Rabu, 25 Oktober 2023

Perencanaan Pendidikan dalam Manajemen Mutu Terpadu

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Sistem Pendidikan
Dosen Pengampu : Syarifaini, M.Hum
Disusun Oleh Kelompok 9 Angkatan 5 :
1. Binty Sholikhah (SBA)
2. Efni Redho (PAI)
3. Harnum Suri (PAI)
4. Nurul Haslinda (PAI)
5. Putri Khairunissa (PAI)
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu wa ta’ala. Dengan pertolongan dan kemudahan dari-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Shalawat dan salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqamah mengikutinya hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perencanaan Sistem Pendidikan yang berjudul “Perencanaan Pendidikan dalam Manajemen Mutu Terpadu”. Dengan kerja sama yang baik dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan terimakasih banyak.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak sekali kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi membantu perbaikan dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang luas serta dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dalam upaya merencanakan sistem pendidikan yang lebih baik kedepannya.

Sambas, 22 Oktober 2023

Penyusun Makalah
Kelompok 9

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan Penulisan.
BAB II PEMBAHASAN.
A. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu.
B. Fungsi Perencanaan Pendidikan.
C. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan.
D. Manfaat Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (TQM) di Madrasah.
E. Peran Manajemen Mutu Terpadu di Madrasah.
BAB III PENUTUP.
Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan adalah sesuatu yang penting sebelum melakukan sesuatu yang lain. Perencanaan dianggap penting karena akan memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian suatu kerja akan berantakan dan tidak terarah jika tidak ada perencanaan yang matang, perencanaan yang matang dan disusun dengan baik akan memberi pengaruh terhadap ketercapaian tujuan. Penjelasan ini makin menguatkan alasan akan posisi strategis perencanaan dalam sebuah lembaga dalam perencanaan merupakan proses yang dikerjakan oleh seorang manajer dalam usahanya untuk mengarahkan segala kegiatan untuk meraih tujuan.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami perencanaan mempengaruhi berhasil tidaknya suatu program, program yang tidak melalui perencanaan yang baik cenderung gagal. Dalam arti kegiatan sekecil dan sebesar apapun jika tanpa ada perencanaan kemungkinan besar berpeluang untuk gagal.

Hal tersebut juga berlaku dalam sebuah lembaga, seperti lembaga pendidikan, lebih khusus lembaga pendidikan Islam. Lembaga pendidikan yang tidak mempunyai perencanaan yang baik berpotensi besar akan mengalami kegagalan. Hal ini tentunya makin memperjelas posisi perencanaan dalam sebuah lembaga.

Untuk memperlancar jalannya sebuah lembaga diperlukan perencanaan, dengan perencanaan akan mengarahkan lembaga tersebut menuju tujuan yang tepat dan benar menurut tujuan lembaga itu sendiri. Artinya perencanaan memberi arah bagi ketercapaian tujuan sebuah sistem, karena pada dasarnya sistem akan berjalan dengan baik jika ada perencanaan yang matang. Perencanaan dianggap matang dan baik jika memenuhi persyaratan dan unsur-unsur dalam perencanaan itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka terdapat beberapa rumusan masalah diantaranya :

1. Apa yang di maksud dengan manajemen mutu terpadu?
2. Apa fungsi perencanaan pendidikan?
3. Bagaimana implementasi manajemen mutu terpadu pendidikan?
4. Apa manfaat implementasi manajemen mutu terpadu di Madrasah ?
5. Apa saja peran manajemen mutu terpadu di Madrasah ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian manajemen mutu terpadu.
2. Mengetahui fungsi perencanaan pendidikan.
3. Mengetahui implementasi manajemen mutu terpadu pendidikan.
4. Mengetahui manfaat implementasi manajemen mutu terpadu di Madrasah.
5. Mengetahui peran manajemen mutu terpadu di Madrasah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu

a. Manajemen

Manajemen berasal dari bahasa latin Manus, yang berarti tangan, dan Ageree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi Managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke Bahasa inggris to manage (kata kerja), management (kata benda) dan manager untuk orang yang melakukannya. Management diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi manajemen yang berarti pengelolaan.[1]
[1] Husaini Usman, MANAJEMEN Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, h. 5

Menurut Mustafa D. Manajemen adalah penggunaan sumber daya manusia dengan efektif dan efisien, material, keuangan, informasi, gagasan, serta waktu yang efisien melalui proses administrasi planning, organizing, actuating, control untuk mencapai tujuan.

Definisi menurut para ahli, seperti yang didefinisikan Robbins dalam Engkoswara manajemen adalah suatu proses untuk membuat aktivitas terselesaikan secara efisien dan efektif dengan melalui orang lain. Sedangkan menurut George R. Terry, Manajemen adalah suatu proses yang jelas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilaksanakan untuk menentukan serta melaksanakan sasaran atau tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan sumber daya dan sumber daya lainnya.

Sejalan dengan dua pengertian di atas Sudjana mendefinisikan manajemen sebagai rangkaian berbagai kegiatan yang wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya.[2]
[2] Engkoswara, Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, h. 86-87

Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang batasan serta pengertian manajemen, namun dapat penulis simpulkan bahwa definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses mendayagunakan individu, dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan suatu organisasi secara efektif dan efisien.

b. Mutu

Mutu memiliki pengertian yang bervariasi sebagai suatu konsep mutu sama halnya dengan sifat baik, cantik, dan benar. Seperti yang dinyatakan Nomi Preffer dan Anna Coote dalam Edward Sallis, “ Mutu merupakan konsep yang licin” mutu mengimplikasikan hal-hal yang berbeda pada masing-masing individu.[3]
[3] Edward Sallis, Total Quality Management In Education (Yogyakarta: IRCiSoD, 2012), h.50

Banyak pakar dan organisasi yang mencoba mendefinisikan mutu berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Juran dalam Abdul Hadis mendefinisikan Mutu sebagai kecocokan penggunaan produk untuk kebutuhan pelanggan (fitness for use), kecocokan pengguna produk tersebut didasarkan atas lima ciri utama teknologi yaitu kekuatan; psikologis yaitu cita rasa; waktu yaitu kehandalan; Kontraktual yaitu jaminan; etika yaitu sopan santun. Kecocokan penggunaan produk tersebut memiliki dua aspek utama yang pertama memenuhi tuntutan kostumer dan yang kedua adalah tidak memiliki kelemahan.

Deming mengemukakan bahwa mutu adalah cocok dengan persyaratan dan dalam jangka panjang tanpa cacat, sedangkan Goetsch dan Davis dalam Engkoswara mengatakan bahwa Mutu adalah suatu kondisi yang dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.[4]
[4] F. Sarhan, Idaaratu Al-Juudah Al-Syaamilah ( El-Sherif Mass, 2011), h. 13

Melihat definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Mutu adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Adapun dalam bidang pendiddikan mutu berkenaan dengan proses, lingkungan sekolah, serta hasil pendidikan, yang dapat memenuhi harapan masyarakat dan dunia kerja.

Dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan bersifat relatif, karena tidak semua orang memiliki ukuran yang sama persis, namun demikian jika mengacu pada pengertian mutu secara umum dapat dinyatakan bahwa, pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang komponennya memiliki persyaratan dan ketentuan yang diinginkan oleh pelanggan serta menimbulkan kepuasan. Mutu pendidikan adalah baik, jika pendidikan tersebut dapat menyajikan jasa yang sesuai dengan kebutuhan para pelanggannya

c. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)

Menurut Hadari Nawawi Manajemen Mutu Terpadu adaalah manajemen fungsional dengan pendekatan yang secara terus menerus difokuskann pada peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum dan pembangunan masyarakat (Community Development).[5]
[5] Hadari Nawawi, Manajemen Strategik, Yogyakarta, Gajah Mada Pers, 2005, Hlm. 46

Pengertian lain dikemukakan oleh Santoso yang di kutip oleh Fandi Tjiptono dan Anastasia Diana yang mengatakan bahwa “TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi”[6] disamping itu juga Fandy Tjiptono dan Nastasia Diana menyatakan pula bahwa “Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.[7]
[6] Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Manajemen (TQM), Yogyakarta, Andi Ofset, 1998, Hlm. 35
[7] Ibid, Hlm. 36

Manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) dalam kontek pendidikan merupakan sebuah filosofi metodologi tentang perbaikan secara terus menerus yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan saat ini maupun masa yang akan datang.[8] Sedangkan Sumahamijaya menyampaikan bahwa TQM merupakan suatu sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha yang berorientasi pada kepuasaan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.[9]
[8] Edwar Sallis, Total Quality Management, Alih Bahasa, Ahmad Ali Riyadi, Yogyakarta, Ircisod, 2006, Hlm.73
[9] Sumahamijaya, Dkk, Pendidikan Karakter Mandiri dan Kewiraswastaan, Suatu Upaya Bagi Keberhasilan Program Pendidikan Berbasis Luas/BBE dan Life Skills, Bandung, PT Angkasa, 2003, Hlm. 4

B. Fungsi Perencanaan Pendidikan

Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan mengerjakannya. Perencanaan menentukan apa yang harus dicapai (menentukan waktu secara kualitatif), dan bila hal itu harus dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggungjawab, mengapa hal itu harus dicapai. Pada dasarnya membuat perencanaan itu menyangkut 5W+1H (What, Who, Why, When, Where dan How) yang secara singkatnya akan dijelaskan sebagai berikut:

What : Apa yang harus dikerjakan.
Why : Mengapa pekerjaan itu harus dilakukan.
Who : Siapa yang akan mengerjakan.
When : Kapan pekerjaan tersebut dikerjakan.
Where : Dimana pekerjaan itu dilakukan.
How : Bagaimana cara mengerjakannya.

(Gaspersz, 2003)

Untuk itulah dalam membuat sebuah perencanaan yang baik, seorang pemimpin harus benar-benar tanggap terhadap kondisi lingkungan sekitarnya dan bisa memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang mungkin muncul di masa yang akan datang. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa dalam membuat perencanaan membutuhkan data dan informasi agar keputusan yang diambil tidak lepas kaitannya dengan masalah yang dihadapi pada masa yang akan datang. Karena perencanaan adalah suatu keaktifan pimpinan untuk meramalkan keadaan yang akan datang dalam mencapai harapan, kondisi dan hasil yang akan datang (Asmani, 2009).

Merujuk pada pendapat tersebut, berdasarkan kurun waktunya sering kita kenal dengan perencanaan tahunan atau jangka pendek (kurang dari 5 tahun), rencana jangka menengah atau sedang (5-10 tahun) dan rencana jangka panjang (di atas 10 tahun).

Untuk membuat perencanaan yang baik seorang pemimpin harus mampu memprediksi jauh ke depan, kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi, baik itu kesalahan maupun kegagalan sehingga hasil yang dicapai akan sesuai dengan harapan. Untuk membuat perencanaan yang baik harus memuat beberapa hal sebagai berikut:

a. Penjelasan dan perincian kegiatan yang dibutuhkan, sumber daya apa yang harus diperlukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut agar apa yang menjadi tujuan bisa dihasilkan.

b. Penjelasan mengapa rencana itu harus dilakukan atau dikerjakan dan mengapa tujuan tertentu harus dicapai.

c. Penjelasan tentang lokasi secara fisik dimana rencana tindakan harus dilakukan sehingga tersedia fasilitas sumber daya yang dibutuhkan.

d. Penjelasan tentang kapan dimulainya tindakan dan kapan selesainya tindakan itu di setiap unit organisasinya dengan menggunakan standar waktu yang telah ditetapkan dalam unitnya.

e. Penjelasan tentang para petugas yang akan mengerjakan pekerjaannya baik mengenai kualitas dan kuantitas yang dikaitkan dengan standar mutu.

f. Penjelasan secara rinci tentang teknik mengerjakan tindakan yang telah ditetapkan, sehingga tindakan yang dimaksud akan dapat dijalankan dengan benar (Wahjosumidjo, 2011).

Adapun kegunaan dalam suatu perencanaan adalah sebagai berikut;

a. Untuk membedakan arah dari setiap kegiatan dengan jelas sehingga hasil yang diperoleh bisa seefektif dan seefisien mungkin.

b. Untuk mengevaluasi setiap tujuan-tujuan yang sudah dilakukan sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga bisa dihindari lebih awal.

c. Memudahkan pelaksanaan kegiatan untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang mungkin muncul sehingga lebih waspada dan dapat diselesaikan dengan cepat.

d. Menghindari pertumbuhan dan perkembangan yang tak terkendali.

C. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan

Untuk dapat menerapkan Manajemen Mutu Terpadu dengan baik tentunya diperlukan prinsip-prinsip dan komponen yang harus ada sehingga nantinya Manajemen Mutu Terpadu ini akan dapat diukur berhasil atau tidaknya. Prinsip dari Manajemen Mutu Terpadu ini adalah sebagai berikut :

Kepuasaan pelanggan: Pendidikan harus memberikan pelayanan kepada pelanggannya, dimana yang di maksud dengan pelanggan pendidikan ini meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Pelanggan internal adalah siswa, guru dan staf tata usaha, sedangkan pelanggan eksternal adalah orangtua siswa, pemerintah dan masyarakat termasuk komite sekolah.

Respek terhadap semua orang : Jadi semua orang yang ada di sekolah dianggap memiliki potensi, sehingga setiap orang yang ada di organisasi diperlakukan dengan sebaik-baiknya dan diberi kesempatan untuk berprestasi, berkarir dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

Kepemimpinan (Leadership) : Prinsip ini menyatakan bahwa keberhasilan pelaksanaan MMT merupakan tanggung jawab dari manajemen puncak yaitu Kepala Madrasah. Implikasinya adalah kepemimpinan sebagai alat dalam menerapkan Manajemen Mutu Terpadu yang harus memiliki visi dan misi atau pandangan jauh yang jelas kedepannya.

Perbaikan terus-menerus : agar sukses sekolah atau madrasah harus berusaha untuk melakukan proses sistematis dalam melakukan perbaikan secara berkesinambungan.[10]
[10] Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek Dan Riset Pendidikann, Jakarta, Bumi Aksara, 2009, Hlm. 572-573

D. Manfaat Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (TQM) di Madrasah.

Salah satu cara terbaik dalam persaingan global adalah dengan mengklasifikasikan suatu produk barang/jasa dengan kualitas yang baik. Kualitas yang baik akan diperoleh dengan melakukan upaya perbaikan secara terus menerus terhadap kemampuan manusia, proses, lingkungan. Penerapan TQM adalah hal yang sangat tepat agar dapat memperbaiki kemampuan unsur-unsur tersebut secara berkesinambungan. Penerapan TQM dapat memberikan beberapa manfaat utama.

Dengan perbaikan kualitas secara berkesinambungan, perusahaan akan dapat memperbaiki posisi persaingan. Dengan posisi yang lebih baik akan meningkatkan pasar-pasar dan menjamin harga yang lebih tinggi. Hal ini akan memberikan penghasilan lebih tinggi dan secara otomatis laba yang akan diperoleh semakin meningkat. Upaya perbaikan kualitas akan menghasilkan peningkatan keluaran (output) yang bebas dari kerusakan atau mengurangi produk yang cacat. Berkurangnya produk yang cacat berarti berkurang pula biaya operasi yang dikeluarkan perusahaan sehingga akan diperoleh laba yang semakin tinggi. Adapun manfaat dari implementasi Manajemen Mutu Terpadu di sekolah antara lain :

1) Membantu dalam menggambarkan kembali peran, tujuan dan tanggungjawab sekolah.

Dengan adanya penerapan TQM dalam pendidikan akan membantu memperjelas peranan masing-masing komponen sekolah. Seperti kepala sekolah, guru dan siswa serta masyarakat.

2) Meningkatkan sekolah sebagai “Jalan Hidup”.

Sebagian orang menganggap bahwa sekolah hanya sebagai kebutuhan semata, tetapi dengan adanya penerapan TQM maka akan menjadikan sekolah sebagai jalan hidup, artinya sekolah merupakan salah satu jalan bagi mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

3) Memberikan bantuan dalam merencanakan pelatihan kepemimpinan secara menyeluruh untuk pendidik pada semua tingkatan.

4) Membantu dalam menggunakan riset dan informasi praktis untuk memandu kebijakan dan pelaksanaan kegiatan disekolah serta di tujukan untuk adanya perbaikan secara terus menerus. Hal ini akan berdampak pada adanya upaya penelitian serta adanya penyediaan informasi mengenai sekolah.

5) Mendesain secara menyeluruh pengembangan anak.

Artinya bahwa dengan adanya TQM akan memberikan manfaat pada desain atau rancangan dalam pengembangan peserta didik.[11]
[11] Syarifuddin, Op Cit, Hlm. 40

E. Peran Manajemen Mutu Terpadu di Madrasah

W. Edward Deming diakui sebagai “bapak mutu “. Beberapa prinsip pokok yang dapat diterapkan dalam bidang pendidikan antara lain :

a. Anggota dewan sekolah dan administrator harus menerapkan tujuan mutu pendidikan yang akan di capai.

b. Menekankan pada upaya pencegahan kegagalan pada siswa, bukannya mendeteksi kegagalan setelah peristiwanya terjadi.

c. Asal diterapkan secara ketat, penggunaan metode kontrol statistik dapat membantu memperbaiki outcome siswa dan administratif.[12]
[12] http://blog.unsri.ac.id/nurbaitiekasari/perencanaan-pendidikan/manajemen-mututerpadu-dalam-pendidikan-/mrdetail/29501, diakses pada tanggal 26 oktober 2023

Pandangan Juran tentang mutu merefleksikan pendekatan rasional yang berdasarkan fakta terhadap organisasi bisnis dan amat menekankan pentingnya proses perencanaan dan kontrol mutu. Titik fokus filosofi manajemen mutu adalah keyakinan organisasi terhadap produktifitas individual. Mutu dapat dijamin dengan cara memastikan bahwa setiap individu memiliki bidang yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan yang tepat. Dengan perangkat yang tepat, para pekerja akan membuat produk dan jasa yang secara konsisten sesuai dengan harapan customer. Beberapa pandangan Juran tentang mutu sebagai berikut :

a. Meraih mutu merupakan proses yang tidak mengenal akhir.
b. Perbaikan mutu merupakan proses berkesinambungan, bukan program sekali jalan.
c. Mutu memerlukan kepemimpinan dari anggota dewan sekolah dan administrator.
d. Pelatihan, merupakan prasyarat mutu.
e. Setiap orang di sekolah mesti mendapatkan pelatihan.[13]
[13] Ibid

Bila diterapkan secara tepat, Manajemen Mutu Terpadu merupakan metodologi yang dapat membantu para profesional pendidikan menjawab tantangan lingkungan masa kini. Manajemen Mutu Terpadu dapat digunakan untuk mengurangi rasa takut dan meningkatkan kepercayaan di lingkungan sekolah. Manajemen Mutu Terpadu dapat digunakan sebagai perangkat untuk membangun aliansi antara pendidikan, bisnis dan pemerintahan. Aliansi pendidikan memastikan bahwa para profesional sekolah atau wilayah memberikan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan program-program pendidikan. Manajemen Mutu Terpadu dapat membantu pendidikan menyesuaikan diri dengan keterbatasan dana dan waktu. Manajemen Mutu Terpadu memudahkan sekolah mengelola perubahan.

Transformasi menuju sekolah bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu oleh dewan sekolah, administrator, staf, siswa, guru, dan komunitas. Prosesnya diawali dengan mengembangkan visi dan misi untuk setiap sekolah tersebut. Visi mutu difokuskan pada pemenuhan kebutuhan kustomer, mendorong keterlibatan total komunitas dalam program, mengembangkan sistem pengukuran nilai tambah pendidikan, menunjang sistem yang diperlukan staf dan siswa untuk mengelola perubahan, serta perbaikan berkelanjutan dengan selalu berupaya keras membuat produk pendidikan menjadi lebih baik.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen mutu terpadu adalah salah satu sistem manajemen yang menitikberatkan kepada kualitas, baik dalam berbagai konteks seperti pendidikan, pelayanan umum, pembangunan masyarakat (community development) dengan memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.

Fungsi perencanaan pendidikan yaitu untuk membedakan arah dari setiap kegiatan dengan jelas sehingga hasil yang diperoleh bisa seefektif dan seefisien mungkin, mengevaluasi setiap tujuan-tujuan yang sudah dilakukan sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi bisa dihindari lebih awal, dan memudahkan pelaksanaan kegiatan.

Implementasi manajemen mutu terpadu pendidikan yaitu, pendidikan harus memberikan pelayanan kepada siswa, guru, staf tata usaha, orang tua siswa, pemerintah dan masyarakat termasuk komite sekolah, memberikan kesempatan kepada setiap orang yang ada di organisasi untuk berprestasi, berkarir dan berpatisipasi dalam pengambilan keputusan, memperhatikan kepemimpinan yang menjadi alat dalam menerapkan Manajemen Mutu Terpadu yang harus memiliki visi dan misi jelas dan berinovasi, berusaha untuk melakukan proses sistematis dalam melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

Implementasi manajemen mutu terpadu di Madrasah memiliki 5 Manfaat yaitu :

1) Membantu dalam menggambarkan kembali peran, tujuan dan tanggungjawab sekolah.

2) Meningkatkan sekolah sebagai “Jalan Hidup”.

3) Memberikan bantuan dalam merencanakan pelatihan kepemimpinan secara menyeluruh untuk pendidik pada semua tingkatan.

4) Membantu dalam menggunakan riset dan informasi praktis untuk memandu kebijakan dan pelaksanaan kegiatan disekolah.

5) Mendesain secara menyeluruh pengembangan anak.

Manajemen Mutu Terpadu di Madrasah berperan dalam mengurangi rasa takut dan meningkatkan kepercayaan di lingkungan sekolah, serta dapat menjadi perangkat untuk membangun aliansi antara pendidikan, bisnis dan pemerintahan.

DAFTAR PUSTAKA

Husaini Usman, MANAJEMEN Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, h. 5

Engkoswara, Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, h. 86-87

Edward Sallis, Total Quality Management In Education (Yogyakarta: IRCiSoD, 2012), h.50

F. Sarhan, Idaaratu Al-Juudah Al-Syaamilah ( El-Sherif Mass, 2011), h. 13

Hadari Nawawi, Manajemen Strategik, Yogyakarta, Gajah Mada Pers, 2005, Hlm. 46

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Manajemen (TQM), Yogyakarta, Andi Ofset, 1998, Hlm. 35

Edwar Sallis, Total Quality Management, Alih Bahasa, Ahmad Ali Riyadi, Yogyakarta, Ircisod, 2006, Hlm.73

Sumahamijaya, Dkk, Pendidikan Karakter Mandiri dan Kewiraswastaan, Suatu Upaya Bagi Keberhasilan Program Pendidikan Berbasis Luas/BBE dan Life Skills, Bandung, PT Angkasa, 2003, Hlm. 4

Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek Dan Riset Pendidikann, Jakarta, Bumi Aksara, 2009, Hlm. 572-573

Syarifuddin, Op Cit, Hlm. 40

http://blog.unsri.ac.id/nurbaitiekasari/perencanaan-pendidikan/manajemen-mututerpadu-dalam-pendidikan-/mrdetail/29501, diakses pada tanggal 26 oktober 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar