Jumat, 19 April 2024

Metode Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Syarifaeni Fahdiyah, M.Hum
Oleh Kelompok 5 Angkatan 5 :
1. 
Disusun Oleh Kelompok 5 :
2. Suci Mardhotilla (PAUD)
3. Jannatul Firdausi Nuzula (PAI)
4. Nanda Nur Azizah (PAI)
5. Fitrianti Ali (PAI)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan hidayah serta nikmat-Nya, terutama nikmat sehat dan waktu luang sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah “Inovasi Pendidikan”.

Sholawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabat dan pengikutnya hingga hari kiamat kelak.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ustadzah Syarifaeni, M.Hum selaku dosen pembimbing mata kuliah Inovasi Pendidikan dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini maka itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lahat, 06 April 2024 M
           Ramadhan 1445 H

Penyusun Makalah Metode Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Kelompok 5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB IPENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang.
1.2 Rumusan Masalah.
1.3 Manfaat Penelitian.
BAB II PEMBAHASAN.
2.1 Definisi Metode Pembelajaran Berbasis Kompetensi.
2.2 Prinsip Metode Pembelajaran Berbasis Kompetensi.
2.3 Tujuan Metode Pembelajaran Berbasis Kompetensi.
2.4 Karakteristik Metode Pembelajaran Berbasis Kompetensi.
BAB III PENUTUP.
3.1 Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dari waktu ke waktu pembaharuan pendidikan dan pembelajaran tidak pernah berhenti dan selalu terlaksana. Contoh dari hasil perubahan yang dimaksud dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran adalah pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi.

Belajar dan pembelajaran adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan yang erat dan tidak dapat terpisahkan satu sama lain dalam proses pendidikan. Pembelajaran yang sesungguhnya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau pelayanan yang membuat siswa mau belajar. Maka dari itu harus dipahami bagaimana agar siswa dapat memperoleh pengetahuan dari kegiatan belajarnya. Jika seorang guru dapat memahami bagaimana proses siswa mendapatkan pengetahuan, maka guru akan dapat memahami prosesnya dan dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi siswanya.

Tugas pokok guru dalam proses pendidikan adalah mengajar sedangkan tugas pokok siswa adalah belajar. Keterkaitan antara belajar dan mengajar inilah yang disebut pembelajaran. Sedangkan menurut McAshan, kompetensi adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Artinya tanpa pengetahuan dan sikap tidak mungkin muncul suatu kompetensi tertentu.

Pembelajaran berbasis kompetensi merupakan suatu model pembelajaran dimana perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya mengacu pada penguasaan kompetensi. Pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan agar segala usaha yang dilakukan dalam pembelajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang ditetapkan sehingga mereka tuntas dalam belajarnya.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, penyusun membuat rumusan masalah sebagai barikut:
1. Apa definisi metode pembelajaran berbasis kompetensi ?
2. Bagaimana prinsip metode pembelajaran berbasis kompetensi ?
3. Apa saja tujuan dari metode pembelajaran berbasis kompetensi
4. Apa saja karakteristik metode pembelajaran berbasis kompetensi ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui definisi metode pembelajaran berbasis kompetensi.
2. Mengetahui prinsip metode pembelajaran berbasis kompetensi.
3. Mengetahui apa saja tujuan dari metode pembelajaran berbasis kompetensi.
4. Mengetahui apa saja karakteristik metode pembelajaran berbasis kompetensi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Diprogramkan oleh pemerintah di Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Nasional dengan meluncurkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK), sebagai salah satu unsur kebijakan yang perlu diwujudkan dalam pembaharuan pendidikan di Indonesia. Ide KBK telah diperkenalkan sejak tahun 2000 kepada masyarakat Indonesia, terutama para pemangku kepentingan pendidikan [5]. Amanat yang terdapat dalam penjelasan atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa strategi pembangunan pendidikan nasional dilaksa-nakan antara lain melalui “pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi”.[1]
[1] SMK Sanatang, Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Pembelajaran Berbasis Produksi Sebagai Implementasi Pembelajaran Berbasis Industri, Online : https://ojs.unm.ac.id/mediaelektrik/article/download/14030/14770 diakses pada hari Selasa, 02 April 2024 pukul 14.40 WIB

Metode pembelajaran berbasis kompetensi adalah metode yang berfokus terhadap pengembangan dan penerapan baik dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik. Metode ini menjadi tolak ukur dalam peningkatan kompetensi peserta didik. Menurut Syafruddin, 2020 Pembelajaran berbasis kompetensi menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik di suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan standar kompetensi adalah kemampuan yang secara umum harus dikuasai peserta didik. Saat ini kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan semakin cepat. Kita sebagai seorang pendidik, dituntut untuk semakin kreatif dalam mengembangkan atau menyajikan materi ajar kita kepada siswa atau peserta didik. Setiap manusia yang kreatif selalu diperlukan dalam masyarakat maupun dilingkungan mereka karena dengan ide-ide baru yang diciptakan mampu memenuhi kebutuhan dilingkungan masyarakat maupun lingkungan sekolah, sehingga mampu bertahan dalam persaingan global yang terus mengalami perkembangan yang sangat pesat.[2]
[2] www.e-journallppmunsa.ac.id diakses pada hari Selasa, 02 April 2024 pukul 14.42 WIB

Dengan metode pembelajaran berbasis kompetensi diharapkan peserta didik dapat menyelesaikan tugas dan menemukan solusi dan menerapkan di kelas. Pembelajaran berbasis kompetensi juga merupakan strategi pembelajaran yang di mana peserta didik harus menunjukan apakah mereka dapat memecahkan masalah tertentu dan bagaimana peserta didik tersebut melakukannya.

Kompetensi adalah seperangkat keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang harus dicapai seseorang untuk melakukan tugas atau kegiatan di sekolah dan di dunia kerja sedangkan kompetensi siswa didefinisikan sebagai kemampuan siswa untuk melakukan aktivitas atau tugas tertentu dengan standar yang ditentukan dengan menekankan pada apa yang dapat mereka lakukan daripada apa yang mereka ketahui. Dalam hal ini, kurikulum berbasis kompetensi adalah jenis pendidikan yang berusaha mengembangkan kemampuan peserta didik untuk belajar dan melakukan kegiatan dengan standar yang ditentukan.[3]
[3]. Nopian Siswahyudi dkk, Efektivitas Penerapan Pendidikan Berbasis Kompetensi Pada Sistem Pendidikan Dan Pelatihan Kejuruan, Online: https://jurnalp4i.com diakses pada hari Selasa, 02 April 2024 pukul 15.05 WIB

Dari berbagai macam definisi kompetensi yang diajukan para ahli, terdapat persamaan arti yaitu the ability to do something well, atau the ability to function effectively in a job or life roles (Schalock, 1981; Harris, 1995). Parnell (1978) mendefenisikan kompetensi“a demonstrated ability to apply knowledge, understanding, or skills assumed to contribute to success in life.” Menurut The Further Educatioan Unit kompetensi ialah, “the possession and development of sufficient skills, appropriate attitudes and experience for successful performance in life roles.” (Harris et.al., 1995) Tersirat dari definisi itu esensi kompetensi yaitu kemampuan siswa mengaplikasikan semua materi pelajaran dalam kehidupan mereka, bukan sekedar penguasaan materi itu saja. Kompetensi itulah yang memungkinkan siswa mampu berkiprah dengan baik dalam hidupnya. Esensi yang lain dari definisi itu ialah pengalaman belajar (learning experience) sebagai suatu elemen penting kompetensi. Pengalaman itu terbentuk dari pengintegrasian pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai (sikap) yang terkandung dalam setiap mata pelajaran (Saufi & Hambali, 2019). Hasil integrasi itulah yang harus ditransformasi menjadi pengalaman belajar yang secara akumulatif akan berkembang menjadi kompetensi (composite skills yang menjadikan siswa itu sukses dalam pekerjaannya dan terefleksikan dalam kepribadiannya (MacAsham dalam Hasan, 2002; Thomas Ewens dalam Chikering & Claxton, 1981).[4]
[4] Saaduddin, Pendidikan Berbasis Kompetensi : Implikasinya Pada Kurikulum Dan Pembelajaran, Online: https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/3435/2870 diakses pada hari Rabu, 03 April 2024 pukul 12.49 WIB

Dalam sistem pembelajaran ini, tenaga pendidik perlu menentukan standar minimum kompetensi terlebih dahulu. Selain itu, tenaga pendidik juga perlu menyiapkan komponen materi pembelajaran berbasis kompetensi yang terdiri dari 3 komponen. Komponen pertama adalah kompetensi yang akan dicapai. Komponen kedua adalah strategi penyampaian yang digunakan agar kompetensi yang diharapkan bisa tercapai. Dan komponen ketiga adalah sistem evaluasi atau penilaian untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Metode pembelajaran berbasis kompetensi memahami bahwa setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda. Baik secara kemampuan, minat, atau bakat yang dimiliki. Hal tersebut tentu saja memberikan pengaruh terhadap kemampuan dan kecepatan siswa dalam memahami materi pelajaran. Karena itu, pembelajaran yang dilakukan harus dapat memfasilitasi keberagaman siswa dengan baik. Di samping itu, setiap siswa diharapkan dapat mengeksplorasi materi secara mandiri. Sehingga, setiap siswa memiliki peluang yang sama untuk memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya.[5]
[5] https://pijarsekolah.id/blog/mengenal-pembelajaran-berbasis-kompetensi-ciri-ciri-dan-tujuannya diakses Rabu, 03 April 2024 pukul 12.32 WIB

Pembelajaran berbasis kompetensi adalah suatu sistem pendidikan yang fokus pada aspek aplikatif pengetahuan supaya siswa fungsional di masayarakat, tidak sekedar sudah mengikuti dan lulus ujian sekolah dan ujian akhir saja (Parnell, 1978). Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi ini ditegasankan Harris, et.al. (1995), “certification based on attainment of competency rather than the time-based completion of a course or training program.” Grant (1979) menyebut prinsip itu “the heart of competency-based educational reforms”, sebab fokus utama pembelajaran berbasis kompetensi adalah untuk merekonstruksi pengalaman belajar siswa agar menjadi kompetensi yang aplikatif dalam profesi dan kehidupan sehari-hari, dari pada sekedar mendengar, membaca dan memahami materi pelajaran saja.[6]
[6] Saaduddin, Pendidikan Berbasis Kompetensi : Implikasinya Pada Kurikulum Dan Pembelajaran, Online: https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/3435/2870 diakses pada Rabu, 03 April 2024 pukul 12.55 WIB

2.2 Prinsip Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Pendidikan berbasis kompetensi merujuk pada proses pembelajaran yang berpusat pada upaya pencapaian kompetensi oleh peserta didik. Dengan demikian, tujuan akhir dari proses pembelajaran tersebut adalah peningkatan kemampuan peserta didik dalam ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang dapat dinilai secara terukur.

McAshan (Windiarni, 2008:9) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis kompetensi adalah suatu program pembelajaran di mana tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diinginkan untuk dicapai oleh peserta didik, serta sistem penyimpanan dan indikator pencapaian hasil belajar, dirumuskan secara tertulis sejak tahap perencanaan dimulai.

Dalam konteks pembelajaran berbasis kompetensi, diperlukan penetapan standar minimum kompetensi yang menjadi target pencapaian bagi peserta didik. Sesuai dengan pandangan tersebut, unsur-unsur esensial dalam bahan pembelajaran berbasis kompetensi mencakup: (1) identifikasi kompetensi yang ingin dicapai, (2) penerapan strategi pembelajaran yang relevan untuk mencapai kompetensi tersebut, dan (3) penerapan sistem evaluasi atau penilaian yang sesuai untuk menilai pencapaian peserta didik terhadap kompetensi yang ditargetkan.

Penetapan kompetensi yang tepat bagi peserta didik merupakan suatu keharusan yang menuntut rumusan yang teliti dan terperinci. McAshan (Widiarni, 2008:9) menegaskan bahwa proses rumusan tersebut sebaiknya berdasarkan pada prinsip "relevansi dan konsistensi antara kompetensi yang diinginkan dengan materi pelajaran yang disampaikan, waktu pembelajaran yang tersedia, serta konteks kegiatan dan lingkungan belajar yang dijalani." Selanjutnya, menurut Kaufman dan Bratton (Widiarni, 2008:9), terdapat serangkaian langkah yang dapat dilakukan untuk merumuskan kompetensi secara jelas dan spesifik, yang meliputi analisis kebutuhan, analisis tugas, analisis kompetensi, penilaian oleh praktisi dan pendapat ahli dalam bidang mata pelajaran terkait, pendekatan teoritis, serta tinjauan literatur yang relevan dengan materi pembelajaran yang disampaikan.

Model pembelajaran berbasis kompetensi mensyaratkan pengartian yang eksplisit terhadap kompetensi yang diperlukan atau diharapkan oleh peserta didik setelah menyelesaikan proses pembelajaran. Dengan mengukur pencapaian kompetensi ini sebagai tolak ukur, proses pembelajaran dapat disusun sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menghindari pembelajaran materi yang tidak relevan atau tidak mendukung pencapaian kompetensi yang diinginkan.

Keberhasilan dalam mencapai setiap kompetensi tersebut secara signifikan bergantung pada sistem pembelajaran yang diimplementasikan. Seperti yang diungkapkan oleh Dyah R. Widiarni (2008:10), elemen-elemen esensial dari pembelajaran berbasis kompetensi meliputi:

1) Identifikasi dan penjabaran kompetensi secara tepat.

2) Penetapan spesifikasi dan indikator penilaian untuk menilai pencapaian kompetensi.

3) Pengembangan sistem penyimpanan yang berfungsi dengan baik dan relevan dengan kompetensi serta sistem penilaian.

Berikut adalah prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran berbasis kompetensi, sesuai dengan pandangan Wina Sanjaya (2011:30):

1) Pemusatan pada siswa sebagai fokus utama.
2) Proses pembelajaran yang melibatkan tindakan langsung.
3) Pendorongan untuk mengembangkan keterampilan sosial.
4) Stimulasi terhadap rasa ingin tahu, daya imajinasi, dan naluri alami.
5) Pengembangan kapasitas dalam memecahkan masalah.
6) Fasilitasi dalam meningkatkan kreativitas siswa.
7) Pembinaan kemampuan menggunakan pengetahuan dan teknologi.
8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik.
9) Mendorong semangat belajar sepanjang kehidupan.

Menurut penjabaran konsep pembelajaran yang dinyatakan oleh Wina Sanjaya (2011:32), ada beberapa faktor yang memerlukan perhatian dalam pelaksanaan proses pembelajaran guna mencapai efektivitas, antara lain sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran diharapkan memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peran guru seharusnya difokuskan pada pengelolaan proses belajar, bukan sekadar menjadi sumber informasi.

2) Guru perlu memberikan ruang bagi siswa untuk merefleksikan aktivitas yang telah mereka lakukan. Dengan demikian, pembelajaran tidak hanya mendorong tindakan siswa, tetapi juga memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap aktivitas yang telah dilakukan. Hal ini penting untuk pembentukan sikap serta identifikasi kelemahan dan kekurangan dalam tindakan siswa.

3) Pelaksanaan pembelajaran seharusnya memperhitungkan perbedaan individual siswa, dengan asumsi bahwa setiap individu memiliki minat, bakat, dan kemampuan yang berbeda-beda. Dalam konteks ini, penting bagi pembelajaran untuk memberikan kesempatan agar setiap siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Tujuannya adalah agar siswa yang lambat dalam belajar tidak merasa tertinggal, sementara siswa yang cepat tidak terhambat dalam perkembangannya.

4) Proses pembelajaran seharusnya dapat membangun kemandirian dan kerja sama di antara siswa. Ini mengindikasikan bahwa guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung siswa untuk belajar secara mandiri dan bekerjasama dengan teman sebaya.

5) Pelaksanaan pembelajaran sebaiknya terjadi dalam suasana yang kondusif, baik dari segi sosial maupun psikologis. Siswa akan mampu belajar secara efektif ketika mereka tidak terbebani oleh tekanan sosial atau psikologis. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal.

6) Pelaksanaan pembelajaran yang dikendalikan oleh guru seharusnya dapat merangsang kreativitas dan rasa ingin tahu siswa. Ini hanya dapat terjadi jika guru tidak melihat siswa sebagai objek belajar, melainkan sebagai subjek belajar yang aktif. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk mendorong siswa agar aktif dalam mencari pengetahuan dan melakukan observasi dalam proses pembelajaran.

2.3 Tujuan Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Penerapan pembelajaran berbasis kompetensi merupakan implementasi praktis dari Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), yang mengarah pada pencapaian tujuan yang sejalan dengan esensi KBK. Secara keseluruhan, tujuan dari proses pembelajaran berbasis kompetensi mencerminkan cita-cita pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3.

Pasal tersebut menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kapabilitas individu serta membentuk karakter dan peradaban yang bermartabat bagi bangsa, dengan tujuan utama meningkatkan tingkat kecerdasan kehidupan berbangsa. Tujuan ini adalah untuk memanifestasikan potensi peserta didik agar mampu menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta aktif dalam konteks kebangsaan yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan serangkaian keterampilan dan potensi siswa untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Pendekatan ini menandakan peralihan dari penekanan pada akuisisi pengetahuan dan pencapaian target materi yang cenderung berbasis verbal ke arah yang lebih berfokus pada pengembangan keterampilan. Dengan pendekatan ini, tujuan utama pembelajaran adalah pengembangan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan kontekstual, memastikan bahwa lulusan memiliki kualitas yang bermakna dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan lingkungan.

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) bertujuan untuk mencapai hasil dan dampak yang diinginkan pada peserta didik melalui pengalaman belajar yang signifikan. Konsepsi ini menekankan bahwa dalam KBK, peserta didik tidak hanya diminta untuk memahami konsep-konsep tertentu, tetapi juga untuk mengenali bagaimana pemahaman terhadap konsep-konsep tersebut mempengaruhi perilaku dan pemikiran sehari-hari mereka. Tambahan pula, KBK menawarkan kesempatan kepada peserta didik sesuai dengan keberagaman individu mereka. Aspek ini menegaskan bahwa KBK mengakui bahwa setiap peserta didik memiliki kemampuan, minat, dan bakat yang berbeda-beda. KBK memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk belajar sesuai dengan keragaman dan tempo belajar mereka masing-masing. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran perlu dirancang untuk memenuhi kebutuhan beragam tersebut.

Menurut Wina Sanjaya (2011:11), KBK memiliki tiga ciri utama sebagai kurikulum, yang terdiri dari:

1. KBK mengandung seperangkat kompetensi dasar yang diwajibkan bagi siswa. Ini menandakan bahwa melalui KBK, diharapkan siswa akan memiliki kemampuan minimum yang telah ditetapkan.

2. Pelaksanaan pembelajaran dalam KBK menekankan pada proses pengalaman dengan memperhatikan keberagaman individu. Pembelajaran bukan hanya ditujukan untuk memahami materi pelajaran, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

3. Evaluasi dalam KBK memberikan penekanan pada hasil dan proses pembelajaran. Kedua aspek evaluasi tersebut memiliki kepentingan yang sama sehingga pencapaian standar kompetensi diukur secara menyeluruh, tidak hanya memperhitungkan pengetahuan semata, melainkan juga sikap dan keterampilan.

Misi dari kurikulum yang bertumpu pada kompetensi adalah untuk memajukan kapabilitas peserta didik dalam menghadapi tantangan masa depan dengan mengembangkan sejumlah keterampilan kehidupan. Keterampilan kehidupan merujuk pada kemampuan seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan mereka dengan cara yang rasional dan tanpa tekanan berlebihan, serta dengan pendekatan yang proaktif dan kreatif untuk menemukan solusi yang tepat. Keterampilan ini, menurut Wina Sanjaya (2011:12), memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Menyalurkan potensi individu peserta didik sehingga dapat diterapkan dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi;

b. Menyediakan fleksibilitas dalam proses pembelajaran di sekolah, yang sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan yang luas;

c. Meningkatkan penggunaan sumber daya yang tersedia di lingkungan sekolah dengan memberikan kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya masyarakat, sejalan dengan prinsip manajemen yang berbasis pada sekolah.[7]
[7] Sulistiyono, F., Kontribusi Hasil Uji Kompetensi Teori Kejuruan Terhadap Hasil Uji Kompetensi Praktik Kejuruan Teknik Gambar Mesin Di SMK Negeri 2 Kota Bandung (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia, 2014)

2.4 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Sistem pendidikan berbasis kompetensi memahami bahwa setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda. Baik secara kemampuan, minat, atau bakat yang dimiliki. Hal tersebut tentu saja memberikan pengaruh terhadap kemampuan dan kecepatan siswa dalam memahami materi pelajaran.

Karena itu, pembelajaran yang dilakukan harus dapat memfasilitasi keberagaman siswa dengan baik. Di samping itu, setiap siswa diharapkan dapat mengeksplorasi materi secara mandiri. Sehingga, setiap siswa memiliki peluang yang sama untuk memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya.[8]
[8] Pijar, “Mengenal Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Ciri-Ciri dan Tujuannya”, https://pijarsekolah.id/blog/mengenal-pembelajaran-berbasis-kompetensi-ciri-ciri-dan-tujuannya/, Diakses pada tanggal 06 April 2024

Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.

a. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman (learning outcomes)

b. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi

c. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif

d. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.[9]
[9] Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2002) h. 42

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis kompetensi menurut para ahli terbagi menjadi 3 karakteristik utama, yaitu:

1. Memuat Kompetensi Dasar yang Harus Dicapai

Penyusunan kurikulum berbasis kompetensi memuat sejumlah kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Dengan kata lain, penerapan kurikulum berbasis kompetensi diharapkan dapat membantu siswa memiliki sejumlah kemampuan dasar minimal sesuai yang ditetapkan oleh kurikulum.

2. Implementasi Pembelajaran yang Memperhatikan Keberagaman

Implementasi pembelajaran pada sistem pembelajaran berbasis kompetensi disusun dengan memperhatikan keberagaman setiap siswa sebagai individu. Sehingga, pembelajaran tidak hanya bertujuan agar siswa memahami materi pelajaran saja. Tapi juga mendukung pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak siswa dalam kehidupan sehari-hari.

3. Evaluasi Hasil dan Proses Belajar

Evaluasi dalam kurikulum berbasis kompetensi tidak hanya dilakukan dalam bentuk evaluasi hasil belajar saja. Tapi juga menilai proses belajar siswa, termasuk sikap dan pengetahuan siswa atas pelajaran yang diterima. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, kedua hal ini dianggap sama penting.[10]
[10] Dr. Boediono, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta Pusat: Pusat Kurikulum, 2002), Online http://repositori.kemdikbud.go.id/9209/1/Kurikulum%20Berbasis%20Kompetensi%20Juni%202002.pdf

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Pembelajarannya berfokus untuk meningkatkan kompetensi peserta didik dalam pola sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi berpusat pada siswa, melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran, mengembangkan keterampilan social siswa dan menstimulasi rasa ingin tahu dan meningkatkan kreativitasnya. Pembelajaran berbasis kompetensi juga berprinsip untuk menumbukan kesadaran siswa agar menjadi warga negara yang baik dan berguna bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan karakteristik dari pembelajaran berbasis kompetensi bahwasanya setiap peserta didik memiliki kompetensi dasar yang harus dicapai dengan kemampuan, minat, dan bakat yang berbeda-beda. Maka, pembelajaran berbasis kompetensi memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk belajar sesuai dengan keragaman dan tempo belajar mereka masing-masing dengan menilai proses belajar siswa, termasuk sikap dan pengetahuan siswa atas pelajaran yang diterima.

Tujuan pembelajaran berbasis kompetensi adalah pengembangan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan kontekstual, memastikan bahwa lulusan memiliki kualitas yang bermakna dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Boediono (2002). Kuriulum Berbasis Kompetensi. Jakarta Pusat : Pusat Kurikulum. Online:http://repositori.kemdikbud.go.id/9209/1/Kurikulum%20Berbasis%20Kompetensi%20Juni%202002.pdf

Mulyasa (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nopian Siswahyudi dkk. Efektivitas Penerapan Pendidikan Berbasis Kompetensi Pada Sistem Pendidikan Dan Pelatihan Kejuruan. Online: https://jurnalp4i.com

Pijar (2022). Mengenal Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Ciri-Ciri dan Tujuannya. Diakses pada tanggal 06 April 2024, dari https://pijarsekolah.id/blog/mengenal-pembelajaran-berbasis-kompetensi-ciri-ciri-dan-tujuannya/

Saaduddin. Pendidikan Berbasis Kompetensi : Implikasinya Pada Kurikulum Dan Pembelajaran. Online: https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/3435/2870

SMK Sanatang. Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Pembelajaran Berbasis Produksi Sebagai Implementasi Pembelajaran Berbasis Industri. Online : https://ojs.unm.ac.id/mediaelektrik/article/download/14030/14770

Sulistiyono, F. (2014). KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK GAMBAR MESIN DI SMK NEGERI 2 KOTA BANDUNG . Doctoral dissertation : Universitas Pendidikan Indonesia).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar