Jumat, 09 Agustus 2024

Materi Pendidikan Islam

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu : Ust. Muh. Ihsanuddin, M. Phil
Disusun Oleh Kelompok 9 Angkatan 5 :
1. Efni Redho (PAI).
2. Nurhidayati Putri (PAI).
3. Lutfi Andaristin (PAI).
4. Neng Hindi Hadiyani (SBA).
5. Nurul Haslinda (PAI).

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu wa ta’ala. Dengan pertolongan dan kemudahan dari-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Shalawat dan salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqamah mengikutinya hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Tafsir Tarbawi yang berjudul “Pendidikan Islam (Tauhid, Akhlaq, Ibadah, Sosial, Ekonomi, Politik, Keluarga, Sains dan Teknologi)”. Dengan kerja sama yang baik dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan terimakasih banyak.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak sekali kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi membantu perbaikan dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang luas serta dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dalam upaya merencanakan sistem pendidikan yang lebih baik kedepannya.

Singkawang, 08 Agustus 2024

Penyusun Makalah
Kelompok 9

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan.
BAB II PEMBAHASAN.
A. Pengertian Materi Pendidikan Islam.
B. Cakupan Materi Pendidikan Islam.
C. Reverensi Ayat Terkait Materi Pendidikan Islam.
BAB III KESIMPULAN.
A. Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Materi pendidikan islam adalah ilmu yang didasarkan pada ajaran-ajaran islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam. Materi pendidikan islam adalah ilmu yang didasarkan pada Al-qur’an dan Assunnah serta ijma para ulama.

Tujuan materi pendidikan islam adalah untuk menjadikan manusia yang berakhlak mulia dan menjadikan hamba yang mengesakan Allah serta taat hanya kepada-Nya. Dengan adanya materi pendidikan islam diharapkan bisa merubah perilaku, berbuat luhur dan bisa hidup sesuai dengan Al-qur’an dan Assunnah yang selaras dengan Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab II pasal 3 yang berbunyi : “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Dengan demikian, pentingnya pendidikan agama islam yang seharusnya mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah dan pihak lembaga pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan menjadi pembahasan dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana pengertian materi pendidikan islam?
2. Bagaiamana cakupan mengenai materi pendidikan islam?
3. Apa saja referensi ayat terkait materi pendidikan islam?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian materi pendidikan islam.
2. Mengetahui cakupan materi pendidikan islam.
3. Mengetahui referensi ayat yang terkait pendidikan islam.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Materi Pendidikan Islam

Materi pendidikan merupakan bahan yang akan disajikan kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Materi pelajaran tersebut telah ditetapkan dalam kurikulum yang disusun bersama oleh pengambil kebijakan satuan pendidikan dan disesuaikan dengan kurikulum nasional dan kearifan lokal. Dengan demikian, materi pendidikan ialah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dalam suatu sistem institusional pendidikan.[1]
[1] Hamdani Ihsan dkk., Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2007), h. 133.

Materi pendidikan merupakan substansi ilmu pengetahuan yang ditransmisikan kepada peserta didik agar diketahui, dikembangkan, dan diamalkan. Dalam pendidikan Islam, materi pelajaran adalah sumber normative Islam, yaitu Al-Qur’an dan al-Sunnah. Secara filosofis, rumusan materi pendidikan Islam adalah seperangkat bahan yang dijadikan sajian dalam upaya mengembangkan kepribadian yang selaras dengan Al-Qur’an, yaitu manusia yang bertakwa.[2]
[2] Moh. Chudlori Umar, http://fahdamjad.Files.wordpres.com/pendidikan-islam-kontemporer.pdf

Dimana rumusan materi pelajaran tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yaitu agar tercapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian peserta didik secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran (intelektual), diri manusia yang rasional; perasaan dan indra.[3]
[3] Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka Tentang Pendidikan Islam. (Cet. 1; Jakarta: Kencana, 2008), h. 119.

Karena itu, materi pendidikan Islam hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik; aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif serta mendorong semua aspek tersebut berkembang ke arah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia.

Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan materi pendidikan Islam adalah sejumlah organisasi bidang berupa isi dari segala konsep pendidikan Islam yang akan disampaikan kepada peserta didik di lembaga pendidikan.[4]
[4] https://tafsirweb.com/7373-surat-ar-rum-ayat-9.html

B. Cakupan Materi Pendidikan Islam

Materi pendidikan islam dilingkungan dapat disesuaikan dengan landasan dasar, fungsi, dan tujuan yang termaktub dalam ilmu pendidikan teoritis. Dalam hal ini akan terfokus membahas materi pendidikan islam, yaitu:

1. Tauhid

Materi yang berkenaan dengan tauhid ini bisa dilihat dalam nasihat Luqman Al-Hakim dalam QS. Luqman 31:13.

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Artinya:

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

Ayat ini memiliki kandungan makna bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan jika di dalam hati masih terdapat suatu keikhlasan yang tidak tulus dalam menyembah Allah, maka perbuatan tersebut termasuk perbuatan syirik.

2. Akhlak

Materi kedua yang terkandung di dalam kisah Luqman al-Hakim adalah materi akhlak. Materi yang dimaksudkan disini adalah segala nilai yang terkandung di dalam kisah tersebut yang berhubungan erat dengan akhlak yang mencakup ajaran akhlak yang diberikan Tuhan, juga akhlak yang disampaikan Luqman al-Hakim. Akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia.

Dari kisah Luqman Al-Hakim, terdapat beberapa bentuk akhlak yang dijadikan kerangka dasar pembentukan sikap, baik secara Lahir maupun batin. Bentuk akhlak atau sasaran akhlak itu adalah Akhlak terhadap Allah. akhlak terhadap orang tua, akhlak terhadap sesama manusia dan akhlak terhadap lingkungan.

3. Ibadah

Materi ibadah ini dapat dilihat dari nasehar Luqman sebagaimana tercantum dalam QS. Luqman 31:17.

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Artinya:

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.

Pengertian etimologis ibadah adalah pengabdian. Sedangkan terminologis ibadah yaitu pengabdian yang dimaksud oleh agama Islam yaitu berserah diri kepada kehendak Allah dan ketentuan Allah swt. untuk memperoleh ridha-Nya (mardhatillah).

4. Mu’amalah

Pendidikan Mu’amalah yang diajarkan Luqman al-Hakim kepada anaknya paling tidak memiliki esensi tujuan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Tujuan pendidikan mu’amalah itu adalah membentuk kehidupan yang baik, membina kepribadian, dan mengetahui hak dan kewajiban bermasyarakat.

Dalam ranah pendidikan formal di Indonesia, terdapat sistem pendidikan yang dikotomis sehingga materi pelajaran berbeda bobotnya antara satuan pendidikan Islam dan satuan pendidikan umum. Materi pendidikan agama Islam pada sekolah umum telah diatur dalam Silabus PAI, melalui defenisi pendidikan agama Islam yang diberikan Puskur Balitbang Depdiknas RI, yaitu rumpun mata pelajaran yang mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan takwa kepada Tuhan yang maha esa, serta berakhlak mulia/budi pekerti luhur dan menghormati penganut agama lain. Ruang lingkup materi pendidikan agama Islam, tardiri atas aspek: al-Qur’an, keimanan/aqidah, akhlak mulia, fiqhi ibadah/muamalah, dan tarikh Islam. Namun demikian, materi-materi keislaman yang disajikan di sekolah umum masih bersifat teoretis-normatif, dan kurang pada aspek penghayatan dan implementasi. Hal ini disebabkan oleh padatnya materi yang akan disajikan dan terbatasnya waktu yang tersedia.

Jadi Materi pendidikan sangat menentukan dalam proses pendidikan, sebab melalui materi inilah, segala aspek kependidikan ditanamkan kepada peserta didik. Materi juga memiliki hubungan yang integral dengan unsur lainnya, apalagi jika dikaitkan dengan tujuan pendidikan. Artinya tujuan tidak mungkin tercapai kecuali materi yang akan dikembangkan terseleksi secara baik dan tepat.

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa di lingkungan keluarga merupakan kegiatan pendidikan pertama dan utama. Dimana materi pendidikan yang diterapkan berorientasi pada pendidikan spiritual dan akhlakul karimah. Kemudian di lingkungan pendidikan formal adalah pengembangan kognitif, psikomotorik, dan sosial-intrapersonal. sedangkan di lingkungan pendidikan masyarakat adalah pengembangan dalam bentuk implementatif dari berbagai aspek. Selain itu, dapat pula dipahami bahwa jelas materi pendidikan Islam mempunyai peran penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Apalagi dengan tujuan pendidikan Islam yang begitu kompleks, peserta didik tidak hanya memiliki kemampuan secara afektif, kognitif maupun psikomotorik, tetapi dalam dirinya harus tertanam sikap dan pribadi yang berakhlakul karimah.

C. Reverensi Ayat Terkait Materi Pendidikan Islam

1. Q.S Ar Rum : 9

أَوَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَيَنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۚ كَانُوٓا۟ أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَأَثَارُوا۟ ٱلْأَرْضَ وَعَمَرُوهَآ أَكْثَرَ مِمَّا عَمَرُوهَا وَجَآءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِٱلْبَيِّنَٰتِ ۖ فَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِن كَانُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

Artinya: “Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.” (Qs. Ar-Rum :9)

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia :

Apakah orang-orang yang mendustakan Allah sekaligus melalaikan kehidupan akhirat tersebut tidak berjalan di muka bumi untuk merenungkan dan memperhatikan, sehingga mereka bisa menyaksikan bagaimana balasan yang diterima oleh umat-umat yang mendustakan para utusan Allah seperti kaum Ad dan Tsamud? Mereka lebih kuat tubuhnya daripada orang-orang kafir tersebut, lebih mampu untuk menikmati kehidupan di muka bumi, sebab mereka telah menggarap tanah dan bercocok tanam di muka bumi, membangun dan menempati istana-istana. Mereka lebih memakmurkan dunia mereka daripada orang-orang Makkah memakmurkan dunia mereka, namun pemakmuran mereka dan lamanya waktu yang mereka miliki tidak berguna bagi mereka. Para rasul mereka datang kepada mereka dengan membawa hujjah-hujjah yang nyata dan bukti-bukti yang kuat, lalu mereka mendustakan para rasul, akibatnya Allah membinasakan mereka, Allah tidak menzhalimi mereka dengan pembinasaan tersebut, akan tetapi mereka sendirilah yang menzhalimi diri mereka dengan kesyirikan dan kemaksiatan.

Keterkaitan ayat dengan Materi Pendidikan Islam :

Ayat ini menjelaskan tentang tauhid, sains dan ekonomi. Di dalam nya berisi peringatan kepada seluruh manusia bahwa di mana pun dan kapan pun mereka berada, agar mereka mengetahui dan menghayati hakikat hidup dan kehidupan, dan mengetahui tujuan Allah menciptakan manusia. Manusia diciptakan Allah dengan tujuan yang sama, sejak dahulu kala, saat ini, dan juga pada masa yang akan datang, yaitu sebagai khalifah Allah di bumi dan beribadah kepada-Nya. Barang siapa yang tujuan hidupnya tidak sesuai dengan yang digariskan Allah, berarti mereka telah menyimpang dari tujuan itu dan hidupnya tidak akan diridai Allah.1 Serta dijelaskan juga kondisi perekonomian dan sains yang bisa diihat dari cara mereka mengolah bumi.

2. Q.S Luqman ayat: 13

وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kau mempersekutukan Allah, gotong royong mempersekutukan (Allah) yakni benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Luqman :13)

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia :

Ingatlah (wahai Rasul) nasihat Luqman kepada putranya saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan sesuatu dengan Allah, karena dengan itu kamu menzhalimi dirimu, sesungguhnya syirik benar-benar perbuatan dosa yang paling besar dan paling buruk.”

Keterkaitan ayat dengan Materi Pendidikan Islam :

Surat Luqman ayat 13 adalah ayat yang mengabadikan pelajaran Luqman al Hakim kepada anaknya. Yakni pelajaran paling utama, tauhid dan ibadah. Luqman mengatakan kepada anaknya agar jangan menyekutukan Allah. Karena menyekutukan Allah adalah perbuatan aniaya yang paling besar serta harus mengesakan Allah dalam setiap ibadah.

3. Q.S Luqman ayat : 14

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada insan (berbuat baik) kepada kedua orangtuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (QS. Luqman :14).

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia :

Dan Kami memerintahkan manusia agar berbakti dan berbuat baik kepada bapak ibunya. Ibunya mengandungnya dalam keadaan lemah di atas kelemahan, mengandungnya dan menyapihnya setelah menyusuinya selama dua tahun. Kami berfirman kepadanya, “Bersyukurlah kepada Allah kemudian berterima kasihlah kepada kedua orang tuamu. Hanya kepadaKu-lah kalian akan kembali, lalu Aku akan membalas masing-masing sesuai haknya.”

Keterkaitan ayat dengan Materi Pendidikan Islam :

Surat Luqman ayat 14 menjelaskan tentang akhlak, sosial dan muamalah dengan orang tua seperti birrul walidain, berbakti kepada kedua orangtua. Terutama kepada ibunya yang telah mengandung dalam kondisi lemah dan payah yang semakin bertambah seiring bertambahnya usia kehamilan. Lalu ia melahirkan dan menyusui hingga dua tahun.

Ayat ini juga menunjukkan bahwa masa penyusuan yang sempurna adalah dua tahun. Sebagaimana juga disebutkan dalam Surat Al Baqarah ayat 233. Lalu Allah menutup ayat 14 dari Surat Luqman ini dengan memerintahkan untuk bersyukur kepada-Nya dan berterima kasih kepada kedua orangtua. Dia juga mengingatkan tempat kembali manusia. Bahwa kelak semua orang akan kembali kepada-Nya untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya. Termasuk dalam masalah aqidah dan birrul walidain.

4. Q.S Luqman ayat : 15

وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Artinya : “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (Qs. Luqman :15)

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia :

Dan bila bapak ibumu memaksamu (wahai anak yang beriman) untuk membuatmu menyekutukan sesuatu denganKu dalam ibadahmu kepadaKu dimana kamu tidak memiliki ilmu tentangnya atau keduanya mengajakmu berbuat maksiat, maka jangan taati keduanya, karena tidak ada ketaatan bagi makhluk untuk bermaksiat kepada khaliq, namun tetaplah bergaul dengan keduanya di dunia ini dengan baik dalam hal-hal yang bukan menagndung dosa. Dan tempuhlah olehmu (Wahai anak yang beriman) jalan orang-orang yang bertaubat dari dosanya, yang kembali kepadaKu, beriman kepada utusanKu, Muhammad, kemudian hanya kepadaKu-lah tempat kembali kalian lalu Aku mengabarkan kepada kalian apa yang dulu kalian kerjakan di dunia dan Aku membalas setiap orang sesuai dengan perbuatannya.

Keterkaitan ayat dengan Materi Pendidikan Islam :

Ayat ini menerangkantentang keluarga dan akhlak serta tauhid, yaitu seorang anak dilarang menaati ibu bapaknya jika mereka memerintahkannya untuk menyekutukan Allah, yang dia sendiri memang tidak mengetahui bahwa Allah mempunyai sekutu, karena memang tidak ada sekutu bagi-Nya. Sepanjang pengetahuan manusia, Allah tidak mempunyai sekutu. Karena menurut naluri, manusia harus mengesakan Tuhan.

Selanjutnya Allah memerintahkan agar seorang anak tetap bersikap baik kepada kedua ibu bapaknya dalam urusan dunia, seperti menghormati, menyenangkan hati, serta memberi pakaian dan tempat tinggal yang layak baginya, walaupun mereka memaksanya mempersekutukan Tuhan atau melakukan dosa yang lain.[5]
[5] https://penerbitjabal.com/kandungan-quran-surat-luqman-ayat-13-14/

5. Surat Luqman Ayat: 17

يَٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ.

Artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (Qs. Luqman: 17)

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Wahai anakku, dirikanlah shalat dengan sempurna dengan rukun-rukun, syarat-syarat dan wajib-wajibnya. Perintahkanlah kepada yang baik dan cegahlah dari yang mungkar dengan lemah lembut dan hikmah sebatas kemampuanmu. Bersabarlah atas apa yang menimpamu dalam rangka beramar ma’ruf dan bernahi mungkar. Ketahuilah bahwa wasiat-wasiat ini termasuk perkara-perkara yang diperintahkan oleh Allah, yang patut dilakukan dengan penuh kemauan.[6]
[6] https://tafsirweb.com/7501-surat-luqman-ayat-17.html diakses pada 6 Agustus 2024.

Keterkaitan ayat dengan Materi Pendidikan Islam :

Ayat ini menjelaskan tentang ibadah serta peran keluarga dalam mendidik anak sangat berpengaruh terhadap akhlak anak. Orangtua harus menggunakan kasih sayang dalam mendidik anaknya. Sesuai dengan Surat Luqman ayat 17 yang menjelaskan bahwa Luqman memberikan nasihat dengan penuh kasih sayang dan memberikan pendidikan utama yaitu shalat, amar ma’ruf nahi mungkar dan sabar. Penerapannya dengan keteladanan, nasihat, ajakan, perintah ataupun hukuman yang bersifat mendidik.[7]
[7] https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/al-qalam/article/view/3500, Diakses pada 6 Agustus 2024

6. Surat Luqman Ayat: 18

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Qs. Luqman: 18)

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

Dan janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia karena kesombongan, dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan congkak dan membanggakan diri, sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang congkak dalam berjalan, yang berbangga dengan segala kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah kepadanya serta menyombongkannya di atas manusia, ia tidak mensyukurinya, justru ia mengingkarinya.[8] 
[8] https://tafsirweb.com/7502-surat-luqman-ayat-18.html, Diakses pada 6 Agustus 2024

Keterkaitan ayat dengan Materi Pendidikan Islam

Dalam surat Luqman ayat 18 menjelaskan tentang akhak, dimana secara tegas Allah subahanahu wata’ala melarang seseorang memalingkan wajah dari orang lain karena sombong. Bahkan manusia dilarang berjalan di muka bumi dalam keadaan angkuh atau sombong.

Larangan tersebut ada karena sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.

Adapun tanda-tanda orang yang sombong dan bersifat angkuh itu antara lain:

- Berjalan dengan sikap angkuh, seakan-akan ia yang berkuasa dan yang paling terhormat.

- Bila berjalan dan bertemu dengan orang lain, ia memalingkan mukanya, tidak mau menegur atau memperlihatkan sikap ramah.[9]
[9] https://www.jatimnetwork.com/khazanah/439162891/kandungan-surat-luqman-ayat-18-tersedia-dengan-teks-arab-latin-dan-terjemah-bahasa-indonesia

7. Surat Luqman Ayat: 19

وَٱقْصِدْ فِى مَشْيِكَ وَٱغْضُضْ مِن صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلْأَصْوَٰتِ لَصَوْتُ ٱلْحَمِيرِ

Artinya: “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan rendah hatilah saat berjalanmu, rendahkanlah suaramu dan jangan meninggikannya. Sesungguhnya suara yang paling buruk dan paling dibenci adalah suara keledai yang terkenal dengan kedunguan dan suaranya yang melengking jelek.[10] 
[10] https://tafsirweb.com/7503-surat-luqman-ayat-19.html

Keterkaitan ayat dengan Materi Pendidikan Islam :

Ayat ini menjelaskan kepada kita tentang adab dan akhlak. Jika berjalan, maka tawadhu’ lah kepada Allah dalam setiap langkah, berjalanlah dengan penuh wibawa dan tenang, jika berkata ringankanlah suara, janganlah ditinggikan sebagai adab kepada Allah kemudian kepada manusia, maka jika ditinggikan suara itu, hal itu adalah sebuah amalan yang buruk dan menyerupai suara keledai. Pada wasiat ini ada peringatan akan meninggikan suara dengan tanpa kebutuhan.

8. Surat Al-Qashash Ayat: 3

نَتْلُوا۟ عَلَيْكَ مِن نَّبَإِ مُوسَىٰ وَفِرْعَوْنَ بِٱلْحَقِّ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Artinya: “Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir'aun dengan benar untuk orang-orang yang beriman.”

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Kami membacakan kepadamu dari sebagian kisah Musa bersama bersama Fir’aun dengan benar, untuk kaum yang beriman kepada al-Qur’an ini dan membenarkan bahwa sesungguhnya al-Qur’an itu berasal dari sisi Allah dan mereka mengamalkan petunjuk-petunjuknya.[11] 
[11]  https://tafsirweb.com/7053-surat-al-qashash-ayat-3.html

Keterkaitan ayat dengan Materi Pendidikan Islam

Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah membacakan kepada Nabi Muhammad dengan perantaraan Jibril ayat-ayat yang berhubungan dengan kisah Nabi Musa dan Fir'aun untuk menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Dengan memperhatikan kisah itu, di mana mereka mengetahui bahwa nasib orang-orang yang durhaka mendapat azab dan orang-orang mukmin terbebas dari penindasan orang-orang zalim, mereka bertambah yakin bahwa Al-Qur'an memang wahyu yang diturunkan Allah kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

9. Surat Fussilat Ayat: 53

سَنُرِيهِمْ ءَايَٰتِنَا فِى ٱلْءَافَاقِ وَفِىٓ أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ

Artinya: “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?.”

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Kami akan memperlihatkan kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami berupa kemenangan dan keungulan islam yang menaklukan negri-negri dan menggungguli agama-agama, dari penjuru langit dan belahan bumi, peristiwa-peristiwa besar yang terjadi pada keduanya dan pada diri mereka sendiri yang mengandung keajaiban penciptaan Allah dan Ayat-AyatNya, sehingga dari ayat-ayat tersebut mereka mengetahui dengan jelas dan tidak menyisakan keraguan bahwa al-Qur’an yang mulia ini adalah haq yang di wahyukan kepadamu dari Tuhan semesta alam. Apakah kesaksian Allah belum cukup bukti bahwa al-Qur’an adalah haq dan orang yang membawanya adalah benar? Allah telah bersaksi dengan membenarkanya dan Dia Maha menyaksikan segala sesuatu, dan tidak ada kesaksian yang lebih besar dari pada kesaksian Allah.[12] 
[12] https://tafsirweb.com/9035-surat-fussilat-ayat-53.html

Keterkaitan ayat dengan Materi Pendidikan Islam

Ayat ini menerangkan tentang tauhid dan kelebihan dalam perkara dunia yang telah Allah berikan kepada umat islam. Bahwa orang-orang musyrik yang ragu-ragu kepada Al-Qur'an dan Rasulullah itu akan melihat dengan mata kepala mereka bukti-bukti kebenaran ayat-ayat Allah di segenap penjuru dunia dan pada diri mereka sendiri. Mereka melihat dan menyaksikan sendiri kaum Muslimin dalam keadaan lemah dan tertindas selama berada di Mekah kemudian Rasulullah dan para sahabatnya hijrah ke Medinah meninggalkan kampung halaman yang mereka cintai. Rasulullah saw selama di Medinah bersama kaum Muhajirin dan Ansar membentuk dan membina masyarakat Islam. Masyarakat baru itu semakin lama semakin kuat dan berkembang. Hal ini dirasakan oleh orang-orang musyrik di Mekah, karena itu mereka pun selalu berusaha agar kekuatan baru itu dapat segera dipatahkan. Kekuatan Islam dan kaum Muslimin pertama kali dirasakan oleh orang musyrik Mekah adalah ketika Perang Badar dan kemudian ketika mereka dicerai-beraikan dalam Perang Khandak. Yang terakhir ialah di waktu Rasulullah saw dan kaum Muslimin menaklukkan kota Mekah tanpa perlawanan dari orang-orang musyrik. Akhirnya mereka menyaksikan manusia berbondong-bondong masuk Islam, termasuk orang-orang musyrik, keluarga, dan teman mereka sendiri. Semuanya itu merupakan bukti-bukti kebenaran ayat-ayat Allah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa materi pendidikan merupakan bahan yang akan disajikan kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Materi pelajaran tersebut telah ditetapkan dalam kurikulum yang disusun bersama oleh pengambil kebijakan satuan pendidikan dan disesuaikan dengan kurikulum nasional dan kearifan lokal. Dengan demikian, materi pendidikan ialah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dalam suatu sistem institusional pendidikan. Adapun ateri pendidikan islam adalah ilmu yang didasarkan pada ajaran-ajaran islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam. Materi pendidikan islam adalah ilmu yang didasarkan pada Al-qur’an dan Assunnah serta ijma para ulama

Materi pendidikan islam mencakup semua aspek kehidupan manusia seperti tauhid, akhlak, ibadah, sosial, ekonomi, politik, keluarga, sains dan teknoogi, yang semua itu sudah diatur dalam Al-qur’an dan Assunnah seperti dalam Q.S Ar-Rum : 9 dan Q.S Luqman : 13 yang menjelaskan tentang tauhid, Q.S Luqman : 14-15 menjelaskan tentang akhlak dan keluarga, sedangkan Q.S Luqman :17 tentang ibadah dan seterusnya.

DAFTAR PUSTAKA

Heri Achmadi, “Penerapan Model ASSURE Dengan Menggunakan Media Power Point Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Usaha Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X MAN Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013.” Jurnal Tekonologi Pendidikan dan Pembelajaran. Vol.2, No.1. (2014), hlm. 37.

https://iinangreinim.blogspot.com/2019/12/model-pembelajaran-assure.html?m=1

https://www.kompasiana.com/sitisalbiah30/60710c1c8ede483a110c2604/mengenal-model-assure-dalam-perencanaan-pembelajaran

James D. Russell Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, Intructional Technology and Media For Learning: Teknologi Pedmbelajaran dan Media Untuk Belajar (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), hlm. 111.

Prawiradilaga, D.S. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar