Kamis, 01 Desember 2022

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah & Pembelajaran Ekspositori

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran
Dosen Pengampu: Humaidi Tamri,Lc. M.Pd
Disusun Oleh Kelompok 8 Angkatan 5 :
1. Chairina Mayangsari (PAI)
2. Futty Nayu Soka Kemala (PAI)
3. Lutfi Andaristin (PAI)
4. Nurul Haslinda (PAI)
5. Siti Fauziah (PAI)

KATA PENGANTAR

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ.

Segala Puji Bagi Allah Subhanahu Wa Taalaa serta sholawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad صلى الله عليه وسلم.

Semoga Allah senantiasa memberikan kita keistiqomahan serta kesehatan untuk terus belajar dan mendakwahkan ilmu Allah Subhanahu Wataalaa. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga kami dapat menyusun makalah “Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Pembelajaran Ekspositori” guna memenuhi tugas.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi Mahasiswa pada umumnya, dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.

Bogor, 30 November 2022
Penyusun Makalah
Kelompok 8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang.
1.2 Rumusan Masalah.
BAB II PEMBAHASAN.
2.1 Pengertian Strategi Masalah Dan Ekspositori .
2.2 Ciri Dan Karakteristik.
2.3 Prinsip Penggunaan.
2.4 Implementasi.
2.5 Kelebihan Dan Kelemahan.
BAB III PENUTUP.
3.1 Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB 1
PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan juga sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia. Bahkan pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan manusia.

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas maka seorang guru perlu mengetahui strategi pembelajaran yang tepat. Bagi guru, strategi pembelajaran ini dijadikan sebagai pedomandan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan bagi siswapenggunaan strategi pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran dan mempercepat memahami isi pembelajaran. Hal itu dikarenakan strategi pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses pembelajaran. Diharapkan strategipembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Seorang guru disadari atau tidak, harus memilih strategi atau model pembelajaran tertentu agar pelaksanaan proses pembelajaran di kelas berjalan lancar dan hasilnya optimal. Oleh karena itu makalah ini akan menjelaskan salah satu strategi atau model pembelajaran yaitu pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran ekspositori.

I.2. Rumusan Masalah :

1. Apa sajakah ciri dan Karakterisitik pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran ekspositori?
2. Bagaimana Prinsip penggunaan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran ekspositori?
3. Bagaimana Implementasi pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran ekspositori?
4. Apa sajakah Kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran ekspositori?

BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Ekspositori

Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang dimulai dengan menghadapkan siswa pada masalah nyata atau masalah yang disimulasikan.

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini, materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru.[1]
[1]http://repository.iainambon.ac.id/578/ :~:text=Strategi%20pembelajaran%20ekspositori%20adalah%20strategi,pelajaran%20disampaikan%20langsung%20oleh%20guru (di akses tanggal 27 November 2022)

2.2 Ciri-ciri Pembelajaran berbasis Masalah (Problem Based Learning) :

1. Pengajuan pertanyaan atau masalah

Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.

2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah-masalah yang diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.

3. Penyelidikan autentik

Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.

4. Menghasilkan produk dan memamerkannya

Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam karya nyata. Produk tersebut bisa berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer. Dalam pembelajaran kalor, produk yang dihasilkan adalah berupa laporan.

5. Kolaborasi dan kerja sama

Pembelajaran bersdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.

Karakteristik Pembelajaran berbasis masalah yakni :
(1) Belajar dimulai dengan suatu masalah.
(2) Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata peserta didik.
(3) Mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah, bukan diseputar disiplin ilmu.
(4) Memberikan tanggung jawab yang besar kepada pebelajar dalam membentu dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri.
(5) Menggunakan kelompok kecil.
(6) Menuntut pebelajar untuk mendemontrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja.

Ciri dan karakteristik strategi Pembelajaran ekspositori di antaranya:

1). Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.

2). Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.

3).Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya,setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru teacher centered approach. Sebab dalam model ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui commit to user strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik academic achievement siswa.[2]
[2]https://text-id.123dok.com/document/ky60j645y-karakteristik-pembelajaran-ekspositori-keunggulan-dan-kelemahan-model-ekspositori.html (diakses tanggal 23 November 2022)

2.3 Prinsip penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Prinsip utama pembelajaran berbasis masalah adalah penggunaan masalah nyata sebagaisarana bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan dan sekaligus mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah.Masalah nyata adalah masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat langsung apabila diselesaikan. Pemilihan atau penentuan masalah nyata ini dapat dilakukan oleh guru maupun peserta didik yang disesuaikan kompetensi dasar tertentu.

Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori

Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Antara lain :

a. Berorientasi pada Tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Memang benar, strategi pembelajaran ekspositori tidak mungkin dapat mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi, misalnya kemampuan untuk menganalisis, mensintesis sesuatu, atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuan kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan. Justru tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi ekspositori.

b. Prinsip Komunikasi

Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan. Dalam proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan.Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. Sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan menangkap pesan itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (noise) yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi. Akibat gangguan (noise) tersebut memungkinkan penerima pesan (siswa) tidak memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang ingin disampaikan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru dapat menghilangkan setiap gangguan yang bisa mengganggu proses komunikasi.

c. Prinsip Kesiapan

Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya. Dalam teori konektionisme, “kesiapan” merupakan satu hokum belajar. Inti dari hokum ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakala dirinya sudah memiliki kesiapan, sebaliknya tidak mungkin setiapindividu akan merespons setiap stimulus yang muncul manakala dia belum ada kesiapan untuk menerimanya.

d. Prinsip Berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan Prosedur Pelaksanaan,sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri. Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan mata pelajaran.[3]
[3] Hardika Saputra Pembelajaran berbasis masalah; Jurnal Perpustakaan IAI Agus Salim,(April 2020), hal 6

2.4 Implementasi

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terdiri atas lima langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.

1). Orientasi siswa pada masalah.

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlihat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

2). Mengorganisasi siswa untuk belajar.

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3). Membimbing penyelidikan individual dan kelompok.

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya.

4). Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video dan model serta membantu berbagai tugas dengan temannya.

5). Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses – proses yang mereka gunakan.

Secara ringkas, kegiatan pembelajaran melalui PBM diawali dengan aktivitas peserta didik untuk menyelesaikan masalah nyata yang ditentukan atau disepakati. Proses penyelesaian masalah tersebut berimplikasi pada terbentuknya keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membentuk pengetahuan baru.

Implementasi strategi pembelajaran merupakan suatu penerapan dari perencanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru di dalam kelas. Oleh karena itu ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:

a. Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal hyang harus dilakukan dalam langkah persiapan, di antaranya adalah :

1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
3) Bukalah file dalam otak siswa.[4]
[4] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran…, hal : 185-187

Pada tahap persiapan, memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam melakukan persiapan, yaitu:

1). Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif;
2). Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar;
3). Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa;
4). Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.[5]
[5]Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran…,hal : 185

b. Penyajian (Presentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu:
1) Penggunaan bahasa;
2) Iintonasi suara;
3) Menjaga kontak mata dengan siswa, dan
4) Menggunakan joke-joke yang menyegarkan. [6]
[6] Wina Sanjaya,strategi pembelajaran ….,hal :187-188

c. Korelasi (Correlation)

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.

d. Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.

e. Mengaplikasikan (Application)

Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya, pertama, dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan, kedua, dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan. [7]
[7]Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran…, hal : 190

Baik teori belajar ataupun strategi pembelajaran pastilah mempunyai keunggulan dan kelebihannya dibandingkan teori ataupun strategi lainnya. Akan tetapi dibalik itu semua setiap strategi pembelajaran akan menghadapi dan mengalami beberapa kesulitan yang berdampak pada kelemahan strategi tersebut ketika digunakan dalam proses pembelajaran.

2.5 Kelebihan Dan Kelemahan

Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah :
▪️ Terjadi interaksi yang dinamis diantara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa.
▪️ Siswa memiliki keterampilan mengatasi masalah.
▪️ Siswa memiliki kemampuan mempelajari peran orang dewasa.
▪️ Siswa dapat menjadi pembelajar yang mandiri dan independent
▪️ Siswa memiliki keterampilan berfikir tingkat tinggi, menurut Resnick ciri-ciri berfikir tingkat tinggi adalah:
- Bersifat non-algoritmatik, artinya jalur tindakan tidak sepenuhnya ditetapkan sebelumnya.
- Bersifat kompleks, artinya mampu berfikir dalam berbagai perspektif atau mampu menggunakan sudut pandang.
- Banyak solusi, artinya mampu mengemukakan dan menggunakan berbagai solusi dengan mempertimbangkan keuntungan dan kelemahan masing-masing.
- Melibatkan banyak kriteria, artinya tidak semua yang berhubungan dengan tugas yang ditangani telah diketahui.
- Melibatkan pengajuan diri proses-proses berfikir.
- Mampu mengidentifikasi pola pengetahuan.
- Membutuhkan banyak usaha.

Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah :
▪️ Memungkinkan siswa menjadi jenuh karena harus berhadapan langsung dengan masalah.
▪️ Memungkin siswa kesulitan dalam memperoses sejumlah data dan informasi dalam waktu singkat, sehingga Pembelajaran Berbasis Masalah ini membutuhkan waktu yang relatif lama.[8]
[8] https://kangtofa.wordpress.com/2016/02/03/kelebihan-dan-kelemahan-model-pembelajaran-berbasis-masalah / (di akses tanggal 26 november 2022)

A. Keunggulan

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
▪️ Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
▪️ Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
▪️ Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
▪️ Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

B. Kelemahan

Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan, di antaranya:
▪️ Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain.
▪️ Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
▪️ Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
▪️ Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
▪️ Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.[9]
[9] https://suryapuspita.wordpress.com/2012/04/21/keunggulan-dan-kelemahan-strategi-ekspositori/ (di akses pada tanggal 26 November 2022)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Model pembelajaran berbasis masalah meliputi pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antardisiplin, penyelidikan autentik, kerja sama dan menghasilkan karya serta peragaan atau hasil yang nyata. Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya pada siswa, namun bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan masalaah dalam pembelajaran.

Oleh karena itu, penilaian tidak hanya cukup dengan tes. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara bersama-sama.Penilaian dalam sebuah proses nya dapat digunakan untuk menilai pekerjaan.

Kemudian, Pembelajaran Ekspositori adalah suatu metode pembelajaran dengan penyampaian materi langsung oleh guru kepada peserta didik dengan tujuan agar peserta didik mampu menguasai materi pelajaran secara Optimal.Kedua Metode ini memiliki Ciri dan karakteristik, serta Kelebihan dan kekurangan.

Daftar Pustaka

http://repository.iainambon.ac.id/578/ -:~:text=Strategi%20pembelajaran%20ekspositori%20adalah%20strategi,pelajaran%20disampaikan%20langsung%20oleh%20guru (di akses tanggal 27 November 2022)


Hardika Saputra Pembelajaran berbasis masalah;

Jurnal Perpustakaan IAI Agus Salim,(April 2020), hal 6

M. Taufiq Amir (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Media Group

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran


Tidak ada komentar:

Posting Komentar