Jumat, 13 Oktober 2023

Menyiapkan Tes Esai

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Evaluasi Pendidikan
Dosen pengampu : Sabar Siswoyo, MPd.
Oleh Kelompok 09 Angkatan 5:
1. Siti Nur Jannah (PAUD)
2. Yossy Darma (PAUD)
3. Jannatul Firdausi Nuzula (PAI)
4. Putri Khairunissa (PAI)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu wa ta’ala. Dengan pertolongan dan kemudahan dari-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Shalawat dan salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqamah mengikutinya hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perencanaan Sistem Pendidikan yang berjudul “Sistem Evaluasi Pendidikan”. Dengan kerja sama yang baik dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan terimakasih banyak.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak sekali kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi membantu perbaikan dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang luas serta dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dalam upaya merencanakan sistem pendidikan yang lebih baik kedepannya.

Sambas, 13 Oktober 2023

Penyusun Makalah
Kelompok 8

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan Penulisan.
BAB II PEMBAHASAN.
A. Mengonstruksi Pertanyaan Esai.
B. Menginterpretasi Data.
C. Kelemahan dan Kelebihan Tes Esai.
D. Menskor Tes Esai.
E. Mengatasi Kelemahan Tes Esai.
BAB III PENUTUP. 
Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak alat atau instrument yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi, salah satunya adalah tes. Istilah tes tidak hanya populer di lingkungan persekolahan, tetapi juga diluar sekolah bahkan masyarakat umum. Disekolah, tes ini sering juga disebut dengan tes prestasi belajar. Tes ini banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam bidang kognitif seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

Dari berbagai jenis tes, dalam makalah ini kelompok kami akan membahas mengenai tes esai, dalam tes esai, peserta didik dituntut untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu dengan lainnya.

Tes esai sudah sangat populer, terutama di kalangan pendidikan tinggi. Penggunaannya dimulai th. 2300 SM di Cina, dan hanya bentuk tes tersebut yang digunakan selama berabad-abad. Meskipun demikian, ada alasan lain untuk kepopulerannya itu. Pertama karena mudah. Hal yang lain adalah keamanan bagi penguji. Penulis tes esai jarang diminta mempertahankan/memastikan jawaban yang ‘benar’ atau memperlihatkan bahwa tidak ada jawaban yang ‘salah’ lebih baik dari yang ‘benar’. Siswa tidak diberi jawaban yang sudah tersedia, tetapi harus menguasai banyak pengetahuan, yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan fakta-fakta dan prinsip-prinsip, untuk mengaturnya secara koheren dan logis, dan kemudian menerapkan ide-ide tersebut dengan menuliskan ekspresi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka terdapat beberapa rumusan masalah diantaranya :
1. Apa pengertian dari mengontruksi pertanyaan esai?
2. Apa pengertian dari menginterpretasi data ?
3. Apa saja kelemahan dan kelebihan tes esai?
4. Bagaimana cara menskor tes esai?
5. Bagaimana cara mengatasi kelemahan tes esai?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dari mengontruksi pertanyaan esai.
2. Mengetahui pengertian dari menginterpretasi data.
3. Mengetahui kelemahan dan kelebihan tes esai
4. Mengetahui cara menskor tes esai
5. Mengetahui cara mengatasi kelemahan tes esai

BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengonstruksi Pertanyaan Esai

Kata mengonstruksi berarti membangun/membentuk/menyusun, sedangan pertanyaan esai adalah tes atau pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberi alas an, dan bentuk lain sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dan pengertian tes esai secara ontologis adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir siswa (Sukardi, 2008). Menurut Suherman (1993) tes esai adalah tes yang menuntut siswa untuk dapat menyusun dan memadukan gagasan-gagasan tentang hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengekspresikan atau mengemukakan gagasan tersebut secara tertulis.

Pertanyaan esai yang biasa dipakai di sekolah mempunyai arti yang luas, yaitu tidak hanya mengukur kemampuan siswa dalam menyajikan pendapat pribadi, melainkan juga menuntut siswa dalam hal menyelesaikan hitungan, menganalisa masalah, dan mengekspresikan pendapat. Untuk meningkatkan mutu pertanyaan esai sebagai alat pengukur hasil belajar yang kompleks memerlukan dua hal yang penting yang perlu diperhatikan oleh para evaluator, kedua hal penting tersebut yaitu: bagaimana mengontruksi pertanyaan esai yang mengukur perilaku yang direncanakan dan bagaimana menskor jawaban yang diperoleh dari siswa.

Berikut cara-cara dalam menyusun test esai yang dimaksud:

1. Para guru hendaknya mengfokuskan pertanyaan esai pada materi pembelajaran yang tidak dapat diungkap dengan bentuk tes lain misalnya tes objektif.

2. Para guru hendaknya memformulasikan item pertanyaan yang mengungkap perilaku spesifik yang diperoleh dari pengalaman hasil belajar.

3. Item-item pertanyaan tes esai sebaiknya jelas dan tidak menimbulkan kebingungan sehingga para siswa dapat menjawab dengan tidak ragu-ragu.

4. Sertakan petunjuk waktu mengerjakan untuk setiap pertanyaan, agar para siswa dapat memperhitungkan kecepatan berfikir, menulis, dan menuangkan ide sesuai dengan waktu yang disediakan.

5. Ketika mengkontruksi sebuah pertanyaan esai, para guru hendaknya menghindari penggunaan pertanyaan pilihan. Pertanyaan pilihan biasanya terletak pada kalimat instruksi pengerjaan pada awal tes, misalnya “pilih empat soal dari tujuh pertanyaan yang tersedia”.

B. Menginterpretasi Data

Interpretasi data adalah metode penafsiran data yang dilakukan untuk mencari hasil dari sebuah proses penelitian. Adapun tujuan menginterpretasi data yaitu :

a. Untuk meningkatkan pemahaman.
b. Penggunaan data.
c. Meminimalkan salah tafsir.
d. Menemukan jejaring hubungan yang saling berkaitan.

Salah satu kelebihan test Esai dalam evaluasi pendidikan adalah bahwa test esai merupakan tes yang memiliki kemampuan dalam mengintreprestasi data melalui jawaban yang diberikan oleh siswa. Item esai direncanakan mempunyai tingkat yang bervariasi, diharapkan mampu mengakomodasi beberapa situasi. Pertanyaan yang kompleks membantu para siswa secara kelompok mengembangkan kemampuan intelektual, sedangkan pertanyaan yang sederhana, diharapkan membantu para siswa yang kurang pandai. Pertanyaan esai pada umumnya memberikan cara untuk mengetes penerapan asas ilmu pengetahuan.

Interpretasi data dilakukan dilakukan setelah peneliti melakukan analisis data, jenis interpretasi data sebagai berikut:

1. Metode Kualitatif, penelitian kualitatif dikenal sebagai penelitian yang menganalisis objek. Metode kualitatif menggunakan narasi atau teks untuk mengolah data, ada dua jenis interpretasi data kualitatif yaitu nominal dan ordinal. Nominal merupakan pengkodean data yang hanya memberi label pada objek penelitian, sedangkan ordinal merupakan data yang memiliki penomoran berdasarkan tingkatan dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi.

2. Metode Kuantitatif, penelitian kuantitatif yang sering dikenal dengan penelitian numeric umumnya disebut lebih mudah menginterpretasikan data dibandingkan dengan kualitatif. Data kuantitatif dibagi menjadi dua jenis, yaitu data diskrit data yang hanya mengambil nilai tertentu seperti, data jumlah kendaraan di Jakarta dan lain sebagainya, sedangkan kontinu adalah data yang memiliki kemungkinan tidak terbatas dan dapat diukur seperti tinggi badan, suhu tubuh, dan lainnya.

C. Kelemahan dan Kelebihan Tes Esai

Kelemahan Tes Esai

a. Dalam memeriksa jawaban pertanyaan esai, ada kecenderungan pengaruh subjektif yang selalu muncul dalam pribadi seorang guru. Hal ini terjadi utamanya ketika telah terjadi hubungan moral yang baik antara para siswa dan guru

b. Pertanyaan esai yang disusun oleh seorang guru atau evaluator cenderung kurang bisa mencakup seluruh materi yang telah diberikan

c. Bentuk pertanyaan yang memiliki arti ganda, sering membuat kesulitan pada siswa sehingga memunculkan unsur-unsur mener ka dan menjawab dengan ragu-ragu, ditambah lagi aspek mana yang di tekankan juga sukar dipastikan.

Kelebihan Tes Esai

a. Mengukur proses mental para siswa dalam menerangkan ide ke dalam jawaban item secara tepat.

b. Mengukur kemampuan siswa dalam menjawab melalui kata dan bahasa mereka sendiri.

c. Mendorong siswa untuk mempelajari, menyusun, merangkai, dan menyatakan pemikiran siswa secara aktif.

d. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat mereka sendiri.

e. Mengetahui seberapa jauh siswa telah memahami dan mendalami suatu permasalahan atas dasar pengetahuan yang diajarkan di dalam kelas.

D. Menskor Tes Esai

· Mudah karena setiap guru pasti merasa bisa menilai jawaban yang diberikan oleh para siswanya termasuk penggunaan jawaban yang berasal dari esai karena dalam pemberian skor pada tes esai tidak ada eksplanasi penilaian angka secara pasti diberikan.

· Sukar, karena banyak faktor selalu muncul yang sedikit banyak dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pada penilaian siswa. Faktor-faktor tsb di antaranya subjektivitas, pertimbangan,dan pengaruh interaksi antara guru dengan para siswa selama dalam proses belajar mengajar berlangsung.

Dalam Memberikan Skor, Guru Sebaiknya :

1. Menyusun jawaban kunci untuk setiap pertanyaan yang mengandung materi penting yang dapat digunakan sebagai acuan dasar ketika melakukan penilaian

2. Menentukan nilai dari setiap pertanyaan berdasarkan bobot permasalahan kompleksitas jawaban, dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan jawaban

3. Memutuskan berupa poin pengurangan skor penilaian apabila siswa melakukan kesalahan kecil,misalnya kesalahan ejaan, tanda baca, dan penggunaan kata.

4. Mengevaluasi satu pertanyaan pada semua lembar jawaban, sebelum pindah ke pertanyaan lainnya.

5. Guna mencek kesamaan kualitas jawaban, kelompokkan lembar jawaban siswa ke dalam 3-5 tumpukan dengan memperhatikan rangking dari yang tertinggi sampai terendah dan menempatkan lembar jawaban siswa ke dalam tumpukan yang ada atas dasar nilai yang dicapai.

6. Usahakan dalam proses penilaian jawaban soal tidak melihat nama siswa penjawabnya

7. Disarankan untuk sering beristirahat untuk mencegah kelelahan dan kejenuhan yang dapat mengakibatkan pemberian skor berubah secara signifikan.

Ø Ciri-ciri Tes Esai

1. Siswa mengorganisasikan jawaban sendiri.
2. Jawaban berdasarkan kata-kata dan tulisan sendiri.
3. Terbatas pada sejumlah kecil pertanyaan.
4. Penyekoran subjektif.

Ø Menulis Tes Esai

1. Pertanyaan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks.
2. Pertanyaan yang langsung dapat mengukur hasil belajar
3. Pertanyaan ditulis secara jelas.
4. Memberikan batas waktu dan bobot tiap butir soal

Ø Mengurangi Subjektivitas

1. Menyediakan dahulu kunci jawaban.
2. Membaca 1 pertanyaan, seluruh jawaban.
3. Memberikan skor jawaban-jawaban dengan tanpa mengingat siapa yang menjawab.
4. Jika mungkin, pakailah dua orang untuk menilai.

Ø Pemberian Skor (Scoring) dan Pemanfaatan Hasil Tes

1. Mendapatkan informasi kuantitatif masing-masing peserta tes
2. Penyekoran ini harus dilakukan secara objektif.
3. Skor akhir ini dapat disajikan pada rentang skala 0-10, 0-100 atau skala lain diberikan interpretasinya

E. Mengatasi Kelemahan Tes Esai

Kelemahan yang terdapat pada test subjektif seperti test esai dapat diatasi dengan melakukan beberapa upaya dibawah ini :

1. Upaya untuk menangani pemberian skor esai, adalah dengan menyusun sistem pemberian skor yang objektif dan menjelaskannya kepada para peserta tes, juga menjelaskaan kepada mereka seberapa besar nilai setiap pertanyaan.

2. Upaya untuk menangani materi tes terbatas, hendaknya soal- soal tes dapat meliputi ide- ide pokok yang mewakili materi pembelajaran yang akan di tes kan, dan kalau mungkin disusun soal yang sifatnya komperehensif.[1]
[1] Suharsini dan Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, …hlm. 163.

3. Upaya untuk mengatasi jawaban yang panjang yaitu dengan menyeimbangkan antara jumlah pertanyaan esai yang memerlukan jawaban panjang dengan pertanyaan yang memerlukan jawaban pendek. Sedangkan untuk mengatasi waktu lama yaitu dengan memberikan waktu yang cukup kepada siswa. Berikan pilihan pertanyaan kepada para siswa, misalnya siswa menjawab hanya tiga pertanyaan dari lima pertanyaan yang disediakan, sesuai pilihan dan kemampuan mereka.[2]
[2] Ismet Basuki dan Hariyanto, Assesmen Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 37- 38.

4. Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam mengoreksi jawaban esai bisa dengan saat menyusun soal, hendaknya soal-soal itu sudah dilengkapi dengan kunci jawaban serta pedoman penilaiannya.[3] Membuat kunci jawaban sebaiknya menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembuatan pertanyaan esai, karena kegagalan membuat jawaban kunci akan membuat reliabilitas jawab bisa berubah secara signifikan. Dan hendaknya ditegaskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh penyusun tes. Untuk itu pertanyaan tidak boleh terlalu umum, tetap spesifik.[4]
[3] Suharsini dan Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, …hlm. 163.
[4] Suharsini dan Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, …hlm. 164.

5. Upaya untuk mengatasi kadar validitas dan reliabilitas rendah bisa dengan cara, Pada tahap pertama soal yang telah dibuat diberikan kepada ahli evaluasi dan penilaian pembelajaran untuk di review, ditelaah dan dianaliasis. Validator dan Reliabilitator ahli yang baik, tentu akan berusaha mereview secara optimal dan memberi masukan perbaikan. Tahap kedua merevisi soal yang telah di validasi ahli termasuk mengakomodasi masukan atau saran demi perbaikan soal. Tahap ketiga, melakukan uji coba lapangan dalam evaluasi pembelajaran di kelas, perangkat yang telah direvisi digunakan untuk mengevaluasi dan menilai pembelajaran sehingga diketahui nilai dan proses hasil pembelajaran di kelas tempat uji coba. Data nilai (hasil) belajar dianalisis. Tahap keempat mengembangkan soal yang telah di revisi berdasarkan hasil uji coba lapangan sehingga menghasilkan soal final yang bagus dan siap digunakan untuk melakukan tes.[5] Untuk menghindari kemungkinan ini pengetes harus dapat menyusun tesnya dengan teliti dan baik sehingga tes atau pertanyaan- pertanyaan itu benar- benar dapat merangsang berpikir anak- anak.[6]
[5] Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 108.
[6] M. Ngalim Purwanto, Prinsip- Prinsip Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2010), hlm. 39.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai test esai dapat kita simpulkan bahwa tes esai adalah tes yang menuntut siswa untuk dapat menyusun dan memadukan gagasan-gagasan tentang hal-hal yang telah dipelajarinya, dengan cara mengekspresikan atau mengemukakan gagasan tersebut secara tertulis dengan kata-kata sendiri.

Mengkonstruksi pertanyaan esai dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti memfokuskan pertanyaan esai pada materi pembelajaran yang tidak dapat diungkap dengan bentuk tes lain misalnya tes objektif, memformulasikan item pertanyaan yang mengungkap perilaku spesifik yang diperoleh dari pengalaman hasil belajar, item-item pertanyaan tes esai sebaiknya jelas dan tidak menimbulkan kebingungan, sertakan petunjuk waktu pengerjaan untuk setiap pertanyaan dan menghindari menggunakan pertanyaan pilihan. Salah satu kelebihan test esai dalam evaluasi pendidikan adalah bahwa test esai merupakan tes yang memiliki kemampuan dalam mengintreprestasi data melalui jawaban yang diberikan oleh siswa. Disamping itu tes esai juga memiliki kelebihan lainnya dan juga kekurangan dalam pelaksanaannya.

Salah satu kelebihan tes esai yaitu dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks sedangkan salah satu kelemahan dari tes esai yaitu reliabilitas tes rendah dimana skor yang dicapai oleh peserta tes tidak konsisten bila tes yang sama atau tes parallel diuji berapa kali.

Walaupun ternyata tes bentuk essay ditemukan banyak kelemahan karena sering disebut bentuk subjektif yang dalam pelaksanaannya sering dipengaruhi oleh faktor subjektivitas guru namun dapat kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi dengan beberapa upaya seperti , menggunakan sistem dalam menskor yang objektif, mengatasi jawaban yang panjang, materi yang terbatas, memilah metode pengoreksian yang tepat, dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kadar validitas dan reliabilitas rendah pada tes esai.

DAFTAR PUSTAKA

Sukardi, 2008. Evaluasi Pendidikan, Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.

Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Basuki, Ismet dan Hariyanto. 2014. Assesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purwanto, M. Ngalim. 2010. Prinsip- Prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda karya.

https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/670880/mod_resource/content/1/Tes%20Uraian.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar