Jumat, 05 Januari 2024

Memahami Teknik Penggunaan Media Pembelajaran (Media By Utilization)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pengajaran
Dosen Pengampu : Dwi Puji Astuti, S.S1, MSc
Disusun Oleh Kelompok 6 Angkatan 5 :
1. Binty Sholikhah (SBA)
2. Harnum Suri (PAI)
3. Siti Fauzia Tis Sakinah (SBA)
4. Siti Nur Jannah (PAUD)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu wa ta’ala. Dengan pertolongan dan kemudahan dari-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Shalawat dan salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqamah mengikutinya hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Media Pengajaran yang berjudul “Memahami Teknik Penggunaan Media Pembelajaran (Media By Utilization).

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak sekali kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi membantu perbaikan dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang luas serta dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dalam upaya merencanakan sistem pendidikan yang lebih baik kedepannya.

Riau, 03 Januari 2024

Penyusun Makalah
Kelompok 6

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang.
1.2 Rumusan Masalah.
1.3 Manfaat Penelitian.
BAB II PEMBAHASAN.
2.1 Pengertian Konsep Media Pembelajaran (by utilization).
2.2 Teknik Penggunaan Media Pembelajaran (by utilization).
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran (by utilization).
BAB III PENUTUP.
Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Banyak dari peserta didik mengeluh bosan ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Dalam hal ini guru juga dituntut untuk selalu melakukan inovasi serta lebih kreatif dalam hal belajar mengajar di kelas. Sejalan dengan hal tersebut, maka tuntutan kompetensi guru profesional juga menyesuaikan dengan perkembangan tersebut. Guru dituntut agar tidak hanya mampu dalam menyampaikan materi pelajaran saja, tetapi guru juga harus mampu melaksanakan kegiatan instruksional atau pembelajaran, yaitu kegiatan mengatur atau mengelola informasi dan sumber belajar untuk memfasilitasi kegiatan belajar. Karena itu diperlukan penguasaan terhadap sumber dan media pembelajaran oleh guru.

Banyaknya tuntutan guru dalam mengajar para siswa bertujuan agar pada saat kegiatan belajar mengajar siswa merasa tidak bosan. Karena pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang terjadi secara dua arah. Artinya siswa tidak hanya dijadikan sebagai objek dalam pembelajaran tetapi siswa juga bisa dijadikan sebagai subjek, sehingga jika hal tersebut terjadi maka suasana belajar akan terasa lebih menyenangkan. Siswa pun juga akan lebih aktif di dalam pembelajaran, dan diharapkan dengan ini materi pembelajaran yang diajarkan pun akan dapat lebih mudah dipahami oleh siswa.

Guru diharuskan menciptakan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga dapat digunakan dalam menyampaikan pesan materi pembelajaran kepada siswa. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran akan menghasilkan output yang memuaskan termasuk perubahan tingkah laku peserta didik. Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang mungkin disebabkan oleh perubahan tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikap yang dimilikinya. Sehingga disinilah dapat diketahui bagaimana pentingnya penggunaan media yang tepat dalam menyampaikan materi akan memberikan hasil yang baik kepada siswa.

Media pembelajaran sangat penting untuk membantu peserta didik memperoleh konsep baru, keterampilan dan kompetensi. Pemilihan media pembelajaran juga penting adanya dalam kegiatan pembelajaran. Ketepatan pemilihan media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di sekolah. Selain itu, kemampuan peserta didik juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Maka dari itu, dalam pemilihan media pembelajaran, selain memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

1.2  Rumusan Masalah

1. Apa pengertian konsep media pembelajaran (media by utilization)?
2. Bagaimana teknik penggunaan media pembelajaran by utilization?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan media pembelajaran by utilization?

1.3  Manfaat Penelitian

1. Mengetahui pengertian konsep media pembelajaran (media by utilization).
2. Mengetahui teknik penggunaan media pembelajaran by utilization.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan media pembelajaran by utilization.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konsep Media Pembelajaran (Media By Utilization)

Media merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Latin sekaligus memiliki bentuk jamak atau sering disebut dengan medium. Sementara itu, kata media secara harfiah memiliki arti perantara. Dalam hal ini, perantara yang dimaksud adalah adanya perantara antara sumber informasi atau pesan (a source) dan adanya penerima pesan atau informasi (a receiver). Maka dari itu, sering sekali kita melihat media yang ada di kehidupan sehari-hari, seperti koran, artikel online, film, televisi, dan lain sebagainya.

Beberapa ahli juga mengatakan bahwa media ini sangat berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh para guru atau pendidik dengan peserta didik. Maka dari itu, informasi, pesan, ilmu pengetahuan, dan wawasan dapat diterima dengan baik selama perasaan dan perhatian peserta didik bisa fokus terhadap informasi yang diberikan oleh guru.[1]
[1]. https://www.gramedia.com/literasi/media/, diakses pada 31 desember 2023, 20:14

Pengertian by utilization artinya yang dimanfaatkan. Sehingga dapat disimpulkan media by utilization adalah sumber belajar yang dimanfaatkan. Maksudnya sumber belajar yang sudah ada dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan, guna menunjang pelaksanaan proses pembelajaran. Media by utilization disebut juga sebagai media jadi. Contoh sumber belajar by utilization adalah lingkungan di sekitar sekolah maupun di luar, contoh lain adalah Museum, Kebun binatang, dan lain-lain. Contoh sumber belajar yang dapat dimanfaatkan (by utilization) dan berada di masyarakat misalnya:
- Mengunjungi museum sesuai dengan materi (museum uang, museum sejarah atau museum hewan).
- Study tour mengunjungi gedung geologi, lembaga pemasyarakatan atau lembaga pemerintahan.
- Mengunjungi tempat ibadah, pasar, mal (tempat belanja).
- Mendatangkan tokoh untuk diskusi (polisi dan dokter membahas narkoba, anggota DPR membahas pemerintahan daerah dan lain sebagainya).[2]
[2]. http://rifkitpunbara.blogspot.com/2012/11/sumber-belajar-by-design-by-utilization.html?m=1, diakses pada 31 desember 2023, 20:30

2.2 Teknik Penggunaan Media Pembelajaran (media by utilization)

1. Penggunaan media berdasarkan tempat

Pembelajaran adalah satu kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa dan guru dengan menggunakan berbagai sumber belajar baik dalam situasi kelas maupun di luar kelas. Dalam arti media yang digunakan untuk pembelajaran tidak selalu identik dengan situasi kelas dalam pola pengajaran konvensional namun proses belajar tanpa kehadiran guru pun dan lebih mengandalkan media termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya e-learning, pembelajaran individual dengan CD interaktif, video interaktif dan lain-lain.

Berdasarkan tempat penggunaannya, terdapat beberapa teknik penggunaan media pembelajaran by utilization yaitu,

a). Penggunaan Media di Dalam Kelas

Pada teknik ini media dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan penggunaanya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan media tersebut guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut, serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal tersebut, ialah tujuan, materi dan strategi pembelajaran. Yang terpenting dalam hal ini media tersebut disajikan di ruang kelas dimana guru dan siswa hadir bersama-sama berinteraksi secara langsung (face to face).

Tentu saja media yang dapat digunakan di kelas adalah yang memungkinkan dilihat dari sisi biaya, berat dan ukuran, kemampuan siswa dan guru untuk menggunakannya, dan tidak membahayakan bagi penggunanya. Dalam konteks ini media harus praktis, ekonomis, mudah untuk digunakan (user friendly).

b). Penggunaan Media di Luar Kelas

Media yang penggunaannya di luar situasi kelas dalam hal ini media tidak secara langsung dikendalikan oleh guru, namun digunakan oleh siswa sendiri tanpa instruksi guru atau melalui pengontrolan oleh orang tua siswa. Penggunaan media pembelajaran di luar situasi kelas dapat dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu penggunaan media tidak terprogram dan penggunaan media secara terprogram.

Berikut pembahasannya,

1) Penggunaan Media Tidak Terprogram

Penggunaan media dapat terjadi di masyarakat luas. Hal ini ada kaitannya dengan keberadaan media massa yang ada di masyarakat, misalnya televisi, radio, penggunaan film melalui CD/DVD ROM, penggunaan media ini bersifat bebas yaitu bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau diawasi dengan tidak terprogram sesuai tuntutan kurikulum yang diberikan oleh guru atau sekolah. Pembuat media mendistribusikan program media tersebut di masyarakat baik dengan cara diperjualbelikan maupun didistribusikan secara bebas dengan harapan media itu akan digunakan orang dan cukup efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Pemakaian media dalam menggunakannya menurut kebutuhan masing-masing. Biasanya mereka menggunakannya secara perorangan.

Dalam menggunakan media ini mereka tidak dituntut untuk mencapai tingkat pemahaman tertentu. Mereka juga tidak diharapkan untuk memberikan umpan balik kepada siapapun dan juga tidak perlu mengikuti tes atau ujian. Sehingga penggunaan media didasarkan atas inisiatif sendiri tanpa disuruh oleh pihak sekolah, medianya pun dapat diperoleh dimana saja, misalnya di toko buku, supermarket, pameran pendidikan, tempat-tempat pemerintahan dan lain- lain.

Sebagai contoh jenis penggunaan media seperti ini ialah:

- Penggunaan Kaset Pelajaran Bahasa Inggris

Kita dapat menjumpai di toko disekitar tempat tinggal kita banyak dijual kaset pelajaran bahasa Inggris yang dibuat untuk melengkapi buku-buku pelajaran bahasa Inggris tertentu. Orang yang merasa memerlukan program tersebut dapat membelinya secara bebas. Tidak hanya siswa sekolah tapi juga orang tua atau masyarakat umum. Menggunakannya pun secara bebas juga, artinya kaset itu dapat digunakan kapan saja, dimana saja dan untuk kepentingan apa saja semunya tergantung kepada pemilik kaset itu sendiri. Tidak ada orang yang ikut mengaturnya. Hasil yang dicapainya pun tergantung pada orang itu sendiri secara perorangan dalam istilah media konsep ini disebut media as a tools, media yang berfungsi sebagai alat untuk mempelajari materi tertentu.

- Penggunaan Siaran Radio untuk Pendidikan

Pada saat ini banyak siaran radio atau televisi yang bersifat pendidikan. Program-program itu disiarkan dengan maksud untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan tertentu. Misalnya siaran pelajaran bahasa Inggris, matematika, bahasa Indonesia dan lain-lain. Penggunaan program itu kebanyakan tidak dikontrol oleh penyelenggaraan siaran.

Program tersebut disiarkan dengan harapan didengarkan dan dimanfaatkan oleh orang dan hal ini penyelenggara siaran tidak mengatur bagaimana program itu didengarkan dan dimanfaatkan. Penyelenggara siaran juga tidak mengevaluasi hasil penggunaan program tersebut. Artinya penyelenggara siaran tidak menilai sampai seberapa jauh pesan yang telah disampaikan kepada pendengar itu dapat diterima oleh pendengar dan apa pengaruhnya terhadap kemampuan keterampilan dan sikap pendengar. Penggunaan media ini bersifat terbuka, siapapun dapat menggunakannya selain siswa juga yang lainnya.

2). Penggunaan Media Secara Terprogram

Penggunaan media secara terprogram adalah bahwa media tersebut digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu disesuaikan dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku. Bila media itu berupa media pembelajaran, sasaran didik (audience) diorganisasikan dengan baik hingga mereka dapat menggunakan media itu secara teratur, berkesinambungan dan mengikuti pola belajar mengajar tertentu.

Biasanya siswa diatur dalam kelompok-kelompok belajar. Setiap kelompok diketuai oleh pimpinan kelompok dan disupervisi oleh seorang tutor. Sebelum memanfaatkan media, tujuan pembelajaran yang akan dicapai dibahas atau ditentukan terlebih dahulu. Kemudian mereka dapat belajar dari media tersebut secara berkelompok atau secara perorangan.

Anggota kelompok diharapakan dapat berinteraksi baik dalam diskusi maupun dalam bekerjasama untuk memecahkan masalah, memperdalam pemahaman atau penyelesaian tugas-tugas tertentu. Hasil belajar mereka dievaluasi secara teratur. Untuk keperluan evaluasi ini pembuat program media perlu menyediakan alat evaluasi tersebut. Pelaksanaan evaluasi diatur oleh para tutor menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan oleh pembuat program. Berikut ini beberapa contoh penggunaan media secara terprogram:

- Penggunaan Radio di SLTP Terbuka

Penggunaan radio sebagai media pembelajaran dilaksanakan diluar kelas, sesuai dengan karakteristik SLTP terbuka yaitu sebagian besar belajar menggunakan bahan berupa modul, belajar dimana saja disaat mereka bekerja atau bermain. Tatap muka porsinya hanya sedikit yaitu pada saat di sekolah induk dan di tempat kegiatan belajar (TKB). Modul-modul yang diberikan kepada mereka bersifat modul integrated yaitu menggabungkan antara bahan cetak dengan media berupa kaset, siaran radio, sound slide, vidio dan lain-lain. Begitu halnya pada saat siswa menggunakan siaran radio pendidikan, mereka mendengar dan menyimak siaran radio pendidikan disesuaikan dengan bahan cetaknya, yang disertai dengan penugasan dan evaluasi belajar, dengan demikian jelas bahwa penggunaan media siaran radio tersebut terprogram yang disesuaikan dengan tujuan dan kurikulum.

- Penggunaan E-Learning Di Beberapa Sekolah di Indonesia

Menurut Munir (2008), E-learning berarti “pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elektronika”. Sebagian besar berasumsi bahwa elektronik yang dimaksud disini lebih diarahkan pada penggunaan teknologi komputer dan internet. Melalui komputer, siswa dapat belajar secara individual baik secara terprogram maupun tidak terprogram. Secara tidak terprogram siswa dapat mengakses berbagai bahan belajar dan informasi di internet menggunakan fasilitas di internet seperti mesin pencari data (search engine). Secara bebas siswa dapat mencari bahan dan informasi sesuai dengan minat masing masing tanpa adanya intervensi dari siapapun. Sebagian besar komputer juga sering dimanfaatkan untuk hiburan seperti bermain games, namun demikian hal tersebut tidak dapat dihindari sebab penggunaan media elektronik terutama internet bebas digunakan.

Internet juga dapat digunakan secara terprogram, salah satunya dengan program e-learning. Pada program ini sekolah atau pihak penyelenggara menyediakan sebuah situs/web e-learning yang menyediakan bahan belajar secara lengkap baik yang bersikap interaktif maupun non interaktif. Kegiatan siswa dalam mengakses bahan belajar melalui e-learning dapat dideteksi apa yang mereka pelajari, bagaimana progresnya, bagaimana kemajuan belajarnya, berapa skor hasil belajarnya dan lain-lain.

Di Indonesia pada umumnya masih bersifat blended e-learning, yaitu e-learning bukan alat pembelajaran utama melainkan sebagai bahan dan alat perlengkapan dari pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan kontrol guru di kelas masih tetap dominan, siswa belum secara totalitas menggunakan internet sebagai sistem pembelajarannya. Internet baru berfungsi sebagai suplemen dan belum sebagai komplemen.

2. Variasi Penggunaan Media

Dilihat dari variasi penggunaannya, media dapat digunakan baik secara perorangan, kelompok atau siswa dalam jumlah yang sangat banyak (masal).

a. Media Dapat Digunakan Secara Perorangan

Media dapat digunakan oleh seseorang sendirian saja atau istilahnya individual learning, banyak media jadi yang memang dirancang untuk digunakan secara perorangan. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk penggunaan yang jelas (manual book) sehingga orang dapat menggunakannya secara mandiri. Artinya orang itu tidak bertanya kepada orang lain tentang bagaimana cara menggunakannya, alat apa yang dipelukan, dan bagaimana mengetahui bahwa ia telah berhasil dalam belajar.

Buku petunjuk itu biasanya mengandung keterangan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai, garis besar isi, urutan cara mempelajarinya, komponen-komponen media itu, alat yang diperlukan untuk menggunakannya dan alat evaluasi yang biasanya terdiri dari soal tes. Bila dalam suatu ruangan ada beberapa orang yang belajar menggunakan media secara perorangan sebaiknya masing-masing menempati tempat khusus (karel) sehingga tidak saling mengganggu. Karel ialah meja belajar yang disekat-sekat menjadi bagian-bagian kecil yang hanya cukup untuk duduk seorang. Tiap karel dilengkapi dengan perlengkapan media seperti tape recorder, proyektor film bingkai, earphone, layar kecil dan sebagainya.

b. Media Dapat Digunakan Secara Berkelompok

Pembelajaran dapat berlangsung dengan jumlah siswa yang cukup banyak (big group) atau bersifat kelompok. Kelompok itu dapat berupa kelompok kecil dengan anggota 2 sampai 8 orang. Atau berupa kelompok besar yang beranggotakan 9 sampai dengan 40 orang. Media yang dirancang untuk digunakan secara berkelompok juga memerlukan buku petunjuk. Buku petunjuk ini biasanya ditujukan kepada pimpinan kelompok, tutor atau guru.

Keuntungan belajar menggunakan media secara berkelompok ialah bahwa kelompok itu dapat melakukan diskusi tentang bahan yang sedang dipelajari. Diskusi dapat dilakukan baik sebelum maupun sesudah mereka menggunakan media itu.

Media yang digunakan secara berkelompok harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:

1). Suara yang disajikan oleh media itu harus cukup keras sehingga semua anggota kelompok dapat mendengarnya.

2). Gambar atau tulisan dalam media tersebut harus cukup besar sehingga dapat dilihat oleh semua anggota kelompok itu.

3). Perlu alat penyaji yang dapat memperkeras suara (amlifier) dan membesarkan gambar (proyektor).

c. Media yang Digunakan Secara Massal

Orang yang jumlahnya puluhan, ratusan bahkan ribuan dapat menggunakan media tersebut secara bersama. Media ini biasanya disiarkan melalui pemancar, seperti radio, televisi, atau digunakan dalam ruang besar seperti film 35 mm. Untuk memudahkan orang belajar menggunakan media ini sebaiknya kepada para peserta sebelumnya diberikan bahan tercetak. Bahan tercetak tersebut memuat tujuan pembelajaran yang akan dicapai, garis besar isi, petunjuk tindak lanjut, dan bahan sumber lain yang dapat dipelajari untuk memperdalam pemahaman.

Bahan cetak ini diberikan jauh sebelum penggunaan media dilakukan. Dengan demikian peserta dapat menyiapkan diri dalam mengikuti program media tersebut.

Media yang digunakan secara masal di antaranya televisi edukasi yang disingkat “TVe” yang diluncurkan oleh Pusat Teknologi Komunikasi (PUSTEKKOM) Depdiknas. TVe dirancang memenuhi kebutuhan siaran yang bernuansa pendidikan dan pembelajaran, sehingga program-program yang diluncurkan sinkron dengan pengetahuan, keterampilan serta pendidikan nilai-nilai yang positif. Media ini bersifat masal karena disiarkan ke seluruh Indonesia seperti halnya televisi-televisi swasta lainya. Pada jam-jam tertentu siswa dapat mempelajari berbagai materi pelajaran seperti: Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan lain-lain. [3]
[3]. http://nopita-titing08062017.blogspot.com/2017/06/teknik-penggunaan-media-pembelajaran_7.html

2.3. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran By Utilization

• Kelebihan dari media jadi (media by utilization) yaitu :

1. Hemat waktu: Guru tidak usah repot-repot mencari media pembelajaran karena mungkin sekolah-sekolah sudah mempunyai media tersebut dan tinggal menggunakannya.

2. Hemat biaya: Jika dibandingkan dengan membuat sendiri harga media jadi jauh lebih murah.

3. Hemat tenaga: Guru tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga dan memeras otak untuk merancang media pembelajaran karena memang sudah tersedia.

4. Dijual bebas.

• Kekurangan dari media jadi (by utilization) yaitu :

1. Belum tentu sesuai dengan tujuan atau kebutuhan dalam proses pembelajaran. Contoh sederhana, pada saat kita menyampaikan pelajaran IPS tentang wilayah Indonesia, peta Indonesia yang tersedia di sekolah ukurannya kecil, dilihat dari siswa yang duduk dibelakang tidak jelas. Hal ini akan mengganggu siswa untuk dapat menerima informasi atau tujuan pembelajaran yang kita sampaikan.

2. Budaya konsumtif: Menggantungkan membeli produk yang dibuat orang lain.

3. Kurang kreatif: Tidak mau berinisiatif untuk mempuat produk media pembelajaran sendiri dikarenakan terbiasa menggunakan produk orang lain. [4]
[4]. https://id.scribd.com/document/365733853/Media-Jadi-Dan-Rancangan

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran by utilization adalah media belajar yang dimanfaatkan. Maksudnya sumber belajar yang sudah ada dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan guna menunjang pelaksanaan proses pembelajaran. Media by utilization disebut juga sebagai media jadi. Dengan adanya media by utilization ini dapat mendukung dan memudahkan pendidik dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan dari pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.

Adapun kelebihan dari media pembelajaran by utilization yaitu hemat waktu, biaya dan tenaga serta mudah didapatkan. Sedangkan kekurangan dari media pembelajaran by utilization yaitu membuat ketergantungan dalam mendapatkan produk dari orang lain dan menurunkan daya kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/media/

https://id.scribd.com/document/365733853/Media-Jadi-Dan-Rancangan

http://rifkitpunbara.blogspot.com/2012/11/sumber-belajar-by-design-by-utilization.html?m=1

http://nopita-titing08062017.blogspot.com/2017/06/teknik-penggunaan-media-pembelajaran_7.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar