Kamis, 21 Desember 2023

Memahami Model ASSURE Sebagai Rujukan Dalam Media Pembelajaran

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pengajaran
Dosen Pengampu : Dwi Puji Astuti, S.S1, MSc
Disusun Oleh Kelompok 5 Angkatan 5 :
1. Azka Hasanah (SBA)
2. Nurhidayati Putri (PAI)
3. Putri Khairunissa (PAI)
4. Roslina Asis (PAI)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu wa ta’ala. Dengan pertolongan dan kemudahan dari-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Shalawat dan salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqamah mengikutinya hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Media Pengajaran yang berjudul “Memahami Model ASSURE Sebagai Rujukan Dalam Media Pembelajaran”. Dengan kerja sama yang baik dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan terimakasih banyak.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak sekali kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi membantu perbaikan dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang luas serta dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dalam upaya merencanakan sistem pendidikan yang lebih baik kedepannya.

Sambas, 21 Desember 2023

Penyusun Makalah
Kelompok 5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang.
1.2 Rumusan Masalah.
1.3. Tujuan.
BAB II PEMBAHASAN.
2.1 Pengertian Model Pembelajaran ASSURE.
2.2 Model Pembelajaran ASSURE.
2.3 Langkah-langkah Pembelajaran ASSURE.
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran ASSURE.
2.5. Manfaat dari model ASSURE.
BAB III KESIMPULAN.
3.1 Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Aktivitas pembelajaran perlu dirancang sebelumnya agar dapat memeberikan output atau hasil sebagaimana yang diharapkan. Upaya untuk merancang aktivitas pembelajaran disebut dengan istilah desain pembelajaran. Menurut Gagnon dan Collay dalam Benny (2011:24) istilah desain mempunyai makna adanya suatu kesuluruhan, struktur, kerangka, atau outline, dan urutan atau sistematika kegiatan. Mendesain aktivitas pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya untuk membuat aktivitas pembelajaran menjadi terstruktur dan sistematis.

Dalam merancang aktivitas pembelajaran kita perlu mengetahui tujuan yang akan dicapai, kompetensi yang pertlu dimiliki oleh individu yang belajar atau learner. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran kita memerlukan sebuah kendaraan. Dalam konteks pembelajaran, kendaraan yang digunakan adalah metode, media, dan materi pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa dalam mencapai kompetensi yang diinginkan.

Beberapa model desain pembelajaran telah banyak dikemukakan oleh sejumlah pakar. Namun dalam makalah ini kami mengambil model desain pembelajaran ASSURE yang dikembangkan oleh Sharon Smaldino, Robert Henich, James Rusell dan Miichael Molenda (2011) dalam buku “Instructional Technology and Media for Learning ”. Adapun alasan kami memilih model ASSURE, karena ASSURE merupakan satu desain model pembelajaran yang sederhana yang dapat digunakan untuk menciptakan sebuah pembelajaran sukses.

Model desain pembelajaran ASSURE sesuai untuk digunakan dalam aktivitas pembelajaran yang berskala mikro seperti pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas dan program pelatihan. Oleh karena itu, sebagai calon guru sangat penting untuk mengetahui berbagai model desain pembelajaran, diantaranya yang akan kami paparkan dalam makalah ini yaitu model ASSURE.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa rumusan masalah diantaranya:

1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Assure?
2. Bagaimana sistematika penerapan model Assure?
3. Apakah manfaat model Assure dalam pembelajaran?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Assure?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian model pembelajaran Assure.
2. Mengetahui sistematika penerapan model Assure.
3. Mengetahui manfaat model Assure dalam pembelajaran.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Assure.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran ASSURE

Model pembelajaran ASSURE ini merupakan model perencanaan pembelajaran di dalam kelas yang memadukan teknologi media untuk mendukung dan meningkatkan pembelajaran siswa. Pembelajaran yang dirancang dengan baik diawali dengan timbulnya minat, penyajian materi yang melibatkan siswa, menilai pemahaman siswa dan memberikan evaluasi. Selain itu model pembelajaran ASSURE juga merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik.[1]
[1] Heri Achmadi, “Penerapan Model ASSURE Dengan Menggunakan Media Power Point Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Usaha Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X MAN Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013.” Jurnal Tekonologi Pendidikan dan Pembelajaran. Vol.2, No.1. (2014), hlm. 37.

Istilah ASSURE diperkenalkan oleh Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther dan James D. Russel dalam buku “Instructional Technology and Media for learning”. Model pembelajaran ini merupakan singkatan dari komponen atau langkah penting yang terdapat didalamnya yaitu Analyze Learner Characteristics; State Objectives; Select methods, media and materials; Utilize, technology, media, and materials; Requirez learner participation dan Evaluation and revision. Model ini adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.[2]
[2] James D. Russell Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, Intructional Technology and Media For Learning: Teknologi Pedmbelajaran dan Media Untuk Belajar (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), hlm. 111.

Model pembelajaran ASSURE dapat digunakan untuk menetapkan pengalaman belajar yang dapat membantu siswa dalam mencapai kompetensi yang diinginkan. Langkah awal dari model ASSURE ini adalah mengenal siswa sebagai individu yang akan menempuh program pembelajaran dengan mengenal dan mengetahui profil siswa yang akan menempuh proses belajar, guru, instruktur, pelatih dan perancang program pembelajaran dapat menentukan kompetensi yang sesuai dan perlu dicapai.

Model pembelajaran ASSURE ini adalah suatu model di mana setiap langkah-langkahnya dilakukan bertahap dan menyeluruh agar dapat memberikan hasil yang optimal. Selain itu model pembelajaran ASSURE dapat diaplikasikan untuk mendesain aktivitas belajar baik secara kelompok maupun individu. Inti dari pengaplikasian model pembelajaran ASSURE ini adalah pemanfaatan media dan teknologi komputer dalam pembelajaran. Sehingga dengan adanya pemanfaatan media akan membuat peserta didik merasakan pengalaman belajar yang baru.

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ASSURE mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi peserta didik. Model ini, berorientasi pada KBM. Strategi pembelajarannya melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta pembelajar di lingkungan belajar. Model ini di desain untuk membantu guru dalam merancang rencana pembelajaran yang terintegrasi dan efektif dengan menggunakan teknologi dan media dalam kelas.

2.2 Model pembelajaran Assure

Model ini terdiri atas beberapa langkah kegiatan yaitu ;[3]
[3] Benny, Model Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses, (Jakarta: Dian Rakyat, 2011), hlm.81-85

1). Belajar kooperatif ( Cooperative Learning )

Melibatkan kelompok kecil, siswa bertanggung jawab atas tugasnya dalam kelompok, akan terjalinnya interaksi dari kelompok satu dengan kelompok lainnya, dalam metode ini menerapkan proses komunikasi dan berfikir kritis dalam memecahkan masalah.

2). Penemuan ( Discovery )

Metode ini memungkinkan siswa untuk membangun pengetahuan, sehingga siswa dapat memiliki pemahaman yang mendalam melalui keterlibatan secara aktif dalam proses pembelajaran.

3). Pemecahan masalah( Problem Solving )

Metode yang digunakan untuk melatih siswa dalam memecahkan masalah, dalam metode ini siswa harus paham tentang apa yang akan dipelajari, langkah dalam metode ini sebagai berikut:

(a) mengidentifikasi masalah dan komponen – komponennya
(b) menuliskan hipotesis
(c) mengumpulkan dan menganalisis data
(d) merumuskan solusi dan konklusi
(e) menguji solusi
(f) menarik kesimpula.

4). Diskusi ( Discussion )

Metode ini dapat mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, serta melatih siswa untuk dapat berpendapat, musyawarah, berbagai informasi, menghargai pendapat orang lain.

5). Latihan berulang

Metode ini berisi serangkaian latihan dan praktik yang sengaja dirancang untuk membangun kecakapan dalam sebuah keterampilan baru yang perlu dipelajari oleh siswa.

6). Tutorial

Di dalam metode ini terdapat beberapa aktifitas, yaitu menyajikan materi, mengajukan pertanyaan, menganalisis jawaban siswa, memberikan umpan balik, memberikan latihan, meminta siswa untuk melakukan unjuk kemampuan. Metode ini dapat disampaikan melalui orang, komputer atau bahan ajar.

7). Demonstrasi

Metode yang dilakukan dengan cara memperlihatkan dan menunjukkan kepada siswa tentang suatu objek.

8). Presentasi

Metode komunikasi satu arah. Metode ini dilakukan untuk kelompok besar, penyampaiannya menggunakan media sebagai alat bantu.

9). Permainan

Metode yang memanfaatkan pendekatan motivasi, di dalamnya terdapat unsur persaingan dan tantangan.

10). Simulasi

Metode yang mengharuskan guru membawa siswa kedalam kondisi yang menyerupai situasi yang sebenarnya.

2.3 Langkah-langkah Pembelajaran ASSURE

Langkah-langkah pelaksanaan yang menjadi komponen utama dalam model pembelajaran ASSURE adalah sebagai berikut:

A. Analyze Learner Characteristics (analisis karakteristik siswa)

Langkah awal dalam pembelajaran adalah menganalisis siswa, tujuannya agar guru dapat mengenali karakteristik siswa yang akan melakukan proses pembelajaran. Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda, tidak bisa guru menyamakan karakter semua siswa. Karena setiap siswa memiliki keragaman etnis. Tugas sebagai pendidik harus memiliki rasa kemanusiaan yang nantinya akan membantu dalam memahami karakter siswa.

Seorang guru harus menganalisis kebutuhan yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar. Guru melakukan analisis kebutuhan dengan cara menjawab beberapa permasalahan, yaitu:

1. Bagaimana karakteristik siswa yang akan mengikuti program pembelajaran.

2. Pengetahuan dan ketrampilan seperti apa yang telah dimiliki oleh siswa.

3. Kemampuan atau kompetensi apa yang perlu dimiliki oleh siswa.

4. Apa indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan bahwa siswa telah mencapai kompetensi yang telah ditentukan setelah melakukan pembelajaran.

5. Kondisi seperti apa yang diperlukan oleh siswa agar dapat memperlihatkan kompetensi yang telah dipelajari.

B. State Performance Objectives (menetapkan kompetensi)

Dalam langkah ini, guru menentukan tujuan sesuai dengan silabus atau kurikulum. Tujuan ini merupakan penjabaran dari kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dimiliki oleh siswa setelah menempuh proses pembelajaran. Tujuan ini juga mengarah pada evaluasi dan hasil belajar siswa.

Tujuan pembelajaran merupakan rumusan atau pernyataan yang mendeskripsikan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh siswa setelah menempuh proses pembelajaran. Pada saat melakukan langkah ini perlu juga memperkirakan jawaban dari beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut:

1. Kemampuan dan kompetensi khusus apa yang harus dikuasai oleh siswa setelah menyelesaikan program pembelajaran.

2. Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mengikuti program pembelajaran.

3. Peralatan atau kondisi bagaimana yang diperlukan oleh siswa untuk menunjukkan hasil belajar, kompetensi, pengetahuan, keterampilan setelah mengikuti program pembelajaran

C. Select Methods, Media, and Materials (memilih metode, media, dan bahan ajar)

Dalam langkah ini, guru harus pintar untuk memilih metode, media, dan bahan ajar yang sesuai untuk siswa. Kesesuaian ini dapat dilihat dari karakteristik siswa. Kesesuaian dalam memilih dapat mempengaruhi keefektifan, efisien dan daya tarik siswa dalam belajar. Metode, media, bahan ajar.

Pada saat melakukan langkah ini perlu juga memperkirakan jawaban dari beberapa permasalahan seperti berikut:

1. Bagaimana kombinasi media yang diperlukan dalam menyelenggarakan program pembelajaran.

2. Kombinasi metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif untuk digunakan dalam penyampaian bahan atau materi pembelajaran.

3. Bahan ajar dan kegiatan seperti apa yang dapat digunakan dalam mendukung program pembelajaran.

D. Utilize Materials (pemanfaatan bahan ajar dan media pembelajaran)

Ketika guru sudah dapat memilih bahan ajar dan media yang sesuai, guru harus dapat memanfaatkannya dengan baik dengan menggunakan metode yang telah dipilih. Selain ketiga komponen tersebut, guru juga harus mempersiapkan kelas, dan sarana pendukungnya.

Sebelum menggunakan ketiganya guru harus terlebih dahulu melakukan uji coba untuk memastikan bahwa ketiga komponen tersebut berfungsi secara efektif. Langkah berikutnya adalah menyiapkan kelas dan sarana pendukung yang diperlukan untuk dapat menggunakan metode, media, dan bahan ajar yang dipilih.

E. Requires Learner Participation (melibatkan siswa dalam proses pembelajaran)

Proses pembelajaran akan berlangsung efektif, efisien, dan memiliki daya tarik ketika siswa ikut berpartisipasi dalam proses ini. Jika siswa aktif dalam proses pembelajaran akan memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan oleh guru, serta menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Dalam langkah ini yang harus diperhatikan oleh seorang guru adalah upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaikan.

F. Evaluate and Revise (evaluasi dan revisi)

Setelah melakukan proses pembelajaran, selanjutnya diadakan evaluasi dan revisi. Tahap ini bertujuan untuk menilai efektivitas dan efisien program pembelajaran dan menilai pencapaian hasil belajar siswa. Dalam evaluasi untuk menilai efektivitas proses pembelajaran yaitu terjawabnya pertanyaan apakah proses pembelajaran ini mencapai tujuan, apakah metode, media, bahan ajar dapat membantu proses pembelajaran, apakah siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Tahap evaluasi dalam model ini dilakukan untuk menilai efektivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Beberapa hal yang harus dikemukakan guru dalam melakukan langkah-langkah evaluasi, antara lain yaitu:

1. Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti selama ini.

2. Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran.

3. Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau substansi pembelajaran.

4. Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang telah dipelajari.

5. Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan terhadap prestasi belajar siswa.[4]
[4] Prawiradilaga, D.S. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

2.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran ASSURE

1. Kelebihan model pembelajaran ASSURE

a) Lebih banyak komponennya dibandingkan dengan model materi ajar. Komponen tersebut diantaranya: analisis pembelajar, strategi pembelajaran, sistem penyampaian, penilaian proses belajar dan penilaian belajar.

b) Sering diadakan pengulangan kegiatan dengan tujuan evaluasi.

c) Mengutamakan partisipasi pembelajaran dalam poin require leaner participation sehingga diadakan pengelompokan kecil, seperti pengelompokan belajar mandiri dan tim, serta penugasan yang bertujuan untuk memicu keaktifan siswa.

d) Guru wajib menyampaikan materi dan mengelola kelas, serta mampu memanfaatkan metode, media dan bahan ajar secara optimal.

e) Model pembelajaran ini sangat sederhana dan dapat diterapkan sendiri oleh guru.

2. Kelemahan model pembelajaran ASSURE

a. Tidak mengukur dampak terhadap proses belajar karena tidak didukung oleh komponen supra sistem.

b. Adanya penambahan tugas dari seorang pengajar.

c. Perlu upaya khusus dalam mengarahkan siswa persiapan kegiatan belajar mengajar.[5]
[5] https://iinangreinim.blogspot.com/2019/12/model-pembelajaran-assure.html?m=1

2.5 Manfaat dari model ASSURE

Menurut (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007):

1. Sederhana, dan relatif sehingga mudah untuk diterapkan.

2. Karena sederhana, maka dalam model ini dapat dikembangkan sendiri oleh para pengajar.

3. Komponen Kegiatan Belajar Mengajarnya sudah lengkap.

4. Adapun yang terakhir pesera didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk Kegiatan Belajar Mengajar.[6]
[6] https://www.kompasiana.com/sitisalbiah30/60710c1c8ede483a110c2604/mengenal-model-assure-dalam-perencanaan-pembelajaran

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dalam memberikan pembelajaran pendidik harus bisa menjadikan bagaimana pembelajaran tersebut dapat membentuk peserta didik yang memiliki sikap, kecerdasan dan keterampilan sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai itu semua ada beberapa hal yang bisa digunakan guru dalam proses pembelajarannya yaitu seperti guru harus bisa menggunakan media, metode, strategi, teknik atau pun model pembelajaran yang dapat mendukung proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat dipakai oleh guru adalah model pembelajaran ASSURE yang mana model ini merupakan suatu rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Heri Achmadi, “Penerapan Model ASSURE Dengan Menggunakan Media Power Point Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Usaha Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X MAN Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013.” Jurnal Tekonologi Pendidikan dan Pembelajaran. Vol.2, No.1.

https://iinangreinim.blogspot.com/2019/12/model-pembelajaran-assure.html?m=1

https://www.kompasiana.com/sitisalbiah30/60710c1c8ede483a110c2604/mengenal-model-assure-dalam-perencanaan-pembelajaran

James D. Russell Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, Intructional Technology and Media For Learning: Teknologi Pedmbelajaran dan Media Untuk Belajar (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014),

Prawiradilaga, D.S. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar