Kamis, 11 Januari 2024

Memahami Proses Media Pembelajaran Cetak Dan Non Cetak

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pengajaran
Dosen Pengampu : Dwi Puji Astuti, S.S1, MSc
Oleh Kelompok 7 Angkatan 5 :
1. Rama Hidayat (PAI).
2. M. Nawaf Bahanan (PAI).
3. Agis Sugiana (SBA).
4. Farhan Maulana Al-Atsari (PAI).
5. Robbi Nursalim (PAI).
6. Nanda Fajar Aprillianto (PAI).

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan hidayah serta nikmat-Nya, terutama nikmat sehat dan waktu luang sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah “Media Pengajaran”, dengan judul "Memahami Proses Media Pembelajaran Cetak Dan Non Cetak".

Sholawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabat dan pengikutnya hingga hari kiamat kelak.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ustadzah Dwi Puji Astuti, S.SI MSc selaku dosen pembimbing mata kuliah Media Pengajaran dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan untuk tercapainya penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini maka itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 11 Januari 2024 M
             29 Jumadil Akhir 1445 H

Penyusun
Kelompok 7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
1.1 LATAR BELAKANG.
1.2 RUMUSAN MASALAH.
1.3 TUJUAN.
BAB II PEMBAHASAN.
2.1. TUJUAN DAN MANFAAT BAHAN AJAR.
2.2. PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.
2.3. TEKNIK PENYUSUNAN BAHAN AJAR.
2.4. BEBERAPA MEDIA PENDUKUNG.
BAB III PENUTUP.
3.1 KESIMPULAN.
3.2 SARAN.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu kendala utama yang membuat para pendidik jarang membuat bahan ajar sendiri, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, di antaranya lebih disebabkan oleh tidak dikuasainya cara pembuatan bahan ajar. Hal ini dikarenakan petunjuk atau panduan pembuatan bahan ajar yang ada selama ini terkadang sulit dipahami dan susah untuk dipraktikkan oleh pendidik.

Maka dari itu, wajar jika para pendidik jarang ada yang bisa mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk mengubah dan memperbaiki kondisi tersebut, maka dalam makalah ini penyusun akan menyajikan pembahasan tentang langkah-langkah penyusunan dan pembuatan bahan ajar yang mudah dipraktikkan.

Bahan ajar sendiri merupakan salah satu komponen pembelajaran, maka dari itu perlu diketahui langkah-langkah menyusun bahan ajar itu sendiri. Hal ini dikarenakan berkaitan dengan seperti apa dan bagaimana materi yang akan disampaikan apakah sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku atau belum.

Dan perlu dipahami juga untuk teman-teman pendidik semua bahwasanya bahan ajar ini berbeda dengan buku teks. Lalu seperti apa sebenarnya bahan ajar tersebut?

PENGERTIAN BAHAN AJAR

Bahan ajar adalah semua materi yang dipakai untuk menolong instruktur, pendidik atau guru untuk melakukan aktivitas pembelajaran di suatu kelas.

Menurut Widodo dan Jasmadi dalam Lestari 2013:1, bahan ajar dapat berbentuk lisan maupun tulisan dan beraneka macam lainnya. Bahan ajar adalah fasilitas atau tools pembelajaran yang didalamnya terdiri dari metode, media, model, materi pembelajaran, standar/parameter dan metode evaluasi yang dirancang dengan terstruktur yang bertujuan agar tujuan pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan standar kompetensi yang ada.

Maka dari hal tersebut guru atau pendidik dituntut untuk bisa melaksanakan dan memakai bahan ajar yang berdasarkan:
a. Karakteristik tujuan.
b. Kurikulum.
c. Keharusan untuk memperoleh solusi dari masalah belajar.[1]
[1]. https://wartaguru.id/langkah-langkah-menyusun-bahan-ajar/, diakses tanggal 29 Desember 2023, jam 21:10 WIB.

PENGELOMPOKAN BAHAN AJAR

Terdapat beberapa pengelompokan tentang jenis bahan ajar secara umum.

Disebutkan oleh Ellington dan Race pada tahun 1997 jika pengelompokan jenis bahan ajar bisa berdasarkan bentuk. Berikut adalah pengelompokan jenis bahan ajar dalam tujuh jenis:
1. Bahan ajar cetak dan duplikat, contoh: handouts, bahan belajar mandiri, bahan kerja kelompok, lembar kerja siswa.
2. Bahan ajar display tidak diproyeksikan, contoh: flipchart, model, foto, dan poster.
3. Bahan ajar display diam diproyeksikan, contoh: filmstrips, slide, dan lainnya.
4. Bahan ajar audio, contoh: audio tapes, siaran radio, dan audiodiscs.
5. Bahan ajar audio dihubungkan bahan visual diam, contoh: program slide suara, tape model, program filmstrip bersuara, dan tape realita.
6. Bahan ajar video, contoh: rekaman videotape, siaran televisi.
7. Bahan ajar komputer, contoh: computer assisted instruction dan computer based tutorial.

Rowntree menyebutkan pada tahun 1994 terkait sudut pandangnya yang berbeda. Menurutnya, terdapat empat kelompok jenis bahan ajar sesuai sifatnya, yaitu:
1. Bahan ajar berbasis cetak, contoh: buku, panduan belajar siswa, buku kerja siswa, pamphlet, bahan tutorial, charts, peta, foto, bahan dari koran, bahan dari majalah, dan sebagainya.
2. Bahan ajar menggunakan teknologi, contoh: siaran radio, multimedia, computer based tutorial, video niteraktif, video cassette, siaran televisi, slide, filmstrips, dan audiocassette.
3. Bahan ajar untuk proyek atau praktik, contoh: lembar wawancara, lembar observasi, kit sains, dan sebagainya.
4. Bahan ajar untuk interaksi manusia, contoh: telepon, video conferencing, hand phone, dan sebagainya.
5. Bahan Ajar Cetak dan Non Cetak.[2]
[2]. https://www.universitas123.com/news/pelajari-apa-saja-macam-macam-dan-contoh-bahan-ajar-cetak-lengkap, diakses tanggal 29 Desember 2023, jam 19:20 WIB.

Namun dalam makalah ini penyusun hanya akan membahas tentang kelompok jenis bahan ajar sesuai sifatnya, yaitu Bahan Ajar Cetak dan Non Cetak.
 
1.2 Rumusan masalah.

1. Apa tujuan dan manfaat bahan ajar?
2. Apa prinsip pengembangan bahan ajar?
3. Bagaimana teknik penyusunan bahan ajar?
4. Apa saja media pendukung dalam pembuatan bahan ajar?

1.3 Tujuan.

1. Mengetahui tujuan dan manfaat bahan ajar.
2. Mengetahui prinsip pengembangan bahan ajar.
3. Mengetahui teknik penyusunan bahan ajar cetak dan non cetak.
4. Mengenal dan memulai penggunaan media pendukung dalam pembuatan bahan ajar.

BAB II 
PEMBAHASAN

2.1. TUJUAN DAN MANFAAT BAHAN AJAR

Langkah-langkah penyusunan bahan ajar tentu tidak lepas dari tujuan dan manfaat pembuatan bahan ajar. Setidaknya ada beberapa point tujuan dan manfaat yang harus di pahami sebelum menyusun bahan ajar. Dengan memahami tujuan dan manfaat harapannya guru atau pendidik tidak akan salah langkah untuk menyusun bahan ajar tersebut. 

Bahan ajar dibuat untuk bisa meraih tujuan sebagai berikut:
1. Menyajikan bahan ajar yang bisa sesuai dengan kebutuhan siswa yang harus sesuai dengan kurikulum. Selain itu bahan ajar juga harus menyesuaikan diri dengan sifat dan lingkungan siswa berasal (latar belakang).
2. Mempermudah siswa agar bisa mendapatkan bahan ajar alternatif selain dari sumber di sekolah seperti buku dan teks yang sulit di dapat.
3. Meringankan beban guru dalam menjalankan aktivitas pembelajaran.

Manfaat dalam pengembangan bahan ajar untuk pendidik/instruktur atau guru:
1. Adanya bahan ajar yang bisa terpenuhi sesuai dengan kurikulum dan pas dengan keperluan dari siswa itu sendiri.
2. Dengan adanya pengembangan bahan ajar menjadikan pembelajaran tidak bergantung dengan sumber teks yang susah untuk didapat.
3. Sumber menjadi lebih luas karena referensi yang banyak dan komprehensif.
4. Wawasan pengalaman dan pengetahuan pendidik menjadi lebih dalam dan luas dalam membuat dan mengembangkan bahan ajar.
5. Menciptakan interaksi pembelajaran yang efektif antara siswa dengan pendidik. Ini dikarenakan siswa bisa lebih menaruh hormat lebih kepada guru.
6. Angka kredit bisa menjadi lebih banyak dan bisa digunakan menjadi buku untuk disebarluaskan.[3]
[3]. https://wartaguru.id/langkah-langkah-menyusun-bahan-ajar/, diakses tanggal 29 Desember 2023, jam 19:20 WIB.

2.2. PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Dalam pembuatan bahan ajar, dibutuhkan langkah-langkah konkrit yang tidak boleh sembarangan. Langkah-langkah penyusunan bahan ajar harus berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. Supaya memudahkan pendidik untuk membuat bahan ajar, pahami dulu prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar.

Prinsip pengembangan bahan ajar:
1. Pengembangan diawali dengan hal ringan yang selanjutnya hal yang berat. Seperti halnya memahami bahan yang konkret yang berikutnya menguasai yang abstrak.
2. Dilakukan repetisi agar pemahaman menjadi lebih kuat.
3. Feedback yang positif bisa membuat pemahaman siswa menjadi lebih kuat.
4. Salah satu semangat belajar yang kuat akan menjadi aspek kunci dalam kesuksesan belajar.
5. Meraih tujuan bisa dianalogikan seperti menapaki tangga, selangkah demi langkah dan meraih tujuan yang diinginkan.
6. Dengan memperlihatkan hasil belajar yang telah dilalui kepada siswa bisa mendorong mereka untuk lebih semangat meraih tujuan.[4]
[4]. https://penerbitdeepublish.com/langkah-penyusunan-bahan-ajar/, diakses tanggal 30 Desember 2023, jam 09:10 WIB.

2.3. TEKNIK PENYUSUNAN BAHAN AJAR

Dengan memahami beberapa langkah pokok dalam pembuatan bahan ajar, kemudian ditambah pula materi berbagai struktur bahan ajar, maka pembuatan bahan ajar kini menjadi suatu pekerjaan yang tidak melelahkan atau membingungkan, bahkan bisa jadi merupakan suatu pekerjaan yang sangat menyenangkan dan membuat ketagihan untuk membuat bahan ajar. Mungkin kita tidak pernah membayangkan sebelumnya jika membuat bahan ajar tidak sesulit yang kita bayangkan. Asalkan kita mau berusaha untuk belajar membuat, pasti akan ada jalan.[5]
[5]. https://www.muttaqin.id/2016/07/teknik-teknik-penyusunan-bahan-ajar-yang-perlu-dipahami.html, diakses tanggal 30 Desember 2023, jam 09:50 WIB.

Proses Pembuatan Media Pembelajaran, menurut Prof. Dr. H. Aminudin Rasyad :
1. Menganalisis keperluan dan karakter siswa.
2. Merumuskan tujuan intruksional dan operasional.
3. Merumuskan butir-butir materi secara rinci.
4. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
5. Menulis naskah media atau Menyusun media yang digunakan.
6. Mengadakan test dan revisi.

Sebelum menetapkan bahan ajar, sebaiknya ketahui garis besar teknik penyusunan bahan ajar, yaitu:

1. Mengidentifikasi faktor yang ada pada kompetensi dasar dan standar kompetensi.

Ketika pendidik memutuskan bahan ajar ada baiknya untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor pada kompetensi yang harus diraih.

Diantaranya adalah menganalisis dan mempertimbangkan faktor kognitif, psikomotorik dan afektif. Contohnya adalah pada faktor kognitif didalamnya terdapat empat elemen yang ada, yakni, konsep, prosedur, fakta dan prinsip.

2. Menentukan jenis bahan ajar yang cocok untuk kompetensi yang harus diraih.

Dengan kebijakan ini maka guru akan dimudahkan secara tidak langsung. Rencana tersebut diantaranya adalah menganalisis dan mengidentifikasi ranah konsep, afektif, prinsip, prosedur atau paduan dari materi yang lebih dari satu.

3. Menentukan referensi bahan ajar. 

Sesudah memutuskan jenis bahan ajar, tahap selanjutnya adalah memilih referensi dari bahan ajar. 

Dalam menentukan referensi dari penyusunan bahan ajar yang diperlukan. Pendidik bisa mengambil referensi dari video, internet, jurnal, koran, buku, dan dari majalah dan media cetak jenis lainnya. Referensi yang digunakan sebaiknya yang memang terbilang valid atau terpercaya. Bahan ajar yang disusun juga sebaiknya terus dikembangkan, karena perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan terus terjadi. Sekaligus memastikan ilmu yang didapatkan oleh mahasiswa dan siswa bisa optimal sekaligus sudah sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga ilmu tersebut bermanfaat untuk jangka panjang.[6]
[6]. https://www.scribd.com/document/685662658/Kelompok-5-Teknik-Penyusunan-Bahan-Ajar, diakses tanggal 30 Desember 2023, jam 10:10 WIB.

Dalam menentukan dan menyusun bahan ajar yang akan digunakan, guru harus berperan aktif dan kreatif agar siswa bisa memperoleh bahan ajar alternatif.

Selanjutnya penyusun akan menyampaikan tentang teknik penyusunan berbagai bahan ajar, yang terdiri dari bahan ajar cetak dan bahan ajar non cetak :

A. TEKNIK PENYUSUNAN BAHAN AJAR CETAK

Dalam teknik penyusunan bahan ajar cetak, ada beberapa ketentuan yang sebaiknya kita jadikan sebagai acuan atau pedoman.

Beberapa ketentuan dalam teknik penyusunan bahan ajar cetak antara lain :

a. Judul atau materi yang disajikan dalam bahan ajar harus memuat kompetensi dasar atau materi pokok yang dicapai oleh peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. 

b. Untuk menyusun bahan ajar cetak, setidaknya ada enam hal yang perlu kita pahami dan mengerti, yaitu :

1) Susunan tampilan bahan ajar jelas dan menarik. Disusun dengan urutan yang mudah, judul yang singkat dan padat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, serta terdapat rangkuman dan tugas pembaca.

2) Bahasa yang mudah. Kosakata mudah, kalimatnya jelas, dan jelasnya hubungan antar kalimat, serta kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang.

3) Mampu menguji pemahaman.

4) Adanya stimulan.

5) Kemudahan dibaca. Urutan teksnya juga harus terstruktur dan mudah dibaca.

6) Materi instruksional. Hal ini menyangkut pemilihan teks, bahan kajian, dan lembar kerja (worksheet)

Software yang bisa digunakan untuk membuat media cetak, diantaranya :

1. Corel Draw; adalah aplikasi design grafis yang digunakan untuk membuat berbagai macam desain seperti logo, kartu nama, kalender, foster, stiker, dan lain-lain yang terkenal dalam dunia digital.
2. Adobe Flash; adalah salah satu perangkat lunak komputer yang merupakan produk unggulan.
3. Adobe System; yang didalamnya memuat beberapa software, yaitu: Acrobat Pro, Photoshop, Illustrator, InDesign, Premiere Pro, After Effects, Lightroom, XD.
4. Microsoft word, Powerpoint, Inkscape, Canva dll
[7]
  • [7]. https://www.pengetahuanku13.net/2019/03/proses-pengembangan-media-pembelajaran.html?m=1, diakses tanggal 01 Januari 2024, jam 19:10 WIB

Tidak harus menguasai semua program tersebut untuk dapat membuat bahan ajar, cukup menguasai salah satu program saja sudah dapat merasakan manfaat penggunaannya. namun tentu menguasai lebih banyak akan lebih baik.

Contoh Proses Pembuatan Media Pembelajaran Cetak

1. Flashcard

Salah satu media pembelajaran yang dapat dipakai guru dalam proses pembelajaran adalah flashcard.

Flashcard merupakan sejumlah kartu yang berisi informasi yang sangat terbatas seperti, kata, kosakata, pertanyaan, foto, angka, ataupun sketsa. Informasi-informasi yang tercantum dalam media kartu ini biasanya berkaitan dengan topik pelajaran. Media pembelajaran ini sangat berguna untuk dipakai saat proses belajar, terutama yang melibatkan dengan mengingat materi ajar. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan mengingat seorang murid mengenai sebuah topik pelajaran.

Media pembelajaran ini diciptakan oleh pengajar dari Inggris yang bernama Favell Lee Mortimer. Sebuah kartu flashcard biasanya memiliki sisi depan yang berisi pertanyaan dan di sisi belakang berisikan dengan jawaban dari pertanyaan tersebut. Kartu flashcard biasanya berukuran 25 x 30cm. Ada juga yang berpendapat, bahwa ukuran kartu flashcard berukuran 8 x 12cm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran flashcard dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi.

Berikut ini merupakan manfaat menggunakan flashcard sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran:

1. Dapat dibuat meskipun dengan biaya yang murah : Untuk bahan membuat satu set flashcard, tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak. Kartu index card atau kartu yang tidak ada isinya (kartu polosan) bisa digunakan sebagai flashcard.

2. Mudah untuk dibawa : Flashcard adalah alat bantu pengajaran yang ringan dan mudah untuk dibawa kemanapun. Jika dibandingkan dengan buku teks, flashcard jauh lebih kecil dan dapat diakses dimanapun dan kapanpun.

3. Efektif dalam pembelajaran : Alat bantu ini dapat membantu dalam memahami pelajaran lebih cepat. Murid dapat menggunakan waktu luangnya dan dapat mempelajari hal-hal yang baru jika mereka selalu membawa flashcard kemanapun ia pergi.

4. Dapat digunakan untuk mata pelajaran manapun : Sebagai pengajar, tidak hanya bisa menggunakan alat bantu ini di satu mata pelajaran tertentu. Murid dapat mempelajari mata pelajaran apapun dengan bantuan alat ini. Bahkan mata pelajaran seperti matematika, fisika, kimia, biologi, kosakata, dan lain-lainnya.

5. Dapat mempermudah penjelasan materi ajar di kelas : Ketika membuat tampilan flashcard, usahakan untuk hanya mencantumkan konsep dasar dari pelajaran yang akan disampaikan. Sehingga harus menyederhanakan konsep dasar tersebut. Hal ini juga akan membantu dalam menyederhanakan proses pembelajaran secara keseluruhan.

Cara Pembuatan
1. Siapkan kertas yang tebal seperti kertas duplek atau dari bahan kardus.
2. Kertas tersebut diberi tanda dengan pensil atau spidol dengan menggunakan penggaris.
3. Potong-potonglah kertas duplek tersebut dengan menggunakan gunting.
4. Jika objek gambar akan langsung dibuat dengan tangan, maka kertas alas tadi perlu dilapisi dengan ketas halus untuk menggambar, misalnya kertas HVS atau kertas karton.
5. Mulailah menggambar dengan menggunakan alat gambar.
6. Gambar-gambar tersebut dipotong sesuai dengan ukuran, lalu ditempelkan menggunakan perekat.

Cara Menggunakan
1. Kartu-kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan dihadapkan ke depan siswa.
2. Cabutlah satu persatu kartu tersebut setelah guru selesai menerangkan
3. Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan tersebut kepada siswa yang duduk dekat guru.

2. Flanelgraf

Flanelgraf adalah media pembelajaran yang berupa guntingan-guntingan gambar atau tulisan yang bagian belakangnya dilapisi ampelas. Guntingan tersebut ditempelkan pada papan yang dilapisi flanel yang berbulu sehingga melekat.

Kelebihan
1. Gambar-gambar yang disajikan dapat menarik perhatian siswa.
2. Gambar-gambar dapat ditambah dan juga dikurangi jumlahnya.
3. Pembelajaran dapat diatur sesuai kebutuhan yaitu individual atau secara kelompok.

Cara Pembuatan
1. Siapkan papan yang berfungsi untuk menempelkan gambar-gambar.
2. Siapkan alat dan bahan untuk membentuk gambar yang diinginkan.
3. Siapkan gambar yang sudah dibentuk dan dilapisi dengan bahan flanel yang akan ditempelkan pada papan.

Cara Menggunakan
1. Mulailah penyajian dengan bercerita terlebih dahulu lalu mulai masuk ke pelajaran yang pokok.
2. Libatkan siswa dalam penyajian, mintalah salah seorang siswa untuk tampil kedepan mengulangi penyajian lalu dilanjutkan dengan diskusi.
3. Menilai alat dan penyajian, apakah gambar-gambar sudah jelas, apakah penyajiannya tampak menarik, apakah dipahami isi pesan yang disajikan.

B. TEKNIK PENYUSUNAN BAHAN AJAR NON CETAK

Diantara bahan belajar non cetak adalah : bahan ajar audio, bahan ajar audiovisual, dan bahan ajar interaktif.

1. Teknik penyusunan bahan ajar audio

Bahan ajar audio merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang menggunakan teknologi. Teknik menyusunan bahan ajar audio meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.

b. Adanya petunjuk penggunaan dalam bahan ajar audio.

c. Informasi pendukung yang ada pada bahan ajar audio dijelaskan secara padat, jelas, dan menarik dalam bentuk tertulis yang kemudian direkam dalam piringan hitam, compact disk, pita kaset atau media rekam lainnya.

d. Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain.

e. Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan, sewaktu peserta didik menirukan apa yang mereka dengar.

f. Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi, misalnya majalah, buku, internet, atau jurnal hasil penelitian sebagai bahan dalam membuat program audio.

2. Teknik Penyusunan Bahan Ajar Audiovisual

Teknik penyusunan bahan ajar audiovisual cukup rumit untuk dikerjakan. Apalagi bagi para pendidik yang kurang familiar dengan teknologi, maka teknik penyusunan bahan ajar audiovisual merupakan sebuah kesulitan yang teramat sangat. Namun, jika kita mempunyai kemauan dan usaha yang besar untuk belajar sungguh-sungguh tentang aplikasi teknologi, sebenarnya penyusunan bahan ajar audiovisual tidak akan menjadi sesuatu yang menyulitkan, bahkan bisa menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan.

Menurut Diknas (2004), teknik penyusunan bahan ajar audiovisual:
a. Analisis kurikulum.
b. Penentuan media.
c. Skema yang menunjukkan sekuensi dari sebuah program video/film atau skrip.
d. Pengambilan gambar.
e. Proses editing.

3. Teknik Penyusunan Bahan ajar Interaktif

Menurut Diknas (2004) penyusunan bahan ajar Interaktif, yaitu:
a. Membutuhkan pengetahuan dan keterampilan, terutama dalam mengoperasikan peralatan. 
b. Disajikan dalam bentuk Compact disc.
c. Menurunkan judul dari kompetensi dasar atau materi pokok.
d. Menuliskan petunjuk pembelajaran.
e. Menjelaskan informasi pendukung secara jelas, padat dan menarik dalam bentuk tertulis atau gambar.
f. Menuliskan tugas-tugas dalam program interaktif.
g. Melakukan penilaian terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan, yang akhirnya pembelajaran dapat dilihat oleh pendidik melalui komputer.
h. Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi sebagai bahan dalam membuat program bahan ajar Interaktif. Contohnya materi berupa majalah, buku, materi dari internet, dan jurnal hasil penelitian dan lain-lain.[8]
[8]. https://www.muttaqin.id/2016/07/teknik-teknik-penyusunan-bahan-ajar-yang-perlu-dipahami.html, diakses tanggal 01 Januari 2024, jam 18:00 WIB

Contoh Proses Pembuatan Media Pembelajaran Non Cetak

1. Microsoft Power Point
Microsoft Power Point merupakan program aplikasi populer dan paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi. Bersifat multimedia gabungan beberapa unsur yaitu teks, gambar, animasi dan video. Penggunaan microsoft power point dinilai cukup maksimal untuk membuat media non cetak dalam berbagai bentuknya, tentu bagi pengguna yang mengetahui fitur-fitur yang tersedia dan mahis dalam penggunaannya. 

Kelebihan
1. Penyajian menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto.
2. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji.
3. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.
4. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang.
5. Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan.
6. Dapat disimpan dalam bentuk data CD/Disket/Flashdisk.

Kekurangan
1. Harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga.
2. Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil, maka kemungkinan besar siswa yang duduk jauh dari monitor kesulitan melihat sajian bahan ajar yang disajikan.
3. Pendidik harus memiliki kemampuan untuk mengoprasikan program ini.

2.4. BEBERAPA MEDIA PENDUKUNG

Pendidik dituntut untuk berkreasi memanfaatkan segala media pembelajaran yang ada agar para peserta didik tidak cepat jenuh menerima pembelajaran. Lebih-lebih di era digital saat ini, pendidik harus lebih kreatif dalam menyuguhkan pembelajarannya.

Beberapa aplikasi online yang dapat digunakan sebagai media non cetak untuk pendidik, diantaranya :

1. Wordwall.

Salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat media pembelajaran yang interaktif adalah Wordwall.

Aplikasi berbasis website ini dapat digunakan untuk membuat media pembelajaran seperti kuis, menjodohkan, memasangkan pasangan, anagram, acak kata, pencarian kata, mengelompokkan, dan lain sebagainya. Menariknya lagi, selain pengguna dapat menyediakan akses media yang telah dibuatnya melalui daring, juga dapat diunduh dan dicetak pada kertas. Aplikasi ini menyediakan 18 template yang dapat diakses secara gratis serta pengguna dapat berganti template aktivitas satu ke aktivitas lainnya dengan mudah. Guru juga dapat menjadikan konten buatannya sebagai tugas.

Untuk memanfaatkan aplikasi ini, dapat dilakukan dengan langkah awal sebagai berikut:
1. Mendaftarkan akun di https://wordwall.net/. Klik Sign Up lalu isikan nama, alamat email, kata sandi dan lokasi Anda.
2. Pilih Create Activity lalu pilih salah satu template aktivitas yang disediakan.
3. Tuliskan judul dan deskripsi permainan.
4. Ketikkan konten sesuai dengan tipe permainannya. Pada beberapa tipe, pengguna diperkenankan mengunggah gambar.
5. Klik Done jika telah selesai.[9]
[9]. https://www.erickunto.com/2020/11/wordwall-media-pembelajaran-interaktif.html, diakses tanggal 11 Januari 2024, jam 10:10 WIB

2. Educandy.

Educandy adalah aplikasi berbasis web yang memiliki slogan ‘making learning sweeter’ (membuat belajar lebih manis). Educandy dapat digunakan untuk membuat permainan daring yang menyenangkan. Permainan yang dibuat masih dalam konteks belajar tetapi tidak membosankan. (Lestari, 2020). Dengan Educandy, kita dapat membuat game belajar interaktif dalam hitungan menit, educandy memiliki tampilan yang sangat mudah dimengerti bagi pengguna awam. Ada delapan model game belajar yang bisa dibuat, diantaranya : Crosswords (teka teki silang), Multiple Choise (pilihan ganda), Word Search (mencari kata diantara susunan huruf acak), Noughts & Crosses (memilih jawaban yang benar dengan hingga pada posisi melintang), Spell It (memberikan jawaban dengan cara mengeja huruf demi huruf), Anagram (pertukaran huruf dalam kata-kata sehingga kata itu mempunyai arti lain), Match-up (menjodohkan), Memory (memilih jawaban sesuai pada urutan yang ditentukan) (Fitriati, Purnamasari, et al., 2021).

Dengan terkoneksi internet semua model game diatas bisa digunakan sehingga pengajar bisa membuat game yang menarik dan disukai oleh siswa. Maka salah satu cara pengajar membuat pembelajaran lebih menarik yaitu menggunakan akses internet dan memanfaatkan teknologi (Agustinasari et al., 2020).

Dengan aplikasi Educandy pengajar bisa merancang dan membuat bank soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan pada saat pembelajaran, sehingga nanti bisa digunakan kembali pada saat pengajar mengadakan evaluasi baik kuis ataupun latihan. Evaluasi yang menarik dan interaktif sangat membantu siswa dalam menumbuhkan minat dan semangat siswa dalam mengerjakan soal-soal (Sudaryanto et al., 2020).

Educandy sebagai sarana pembuatan instrumen tes sangat sesuai dengan perkembangan zaman yang serba digital ini, dimana proses pengambilan nilai atau tes yang dilakukan menggunakan website dan aplikasi yang selalu terhubung dengan internet sehingga hasil dari tes tersebut dapat langsung diketahui, peserta didik pun juga lebih semangat dalam mengerjakan soal-soal yang di tampilkan karena menggunakan media yang berbeda dari media kertas dan pena yang biasa digunakan.[10]
[10]. Muhammad Andrian, Nanda Factur Risa, Muhammad Rahmattullah, "Penerapan Media Aplikasi Berbasis Web Educandy Sebagai Tes Pembelajaran Prakarya Di Era Digital", Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Untuk menggunakan Educandy sebagai media pembelajaran yang lebih menarik, pengguna dapat masuk ke web educandy.com, untuk melakukan registrasi.[11]
[11]. https://www.quena.id/pendidikan/pr-6657405628/cara-menggunakan-educandy-media-pembelajaran-yang-lebih-menarik-dari-sebelumnya, diakses tanggal 11 Januari 2024, jam 11:09 WIB

3. Quizizz.

Evaluasi berbentuk kuis selain bisa mengukur siswa, bisa juga menjadi sarana hiburan untuk mengusir kebosanan ketika siswa harus menjalankan pembelajaran jarak jauh. Salah satu aplikasi yang dapat membantu pendidik dalam membuat kuis secara online adalah dengan menggunakan Quizziz.

Quizizz merupakan sebuah web tool untuk membuat permainan kuis interaktif yang digunakan dalam pembelajaran di kelas. Penggunaannya sangat mudah, dan kuis yang dibuat dapat memiliki hingga 5 pilihan jawaban.

Quizizz memungkinkan pengguna untuk melakukan penilaian formatif yang disesuaikan dengan waktu siswa, dan dengan cara yang menyenangkan, serta menarik bagi siswa dari segala usia. Fitur quizizz yang menonjol meliputi:

1. Sesuai kecepatan siswa: Pertanyaan muncul di layar setiap siswa, sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan dengan kecepatan mereka sendiri, dan meninjau jawaban mereka di akhir.

2. Dapat dimainkan oleh siswa menggunakan perangkat apa pun melalui browser, termasuk PC, laptop, tablet, dan smartphone.

3. Ribuan kuis umum: Guru luar biasa di seluruh dunia membuat ribuan pertanyaan hebat di Quizizz setiap hari! Upaya komunitas ini menghasilkan konten hebat yang dapat digunakan semua orang.

4. Editor Kuis: Editor Kuis adalah editor kuis hebat yang memungkinkan membuat kuis dengan cara mudah dan menyenangkan.

5. Menghilangkan kerumitan membuat kuis dengan memungkinkan pengguna memetik pertanyaan dari kuis apapun, menambahkan gambar dengan mudah dari internet, menyimpan kemajuan pengguna secara otomatis, dan banyak fitur lainnya.

6. Laporan memberi pengguna wawasan tingkat kelas dan tingkat siswa yang terperinci untuk setiap kuis yang dilakukan. Pengguna juga dapat mengunduh laporan sebagai spreadsheet Excel.

7. Kustomisasi Kuis: pengguna memiliki beberapa opsi untuk menyesuaikan sesi kuis mereka untuk mengubah tingkat persaingan, kecepatan, dan faktor lainnya.

Untuk memulai membuat kuis dengan quizizz, masukan alamat quizizz ke browser dengan alamat https://quizizz.com, Klik Log In jika sudah pernah terdaftar sebelumnya, atau Sign Up jika belum mendaftar.[12]
[12]. https://2022.lpmpjateng.go.id/membuat-kuiz-interaktif-dengan-quizizz/, diakses tanggal 11 Januari 2024, jam 12:50 WIB

4. Kahoot.

Kahoot merupakan game online pembelajaran berbasis web yang dapat digunakan sebagai ice breaking pembelajaran. Game Kahoot sangat cocok dimainkan sebagai penyemangat siswa selama pembelajaran. Pemanfaatan Kahoot dapat digunakan dalam pretest, post test, latihan soal, penguatan maupun remidial dan pengayaan. Untuk memainkan game Kahoot diperlukan koneksi internet baik dari guru maupun dari ponsel siswa.

Kelebihan Kahoot:
- Suasana kelas lebih menyenangkan.
- Melatih penggunaan teknologi bagi siswa.
- Melatih kemampuan motorik siswa.
- Terjadi perlombaan dalam kelas menjadi terbaik.

Sebelum memainkan game Kahoot, guru harus menyiapkan sejumlah pertanyaan singkat berbasis pilihan ganda. Selanjutnya melalui laptop atau pc mengakses Kahoot.com, login dan memulai membuat soal. Sesudah menyiapkan soal untuk dimainkan, di kelas guru mengkoneksikan laptop atau pc ke proyektor dan mengakses Kahoot.com untuk memainkan game. Ketika Kahot sudah memberikan kode quiz, maka tugas siswa adalah mengakses Kahoot.com dan memasukkan kode yang tertera di layar. Game sudah bisa di mulai.

Hendaknya dalam memainkan game Kahoot, guru harus memperhatikan hal berikut :
- Kondusifitas kelas.
- Durasi soal, waktu dan pembahasan.
- Apakah soal dapat dilihat dengan jelas.[13]
[13]. https://sma13smg.sch.id/2022/04/27/memanfaatkan-game-kahoot-sebagai-ice-breaking-pembelajaran/, diakses tanggal 11 Januari 2024, jam 13:10 WIB

5. Quizlet.

Sekarang ini, dengan perkembangan kecanggihan teknologi, dunia pendidikan mendapatkan terobosan baru dalam hal mencari alternatif media pembelajaran. Bahkan flashcard sudah mempunyai versi digitalnya, yakni aplikasi Quizlet.

Quizlet merupakan perangkat pembelajaran online yang diciptakan oleh Andrew Sutherland. Aplikasi ini biasanya digunakan untuk pembelajaran bahasa. Namun seiring berjalannya waktu, Quizlet dapat digunakan pula untuk mata pelajaran yang lainnya.

Dengan kondisi generasi milenial yang hampir tidak pernah lepas dengan smartphone di genggaman mereka, maka aplikasi ini merupakan salah satu angin segar dalam dunia pendidikan. Karena aplikasi ini memiliki fungsi untuk mengembangkan kecerdasan linguistik hingga pembelajaran ekonomi-akuntansi.

Untuk dapat menggunakan aplikasi ini, bisa dimulai dengan cara mendaftar di websitenya https://quizlet.com.[14]
[14]. https://guruinovatif.id/artikel/flashcard-dan-quizlet-media-pembelajaran-peningkat-kemampuan-mengingat-materi-ajar, diakses tanggal 11 Januari 2024, jam 13:18 WIB

Beberapa aplikasi tersebut kami sampaikan hanya sebagian contoh. Tentu ada lebih banyak lagi aplikasi lain yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran, tersebar secara online yang tidak dapat kami sebutkan semuanya.

Tidak ada aplikasi super yang lebih baik dari lainnya, yang ada adalah disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.

Melalui beberapa teknik tersebut, guru diharapkan mampu membuat bahan ajar interaktif yang berkualitas dan memberikan pemahaman kepada para siswa melalui materi sesuai dengan kompetensi dasar. Penyusunan bahan ajar cetak maupun interaktif akan membantu proses penyampaian materi kepada para siswa lebih mudah. Dengan bahan ajar tersebut, guru mampu memberikan materi yang sesuai dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dicapai oleh para peserta didik.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN.

Di dalam proses pembelajaran di kelas, guru memegang peranan penting sebagai pengatur alur berjalannya proses belajar di kelas. Terkadang guru juga harus dapat mengetahui mana murid yang dapat mengikuti materi ajar dan yang tidak. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi seorang guru untuk membuat proses pembelajaran dapat lebih efektif, menarik dan bermakna untuk muridnya.

Guru tentu harus mampu mencari alternatif metode pembelajaran dan/atau menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan materi dan karakteristik muridnya.

Guru harus memahami apa TUJUAN DAN MANFAAT BAHAN AJAR serta PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR. Lebih jauh lagi guru juga harus memahami TEKNIK PENYUSUNAN BAHAN AJAR (baik Cetak maupun Non Cetak), serta MEDIA PENDUKUNG yang dapat memudahkan dalam pembuatannya.

Beberapa aplikasi pendukung telah kami uraikan diatas sebagai alternatif pembuatan media pembelajaran yang dapat digunakan sesuai kebutuhannya, diantaranya : Wordwall, Educandy, Quizizz, Kahoot, dan Quizlet.

Tentunya ada lebih banyak lagi aplikasi lain yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran, tersebar secara online yang tidak dapat kami sebutkan semuanya.

Dengan makalah ini, guru diharapkan mampu membuat bahan ajar interaktif yang berkualitas dan memberikan pemahaman kepada para siswa melalui materi sesuai dengan kompetensi dasar. Penyusunan bahan ajar cetak maupun interaktif akan membantu proses penyampaian materi kepada para siswa lebih mudah. Sehingga guru mampu memberikan materi yang sesuai dengan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dicapai oleh para peserta didik.

Dengan menguasai aplikasi yang beragam, maka pembuatan bahan ajar kini menjadi suatu pekerjaan yang tidak melelahkan atau membingungkan, bahkan bisa jadi merupakan suatu pekerjaan yang sangat menyenangkan dan membuat ketagihan untuk membuat bahan ajar. 

3.2 SARAN.

Makalah ini kami sadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Faktanya berbagai media pembelajaran akan terus tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan zaman. Akan terus bermunculan media yang baru sebagai buah dari kreatifitas para creator khususnya dari para pecinta dan pemerhati dunia pendidikan. Oleh karena itu, kami penyusun sangat mengharapkan tambahan pengetahuan, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar dapat mendalami pokok bahasan makalah ini dengan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA.

Irfan Malik A, Proses Pengembangan Media Pembelajaran Cetak (printed) dan Non Cetak (elektronis), https://www.pengetahuanku13.net/2019/03/proses-pengembangan-media-pembelajaran.html?m=1

https://blog.kejarcita.id/jenis-jenis-bahan-ajar-non-cetak-dan-keunggulannya/

https://www.universitas123.com/news/pelajari-apa-saja-macam-macam-dan-contoh-bahan-ajar-cetak-lengkap

https://www.pengetahuanku13.net/2019/03/teknik-pembuatan-media-berbasis-komputer.html

https://blog.kejarcita.id/jenis-jenis-bahan-ajar-non-cetak-dan-keunggulannya/

https://wartaguru.id/langkah-langkah-menyusun-bahan-ajar/

https://www.universitas123.com/news/pelajari-apa-saja-macam-macam-dan-contoh-bahan-ajar-cetak-lengkap

https://wartaguru.id/langkah-langkah-menyusun-bahan-ajar/

https://penerbitdeepublish.com/langkah-penyusunan-bahan-ajar/

https://www.muttaqin.id/2016/07/teknik-teknik-penyusunan-bahan-ajar-yang-perlu-dipahami.html

https://www.scribd.com/document/685662658/Kelompok-5-Teknik-Penyusunan-Bahan-Ajar

https://www.pengetahuanku13.net/2019/03/proses-pengembangan-media-pembelajaran.html?m=1

https://www.muttaqin.id/2016/07/teknik-teknik-penyusunan-bahan-ajar-yang-perlu-dipahami.html

https://www.erickunto.com/2020/11/wordwall-media-pembelajaran-interaktif.html

Muhammad Andrian, Nanda Factur Risa, Muhammad Rahmattullah, "Penerapan Media Aplikasi Berbasis Web Educandy Sebagai Tes Pembelajaran Prakarya Di Era Digital", Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

https://www.quena.id/pendidikan/pr-6657405628/cara-menggunakan-educandy-media-pembelajaran-yang-lebih-menarik-dari-sebelumnya

https://2022.lpmpjateng.go.id/membuat-kuiz-interaktif-dengan-quizizz/

https://sma13smg.sch.id/2022/04/27/memanfaatkan-game-kahoot-sebagai-ice-breaking-pembelajaran/

https://guruinovatif.id/artikel/flashcard-dan-quizlet-media-pembelajaran-peningkat-kemampuan-mengingat-materi-ajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar