Sabtu, 03 Agustus 2024

Sarana dan Prasarana Pendidikan

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu : Muh. Ihsanuddin, M. Phil
Disusun Oleh Kelompok 8 Angkatan 5 :
1. Fitrianti. A (PAI)
2. Harnum Suri (PAI)
3. Siti Nur Jannah (PAUD)
4. Tanti R.Apadu (SBA)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan hidayah serta nikmat-Nya, terutama nikmat sehat dan waktu luang sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah ilmu “Tafsir Tarbawi”.

Sholawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabat dan pengikutnya hingga hari kiamat kelak.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ustadz Muh. Ihsanuddin, M. Phil selaku dosen pembimbing mata kuliah Tafsir Tarbawi dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Makalah yang berjudul Sarana dan Prasarana Pendidikan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi dan sebagai upaya untuk menjelaskan tentang Sarana dan Prasarana pendidikan yang diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan juga sarana prasarana yang berkaitan dengan ayat-ayat Al Qur’an.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini maka itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 31 Juli 2024 M

Penyusun Makalah
Kelompok 8

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
1.2 Rumusan Masalah.
1.3 Manfaat Penelitian.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan.
2.2 Fungsi, Jenis, dan Sifat Sarana Prasarana Pendidikan.
2.3 Prinsip-Prinsip Sarana dan Prasarana Pendidikan.
2.4 Tafsir ayat-ayat Al-Qur'an tentang sarana dan prasarana.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Hal ini juga sebagaimana disyaratkan dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) no. 20 Tahun 2003 Pasal 5, yang berbunyi: “Setiap satuan pendidikan formal dan informal wajib menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi kebutuhan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, intelektual, sosial, emosional, dan psikologis peserta didik.”[1]
[1] Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS dan Undang-Undang republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Jakarta: VisiMedia, 2007). hlm.30.

Dalam Al Qur’an terdapat juga ayat-ayat yang menunjukkan pentingnya sarana dan prasarana atau alat-alat dalam pendidikan. Makhluk ciptaan Allah berupa binatang yang dijelaskan dalam Al-Qur'an juga bisa menjadi alat mencapai tujuan pendidikan yang sejalan dengan tujuan diciptakannya manusia dimuka bumi. Contohnya pada nama salah satu surah dalam Al-Qur'an adalah an-Nahl, surah ke 16 yang berarti lebah, dalam ayat 68-69:

وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى ٱلنَّحْلِ أَنِ ٱتَّخِذِى مِنَ ٱلْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ ٱلشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”[2]
[2] https://tafsirweb.com/4416-surat-an-nahl-ayat-68.html

ثُمَّ كُلِى مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ فَٱسْلُكِى سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِنۢ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ فِيهِ شِفَآءٌ لِّلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.[3]
[3] https://tafsirweb.com/4417-surat-an-nahl-ayat-69.html.

Dalam ayat ini, “wahyu” berarti ilham, petunjuk dan petunjuk dari Allah kepada lebah, sehingga lebah membuat sarangnya di bukit-bukit, termasuk pepohonan dan tempat-tempat buatan manusia. Kemudian, atas petunjuk Allah, lebah membangun rumah (sarang) mereka dengan konstruksi dan penataan yang sangat rapi sehingga tidak ada satu pun bagian yang tersisa di dalamnya. Setiap lebah kemudian dapat kembali ke sarangnya tanpa berbelok ke kanan atau kiri, tetapi langsung menuju ke sarang tempat ia bertelur dan madu yang telah dibuatnya. Dengan kedua sayapnya, lebah membuat lilin di dalam sarang dan memuntahkan madu; ketika ratu melepaskan telur dari anus, mereka menetas dan terbang ke habitatnya.

Dari contoh ayat di atas menjelaskan bahwa lebah dapat menjadi instrumen atau alat bagi orang yang merasa mengetahui keagungan Allah, yang pada gilirannya meningkatkan keimanan dan kedekatan (taqarrub) hamba kepada Allah Subhanahu wata’ala.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang perlu dijelaskan dan dikaji dalam makalah ini adalah:

1. Apa pengertian dari sarana dan prasaran pendidikan ?
2. Apa saja fungsi, jenis, dan sifat dari sarana dan prasarana pendidikan ?
3. Apa prinsip – prinsip dari sarana dan prasarana pendidikan ?
4. Bagaimana tafsir ayat Al-Qur'an tentang sarana dan prasarana ?

1.3 Manfaat Penelitian

Adapun berdasarkan rumusan masalah di atas, manfaat dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari sarana dan prasaran pendidikan.
2. Untuk mengetahui fungsi, jenis, dan sifat dari sarana dan prasarana pendidikan.
3. Untuk mengetahui prinsip – prinsip dari sarana dan prasarana pendidikan.
4. Mengetahui tafsir ayat Al-Qur'an mengenai sarana dan prasarana.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan

Dalam ranah pendidikan, sarana dan prasarana dimanfaatkan secara global maupun partikular untuk pembelajaran. Menurut Daryanto dalam Syafaruddin dkk (2016:156), sarana adalah perangkat yang secara langsung bisa menunjang kesuksesan tujuan pendidikan, contohnya ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya sedangkan prasarana adalah perangkat yang tidak langsung bisa menunjang keberhasilan tujuan seperti lokasi/tempat, lapangan olahraga, uang dan sebagainya. Selaras dengan pendapat Daryanto, Mulyasa (2003:49) mengungkapkan sarana adalah bahan dan perlengkapan yang secara langsung dimanfaatkan dan membantu proses pendidikan, khususnya proses belajar-mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Sedangkan prasarana adalah alat yang secara tidak langsung mendukung jalannya prosedur pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun atau taman sekolah, jalan menuju sekolah.

Menurut Bafadal (2014:2), sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung dimanfaatkan dalam proses pendidikan di sekolah, sedangkan prasarana adalah semua alat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung mendukung penerapan proses pendidikan di sekolah.

Selaras dengan pendapat Bafadal, Syafaruddin dkk (2016:156) menjelaskan bahwa sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabotan yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, sedangkan prasarana pendidikan adalah semua peralatan perlengkapan dasar yang secara tidak langsung mendukung penerapan proses pendidikan di sekolah. Kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dalam pengoptimalan pengelolaan dan pemanfaatannya sangat mempengaruhi kesuksesan suatu program pendidikan di sekolah (Matin dan Fuada, 2016:1).

Dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah merupakan faktor dari tercapainya tujuan pendidikan secara umum maupun khusus yang berjalan secara efektif. Maka dari itu, sarana dan prasarana pada dasarnya merupakan bagian penting yang menunjang dan menyediakan seluruh program lembaga pendidikan dapat dikerjakan.[4]
[4] Rusydi Ananda dan Oda Kinata Banurea, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan (Medan: CV. Widya Puspita: 2017), hal. 19-20.

2.2 Fungsi, Jenis, dan Sifat Sarana Prasarana Pendidikan

Sehubungan dalam proses kegiatan belajar mengajar, terdapat dua jenis sarana di dalam pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Contohnya seperti papan tulis, spidol, kapur tulis, atlas dan sebagainya. Kedua, sarana dalam pendidikan yang secara tidak langsung digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar, contohnya seperti lemari arsip di kantor sekolah.

Manakala untuk Prasarana dalam pendidikan di sekolah diklarifikasikan dua macam, pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium. Kedua, prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, contohnya adalah ruang kantor, kantin, tanah, jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.[5]
[5] Ibrahim Bafadal, Manajemen perlengkapan sekolah : Teori dan aplikasinya, hal 2-3

Bagi guru dan murid sarana sangat menunjang dalam penyampaian materi-materi pembelajaran yang diberikan. Proses transferisasi ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik membutuhkan alat pendidikan yang digunakan dalam memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu, berbagai jenis dan sifat bermacam-macam yang memiliki fungsi yang tidak sama pula, sehingga proses pendidikan menjadi menarik bagi peserta didik untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Dengan demikian, Sarana dan prasarana pada pendidikan dapat ditinjau dari jenis dan sifatnya, antara lain:

a) Ditinjau dari segi jenis:

Jika dilihat dari segi jenis sarana dan prasarana dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1) Langsung, fasilitas yang secara langsung digunakan pada proses pembelajaran, seperti:

- Buku.
- Alat tulis.
- Ruang teori.
- Ruang perpustakaan.
- Laboratorium.

2) Tidak langsung, fasilitas yang tidak digunakan dalam proses pembelajaran, tetapi secara langsung dapat menunjang pada proses pembelajaran, seperti:

- Alat peraga.
- Alat Olahraga.
- Ruang guru.
- Tempat parkir.
- Lapangan.

b) Ditinjau dari segi sifat:

Jika dilihat dari segi sifat sarana dan prasarana dibagi menjadi dua sifat yaitu:

1) Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan, dikelompokan menjadi barang habis pakai dan barang tidak habis pakai.

- Barang habis pakai yaitu barang yang bisa susut volumenya pada saat dipergunakan, ketika dipakai secara terus menerus maka bisa barang itu akan habis atau tidak berfungsi lagi. Contoh seperti sepidol, bolpoin, kapur, tinta, penghapus, sabun, dan lain sebagainya.

- Barang tidak habis pakai yaitu barang-barang yang ketika dipakai berulang kali tidak susut volumenya, pemakaian barang dapat dipakai dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi tetap memerlukan perawatan supaya barang tersebut bisa selalu terjaga dan dapat dipergunakan terus. Contoh seperti mesin tulis, komputer, mesin print, kendaraan, perabotan, alat peraga, alat olahraga, media pendidikan dan lain sebagainya.

2) Barang tidak bergerak yaitu barang yang tidak dapat digerakkan atau dipindahkan letaknya, contoh seperti tanah, kantor, menara, sumur, kelas, aula, laboratorium dan lain sebagainya.[6]
[6] Isnawardatul Bararah, Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, Jurnal Mudarrisuna Vol. 10 No. 2, 2020. Hal. 362.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa dengan menggunakan sarana dan parasarana pendidikan dalam proses pembelajaran yang ada dalam pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien. Dengan memahami jenis-jenisnya yang tentunya memiliki fungsi masing-masing kegunaan, serta sifatnya yang dapat digerakan/dipindahkan dan tidak bergerak harus dipenuhi kebutuhannya secara lengkap dari lahan, gedung/bagunan, media pembelajaran, hingga alat peraga, alat olahraga yang digunakan dalam proses pembelajaran. Serta rutinnya perawatan juga harus diperhatikan. sehingga sarana dan parasarana yang terdapat pada lembaga pendidikan dapat terjaga kegunaan dan manfaatnya, sehingga ketika nantinya dibutuhkan fasilitas atau barang tersebut dapat digunakan sesuai dengan yang diharapkan.

2.3 Prinsip-Prinsip Sarana dan Prasarana Pendidikan

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, antara lain:

a. Prinsip Pencapaian Tujuan

Pada dasarnya manajemen sarana dan prasarana sekolah dilakukan dengan maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh sebab itu, manajemen perlengkapan sekolah dapat dikatakan berhasil bilamana fasilitas sekolah itu selalu siap pakai setiap saat, pada setiap ada seorang personel sekolah akan menggunakannya.

b. Prinsip Efisiensi

Dengan prinsip efisiensi berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan.

c. Prinsip Administratif

Dengan prinsip administratif berarti semua perilaku pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah hendaknya selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi, dan pedoman yang telah diberlakukan oleh pemerintah.

d. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab

Di Indonesia tidak sedikit adanya lembaga pendidikan yang sangat besar dan maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya sangat banyak sehingga manajemennya melibatkan banyak orang. Jika hal itu terjadi maka perlu adanya pengorganisasian kerja pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan.

e. Prinsip Kekohesifan

Dengan prinsip kekohesifan berarti manajemen perlengkapan pendidikan di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak[7].
[7] Mona Novita, “Sarana Dan Prasarana yang Baik Menjadi Bagian Ujung Tombak Keberhasilan Lembaga Pendidikan Islam”,Nur El-Islam,Volume 4, Nomor 2, (Oktober,2017), hal. 106-207

Berdasarkan prinsip-prinsip di atas maka terdapat proses-proses yang penting dilakukan agar pengadaan sarana prasarana tepat sasaran dan efektif dalam penggunaan. Proses tersebut berupa ;

a. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan seperangkat keputusan yang diambil dalam menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa yang akan datang yang dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan untuk kelancaran dalam proses pendidikan di sekolah dengan mengacu pada apa yang telah direncanakan sebelumnya. Ada beberapa cara yang ditempuh untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan di sekolah.

b. Pendistribusian barang-barang perlengkapan sekolah (sarana dan prasarana) yang telah diadakan dapat didistribusikan. Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggungjawab dari seorang penanggungjawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu. Dalam rangka itu, ada tiga langkah yang sebaiknya ditempuh oleh bagian penanggungjawab penyimpanan atau penyaluran, yaitu: (a) penyusunan alokasi barang; (b) pengiriman barang; (c) penyerahan barang.

c. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan aktivitas dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan. Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan barang-barang milik negara secara sistimatis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku.

d. Pendayagunaan sarana dan prasarana adalah proses yang di dalamnya mencakup aspek penggunaan. Suatu barang atau benda yang dimiliki harus jelas kegunaannya sehingga barang atau benda tersebut dapat dimanfaatkan dengan efektif.

e. Pemeliharaan dan pengawasan sarana prasarana pendidikan merupakan aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga atau memelihara dan memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah demi keberhasilan proses pembelajaran di sekolah serta agar perlengkapan yang dibutuhkan oleh personel sekolah dalam kondisi siap pakai.

f. Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana.dari daftar inventaris, karena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

2.4 Tafsir ayat-ayat Al-Qur'an tentang sarana dan prasarana

Berikut beberapa tafsir ayat-ayat Al Qur’an yang Allah cantumkan tentang sarana dan prasarana pendidikan :

1. Surat At-Taubah ayat 108

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا۟ ۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُطَّهِّرِينَ

Artinya : Janganlah kamu sholat dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Janganlah kamu berdiri (wahai Nabi) untuk shalat di dalam masjid itu selamanya. Sesungguhnya masjid yang di bangun di atas asas ketakwaan sejak hari pertama, (yaitu masjid Quba’), lebih pantas untuk kamu berdiri tegak sholat di dalamnya. Di dalam masjid ini, ada orang-orang yang menyukai bersuci dengan Air dari najis-najis dan kotoran-kotoran, sebagaimana mereka menyucikan diri dengan sikap waro dan istigfar dari dosa-dosa dan kemaksiatan. Dan Allah mencintai orang-orang yang mensucikan diri. Dan apabila masjid quba dibangun di atas landasan ketakwaan sejak pertama, maka masjid Rasulullah demikian pula, bahkan lebih patut berlandaskan ketakwaan.

2. Surat Ibrahim ayat 24-26

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ

Artinya : Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, (ayat 24)

تُؤْتِىٓ أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍۭ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

Artinya : Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (ayat 25)

وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيْثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيْثَةِ ࣙاجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْاَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ

Artinya : Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.

Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 24-26

Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (perumpamaan kalimat yang baik) persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah (seperti pohon yang baik) yaitu orang mukmin (akarnya teguh) dia berkata, 'Tidak ada Tuhan selain Allah yang ada dalam hati orang mukmin (dan cabangnya (menjulang) ke langit) dia berkata, amal orang mukmin dinaikkan ke langit.

Firman Allah: (pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim) Dikatakan, yaitu pagi dan petang. Yang jelas dari konteksnya bahwa perumpamaan orang mukmin itu seperti pohon yang selalu mengeluarkan buahnya setiap waktu, baik musim panas maupun musim dingin, malam dan siang hari. Demikian juga orang mukmin, amal shalihnya terus diangkat baginya, baik di tengah malam maupun siang hari, setiap waktu (dengan seizin Tuhannya) yaitu dengan sempurna, baik, banyak, bermanfaat, dan diberkati (Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat)

Firman Allah Subhanahu wa ta’ala : (Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk) Ini adalah perumpamaan kekufuran orang kafir yang tidak ada dasar dan keteguhan baginya, serupa dengan tanaman labu. Dikatakan juga bahwa itu adalah tanaman yang diiris. Diriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa itu adalah tanaman labu.

Firman Allah (yang telah dicabut) yaitu dicabut sampai akarnya (dari permukaan bumi; tidak dapat tetap(tegak) sedikit pun) yaitu tidak ada dasar dan keteguhan baginya. Demikian juga orang kafir, dia tidak mempunyai pokok dan cabang. Tidak ada amal apapun darinya yang dinaikkan, dan diterima darinya.

3. Surat An-Nur ayat 36

فِى بُيُوتٍ أَذِنَ ٱللَّهُ أَن تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا ٱسْمُهُۥ يُسَبِّحُ لَهُۥ فِيهَا بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ

Artinya : Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang,

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

Lampu penerang tersebut dinyalakan dalam masjid-masjid yang Allah perintahkan untuk diagungkan kemuliaan dan bangunannya, dan disebut nama-Nya di dalamnya dengan azan, zikir dan salat, serta (laki-laki yang tidak lalai) mendirikan salat di dalamnya demi meraih rida Allah pada waktu pagi dan petang hari.

5. Surat Al-Kahfi ayat 25

وَلَبِثُوا۟ فِى كَهْفِهِمْ ثَلَٰثَ مِا۟ئَةٍ سِنِينَ وَٱزْدَادُوا۟ تِسْعًا

Artinya : Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

(Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun) Yakni mereka tertidur di dalam gua selama 309 tahun sebelum Allah membangunkan mereka kembali. Imam al-Zajjaj berpendapat yang dimaksud adalah 300 tahun Syamsiyah (Masehi) atau 309 Qamariyah (Hijriyah).

6. Surat Al-Qalam ayat 1-2

نٓ ۚ وَٱلْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ

Artinya : Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis,

مَآ أَنتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ

Artinya : Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Ayat 1-2 : Allah bersumpah dengan pena yang merupakan kata benda umum (isim jenis) yang mencakup seluruh macam pena yang dipakai untuk mencatat berbagai disiplin ilmu dan dipakai untuk menulis prosa dan puisi. Pena dan perkataan apa saja yang ditulis dengan pena merupakan salah satu tanda-tanda kebesaran Allah yang besar, yang berhak untuk dijadikan obyek sumpah Allah atas terbebasnya Nabi Muhammad dari sifat gila yang dituduhkan pada beliau oleh musuh-musuh beliau. Sumpah Allah ini menafikan sifat gila yang dituduhkan itu karena nikmat dan kebaikan RabbNya, karena Dia menganugerahkan akal yang sempurna, pandangan yang arif, dan perkataan yang fasih yang merupakan hal terbaik yang ditulis pena dan dicatat oleh manusia. Dan itulah kebahagiaan di dunia.

7. Surat Ibrahim ayat 33

وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ دَآئِبَيْنِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ

Artinya : Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya)”, tidak lamban dan tidak tersendat-sendat, melaju guna menciptakan kemaslahatan bagi kalian seperti perhitungan waktu-waktu dan maslahat bagi fisik, hewan ternak, dan tanaman serta buah-buahan milik kalian. “Dan Dia telah menundukkan bagimu malam” agar kalian dapat tidur padanya “dan siang” penuh cahaya agar kalian dapat mencari sebagian dari keutamaanNya.

Dalam ayat-ayat Al-quran di atas maka dapat kita pahami adanya ayat-ayat yang menunjukkan betapa pentingnya sarana dan prasarana atau alat dalam pendidikan. Dalam surah at-taubah ayat 108, terdapat masjid yang merupakan prasarana dalam melakukan kegiatan ibadah. Hal ini menunjukkan secara tidak langsung bahwa kita memerlukan tempat untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya dalam surah ibrahim ayat 24-26, menunjukkan bahwa perumpamaan orang mukmin sama dengan pohon yang selalu mengeluarkan buahnya setiap waktu, baik di musim panas maupun di musim dingin, siang dan malam hari. Maka perumpamaan lewat pohon tersebut menjadi sarana untuk lebih memahami maksud yang disampaikan. Hal ini sejalan dengan contoh dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam yang menjadikan sarana gambar dalam mendidik para sahabat, baik berupa benda maupun non-benda.

Salah satu alat yang digunakan Rasulullah dalam memberikan pemahaman kepada para sahabatnya adalah dengan menggunakan gambar. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan al-Hakim dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, ”Rasulullah membuatkan kami garis dan bersabda, ”Ini jalan Allah.” Kemudian membuat garis-garis di sebelah kanan dan kirinya, dan bersabda, ”Ini adalah jalan-jalan (setan).” Yazid berkata, ”(Garis-garis) yang berpencar- pencar.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ”Di setiap jalan ada setan yang mengajak kepadanya. Kemudian beliau membaca ayat Al-Qur’an (Q.S. al-An’am ayat 153) yang artinya adalah sebagai berikut :

Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) , karena jalan jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.

Hadis di atas terlihat jelas bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam menggunakan garis-garis sebagai alat pendidikan untuk menjelaskan apa yang ingin beliau sampaikan kepada para sahabatnya.

Selanjutnya dalam surah an-nur ayat 36, Allah memerintahkan agar mengagungkan bangunan, penjagaan dan pemakmurannya bagi orang yang sholat seperti mengadakan lentera/pencahayaan di masjid. Maka lentera/lampu dapat menjadi sarana yang menunjang proses belajar.

Dalam surah al-kahfi ayat 25, ini adalah pemberitahuan dari Allah kepada Rasulullah tentang lamanya masa yang dijalani ashabul kahfi dalam gua juga ayat di atas menyatakan lambang bilangan 300 dan 9, yang mana terdapat operasi penjumlahan yaitu 300+9 sehingga dapat disimpulkan bahwa Alquran adalah sarana yang memberikan pengetahuan tentang operasi hitung sejak zaman dahulu. Dan tanpa adanya operasi hitung maka tidak akan pernah diketahui bahwa ashabul kahfi tinggal di gua selama 309 tahun.

Dalam surah al-qalam ayat 1-2, Allah bersumpah dengan pena karena digunakan sebagai alat untuk menjelaskan, dan ini mencakup seluruh pena untuk menulis. Dan di dalam surah ibrahim ayat 33, dapat ditarik pelajaran bahwa tafsir surat Ibrahim ayat 33 menjelaskan tentang pergantian waktu sebagai sarana dalam melihat tanda kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala dan anjuran untuk mengingat nikmat-nikmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada manusia.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran di bidang akademik maupun non akademik.sarana dan prasarana dalam pendidikan Islam adalah semua perangkat atau fasilitas atau perlengkapan dasar yang secara langsung dan tidak langsung dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan dan demi tercapainya tujuan pendidikan Islam, khususnya proses belajar mengajar. Kemampuan lembaga dalam memenuhi sarana dan prasarana, dan kemampuan guru dalam pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan merupakan faktor yang penting yang dapat menentukan keberhasilan dari proses belajar mengajar.

Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan semakin pesat seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan Islam juga tetap melakukan berbagai inovasi termasuk dalam pengembangan penggunaan sarana dan prasarana pendidikan sehingga membantu kelancaran proses pendidikan tersebut. Namun penggunaan sarana dan prasarana tersebut mesti tetap berlandaskan kepada dasar-dasar pendidikan islam dan mengacu kepada tujuan yang telah direncanakan.

Lalu dapat disimpulkan juga bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah merupakan faktor dari tercapainya tujuan pendidikan secara umum maupun khusus yang berjalan secara efektif. Maka dari itu, sarana dan prasarana pada dasarnya merupakan bagian penting yang menunjang dan menyediakan seluruh program lembaga pendidikan dapat dikerjakan.

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusydi dan Oda Kinata Banurea. (2017). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. CV. Widya Puspita, hal. 19-20.

Bafadal, Ibrahim. (2004). Manajemen Perlengkapan Sekolah : Teori dan Aplikasinya, Jakarta, Bumi Aksara.

Bararah, Isnawardatul. (2020). Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, Jurnal Mudarrisuna Vol. 10 No. 2.

Ghafur, Abd. Sarana Dan Prasarana Perspektif Al Quran dan Hadis (Pendekatan Al-Quran Dan Hadits Tematik) , Jurnal Management, Facilities, Qur'an and Hadith Universitas Islam Zainul Hasan Genggong Probolinggo

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/mudarrisuna/article/view/7842/5157

https://www.kompasiana.com/fithra0114/62aee1a5bb448628b4386575/matematika-dalam-surah-al-kahfi-ayat-25

https://tafsirweb.com

Novita, Mona. (2017). Sarana Dan Prasarana yang Baik Menjadi Bagian Ujung Tombak Keberhasilan Lembaga Pendidikan Islam. Nur El-Islam,Volume 4, Nomor 2. hal. 106-107.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar