Jumat, 09 Desember 2022

Teori Psikologi Dan Perkembangan

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dwi Puji Astuti, S.Si, M.Sc
Disusun Oleh Kelompok 9 Angkatan 5:
1. Efni Redho (PAI)
2. Fitrianti A (PAI)
3. Nur Fadhillah (PAI)
4. Putri Rahemah (SBA)
5. Roslina Asis (PAI)

KATA PENGANTAR

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ وَهَدَىنَا عَلَى الدِّيْنِ الْاِسْلَامِ صَلَاةُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَى خَيْرِ الْأَنَامِ وَءَالِهِ وَصَحْبِهَ اَجْمَعِيْنَ، أمَّا بَعْدُ

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah subhanahu wa ta’ala atas izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Psikologi Pendidikan berjudul “Teori Psikologi dan Perkembangan” dan bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.

Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.

Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Jakarta, Desember 2022
Penyusun Makalah
Kelompok 9

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
1.1 LATAR BELAKANG.
1.2 RUMUSAN MASALAH.
1.3 MANFAAT PENELITIAN.
BAB II PEMBAHASAN.
2.1 Pengertian Teori Psikologi dan Psikologi Perkembangan.
2.2 Macam-macam Teori Psikologi Perkembangan.
2.3 Tahapan Psikologi Perkembangan.
2.4 Manfaat Mempelajari Psikologi Perkembangan Bagi Pendidik.
2.5 Manfaat Psikologi Perkembangan bagi Peserta Didik.
BAB III PENUTUP.
3.1 Kesimpulan.
3.2 Saran.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Teori Psikologi Perkembangan adalah bagian dari ilmu psikologi yang memfokuskan pada pengetahuan proses-proses dasar dorongan prilaku manusia di berbagai tahap kehidupan. Psikologi perkembangan mencakupi dari beberapa hal, ialah masalah pertumbuhan dan kematangan individu baik segi kognitif, emosi maupun struktur kepribadian individu. Perkembangan anak diikuti dengan pertumbuhan baik di fisik maupun di psikis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik secara normal pada diri anak. Manakala perkembangan merupakan perubahan-perubahan psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada diri anak yang ditunjang oleh factor lingkungan dan proses belajar. Pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung di luar kontrol anak itu sendiri.

Namun demikian, pengalaman yang didapatkan seorang anak baik itu positif maupun negative dapat mempengaruhi diri anak. Demikian hal positif sifatnya dapat mempengaruhi perkembangan anak, manakala pengaruh negative sifatnya dapat menghambat perkembangan anak. Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan kognisi individu dalam menyikapi informasi-informasi yang diterima dari luar diri individu, tidak pula ditentukan oleh umur. Perkembangan anak yang terkadang mengalami penyimpangan itu adalah pengaruh dari beberapa faktor, yaitu; keluarga, sekolah, lingkungan sekitar dan teman sebaya. Tingkah laku dan moral anak pada dasarnya merupakan sesuatu yang dapat dipelajari oleh anak itu sendiri. Anak seringkali meniru seseorang yang dianggapnya sebagai idola. Sehingga tingkah laku, moral dan bahkan life style juga meniru sang idola.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian Teori Psikologi dan Psikologi Perkembangan.
2. Apa saja Macam-macam Teori Psikologi Perkembangan.
3. Apa saja Tahapan Psikologi Perkembangan.
4. Manfaat yang didapat dalam mempelajari Psikologi Perkembangan bagi perserta didik.
5. Apa manfaat Psikologi Perkembangan bagi Peserta didik.

1.3 MANFAAT PENELITIAN

1. Dapat mengerti Teori Psikologi dan Psikologi Perkembangan.
2. Mengenal Macam-macam Teori Psikologi Perkembangan.
3. Mengetahui apa saja Tahapan Psikologi Perkembangan.
4. Dapat mengetahui Manfaat yang didapat dalam mempelajari Psikologi Perkembangan bagi perserta didik.
5. Mengetahui apa manfaat Psikologi Perkembangan bagi Peserta didik.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Psikologi dan Psikologi Perkembangan [1]
[1] https://ginandardoxten.wordpress.com/2014/07/03/teori-psikologi/ (diakses pada senin 05/12/2022)

Teori Psikologi merupakan konsep atau ide yang dapat diuji. Melalui pengumpulan bukti dan penelitian empiris, berbagai konsep dan ide diasah hingga dapat diterima sebagai teori. Teori dalam psikologi memberikan penjelasan tentang perilaku manusia yang didukung bukti dan riset. Tujuan lainnya adalah untuk menghasilkan model dalam memahami emosi, pikiran, dan perilaku manusia.

Psikologi perkembangan merupakan ilmu tentang perkembangan manusia dari sejak dia dilahirkan sampai kelak lanjut usia. Contoh tentang tahap pertumbuhan bayi.

Contoh lainnya tentang perkembangan karakter, didunia ini mustahil seseorang mempunyai karakter yang sama dengan orang lain, pasti akan mempunyai perbedaan, misal ada orang yang pemberani, pemalu, keras kepala, dan lain sebagainya. Didalam ilmu psikologi ini kelak kedepannya akan menjelaskan mengapa karakter-karakter itu bisa tertanam pada orang tersebut.

Misal ketika seseorang mempunyai karakter pemalu dan pendiam, apakah waktu kecilnya ia jarang diperhatikan, jarang diajak komunikasi atau mungkin pernah mendapatkan kekerasan sehingga ia menjadi trauma? Nah, di ilmu ini penyebab-penyebab itu digali lebih dalam mengapa sampai bisa terjadi.

2.2 Macam-macam Teori Psikologi Perkembangan

1. Teori Psikodinamik

Menurut Erick Erikson, teori ini lebih cenderung menjelaskan tentang perkembangan kepribadian sesorang yang diketahui dari aspek-aspek internal seperti emosi, motivasi, dan sebagainya. Sedangkan menurut Sigmud Freud, teori ini lebih berfokus pada masalah alam bawah sadar sebagai salah satu aspek kepribadian yang menunjang tumbuh kembangnya kepribadian seseorang. Freud menyebutkan bahwa kepribadian manusia memiliki tiga struktur penting, yakni id, egosentris, dan superego.

2. Teori kognitif

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental atau mendasar atau hal pokok dalam membimbing tingkah laku individu. Teori ini lebih menekankan pada pikiran-pikiran sadar.

3. Teori kontekstual

Teori kontekstual memandang perkembangan sebagai proses yang terbentuk transaksi timbal balik antara anak dengan konteks perkembangan sistem fisik, sosial, kultural, dan historis dimana interaksi tersebut terjadi. Ada teori etologis dan ekologis dalam teori kontekstual tersebut. Pendekatan etologis lebih memfokuskan pada asal usul evolusi dari tingkah laku dan menekankan tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan alamiah sedangkan pendekatan ekologis lebih berfokus kiepada sistem lingkungannya dimana berlangsung perkembangan individu, baik kognitifnya, sosioemosional, kapasitas dan karakteristik motivasional.

4. Teori behavior

Menurut J.B.Watson, asumsi teori ini lebih menekankan dan berfokus kepada perilaku yang dapat diamati, dipelajari, melalui pengalaman dan lingkungan.

2.3 Tahapan Psikologi Perkembangan

1. Prenatal

Periode prenatal menjadi perbincangan hangat diantara psikolog perkembangan yang ingin mengetahui cara pengaruh selama masa paling awal pada perkembangan dapat memengaruhi perkembangan di kemudian hari saat masa anak-anak.

Para psikolog tertarik untuk melihat refleks primer yang muncul sebelum kelahiran, cara fetus merespon terhadap stimulus didalam janin, beserta sensasi dan persepsi yang mampu dirasakan oleh janin sebelum kelahiran.

Mereka juga melihat kemungkinan permasalahan seperti down syndrome, penggunaan narkoba selama mengandung, atau penyakit bawaan yang mampu memengaruhi perkembangan anak.

2. Early Childhood

Periode dari masa bayi sampai awal anak-anak merupakan waktu saat pertumbuhan dan perubahan terhebat terjadi. Para psikolog pertumbuhan mengamati pertumbuhan fisik, kognitif, dan emosional yang terjadi pada masa kritis ini.

Selain menyediakan intervensi kepada potensial penghambat perkembangan pada periode ini, para psikolog juga terfokus untuk membantu anak-anak mencapai potensi penuh mereka.

Orangtua beserta ahli kesehatan selalu siaga untuk menjamin bahwa anak-anak berkembang dengan baik, menerima nutrisi yang cukup, dan mencapai milestone kognitif sesuai umur mereka.

Beberapa tahapan pada fase early chillhood ini adalah :

A. Tahapan Trust dan Mistrust

Tahapan perkembangan anak yang pertama adalah tahapan kepercayaan dan ketidakpercayaan atau yang dikenal dengan nama tahapan trust and mistrust. Tahapan ini merupakan tahapan paling fundamental dalam tahapan psikologi perkembangan anak. Pada tahap perkembangan ini Si kecil akan belajar mengembangkan sikap percaya dan tidak percaya yang ditentukan oleh beberapa faktor sosial.

Beberapa faktor sosial yang mempengaruhi kepercayaan anak adalah kualitas hubungan si Kecil dengan Ibunya dan cara Mama mengasuh anak. Cara Mama mengasuh si Kecil akan berdampak terhadap pembentukan karakter dan identitas si Kecil. Mama harus memberikan kasih sayang dan rasa aman kepada si Kecil agar si Kecil bisa memiliki sikap kepercayaan. Anak yang tumbuh dengan sikap percaya akan menjadi anak yang pemberani dan penuh harapan.

B. Tahap Autonomy dan Shame and Doubt

Setelah si Kecil melewati tahap trust dan mistrust dari usia 0-1 tahun, si Kecil akan memasuki tahap psikologi anak yang bernama tahapan kemandirian dan sikap malu serta ragu. Tahapan psikologi perkembangan anak ini terkenal dengan nama tahap autonomy and (shame and doubt). Tahapan ini terjadi pada saat usia si Kecil menginjak 1-3 tahun. Pada tahapan ini si Kecil akan belajar konsep kemandirian dan konsep malu-malu serta ragu. Pada tahapan ini si Kecil mulai belajar untuk buang air kecil secara perlahan. Kita juga bisa mengajarkan hal-hal kemandirian sederhana seperti belajar makan sendiri, cuci tangan serta tidur sendiri. Jika si Kecil tidak diberikan kepercayaan dan kita mengontrol si Kecil secara berlebihan, si Kecil tidak akan menjadi anak yang mandiri dan berani.

C. Tahapan Initiative dan Guilt

Tahapan psikologi perkembangan anak berikutnya adalah tahapan inisiatif dan rasa bersalah. Tahapan psikologi anak ini dikenal dengan nama initiative and guilt, pada tahapan ini si Kecil sudah memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu secara mandiri seperti memakai baju sendiri dan makan sendiri. Tahapan psikologi perkembangan ini terjadi pada saat Si Kecil berusia 3-5 tahun.

Pada tahap ini kita bisa mengajarkan dan memberitahukan si Kecil jika si Kecil melakukan kesalahan. Pasalnya, pada tahapan ini si Kecil akan belajar untuk memecahkan masalah dari perasaan bersalah yang ia rasakan. Jika berpikir tidak tega menegur si Kecil, anak tidak akan merasakan rasa bersalah. Hasilnya, si Kecil sulit untuk belajar memecahkan masalah yang ada.

3. Middle Childhood

Masa ini ditandai oleh kedewasaan secara fisik dan meningkatnya tingkat kepentingan pengaruh sosial saat anak-anak melewati masa sekolah dasar.

Anak-anak mulai menandai keberadaan mereka di dunia ini melalui pertemanan, meningkatkan kompetensi melalui tugas sekolah, dan terus menerus membangun “sense of self” mereka. Para orangtua dapat meminta bantuan psikolog perkembangan untuk membantu anak-anak menangani potensial hambatan. Hambatan yang bermunculan pada periode ini berupa isu sosial, emosi, dan kesehatan mental.

4. Adolescence

Masa remaja kadang menjadi topik yang menarik karena anak-anak melalui berbagai macam kekacauan dan transisi yang sering menemani periode perkembangan ini. Psikolog seperti Erik Erikson sangat tertarik untuk mengetahui cara periode ini menuntun kepada pembentukan identitas. Pada umur ini, anak-anak cenderung menguji batas mereka dan menjelajahi identitas baru ketika mereka mencari jawaban dari “siapakah aku, dan mau jadi apa ya aku?” Para psikolog dapat membantu para remaja ini dalam menangani pemasalahan menantang yang unik kepada setiap periode remaja (Pubertas, kekacauan emosional, dan tekanan sosial).

5. Early Adulthood

Para anak-anak ingin menjadi remaja. Mereka yang menjadi remaja ingin menjadi orang dewasa, tetapi begitu mereka melihat kenyataan yang pahit banyak yang ingin lari ke masa kanak-kanak mereka.

Periode ini diisi oleh manusia yang membuat dan mempertahankan hubungan. Milestones ini sangatlah kritis karena mengenai penciptaan hubungan, keintiman, pertemanan dekat, dan memulai sebuah rumah tangga. Mereka yang bisa membangun dan menjaga hubungan cenderung merasa “terhubung” dan mendapatkan dukungan sosial. Sementara mereka yang kesusahan dalam menciptakan hubungan sering merasa diasingkan dan kesepian.

Orang yang menghadapi masalah seperti itu mungkin memerlukan bantuan dari psikolog perkembangan agar bisa membangun hubungan yang lebih baik, dan menangani perselisihan emosional.

6. Middle Adulthood

Fase ini cenderung berpusat pada mengembangkan sense terhadap tujuan dan kontribusi terhadap lingkungan. Erikson mendeskripsikan fase ini sebagai generativity and stagnation.

Mereka di fase ini ingin terlibat di dunia, berkontribusi kepada hal-hal yang akan bertahan setelah mereka berpulang, dan meninggalkan jejak untuk generasi berikutnya. Aktivitas seperti karir, keluarga, keanggotaan di kelompok, serta keterlibatan di kelompok merupakan semua hal yang bisa berkontribusi pada perasaan ini. Fase-fase ini dapat dilihat pada tindakan para aktivis yang mempertaruhkan nyawa mereka demi masa depan yang lebih indah dan cerah bagi generasi selanjutnya.

7. Older Adults

Masa Lansia sering dilihat sebagai puncaknya kesehatan yang memburuk, tetapi ada banyak lansia yang tetap aktif dan sibuk pada usia 80-90 tahun. Meningkatnya keprihatinan terhadap kesehatan menjadi penanda periode ini, dan beberapa individu bahkan mengalami penurunan pada kemampuan mental (lebih dikenal dengan demensia). Mereka yang mampu melihat kejadian-kejadian yang terjadi selama hidup mereka tanpa penyesalan akan merasa lebih bijak dan lebih siap untuk menghadapi akhir perjalanan mereka. Sedangkan para indvidu yang menyesal karena tidak melakukan hal tertentu selama hidupnya akan merasa putus asa dan kecewa.

Psikolog perkembangan bisa ikut membantu para lansia untuk membantu mereka menangani masalah yang berhubungan dengan proses penuaan.

2.4 Manfaat Mempelajari Psikologi Perkembangan Bagi Pendidik

▪️ Dapat menghadapi anak didik dengan benar dalam membantu membentuk tingkah laku yang benar. Guru yang mempelajari psikologi perkembangan menyadari bahwa anak yang dihadapinya adalah sedang dalam proses perkembangan. Contoh : Wajarlah anak melakukan kesalahan dalam tingkah laku, karena kekurang tahuan dan kekurang mampuannya.

▪️ Dapat terhindar dari pemahaman yang salah tentang anak, khususnya tentang keragaman yang mempengaruhi kemampuannya dalam belajar. Ada anak yang cepat dan ada anak yang lambat perkembangan kemampuannya.Sebagai contoh : memperlakukan anak di dalam kelas tidaklah sama, karena pada prinsipnya akan kita jumpai paling tidak tiga kelompok anak taraf kemampuan yang berbeda yaitu anak yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

▪️ Memberikan Bimbingan Kepada Peserta Didik. Seorang guru harus memainkan peran yang berbeda di sekolah, tidak hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai pembimbing bagi peserta didik. Bimbingan adalah jenis bantuan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan pendidikan dan kejuruan yang diperlukan untuk siswa pada tingkat usia yang berbeda-beda.

▪️ Mengevaluasi Hasil Pembelajaran. Guru harus melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas seperti mengajar dan mengevaluasi. Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajar siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis evaluasi, pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi maupun menentukan hasil-hasil evaluasi.

2.5. Manfaat Psikologi Perkembangan bagi Peserta Didik

▪️ Pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu kita dalam memberikan respons yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang anak.

▪️ Dengan pengetahuan perkembangan peserta didik, seorang guru akan dapat memberikan harapan yang realistis terhadap anak dan remaja.

▪️Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan para guru memberikan bimbingan belajar yang tepat kepada anak.

▪️Studi perkembangan dapat membantu kita memahami diri sendiri. Melalui psikologi perkembangan kita akan mendapatkan wawasan dan pemahaman perjalanan hidup kita sendiri seperti pada masa bayi,anak,remaja atau dewasa. bagaimana hidup kita kelak ketika kita bertumbuh sepanjang tahun menjadi seseorang yang dewasa mempelajari psikologi perkembangan akan memberikan banyak informasi tentang siapa kita, bagaimana kita dapat seperti ini dan kemana masa depan akan membawa kita.

▪️Pengetahuan perkembangan peserta didik dapat membantu guru mengenali kapan perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai. Dengan pengetahuan tentang perkembangan normal ini, guru bisa menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi-berat, skala usia-berat, skala usia-mental, dan skala perkembangan sosial atau emosional.

▪️Dengan mengetahui pola normal perkembangan, memungkinkan para guru untuk sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.

▪️Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan para guru memberikan bimbingan belajar yang tepat pada anak.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dalam Teori Psikologi dan Psikologi Perkembangan ini. Ialah, Untuk menentukan apabila masalah perkembangan hadir, seorang psikolog atau ahli dibidangnya dapat mengadakan screening atau evaluasi developmental.

Bagi para anak-anak, evaluasi ini sebagian besar mewawancarai orangtua dan perawat mereka untuk mempelajari perilaku anak tersebut, rekam medis mereka, dan uji terstandarisasi untuk menguji fungsionalitas komunikasi, kemampuan emosional/sosial, perkembangan fisik/motorik, dan kemampuan kognitif. Apabila ditemukan masalah, dapat menghubungi terapis yang bersangkutan.

3.2. Saran

Mahasiswa sebagai calon guru hendaknya menguasai dan memperdalam mengenai konsep-konsep psikologi perkembangan menurut beberapa aliran agar dapat memahami secara keseluruhan dan dapat menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip psikologi perkembangan dalam melakukan proses perencanaan, pembahasan, penyelidikan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian yang sesuai.

Dengan penyusunan makalah ini, kami berharap kepada pembaca, khususnya para mahasiswa berikutnya dapat mengembangkan makalah ini supaya lebih sederhana dan lebih mudah dimengerti.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar