Kamis, 26 Oktober 2023

Mengonstruksi Tes Pilihan Ganda

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Evaluasi Pendidikan
Dosen pengampu : Sabar Siswoyo, MPd.
Oleh Kelompok 10 Angkatan 5:
1. Suci Mardhotilla (PAUD)
2. Roslina Asis (PAI)
3. Siti Fauzia Tis Sakinah (SBA)
4. Tanti R.Apadu (SBA)
5. Ega Cahya Ningrum (PAI)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan hidayah serta nikmat-Nya, terutama nikmat sehat dan waktu luang sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah “Sistem Evaluasi Pendidikan”.

Sholawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabat dan pengikutnya hingga hari kiamat kelak.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ustadz Sabar Siswoyo, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Sistem Evaluasi Pendidikan dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini maka itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lahat, 27 Oktober 2023 M / 02 Rabi’ul Awal 1444 H

Penyusun Makalah Peran Pencernaan Dalam Sistem Pendidikan
Kelompok 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang.
1.2 Rumusan Masalah.
1.3 Manfaat Penelitian.
BAB II PEMBAHASAN.
2.1 Kelebihan Item Tes Pilihan Ganda.
2.2 Item Tes Betul Salah (ITBS).
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Item Tes Betul Salah (ITBS).
2.4 Item Tes Menjodohkan (ITM).
2.5 Item Tes Pilihan Ganda (ITPG).
2.6 Kelebihan Item Tes Pilihan Ganda (ITPG).
2.7 Kelemahan Item Tes Pilhan Ganda (ITPG).
2.8 Mengonstruksi Tes Pilihan Ganda.
2.9 Menilai Tes Pilihan Ganda.
BAB III PENUTUP.
3.1 Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar manusia dalam upaya menggali potensi diri. Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda, hal ini pun akan mempengaruhi tingkat motivasi belajar setiap siswa pada mata pelajaran yang diikutinya.

Sebagai guru kita memiliki tugas untuk memotivasi dirinya untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik atau meningkat. namun disisi lain perlu disadari bahwa hasil belajar siswa bukan hanya semata-mata karena hasil dari siswa itu sendiri, terdapat faktor gurulah yang menjadi cerminan apakah selama proses pembelajarannya sudah berupaya semaksimal mungkin dalam memperbaiki dan mengevaluasi proses pembelajaran dalam memperoleh hasil yang diharapkan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa yang ditunjang dengan motivasi dari guru. Adapun hasil belajar ini dapat diukur dengan menggunakan instrumen tes.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, penyusun membuat rumusan masalah sebagai barikut:

1. Apa saja kelebihan item tes pilihan ganda?
2. Bagaimana item tes betul salah?
3. Apa saja kelebihan dan kelemahan item tes betul salah?
4. Bagaimana item tes menjodohkan?
5. Bagaimana item tes pilihan ganda?
6. Apa saja kelebihan dan kelemahan item tes pilihan ganda?
7. Bagaimana mengosntruksi tes pilihan ganda?
8. Bagaimana menilai tes pilihan ganda?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui apa saja kelebihan item tes pilihan ganda.
2. Mengetahui bagaimana item tes betul salah.
3. Mengetahui apa saja kelebihan dan kelemahan item tes betul salah.
4. Mengetahui bagaimana item tes menjodohkan.
5. Mengetahui bagaimana item tes pilihan ganda.
6. Mengetahui apa saja kelebihan dan kelemahan item tes pilihan ganda.
7. Mengetahui bagaimana mengosntruksi tes pilihan ganda.
8. Mengetahui bagaimana menilai tes pilihan ganda.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kelebihan Item Tes Pilihan Ganda

Tes tipe pilihan ganda menurut Sukardi 2008: 125 mempunyai beberapa kelebihan yang secara ringkas dapat dicermati dalam uraian berikut:

1. Tes pilihan ganda memiliki karakteristik yang baik untuk alat pengukuran hasil belajar siswa.

2. Item tes pilihan ganda yang dikonstruksikan dengan intensif dapat mencangkup hampir seluruh bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru kelas.

3. Item tes pilihan ganda adalah tepat untuk mengukur penguasaan informasi para siswa yang hendak dievaluasi.

4. item tes pilihan ganda dapat mengukur kemampuan intelektual atau kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.

5. dengan menggunakan kunci jawaban yang sudah disiapkan secara terpisah jawaban siswa dapat dikoreksi dengan lebih mudah.

6. Hasil jawaban siswa yang diperoleh dari tes pilihan ganda dapat dikoreksi bersama, baik oleh guru maupun siswa dengan situasi yang lebih kondusif.

7. Item tes pilihan ganda yang sudah dibuat terpisah antara lembar soal dan lembar jawaban, dapat dipakai secara berulang-ulang.[1]
[1] Agdyah Eka Ning Ndaru, Skripsi: Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Keompetensi Dasar Melakukan Operasi Perkalian dan Pembagian Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2017), Hal. 23

2.2 Item Tes Betul Salah

Tes obyektif bentuk benar atau salah (true false) adalah salah satu bentuk tes obyektif di mana butir-butir soal yang diajukan dalam tes hasil belajar itu berupa pernyataan (statement), pernyataan mana ada yang benar dan ada yang salah dengan kata lain terdapat dua kemungkinan alternatif jawab yaitu Benar atau Salah. Selain itu, tes ini juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short answer test), tes “ya/tidak” (yes-no test) dan merupakan tes model baru (new type test) dengan cara menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan. Pada pernyataan tes benar atau salah, peserta tes tersebut tinggal menyilang atau melingkari huruf B jika pernyataan menurut pendapat benar dan huruf S jika salah. Dalam hal ini peserta tes diminta menentukan pendapatnya mengenai pernyataan-pernyataan tersebut dengan cara seperti yang telah ditentukan dalam petunjuk cara mengerjakan soal.

Bentuk tes benar atau salah ini bermacam-macam variasinya jika dilihat dari segi pola pengerjaannya yang terdiri dari:

1. Tes Benar-Salah bentuk pernyataan.

Dalam bentuk ini soal terdiri dari pernyataan-pernyataan dan siswa diminta memilih kemungkinan benar atau salah saja.

2. Tes Benar-Salah yang menuntut alasan.

Dalam bentuk ini selain seperti bentuk pertama juga menuntut supaya siswa memberi alasan apabila ia memilih kemungkinan salah (menyalahkan pernyataan soal).

3. Tes Benar-Salah dengan membetulkan.

Dalam bentuk tes ini selain seperti bentuk pertama juga menuntut supaya siswa membetulkan pernyataan soal yang disalahkan (jika siswa memilih kemungkinan salah terhadap pernyataan/ soal yang bersangkutan).

4. Tes Benar-Salah Berganda.

Pada bentuk ini satu induk persoalan menghasilkan beberapa anak persoalan. Beberapa anak persoalan itu dirumuskan dalam pernyataan/ soal yang mempunyai kemungkinan benar atau salah.

Penulisan item Benar-Salah, Item-item tes yang mempunyai tipe benar-salah harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya.

1. Soal harus singkat, jelas, bukan kalimat majemuk.

2. Jumlah soal harus banyak dan disusun atau dasar tabel spesifikasi.

3. Satu soal harus berisi satu pernyataan.

4. Tidak mengungkapkan kata-kata seperti: selalu, seringkali, pada umumnya, biasanya, karena kata-kata itu memudahkan murid untuk menerka jawaban.

5. Setiap pernyataan/soal harus pasti salah atau betul (tidak mendua arti).

6. Jumlah soal yang betul dan yang salah harus seimbang.

7. Urutan soal (yang betul dan yang salah) seharusnya tidak mengikuti pola yang teratur.

8. Sebaiknya pernyataan tidak diambil langsung dari buku.

9. Tulisan huruf B-S pada permulaan nomor masing-masing item dengan maksud untuk mempermudah mengerjakan dan menilai (skoring).[2]
[2] Hendra dkk, Makalah: Menuliskan Item Tes Untuk Berbagai Jenis Tes,(Malang: Universitas Muhammadiyah, 2013), Hal 14-18

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Item Tes Betul Salah (ITBS)

Kelebihan dari soal bentuk soal benar-salah adalah sebagai berikut :

1. Mudah dikonstruksi, maksudnya adalah bahwa untuk menulis satu tes benar salah hanya diperlukan satu pernyataan, dimana pernyataan tersebut harus berkaitan dengan tes tersebut.

2. Perangkat soal dapat mewakili seluruh perangkat pokok bahasan, ini merupakan kekuatan utama dari tes tipe benar salah.

3. Mudah dalam Penilaian, karena hanya ada dua alternatif jawaban, maka setiap butir soal tes hanya mempunyai dua alternatif skor, yaitu satu untuk yang mengerjakannya secara benar dan nol untuk yang menjawab salah.

4. Alat yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung terutama yang berkenaan dengan ingatan. Tes tipe benar salah mengukur kemampuan dasar hasil belajar, yaitu dapat membedakan kenyataan diri yang bukan kenyataan atau dari suatu yang benar dari yang salah.

Adapun kelemahan dari tes objektif tipe benar salah adalah sebagai berikut:

1. Mendorong peserta tes (siswa) untuk menebak jawaban, karena probabilitas menjawab benar adalah 50 % maka tipe tes ini seakan mendorong para peserta tes untuk menebak jawaban walaupun mereka tidak mengetahui jawaban yang benar.

2. Terlalu menekankan pada ingatan, karena tes tipe ini memaksa penulis tes untuk menguji hasil belajar langsung yang berbentuk ingatan. Kelemahan ini lebih diperburuk jika guru atau pendidik mengkonstruksi tes yang mengambil langsung pernyataan dari buku ajar yang digunakan.

3. Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua kemungkinan (benar dan salah). [3]
[3] Ibid, hal 14-18

2.4 Item Tes Menjodohkan (ITM)

Item tes menjodohkan sering juga disebut matching test item. Item tes menjodohkan ini juga termasuk dalam kelompok tes objektif. Secara fisik, bentuk item tes menjodohkan, terdiri atas dua kolom yang sejajar. Pada kolom pertama berisi pernyataan yang disebut daftar stimulus dan kolom.kedua berisi kata atau frasa yang disebut juga daftar respons atau jawaban.

Item tes menjodohkan pada prinsipnya dapat mengevaluasi pengetahuan tentang fakta yang memiliki makna spesifik. Agar dapat digunakan sebagai materi premis atau kolom respons. fakta harus sederhana dan jelas. Jika kedua kriteria tersebut tidak dipenuhi maka tipe tes lain perlu dipertimbangkan penggunaannya. Agar mendapatkan item tes menjodohkan yang efektif, beberapa aturan dapat dipertimbangkan utamanya ketika seorang guru hendak mengonstruksi item tes jenis menjodohkan :

1. Perlu adanya petunjuk yang jelas tentang bagaimana menjawab tes menjodohkan. Petunjuk tersebut perlu disusun dengan kalimat yang singkat dan jelas. Guru pun perlu menegaskan makna dan cara menjawab pada setiap kolom.

2. Pada setiap kolom sebaiknya diberi label untuk lebih menjelaskan petunjuk .

3. Item-item dalam tes menjodohkan sebaiknya homogen. Jika hanya sedikit materi pembelajaran yang dapat dikelompokkan secara homogen dan berkaitan satu dengan lainnya, maka bentuk tes lain direkomendasikan untuk digunakan.

4. Sebaiknya antara premis dan respons tidak sama jumlahnya. Secara empiris antara jumlah respons lebih banyak antara 1 atau 2 jawaban. Jika premis dan respons dibuat sama jumlahnya, ada kemungkinan para siswa menjawab dengan menerka.

5. Untuk setiap tes jumlah item menjodohkan sebaiknya antara 4-8 item. Jika terlalu sedikit akan menimbulkan kurang informasi bagi para siswa. Sebaliknya, jika lebih besar dari 8, item kemungkinan terjadi tumpang tindih, membingungkan, dan menghabiskan waktu.

6. Huruf besar atau angka (arab) sebaiknya digunakan untuk memberikan label item-item pada daftar jawaban.

6.7. Item-item dalam daftar respons sebaiknya dibuat lebih pendek dibandingkan dengan daftar stimulus atau premis.

7. Kolom dan daftar respons sebaiknya di tempatkan pada sisi sebelah kanan.

8. Semua item untuk satu set tes menjodohkan, sebaiknya ditempatkan pada satu halaman. Penempatan kedua kolom pada halaman lain atau terpisah akan mengakibatkan siswa membaca sambil membolak-balik halaman.

8.Dari beberapa aturan tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa seorang guru hendak mengonstruksi item tes jenis menjodohkan dapat dikatakan berhasil secara apabila:

1. Perlu adanya petunjuk yang jelas untuk menjawab tes menjodohkan yang telah ditegaskan oleh guru.

2. Diberikan label disetiap kolom untuk lebih menjelaskan petunjuk.

3. Item-item dalam tes menjodohkan sebaiknya homogen.

4. Kolom dan daftar respons sebaiknya ditempatkan pada sisi sebelah kanan.

5. Sebaiknya antara premis dan respons tidak sama jumlahnya.

6. Semua item untuk satu set tes menjodohkan, sebaiknya ditempatkan pada satu halaman.[4]
[4] Rita Marniyawati Putri, Skripsi: Pengaruh Tes Objektif Terhadap Mental Belajar Siswa Kelas VIII MTsN 1 Kota Bumi Lampung Utara, (Bandar Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan, 2020), Hal. 21-24

2.5 Item Tes Pilihan Ganda (ITPG)

Item tes pilihan ganda merupakan jenis tes objektif yang paling banyak digunakan oleh para guru. Tes ini dapat mengukur pengetahuan yang luas dengan tingkat domain yang bervariasi. Item tes pilihan ganda memiliki semua persyaratan sebagai tes yang baik, yakni dilihat dari segi objektivitas, reliabilitas, dan daya pembeda antara siswa yang berhasil dengan siswa yang gagal atau bodoh. Item tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengevaluasi aplikasi pengetahuan hasil belajar yang telah diberikan kepada siswa selama satu semester atau kuartal. Item tes pilihan ganda juga dapat digunakan untuk mengukur batasan atau definisi pengetahuan yang sudah jelas, sedangkan untuk batasan pengetahuan yang masih kurang jelas para guru dianjurkan untuk menggunakan item tes menjodohkan (matching test).[5]
[5] Ibid, Hal.21

2.6 Kelebihan Item Tes Pilihan Ganda (ITPG)

Menurut Sukardi 2008: 125 item tes pilihan ganda mempunyai beberapa kelebihan yang secara ringkas dapat dicermati dalam uraian berikut:

1. Tes pilihan ganda merupakan tes yang baik untuk mengukur hasil belajar siswa,

2. Item tes pilihan ganda yang disusun dengan intensif dapat meliputi hampir seluruh pembelajaran dikelas,

3. Item tes pilihan ganda merupakan cara yang tepat untuk mengukur wawasan informasi para siswa,

4. Item tes pilihan ganda dapat mengukur kemampuan intelektual atau kognitif, afektif, dan psikomotor siswa,

5. Item tes pilihan ganda lebih mudah untuk dikoreksi karena kunci jawabannya sudah disiapkan secara terpisah

6. Dapat dikoreksi bersama oleh guru dan siswa dengan situasi yang kondusif,

7. Item tes pilihan ganda yang disusun secra terpisah antara lembar soal dan lembar jawaban dapat dipakai secara berulang-ulang.[6]
[6] Agdyah Eka Ning Ndaru, Skripsi: Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Keompetensi Dasar Melakukan Operasi Perkalian dan Pembagian Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2017), Hal. 23

Dari beberapa sumber yang lainnya, ada beberapa kelebihan dari item tes pilihan ganda diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Efisien. Soal pilihan ganda dapat dikerjakan dengan cepat dan mudah, sehingga menghemat waktu dan tenaga.

2. Objektif. Jawaban benar dan salah dari soal pilihan ganda dapat ditentukan dengan jelas, sehingga penilaian dapat dilakukan secara objektif.

3. Tepat sasaran. Soal pilihan ganda dapat mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari.[7]
[7] “ Soal Pilihan Ganda : Kelebihan dan Kekurangannya”, (Https://www.kompasiana.com/lorongmandiri1237/650c82aa08a8b555c9460052/soal-pilihan-ganda-kelebihan-dan-kekurangannya, diakses pada tanggal 24 Oktober 2023 oukul 20.25 wib)

4. Hasil belajar dari yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur,

5. Sangat terstruktur dan tugas disusun dengan jelas,

6. Jawaban yang tidak benar memberikan informasi diagnostic.[8]
[8] Ambiyar, Pengukuran Dan Tes Dalam Pendidikan (Padang: UNP Press: 2011), Hal.57-58

2.7 Kelemahan Item Tes Pilihan Ganda (ITPG)

Sukardi 2008: 126 juga mengemukakan bahwa kelemahan dari tes tipe pilihan ganda ada empat yaitu,

1. Susunan item tes pilihan lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lumayan lama dibandingkan item tes lainnya,

2. Tidak semua guru menyukai tes pilihan ganda untuk mengukur hasil pembelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu,

3. Item tes pilihan ganda kurang efektif untuk mengukur kemapuan siswa dalam mempelajari materi hasil pembelajaran,

4. Item tes pilihan ganda memberi peluang pada siswa untuk menebak-nebak jawaban.[9]
[9] Agdyah Eka Ning Ndaru, Loc.Cit.

Sumber lain juga mengemukakan beberapa kekurangan dari item tes pilihan ganda diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Hanya mengukur kemampuan peserta didik untuk memilih jawaban yang benar dan tidak dapat mengukur kemampuan peserta didik dalam berpikir secara kritis,

2. Menjawab soal dengan asal-asalan tanpa memahami materi yang dipelajari,

3. Soal pilihan ganda yang tidak sesuai materi dapat membuat peserta didik kebingungan,[10]
[10] “Soal Pilihan Ganda : Kelebihan dan Kekurangannya”, Loc.Cit.

4. Menyusun item tes pilihan ganda yang bagus membutuhkan waktu yang lama

5. Sulit membuat opsi pilihan yang bagus dan masuk akal,

6. Tidak efektif untuk mengukur bagaimana peserta didik memecahkan masalah dan menuangkan pengetahuannya,

7. Nilai dapat dipengaruhi oleh kemampuan membaca.[11]
[11] Ambiyar, Loc.Cit.

2.8 Mengonstruksi Tes Pilihan Ganda

Mutu butir tes pilihan ganda sangat tergantung kepada kemampuan orang yang mengkontruksi tes soal tipe ini. Berikut ini beberapa prinsip pokok dalam konstruksi butir tes pilihan ganda:

a) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya kemampuan atau materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksudkan penulis, dan hanya mengandung satu persoalan untuk setiap nomor. Bahasa yang digunakan harus komunikatif sehingga mudah dimengerti peserta didik. Apabila tanpa harus melihat dahulu pilihan jawaban peserta didik sudah dapat mengerti pertanyaan/maksud pokok soal, maka dapat disimpulkan bahwa pokok soal tersebut sudah jelas.

b) Item tes pilihan ganda dengan empat jawaban, banyak digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.[12]
[12] Rian dan Ria, "Makalah mengonstruksi tes pilihan ganda" https://id.scribd.com/document/437867584/Makalah-Mengonstruksi-Tes-Pilihan-Ganda, diakses pada 25 Oktober 2023.

c) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. Artinya, apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan tersebut dihilangkan saja.

d) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini perlu diperhatikan karena adanya kecenderungan peserta didik untuk memilih jawaban yang paling panjang, Karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban.

e) Hindari memberi kata-kata pada item yang mengandung petunjuk (clues) yang mengarah pada jawaban benar, baik yang tersirat maupun tersurat.

f) Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik yang tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab dengan benar soal berikutnya.[13]
[13] Pustaka KTI, "Kaedah Penulisan Soal" http://literaturkti.blogspot.com/2014/04/kaidah-penulisan-soal.html?m=1. diakses pada 25 Oktober 2023.

g) Kalimat pada setiap butir tes pilihan ganda sebaiknya menggunakan kalimat positif, kecuali guru sangat perlu menggunakan kalimat negative maka kata negatif tersebut digaris bawahi atau ditulis tebal.

h) Semua pilihan jawaban sebaiknya direncanakan memiliki panjang dan jumlah kata yang sama dan tidak mengandung petunjuk jawaban benar.

i) Jangan menggunakan item tes pilihan ganda ketika ada jenis tes lain yang lebih tepat.

2.9 Menilai Tes Pilihan Ganda

Menurut Slameto (2001) penilaian item tes pilihan ganda pada umumnya dapat dibedakan menjadi dia macam yaitu:

a) Penilaian dengan memperhitungkan jawaban yang salah. Pada cara ini sebagai guru mempertimbangkan jawaban salah diperhitungkan dan digunakan sebagai denda untuk mengurangin jawaban yang benar. Penilaian model pertama ini mengikuti format seperti berikut:

Dimana:
N = nilai
B = benar
S = salah
n = banyaknya pilihan

Konsekuensi dari adanya denda ini siswa menjadi lebih berhati-hati dalam memberikan jawaban soal.

b) Penilaian dengan tidak memperhitungkan jawaban salah. Dengan kata lain, jawaban salah tidak memperngaruhi nilai pada jawaban benar. Nilai akhir dari item tes pilihan ganda sama dengan jawaban benar.

N = B

Dimana:
N = nilai
B = benar

Dari dua tipe penilaian di atas jika tidak ada tujuan khusus dibalik proses ujian, tipe kedua adalah tipe yang dianjurkan bagi guru kelas. Dalam hal ini tantangan yang terpenting adalah menyusun tes pilihan ganda secara cermat dengan memperhitungkan distracter lebih baik dari pada menghukum siswa dengan menerapkan sistem denda pada jawaban yang salah.

BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan

Mengontruksi tes pilihan ganda sangat memudahkan peserta didik untuk mengakses jawaban yang akurat. Tes pilihan ganda juga memiliki banyak manfaat dan sangat berguna dalam proses evaluasi baik bagi pengajar maupun peserta didik. Seperti yang sudah kita ketahui Item tes pilihan ganda memiliki semua persyaratan sebagai tes yang baik, yakni dilihat dari segi objektivitas, reliabilitas, dan daya pembeda antara siswa yang berhasil dengan siswa yang gagal atau bodoh.

DAFTAR PUSTAKA

Agdyah Eka Ning Ndaru. 2017. Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Keompetensi Dasar Melakukan Operasi Perkalian dan Pembagian Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Ambiyar. 2011. Pengukuran Dan Tes Dalam Pendidikan. Padang: UNP Press.

Hendra dkk. 2013. Menuliskan Item Tes Untuk Berbagai Jenis Tes. Makalah. Malang: Universitas Muhammadiyah

Kaidah Penulisan Soal. 08 April 2014. http://literaturkti.blogspot.com/2014/04/kaidah-penulisan-soal.html

Putri, Rita Marniyawati. 2020. Pengaruh Tes Objektif Terhadap Mental Belajar Siswa Kelas VIII MTsN 1 Kota Bumi Lampung Utara. Skripsi . Bandar Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan

Scribd, 02 Desember 2019, Makalah mengonstruksi Tes Pilihan Ganda diakses pada 25 Oktober 2023. https://id.scribd.com/document/437867584/Makalah-Mengonstruksi-Tes-Pilihan-Ganda

Soal Pilihan Ganda : Kelebihan dan Kekurangannya. 22 September 2023. (Https://www.kompasiana.com/lorongmandiri1237/650c82aa08a8b555c9460052/soal-pilihan-ganda-kelebihan-dan-kekurangannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar