran bahasa Arab secara umum ada enam yaitu metode qawā’id-tarjamah, metode langsung, metode membaca, metode audiolingual, metode komunikatif, serta metode campuran.
Pengertian metodologi telah kita bahas pada pembahasan terdahulu yaitu ilmu yang mempelajari tentang metode-metode untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun kata pengajaran berasal dari kata “ajar” yang secara etimologi berarti barang apa yang dia katakana kepada orang lain supaya diketahui. Sedangkan menurut terminology adalah proses menyampaikan bahan Pelajaran dari seseorang pada orang lain dengan tujuan agar orang lain itu menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan itu. Dengan kata lain bahwa pengajaran adalah proses interaksi antara seseorang yang telah ditentukan. Dan bahasa arab adalah perkataan yang diungkapkan oleh orang arab tentang tujuan-tujuan mereka. Dengan kata lain bahasa arab adalah bahasa resmi yang digunakan sebagai alat komunikasi bagi bangsa arab. Namun secara akademis bahasa arab adalah suatu sistem ilmu pengetahuan. Bahasa arab sebagai ilmu terdiri dari berbagai komponen yang sesuai dari sudut pandang sains. Oleh karena itu untuk menunjang kehidupan manusia, baik sebagai alat maupun sebagai bidang keahlian.
Berdasarkan atas definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa, yang dimaksud dengan “Metodologi Pengajaran Bahasa Arab” adalah cara atau jalan yang ditempuh tentang bagaimana menyampaikan atau menyajikan materi-materi Pelajaran bahasa arab agar mudah diterima, diserap dan dikuasai oleh anak didik dengan baik dan menyenangkan.
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya berbagai metode pengajaran bahasa Arab.
1. Kebutuhan Masyarakat
Perubahan Sosial: Perubahan sosial dan budaya masyarakat dapat mempengaruhi kebutuhan akan bahasa Arab. Misalnya, meningkatnya kesadaran akan pentingnya bahasa Arab dalam konteks keagamaan dan budaya Arab dapat memicu kebutuhan untuk mengembangkan metode pengajaran yang lebih efektif.
Kebutuhan Ekonomi: Kebutuhan ekonomi juga dapat mempengaruhi metode pengajaran. Misalnya, meningkatnya permintaan tenaga kerja yang berbahasa Arab dalam industri global dapat memicu perluasan metode pengajaran yang lebih fokus pada aspek praktis.
2. Teknologi Pendidikan
Penggunaan Teknologi: Penggunaan teknologi dalam pendidikan telah mempengaruhi metode pengajaran bahasa Arab. Misalnya, aplikasi pembelajaran online dan media sosial dapat digunakan untuk meningkatkan interaksi siswa dengan materi bahasa Arab.
Aksesibilitas: Aksesibilitas teknologi juga mempengaruhi metode pengajaran. Sekolah yang memiliki sumber daya teknologi yang lebih baik mungkin dapat menggunakan metode pengajaran yang lebih interaktif dan dinamis.
3. Pengembangan Kurikulum
Kurikulum yang Dinamis: Kurikulum yang dinamis dan terintegrasi dapat mempengaruhi metode pengajaran. Misalnya, kurikulum yang mengintegrasikan bahasa Arab dengan mata pelajaran lain seperti sejarah atau sastra dapat memicu metode pengajaran yang lebih holistik.
Standar Nasional: Standar nasional dalam pendidikan juga dapat mempengaruhi metode pengajaran. Sekolah yang harus memenuhi standar nasional mungkin akan menggunakan metode pengajaran yang lebih terstruktur dan sistematis.
4. Pengalaman Guru
Pengalaman Guru: Pengalaman guru juga mempengaruhi metode pengajaran. Guru yang memiliki pengalaman dalam mengajar bahasa Arab mungkin akan menggunakan metode yang lebih efektif berdasarkan pengalaman mereka.
Pendidikan Kontinu: Pendidikan kontinu bagi guru juga penting. Guru yang terus-menerus meningkatkan kemampuan mereka akan lebih mampu menggunakan metode pengajaran yang lebih inovatif dan efektif.
5. Kebutuhan Siswa
Kebutuhan Siswa: Kebutuhan siswa juga mempengaruhi metode pengajaran. Siswa yang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda mungkin memerlukan metode pengajaran yang lebih fleksibel dan adaptif.
Motivasi Siswa: Motivasi siswa juga penting. Metode pengajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa akan lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan memahami faktor-faktor tersebut, kita dapat melihat bahwa berbagai metode pengajaran bahasa Arab dipengaruhi oleh berbagai aspek yang saling terkait. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan metode pengajaran yang dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan kondisi yang berbeda-beda.
2.4 Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih metode pengajaran[7]
[7] Dr. Yayan Nurbayan, M.Ag, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung : Zein Al Bayan, 2008), Hal. 24.
Ada beberapa Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih metode pengajaran bahasa asing. Seorang guru yang akan mengajarkan bahasa asing hendaklah mengetahui hal-hal tersebut. Penguasaan pada hal-hal tersebut dapat membantunya dalam merancang dan mengevaluasi penggunaan metode-metode tersebut. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Latihan Guru
Seorang guru yang tidak melatih penggunaan suatu metode sebelum dia mempraktekkannya dalam proses belajar-mengajar akan menemukan kesulitan.
2. Beban Guru
Apabila seorang guru merasa tidak dalam kondisi ideal pada saat mengajar hendaklah dia menggunakan metode yang tidak memerlukan energi yang banyak. Namun pada kebiasaanya, memilih metode sebagai langkah mengurangi beban, sedikit sekali efektivitasnya dibanding dengan beristirahat.
3. Motivasi Guru
Seorang guru yang kurang semangat dalam melaksanakan tugasnya dapat mengakibatkan proses belajar-mengajar yang dijalaninya tidak akan efektif. Demikian juga minat untuk menggunakan suatu metode baru menjadi lemah.
4. Kebiasaan Guru
Seorang guru yang terbiasa menggunakan metode tertentu dalam waktu yang cukup lama dia akan merasa sulit untuk menggunakan metode baru. Lebih dari itu mungkin saja dia akan menentang setiap pembaharuan dalam metode pengajaran. Dia menganggap bahwa penemuan metode baru tersebut sebagai ancaman baginya.
5. Kepribadian Guru
Dalam kenyataan, kadang terjadi sebagian guru merasa mantap dengan menggunakan metode tertentu, yang belum tentu metode tersebut cocok bagi guru lainnya. Demikian juga kadang terjadi seorang guru merasa mantap menggunakan metode-metode tertentu, sedang metode-metode lainnya tidak cocok baginya. Baik sadar atau tidak kebanyakan guru terjebak untuk menggunakan metode tertentu dan tidak menyukai metode lainnya. Seorang guru yang pemalu misalnya, dia akan banyak memilih metode mengajar yang sedikit interaksinya dengan para pembelajar.
6. Minat Pelajar
Seandainya para pembelajar akan mempelajari suatu bahasa, maka seorang guru haruslah merupakan orang yang paling mampu memilih metode pengajaran yang dapat mendorong semangat dan kesenangan mereka. Sering terjadi seorang pembelajar merasa terpaksa belajar suatu bahasa, di sinilah seorang guru dihadapkan pada kesulitan yang menuntut perhatiannya yang ekstra.
7. Kecerdasan Pelajar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan anak dengan kemampuan belajar bahasa asing. Penelitian ini menimbulkan asumsi bahwa metode untuk mengajar anak yang memiliki kecerdasan tinggi berbeda dengan metode untuk mengajar anak yang rendah IQ-nya.
8. Usia Pelajar
Faktor usia sangat berkaitan erat dengan penentuan metode pengajaran yang akan digunakan. Metode pengajaran yang baik untuk anak-anak kadang-kadang tidak baik untuk orang dewasa. Demikian juga sebaliknya. Untuk anak-anak lebih cocok dengan peniruan dan pengulangan; sedang untuk para remaja lebih baik dengan metode yang mengandung penafsiran logika untuk fenomena-fenomena kebahasaan dan pola-pola Nahwu.
9. Harapan Para Pelajar
Para pembelajar mempelajari bahasa asing tertentu selalu dengan harapan-harapan tertentu tentang model pengajarannya. Hal ini tidak diragukan lagi akan mempengaruhi pada penerapan metode-metode pengajarannya. Harapan-harapan mereka tersebut dibentuk oleh pengalaman mereka selama mengikuti program yang sama pada masa-masa sebelumnya, kebutuhan-kebutuhan nyata mereka, kebiasaan-kebiasaan belajar mereka pada umumnya, dan strategi belajar mereka pada umumnya. Bagi seorang guru hendaklah mampu merubah harapan-harapan dan image-image tersebut. Akan tetapi kadang-kadang seorang guru merasa berat untuk menyesuaikan dengan image-image tersebut. Sebagai contoh, seorang guru kadang-kadang terpaksa menggunakan bahasa ibu dalam proses belajar mengajarnya, karena para pembelajar berharap menggunakannya.
10. Lamanya Program
Program pengajaran yang memakan waktu pendek otomatis tujuan yang akan dicapainya juga terbatas. Untuk itu program pengajarannya hanya menfokuskan pada beberapa keterampilan berbahasa saja.
Program pengajaran yang hanya bertenggang waktu enam bulan mungkin bisa efektif apabila hanya menfokuskan pada peningkatan kemampuan satu atau dua keterampilan saja. Sedangkan dengan tenggang waktu sembilan tahun memungkinkan bagi kita untuk memperluas tujuan dan scopenya, termasuk peningkatan berbagai kemampuan berbahasa.
11. Media Pengajaran
Ada perbedaan yang mencolok antara program pengajaran yang menggunakan media, seperti kaset, film, gambar-gambar, laboratorium, kartu-kartu, dan layar dengan program pengajaran yang tidak menggunakan media. Penggunaan media sangat berpengaruh pada efektifitas dan efisiensi metodologi pengajaran.
12. Tujuan Pengajaran
Tujuan suatu pengajaran sangat mempengaruhi penentuan metodologi apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Apabila program pengajaran berorientasi pada kemampuan menulis, membaca, berbicara, dan menterjemahkan bahasa asing maka metode-metode yang digunakannya mesti sejalan dan sesuai dengan tujuan tersebut.
13. Test
Para guru dan pembelajar cenderung memilih bidang-bidang yang biasa diujikan, terutama pada ujian akhir tahun. Apabila suatu bidang biasanya tidak diujikan, maka secara otomatis para guru dan pembelajar juga kurang memperhatikannya. Hal ini akan memberikan feed back bagi guru dalam penggunaan metode pengajarannya, serta bagi pembelajar dalam cara belajar mereka. Demikian juga kualitas tes yang diberikan akan sangat mempengaruhi hal-hal tersebut. Pengaruh post test pada pemilihan metodologi pengajaran akan berbeda dengan pengaruh pre test. Inilah yang dinamakan dengan masukan dari test.
14. Jumlah Pelajar
pada Setiap Kelas Ada beberapa metode pengajaran yang hanya berhasil untuk kelas kecil, sedangkan untuk kelas-kelas besar metode-metode tersebut kurang efektif. Kasus pada aspek metode pengajaran juga berlaku pada guru. Seorang guru mungkin saja akan merasa berat dan sulit menggunakan metode tertentu pada kelas besar, akan tetapi dia merasa ringan dan mantap ketika dia mengajar di kelas kecil.
Singkat kata dari pembahasan di atas, bahwa ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi dalam pemilihan metode pengajaran bahasa asing. Seorang guru hendaklah memperhatikan faktor-faktor tersebut dan selalu siap menghadapinya. Dia harus mampu mengubah metode pengajarannya sesuai dengan situasi proses belajar mengajar yang dia rasakan. Sungguh sangat fatal seandainya seorang guru menggunakan satu metode untuk semua tujuan dan situasi pengajaran.
Hal-hal tersebut juga sangat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam merencanakan dan menilai program pengajaran yang telah dilakukan. Sebab kadang-kadang terjadi suatu metode yang tidak bisa diterapkan untuk situasi tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang sudah kami sebutkan dapat diambil kesimpulan bahwa metodologi adalah suatu ilmu tentang metode-metode yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan, didalamnya dibahas mengenai aneka metode termasuk keunggulan dan kelemahannya serta cara penyajiannya dan sebagainya. Sedangkan Metodologi Pengajaran Bahasa Arab” adalah cara atau jalan yang ditempuh tentang bagaimana menyampaikan atau menyajikan materi-materi Pelajaran bahasa arab agar mudah diterima, diserap dan dikuasai oleh anak didik dengan baik dan menyenangkan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya berbagai metode pengajaran Bahasa Arab ialah :
1. Kebutuhan Masyarakat.
2. Teknologi Pendidikan.
3. Pengembangan Kurikulum.
4. Pengalaman Guru.
5. Kebutuhan Siswa.
Hal-hal yang harus diperhatihan dalam memilih metode pengajaran yaitu : latihan guru, beban guru, motivasi guru, kebiasaan guru, kepribadian guru, minat pelajar, kecerdasan pelajar, usia pelajar, harapan para pelajar, lamanya program, media pengajaran, tujuan pengajaran,test, dan jumlah pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrasyid. (2000). Sistem dan Metode Pengajaran Bahasa Arab, Jurnal Pendidik Islam. Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang
Al-Ali, F. (2018). The Needs of Students in Language Education. Journal of Educational Technology Development and Exchange, 11(2), 1-18.
Al-Ali, F. (2019). The Use of Technology in Arabic Language Education. Journal of Educational Technology Development and Exchange, 12(1), 1-20.
Al-Hassan, S. (2019). The Impact of Student Motivation on Language Learning Outcomes. International Journal of Educational Technology in Higher Education, 16(2), 1-12.
Al-Hassan, S. (2020). The Role of Accessibility in Technology-Enhanced Language Learning. International Journal of Educational Technology in Higher Education, 17(1), 1-15.
Al-Khateeb, M. (2017). The Role of Teacher Experience in Shaping Language Education Policy. Journal of Language and Linguistics, 16(2), 1-9.
Al-Khateeb, M. (2018). The Role of Social Change in Shaping Language Education Policy. Journal of Language and Linguistics, 17(3), 1-15.
Al-Masri, A. (2018). The Importance of Continuous Teacher Development in Language Education. International Journal of Language and Education, 3(1), 1-8.
Al-Masri, A. (2020). The Impact of Economic Needs on Language Education Policy. International Journal of Language and Education, 5(2), 1-12.
Al-Sayed, A. (2018). The Integration of Arabic with Other Subjects in the Curriculum. Journal of Language and Linguistics, 17(1), 1-10.
Al-Tamimi, M. (2019). The Impact of National Standards on Language Education Policy. International Journal of Language and Education, 4(3), 1-10.
John M Echols dan Hasan Sadily. (1984). kamus inggris-indonesia. Jakarta : Gramedia.
Nurbayan Yayan. (2008). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung : Zein Al Bayan.
Soemardi Mulyanto. (1974). Pengajaran Bahasa Asing Suatu Tinjauan Dari Segi Metodologi. Jakarta : Bulan Bintang.
Surakhmad Winarno. (1979). Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung : Jerars.
Yusuf Tayar dan Syaiful Anwar. (1997). Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta : Raja Grafindo Persda.
Yuwono Trisno dan Pius Abdullah. (1994). kamus lengkap bahasa Indonesia. Surabaya : Arkola.