Jumat, 22 Maret 2024

Peran Guru dalam Mengembangkan Inovasi

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Syarifaeni Fahdiyah, M.Hum
Oleh Kelompok 3 Angkatan 5 :
1. Neng Hindi Hadiyani (SBA).
2. Nurul Hasanah (PAI).
3. Siti Nur Jannah (PAUD).

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu wa ta’ala. Dengan pertolongan dan kemudahan dari-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Shalawat dan salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqamah mengikutinya hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Inovasi Pendidikan yang berjudul “Peran Guru Dalam Mengembangkan Inovasi”. Dengan kerja sama yang baik dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini maka kami mengucapkan terimakasih banyak.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak sekali kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi membantu perbaikan dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang luas serta dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca khususnya siapapun yang sedang memiliki amanah menjadi seorang Guru.

Semoga dapat bersinergi dalam upaya mengembangkan inovasi di dunia pendidikan Indonesia.

Pontianak, 20 Maret 2024

Penyusun Makalah
Kelompok 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang.
1.2 Rumusan Masalah.
1.3 Manfaat Penelitian.
BAB II PEMBAHASAN.
A. Pengertian Guru Inovatif.
B. Peran Guru Dalam Mengembangkan Inovasi.
C. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengembangkan inovasi.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi guru dalam mengembangkan inovasi.
E. Guru Inovatif sebagai agen perubahan (Agent of Change).
BAB III PENUTUP..
A. KESIMPULAN.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi ini, perubahan pada dunia pendidikan dan kebudayaan silih berganti sesuai dinamika peradaban manusia. Pendidikan masa lalu dan gaya mengajar guru tidak bisa bertahan dalam memberikan pelajaran kepada peserta didik karena harus sesuai kebutuhan zamannya. Karena itu strategi dan gaya guru mengajarkan anak didik di sekolah membutuhkan adanya perubahan. Guru yang memiliki peran penting dalam proses pembelajaran dituntut mempunyai kemampuan untuk berubah secara profesional dalam memberdayakan peserta didik ke arah pola kepribadian dan kompetensi yang baik. Karena pendidikan yang diberikan secara baik dengan cara yang inovatif mampu membentuk dan mengubah seseorang memiliki kepribadian yang dapat mengantarkannya pada gerbang kesuksesan di masa mendatang karena ia tidak hanya cerdas secara kognitif namun juga afektif dan psikomotorik.

Maka kehadiran guru mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Teknologi memang bisa memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan, tetapi tidak mungkin dapat menggantikan peran guru.[1] Guru biasanya telah diberikan bekal keterampilan mengajar, mendidik, mengasuh. Mereka dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Pada abad 21, sekolah membutuhkan guru yang dapat berinovasi secara berkelanjutan menggunakan keempat kompetensi tersebut. Kompetensi merupakan bekal bagi guru untuk menjadi agen perubahan (agent of change) dalam proses pendidikan. Istilah tersebut merujuk kepada seseorang yang secara profesional bertugas untuk mempengaruhi orang lain dengan cara yang inovatif.
[1] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Prenada, 2016, h.21.

Maka untuk menjadi guru yang sekaligus berperan sebagai pembimbing yang mengajarkan siswa harus menampilkan karakteristik inovatif dengan berbagai pembaharuan baik dalam kurikulum, strategi dan metode serta media dan teknologi baru yang lebih bermakna, bermanfaat dan berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran. Seorang guru mesti memiliki pemahaman yang utuh tentang anak yang akan dibimbingnya, lalu menyesuaikan dengan akselerasi penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengajarkan siswa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari seorang guru inovatif ?
2. Apa peran guru dalam mengembangkan inovasi pendidikan ?
3. Apa saja upaya-upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan inovasi ?
4. Apa saja faktor-faktor yang menyulitkan guru untuk berinovasi ?
5. Bagaimana guru yang berinovasi dapat menjadi agen perubahan ?

1.3 Manfaat Penelitian

1. Mengetahui pengertian dari guru inovatif.
2. Mengetahui peran guru dalam mengembangkan inovasi pendidikan.
3. Mengetahui apa saja upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan inovasi pendidikan.
4. Mengetahui faktor-faktor yang menyulitkan guru untuk berinovasi.
5. Mengetahui cara yang menjadikan guru sebagai agen perubahan (agent of change).

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru Inovatif

Dalam kehidupan sehari-hari, kata “guru” sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Banyak para ahli yang mengemukakan pengertian guru, diantaranya sebagai berikut : Menurut Mc. Leod yang dikutip oleh Muhibbin Syah sosok guru didefinisikan sebagai “a person whose occupations teaching others” (guru adalah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain), dengan maksud menularkan pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain (bersifat kognitif), melatih keterampilan jasmani kepada orang lain (bersifat psikomotor), dan menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain (bersifat afektif).

Guru merupakan unsur yang sangat dominan dan dinilai sangat penting dalam jalur pendidikan sekolah (formal) pada umumnya, karena bagi siswa, guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Demikian pula dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki kemampuan tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Secara definitif operasional, terdapat berbagai macam pandangan mengenai definisi guru, yaitu:

1. Menurut pandangan tradisional, guru adalah seseorang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan.

2. Menurut seorang ahli pendidikan, guru adalah seseorang yang menyebabkan orang lain mengetahui atau mampu melaksanakan sesuatu atau memberikan pengetahuan atau keterampilan kepada orang lain.

Dalam Undang-undang R.I No. 14 tahun 2005 tentang guru Bab 1 Pasal 1 dijelaskan, bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini di jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Menurut Ahmad Tafsir yang dimaksud oleh guru adalah pendidik yang memberikan pelajaran kepada murid, dan biasanya guru adalah pendidik yang memegang mata pelajaran di sekolah.[2]
[2] Hary Priatna Sanusi, Peran Guru PAI Dalam Pengembangan Nuansa Religius Di Sekolah, Vol 11 No 2 (2013) hal 144

Jadi, guru inovatif adalah seorang pengajar yang memiliki berbagai gagasan atau ide baru untuk menciptakan perubahan dalam dunia pendidikan. Seperti yang dikemukakan Marzano et al. (2017), guru inovatif memiliki kemampuan untuk menciptakan ide-ide kreatif dan solusi baru dalam pembelajaran yang membawa perubahan yang signifikan pada pengalaman belajar siswa. Konsep ini telah menjadi fokus utama dalam pendidikan saat ini karena perubahan yang pesat dalam teknologi dan lingkungan sosial dan ekonomi.

B. Peran Guru Dalam Mengembangkan Inovasi Pendidikan

Pendidikan tidak akan pernah diam, pendidikan akan selalu berkembang dan mengalami perubahan, dalam proses perkembangan tersebut tentu harus ada dukungan dari orang- orang yang berwenang terhadapnya seperti pemerintah, masyarakat, dan sebagainya. Dengan ini agar terciptanya perubahan pendidikan diperlukannya sebuah inovasi dimana inovasi ini akan membawa pendidikan menuju perubahan yang lebih baik dan untuk menciptakan sebuah inovasi tersebut diperlukannya peran seorang guru sebagai agent of change yaitu guru yang diharapkan mampu membawa anak didiknya untuk masuk kedalam sebuah perubahan karena gurulah yang menjadi langkah awal dalam berinovasi demi terciptanya sebuah perubahan pendidikan.

Maka walaupun perkembangan zaman dari masa ke masa semakin canggih, siswa dapat dengan mudah menemukan sumber belajar secara mandiri, akan tetapi peran seorang guru dalam mengembangkan inovasi pendidikan tetaplah penting. Guru sangat berpengaruh terhadap perubahan dalam kegiatan belajar mengajar karena guru bisa berperan sebagai pembimbing, fasilitator, motivator, inovator dan sebagainya.

Peran guru dalam inovasi dan pengembangan media pembelajaran sangat diperlukan mengingat guru dapat dikatakan sebagai pemain yang sangat berperan dalam proses belajar mengajar di kelas. Guru hendaknya dapat mengolah kemampuannya untuk membuat media pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal ini, menurut Wijaya dkk (1991:2), disebabkan perkembangan jaman yang terus terjadi tanpa henti dengan kurun waktu tertentu. Lembaga pendidikan hendaknya tidak hanya puas dengan metode dan teknik lama, yang menekankan pada metode hafalan, sehingga tidak atau kurang ada maknanya jika diterapkan pada masa sekarang. Perkembangan jaman yang begitu membuat siswa semakin akrab dengan berbagai hal yang baru, seiring dengan perkembangan dunia informasi dan komunikasi. Karena itu, sangat wajar jika kondisi ini harus diperhatikan oleh guru agar terus mengadakan pembaharuan (inovasi), (Yunani, 2009: 6).

Peranan guru tak kalah menentukannya terhadap keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, contohnya seperti penggunaan internet di sekolah. Inisiatif pemanfaatan internet di sekolah yang datang dari guru-guru karena memiliki kesadaran lebih awal tentang potensi internet guna menunjang proses belajar mengajar. Keberhasilan pembelajaran berbasis internet ini secara signifikan ditentukan oleh karakteristik guru-guru yang akan dilibatkan dalam pemanfaatan internet. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Guru perlu memberikan pemahaman berbagai keuntungan, termasuk kelebihan dan kelemahan penggunaan internet untuk pembelajaran, sehingga mereka memiliki motivasi dan komitmen yang cukup tinggi.

2. Guru yang akan dilibatkan dalarn pengembangan dan pemanfaatan internet untuk pembelajaran hendaknya memiliki pengalaman dan kemampuan mengajar yang cukup

3. Guru harus memiliki komitmen dan keseriusan dalam menangani pengembangan dan pemanfaatan internet untuk pembelajaran

C. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengembangkan inovasi

Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam pendidikan. Inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan. Inovasi dalam dunia pendidikan dapat berupa apa saja, produk ataupun sistem. Produk misalnya, seorang guru menciptakan media pembelajaran mock up untuk pembelajaran. Sistem misalnya, cara penyampaian materi di kelas dengan tanya jawab ataupun yang lainnya yang bersifat metode. Inovasi dapat dikreasikan sesuai pemanfaatannya, yang menciptakan hal baru, memudahkan dalam dunia pendidikan, serta mengarah pada kemajuan.

Adapun inovasi di sekolah, terjadi pada sistem sekolah yang meliputi komponen-komponan yang ada. Di antaranya adalah sistem pendidikan sekolah yang terdiri atas kurikulum, tata tertib, dan manajemen organisasi pusat sumber belajar. Selain itu, yang lebih penting adalah inovasi dilakukan pada sistem pembelajaran (yang berperan di dalamnya adalah guru) karena secara langsung yang melakukan pembelajaran di kelas ialah guru. Keberhasilan pembelajaran sebagian besar tanggung jawab guru.[3]
[3] Rusdiana, Konsep Inovasi Pendidikan, (2004)

Untuk dapat merencanakan proses pembelajaran secara inovatif yang mampu memberikan pengalaman yang berguna bagi siswa, guru perlu melakukan upaya awal dengan memperhatikan komponen penting proses pembelajaran. Dari komponen proses pembelajaran itu guru dapat merencanakan kegiatan dan strategi pembelajaran yang relevan dengan tujuan belajar. Strategi pengembangan pembelajaran ini menjadi penting karena adanya beberapa persoalan dalam proses belajar yang mungkin ada dalam sebuah system pembelajaran.

Strategi pengembangan pembelajaran meliputi:

a. Persiapan, mencakup analisis kurikulum, analisis kebutuhan maupun desain pembelajaran.

b. Metode yang digunakan secara umum adalah, klasikal, kelompok, individual.

c. Evaluasi diperlukan untuk mengetahui apakah strategi yang digunakan cocok atau tidak.

Persoalannya sekarang ialah, bagaimana fungsi 3 komponen (Guru, Siswa, dan Kurikulum/materi) dapat saling memberikan dukungan secara sinergi terhadap proses pembelajaran sehingga mampu melahirkan pengalaman berharga bagi kehidupan siswa dimasa yang akan datang manakala siswa itu mengarungi kehidupan nyata dalam masyarakat.

Maka mari kita melihat dari sisi guru terlebih dahulu. Guru perlu memiliki visi dan misi yang jelas terhadap masa depan siswa. Ini berarti bahwa guru perlu memiliki wawasan yang berorientasi pada masa depan. Dengan demikian guru harus selalu memberikan informasi yang mutakhir dalam bidang yang diajarkannya. Juga perlu memiliki kemampuan untuk memprediksi mengenai apa yang akan muncul dan apa yang akan tenggelam dari aplikasi bidang studi yang akan diajarkannya. (Yunani, 2009: 6-7).[4]
[4] Zahratul Hafizhah, Inovasi Pendidikan Era Revolusi Industri, Vol 1 No 2 (2021), hal 3

Perkembangan iptek yang kini pesat, juga mengharuskan seorang guru untuk senantiasa mengikutinya dan memiliki inisiatif yang kreatif. Kondisi ini mengharuskan seorang guru untuk melek informasi dan teknologi. Jangan sampai seorang guru menjadi sosok yang gagap teknologi dan tidak mengikuti dinamika perkembangan teknologi yang berkembang sedemikian pesat

Guru yang mampu mengajar dengan baik, tentu akan menghasilkan kualitas siswa yang baik pula. Pendidik tentu tak sekedar menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga mentransfer nilai-niai moral. James M. Cooper menegaskan, ”A teacher is person charged with the reasonability of helping others to learn and to behave in new different way.” Seorang guru membutuhkan keterampilan mengajar yang lebih dibandingkan dengan orang yang bukan guru. Guru harus kaya metode dan strategi mengajar dan upaya itu harus ditempah melalui jenjang pendidikan.

Upaya lainnya yang dapat dilakukan agar guru dapat mengembangkan inovasi adalah dengan cara memberikan pembelajaran inovatif yang menjaga prinsip-prinsip berikut :

1. Guru memberikan pembelajaran, bukan pengajaran.
2. Guru sebagai fasilitator, bukan instrukstur.
3. Siswa sebagai subjek, bukan objek.
4. Multimedia, bukan monomedia.
5. Sentuhan manusiawi, bukan hewani.
6. Pembelajaran induktif, dan bukan deduktif.
7. Materi bermakna bagi siswa, bukan sekedar dihafal.
8. Keterlibatan siswa partisipatif, bukan pasif.

Dalam konteks ini, maka siswa akan mendapatkan pembelajaran inovasi yang lebih menyediakan proses yang mengarah pada penemuan hakikat siswa sesuai fitrahnya sebagai manusia berpotensi dan dapat dikembangkan oleh lingkungan pembelajaran secara maksimal. Lingkungan pembelajaran tersebut mencakup dimensi yang luas dan sangat komplek. Oleh sebab itu, apapun fasilitas yang dikreasi guru untuk memfasilitasi siswa dan siapapun fasilitator yang akan menemani siswa belajar, seyogyanya berorientasi pada tujuan belajar siswa. Tujuan belajar yang orisinal muncul dari dorongan hati.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi guru dalam mengembangkan inovasi

Berikut beberapa faktor yang menyulitkan guru untuk berinovasi :

1. Faktor sikap dari dalam diri guru itu sendiri. Munculnya rasa kurang percaya diri untuk menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran. Sikap guru untuk menerima media pembelajaran dalam proses pengembangan media pembelajaran, inisiatif guru untuk belajar mandiri dan berkolaborasi, dan rasa percaya diri guru dalam menghadapi berbagai tantangan atau masalah masih kurang. Hal ini didukung oleh penelitian Mahnun, (2012) bahwa konsekuensi yang harus diperhatikan guru adalah bahwa sikap statis (tidak kreatif) dan cara-cara yang konvensional semua pihak yang terlibat dalam dunia kependidikan, terutama guru, hendaknya dihilangkan.

2. Faktor keterampilan. Kemampuan guru yang kurang mampu menggunakan komputer dan beberapa program pendukung pembuatan media pembelajaran menjadi penghambat guru melakukan inovasi pembelajaran. Kini masih didapati guru yang enggan atau belum tergerak hatinya untuk memanfaatkan media pembelajaran, yang sesungguhnya telah tersedia di sekolahnya. Dan itu pulalah yang menjadi pertanyaan besar mengapa media pembelajaran belum bisa termanfaatkan secara optimal. Atau mungkin lebih spesifik lagi guru belum menerima sepenuhnya media pembelajaran sebagai pendukung dalam pembelajaran, masih memusatkan kepada teori, dan mengenyampingkan media pembelajaran dan mengedepankan teori sehingga siswa dalam pembelajaran mudah bosan”.[5]
[5] Mahnun, N , Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah pemilihan media dan implementasinya dalam pembelajaran, (2012) , hal 37

3. Keterbatasan fasilitas sekolah untuk menyediakan kegiatan pelatihan guru juga merupakan faktor yang membuat guru tidak mau berinovasi. Contoh, dalam menggunakan media proyektor, Guru hanya terfokus mengembangkan media hanya menggunakan proyektor, sehingga dapat disimpulkan pengetahuan guru yang kurang update mengenai media pembelajaran menyebabkan guru merasa berada di zona nyaman karena tidak perlu sibuk dan repot untuk berinovasi.

4. Sumber daya seperti anggaran, peralatan, dan bahan-bahan pembelajaran juga dapat mempengaruhi kreativitas guru dalam mengembangkan media pembelajaran. Guru yang memiliki akses sumber daya yang cukup akan lebih mudah dalam menciptakan ide-ide baru dan inovatif dalam membuat media pembelajaran.

Dalam penjelasannya, fakto-faktor tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Sebagai contoh, guru yang memiliki keterampilan teknologi yang baik akan lebih mudah untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia dalam menciptakan media pembelajaran yang menarik dan efektif. Demikian pula, motivasi yang tinggi akan membantu guru untuk tetap kreatif dan inovatif dalam mengembangkan media pembelajaran meskipun sumber daya yang tersedia terbatas.[6]
[6] file:///C:/Users/Hp/Downloads/Alifah+Nur+Istiqomah,+Windarni+Lestari,+Fya+Tria+Anggraeni,+Wulan+Tri+Puji+Utami+++Analisis+Faktor+yang+Mempengaruhi+Kreativitas+Guru+dalam+Menge.pdf.

E. Guru Inovatif Sebagai Agent Of Change

Guru sebagai agent of change (agen perubahan) menurut Abin Syamsuddin dengan mengutip pemikiran Gage dan Berliner, mengemukakan peran guru dalam proses pembelajaran peserta didik, yang mencakup :

a. Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems).

b. Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problems).

c. Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya.

d. Dalam konteks proses belajar mengajar di Indonesia, Abin Syamsuddin menambahkan satu peran lagi yaitu sebagai pembimbing (teacher counsel), di mana guru dituntut untuk mampu mengidentifikasi peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).

Maka peran utama guru inovatif dalam pembelajaran yaitu menciptakan keteraturan (establishing order) dan memfasilitasi proses belajar (facilitating learning). Keteraturan di sini mencakup hal-hal yang terkait langsung atau tidak langsung dengan proses pembelajaran, seperti : tata letak tempat duduk, disiplin peserta didik di kelas, interaksi peserta didik dengan sesamanya, interaksi peserta didik dengan guru, jam masuk dan keluar untuk setiap sesi mata pelajaran, pengelolaan sumber belajar, pengelolaan bahan belajar, prosedur dan sistem yang mendukung proses pembelajaran, lingkungan belajar, dan lain-lain.

Di sekolah guru merupakan pemimpin (leader) dan pelaku perubahan pendidikan, tanpa keterlibatan guru setiap usaha untuk memperbaharui dunia pendidikan akan gagal. Guru adalah garda terdepan dan pelaku perubahan dalam dunia pendidikan. Dengan kegiatan mengajarnya, ia membentuk identitas keguruannya dan melalui identitas inilah ia mengukuhkan dirinya sebagai pelaku perubahan. Kegiatan mendidik, mengajar dan melatih yang dilakukan guru di sekolah akan memberikan perubahan dalam diri siswanya yang akan berguna bagi hidupnya. Sebagai pelaku perubahan, guru mengubah siswa menjadi lebih baik, lebih pandai, lebih memiliki keterampilan yang berguna bagi pengembangan profesi mereka dalam masyarakat (Djohar, 1999).

Guru membuat siswa memahami persoalan dengan lebih jernih sehingga mampu membuat keputusan dan bertindak secara tepat dan bertanggung jawab dalam hidup mereka. Guru yang baik membuat siswa secara aktif dalam masyarakat sehingga mampu membangun dan menciptakan tatanan masyarakat yang lebih baik dari yang sekarang.

Peran guru sebagai agen perubahan memang sangat berat. Dengan kondisi kualitas guru di Indonesia masih belum terberdayakan secara maksimal, dan diantara penyebabnya seperti yang telah dijelaskan pada faktor pertama yang berasal dari dalam diri guru itu sendiri, adalah kondisi mentalitas, motivasi atau dorongon internal guru untuk terus belajar, berinovasi dalam pembelajaran dan terus mengikuti perkembangan iptek terkini masih relatif rendah (Tilaar, 2002). Namun terdapat beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan dalam meningkatkan peran guru sebagai agen perubahan (agent of change) pembelajaran siswa di kelas.

Antara lain: Pertama, membangun kualitas mentalitas positif guru melalui kegiatan pelatihan motivasi berprestasi dan sejenisnya secara periodik, misalnya pembinaan dan pelatihan ESQ. Meskipun setiap guru secara teoritik telah mengetahui sebagian teori-teori psikologi pembelajaran, dia tetap memerlukan penyegaran orientasi dan wawasan hidup prospektif dari para pakar psikologi atau para motivator dalam menghadapi beragam persoalan pekerjaan sebagai pendidik.

Kedua, menyikapi kondisi guru yang masih belum memahami beragam inovasi pembelajaran dan arti pentingnya pemanfaatan kemajuan teknologi pembelajaran, maka strategi yang dapat dilakukan adalah setiap satuan pendidikan harus mempunyai tim ahli inovasi pembelajaran.

Ketiga, membangun mentalitas kerjasama sebagai team work yang kokoh. Semua guru pada satuan pendidikan dalam proses layanan pendidikan harus menyatu bagaikan kesatuan sistem.

Dengan langkah tersebut, maka guru sebagai agen perubahan (agent of change) akan diharapkan dapat membawa peserta didik kearah perubahan yang menghasilkan generasi-generasi potensial. Pendidikan yang dikembangkan guru pun akan mengandung unsur-unsur kompetensi yang berkualitas, yang terdiri dari komponen pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Karena dengan menerapkan ketiga ranah tersebut dalam kegiatan mendidik, mengajar dan melatih maka dapat dipastikan program pembentukan potensi peserta didik dapat tercapai. Sebagai agen perubahan guru pun harus bisa mengubah pemikiran seseorang bahwa guru tidak hanya berusaha mentransfer ilmu, menyalin dan memindahkan pengetahuan kepada siswa, tanpa memahami hal yang bisa membawa perubahan positif kepada diri siswa tersebut. Guru tidak hanya pintar, jika seorang guru dituntut hanya pintar, google jauh lebih pintar.

Namun, seorang guru adalah agen perubahan yang seharusnya mampu membawa seorang individu menjadi manusia yang berkarakter positif. Selagi guru yang berdiri di depan kelas tidak hanya mengajar, namun juga mampu mengubah karakter siswa, maka seorang guru tidak akan mampu tergantikan oleh teknologi secanggih apapun dalam mewujudkan perubahan pada anak bangsa, guru harus mampu mengubah metode pembelajarannya. Guru harus bisa menjadi seorang fasilitator, inovator, serta mampu menemukan potensi siswanya sesuai dengan perkembangan zaman. Apalagi generasi kini telah masuk ke era teknologi yang semaking berkembang pesat, maka guru harus bisa membawa para siswanya menghadapi era ini, dengan membekali siswa dengan berbagai keterampilan yang mumpuni.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peran guru sangat penting dalam inovasi pendidikan pada permasalahan pendidikan yang dihadapi. Oleh sebab itu, dalam sebuah pendidikan yang maju, dibutuhkan seorang guru yang inovatif. Guru yang inovatif adalah seorang tenaga pendidik yang memiliki kemampuan dalam memahami materi bahan ajar secara luas dan mendalam serta memahami cara penyampaian materi yang tepat kepada peserta didik. Walaupun perkembangan teknologi semakin canggih, akan tetapi peran guru yang inovatif akan selalu aktif mencari ide-ide baru, dan mengalmi proses pelaksanaan yang terus berkesinambungan, tidak terhenti dalam satu waktu saja melainkan terus berlangsung dan mengalami proses perubahan.

Peran guru dalam inovasi pendidikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran bisa berperan sebagai Demonstrator, yaitu mampu memberikan pemahaman materi pelajaran kepada peserta didik dengan baik. Selain itu juga bisa menjadi Motivator, yaitu mampu mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif dalam proses pembelajaran. Kemudian guru dapat menjadi Inisiator, yaitu pencetus ide kemajuan dalam pendidikan dan pembelajaran, serta dapat menjadi sebagai Mediator, yaitu guru harus mengetahui manfaat media pendidikan secara benar dan tepat. Peran teknologi tidak dapat mengalahkan peran seorang guru karena kemampuan guru menyentuh pada aspek rasa, bahasa dan pembentuk karakter menjadikan kehadirannya selalu ditunggu oleh peserta didik. Oleh karena itu guru sangat memegang peran penting dalam suatu pendidikan demi terwujudnya keberhasilan yang optimal.

Guru yang berperan sebagai inovator tentu juga memiliki berbagai kendala yang merupakan faktor penghambat untuk dapat berinovasi. Baik faktor dari dalam ataupun dari luar guru itu sendiri. Namun demi mengusahakan proses pendidikan yang lebih baik, maka guru yang berinovasi akan mempunyai banyak cara untuk mengatasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Hafizhah Zhahratul. (2021). “Inovasi Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0”. Jurnal Inovasi Pendidikan. 1(2)

Mahnun, N. (2012). “Media Pembelajaran (Kajian Terhadap Langkah-Langkah Pemilihan Media Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran)”. Jurnal Pemikiran Islam. 37(1).

Priatna Sanusi Hary. (2013). “Peran Guru Dalam Pengembangan Nuansa Religius di Sekolah”. Jurnal Pendidikan Agama Islam. 11(2)

Rusdiana. (2014). “Konsep Inovasi Pendidikan”. bandung: CV. PUSTAKA SETIA

Syarif Muhammad. (2019). “Sumber Daya Pendidikan Dan Faktor Yang Mempengaruhinya”. diakses 12 September pukul 20 : 53 https://ojs.serambimekkah.ac.id/AULAD/issue/viewFile/382/47

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Peran+Guru+Sebagai+Pelaku+Perubahan(Hwani).pdf

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/akbar%20hidayat%20(1810111110001)%20uts%20inovasi%20pendidikan.pdf

https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UCEJ/article/view/3612

https://adisampublisher.org/index.php/edu/article/download/178/181

Tidak ada komentar:

Posting Komentar