Jumat, 25 November 2022

Motivasi Belajar

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dwi Puji Astuti, S.Si, M.Sc
Disusun oleh Kelompok 7 :
1. Azzubair Juarsa (SBA)
2. Willy Rahman (SBA)
3. Yopi Son Haji (SBA)
4. Hadni (PAI)
5. Hendy Susanto (PAI)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur selalu kita panjatkan kepada Allah Ta’ala atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “MOTIVASI BELAJAR” dapat diselesaikan dengan baik. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang semua yang berhubungan dengan motivasi belajar. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah Ta’ala karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah Ta’ala. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
B. Rumusan Masalah.
C. Manfaat Penelitian.
BAB II. PEMBAHASAN.
1. Pengertian Motivasi Belajar.
A. Pengertian Motivasi.
B. Pengertian Belajar.
1. Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar.
A. Pengertian Motivasi Instrinsik.
B. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Motivasi Intrinsik.
C. Aspek Aspek Motivasi Instrinsik.
D. Pengertian Motivasi Ekstrinsik.
1. Prinsip Motivasi Belajar.
2. Fungsi Dan Peran Motivasi Belajar.
3. Faktor Penghambat Dan Pendorong Motivasi Belajar.
BAB III.PENUTUP.
1. Kesimpulan.
2. Saran.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Motivasi belajar adalah suatu pendorong yang berasal dari dalam diri seseorang guna melakukan kegiatan belajar untuk memperoleh pengetahuan serta keterampilan dan pengalaman. Guru dan siswa harus mampu memahami pentingnya motivasi belajar, karena motivasi belajar akan menggerakkan individu guna meningkatkan kegiatan belajarnya. Motivasi belajar yang kurang pada siswa akan berpengaruh pada menurunnya semangat belajar dan hasil belajarnya. Hal tersebut bisa diamati dari aktivitas belajar individu ketika sedang melaksanakan pembelajaran di sekolah.

Kondisi pendidikan saat ini, memunculkan semakin banyak tantangan-tantangan yang harus dihadapi. Hasil akhir yang di dapatkan oleh siswa nyatanya belum bisa untuk membawa harum pendidikan yang ada di Indonesia. Kemudian, kualitas terkait dengan proses belajar mengajar patut untuk dipertanyakan, apalagi di tambah dengan kondisi saat ini yang menunjukkan masih rendahnya motivasi belajar pada peserta didik. Hal tersebut tentunya harus segera di perbaiki supaya proses belajar dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Motivasi sangat dibutuhkan dalam proses belajar pada siswa, hal ini dikarenakan siswa tidak mungkin melakukan proses belajar kalau mereka tidak memiliki motivasi untuk belajar. Hal tersebut merupakan salah satu pertanda bahwa proses belajar yang dikerjakan siswa belum menyentuh kebutuhannya.

Motivasi belajar akan mendorong semangat belajar pada siswa dan sebaliknya kurangnya motivasi belajar akan melemahkan semangat belajar yang juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Seorang siswa yang belajar tanpa adanya motivasi tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal, terlihat dari aktivitas belajar siswa di dalam kelas ketika sedang mengikuti pelajaran. Motivasi belajar siswa akan memberikan pengaruh pada aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar. Apabila motivasi belajar tinggi maka aktivitas belajar akan tinggi, dan secara bersama-sama mempengaruhi hasil belajar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Itu Motivasi Belajar?
2. Apa Saja Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar?
3. Apa Saja Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar?
4. Apa Fungsi Dan Peranan Dari Motivasi Belajar?
5. Apa Saja Faktor Penghambat Dan Pendorong Motivasi Belajar?

C. Manfaat Penelitian

1. Mengetahui Pengertian Motivasi Belajar.
2. Mengetahui Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar.
3. Mengetahui Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar.
4. Mengetahui Fungsi dan Peran dari Motivasi Belajar.
5. Mengetahui Faktor Penghambat dan Pendorong Motivasi Belajar.

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Motivasi Belajar

A. Pengertian Motivasi

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif juga diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan) berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.

Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.[1] sementara menurut gates, mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi psikologi yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakanya dengan cara tertentu.[2] Menurut Mc. Donald motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggepan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald mengandung tiga elemen penting yaitu sebagi berikut :
[1] Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Rajawali, 1984) hal 70
[2] Arthur J. Gates, Educataion Psychology. (New York: The MacMillan Comany, 1954) hal 301

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi didalam sistem Neurophysiological yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakanya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi releven dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculanya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan tersebut akan menyangkut kebutuhan.

Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.[3] sementara menurut gates, mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi psikologi yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakanya dengan cara tertentu.[4]
[3] Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1984) hal 70
[4] Arthur J. Gates, Education Psychology. (New York: The MacMillan Comany, 1954) hal 301

B. Pengertian Belajar

Belajar menurut peserta didik yaitu jika ia melakukan aktivitas belajar serta diakhiri dari aktivitas tersebut dari perubahan dalam dirinya meliputi tingkah laku serta aspek kejiwaan.[5] Menurut Witherington yang dikutip dalam buku nona Soadiyah bahwa belajar adalah perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang terbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan dan pengetahuan.[6]
[5] Syaiful Bahri, Psikologi Belajar. ( Jakarta: Rineka Cipta, 2011) hal 14
[6] Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) hal.155

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman yang telah dialami atau akibat adanya interaksi stimulus dan respon yang dialami peserta didik atau seseorang.

jadi motivasi belajar adalah suatu kondisi psikologi seseorang yang mendorong untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, atau untuk mendorong melakukan aktivitas sesuai target yang ingin dicapai.

2. Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar

Motivasi belajar dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik diantaranya sebagai berikut:

A. Pengertian Motivasi Instrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri pesera didik.[7] Aktivitas yang dimulai dari berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar dan dorongan ini berasal dari dalam hati sanubari.
[7] M. Dalyono, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2005) hal 57

Motivasi intrinsik menekankan pada faktor dari dalam diri sendiri, motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidaknya perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Pada motivasi intrinsik tidak ada sasaran tertentu dan karenanya nampak lebih sesuai dengan dorongan asli dan murni untuk mengetahui serta melakukan sesuatu aktivitas.[8]
[8] Helmut Nolker dan Eberhard Schoenfeldt , Pendidikan Kejuruan: Pengajaran, Kurikulum, Perencanaan. ( Jakarta: PT Gramedia, 1988) hal 4

Motivasi intrinsik pada siswa bukanlah sesuatu yang natural atau bakat anak saja namun guru juga menodorong motivasi intrinsik siswa dengan cara sebagai berikut:

1) Menciptakan suasana yang menyenangkan
Anak-anak harus puas dan senang dikelas saat guru menjelaskan materi pelajaran.

2) Menaikkan gairah siswa dalam kegiatan rutin dikelas sehari-hari, pengajar harus menghindari hal-hal yang monoton dalam belajar

3) Mengarahkan
Pengajar harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara menunjukkan pada siswa hal-hal yang dilakukan benar dan meminta pada mereka melakukan yang baik-baik.

4) Pergunakan pujian verbal
Penerimaan sosial yang diambil dari tingkah laku yang diinginkan dapat menjadi alat yang cukup dapat dipercaya untuk mengubah prestasi dan tingkah laku akademis ke arah yang diinginkan. Kata-kata seperti bagus, baik, pekerjaan yang baik, yang dapat diterima segera setelah siswa melakukan tingkah laku yang diminta.

5) Pergunakan simulasi dan permainan
Kedua hal ini akan memotivasi siswa, meningkatkan interaksi, presentasi yang dijelaskan tentang kehidupan nyata dan melibatkan siswa dalam proses belajar.

6) Agar siswa lebih mudah membahas materi, gunakanlah bahan-bahan yang sudah diketahui oleh siswa

7) Pengajar perlu meningkatkan hubungannya dengan siswa, seseorang akan dapat mempengaruhi orang lain bila ia memiliki bentuk sosial.

B. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Motivasi Intrinsik

Menurut Weirsma dalam bukunya Nur Gufron menurut maslow faktor yang mendasari tingkah laku manusia adalah kebutuhan-kebutuhan dasar yang dapat disusun dalam sebuah hierarki. Tingkatan dalam hierarki ini dari yang paling rendah, yaitu pemenuhan kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan akan cinta kasih, kebutuhan akan penghargaan sampai kepada kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri.

Motivasi yang ada di dalam diri individu ketika ingin melakukan sesuatu tugas akan mengalami suatu benturan dan ketidak sesuaian antara pengalaman masa lalu dengan informasi yang baru didapat. Ketidaksesuaian ini akan menjadikan tingkah laku dari individu tersebut menjadi bermacam-macam. Individu yang sudah memiliki motivasi didalam diri tanpa mempertimbangkan adanya reward luar yang akan diperoleh, cenderung memiliki motivasi intrinsik yang lebih tinggi dari pada motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik ini timbul karena adanya suatu gagasan atau nilai dari dalam diri individu. Orang yang mempunyai motivasi intrinsik dalam melakukan pekerjaannya dilandasi dengan kesenangan dan kenyamanan. Didalam motivasi intrinsik ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Menurut mitchell mengatakan dalam bukunya Nur Gufron bahwa teori Maslow tersebut memberikan perubahan pandangan mengenai faktor-faktor motivasional dalam bekerja. Dari bentuk motivator yang rendah seperti upah, promosi, dan jenis kerja, sampai kedalam bentuk motivator yang lebih tinggi, yaitu otonomi, tanggung jawab serta tantangan kerja.

Sedangkan teori Herzberg menjelaskan bahwa motivasi tenaga kerja akan ditentukan oleh motivatornya. Motivator yang dimaksud merupakan mesin penggerak motivasi tenaga kerja sehingga menimbulkan pengaruh prilaku individu yang bersangkutan, unsur-unsur penggerak motivasi intrinsik yaitu sebagai berikut:

a. Prestasi

Kebutuhan untuk berprestasi adalah keinginan manusia untuk memperjuangkan tugas dan melibatkan usaha individu dalam menghadapi lawan dan tantangan.

b. Pengakuan

Pengakuan adalah keinginan untuk diakui secara sosial dan keinginan untuk terampil. Sementara reputasi adalah penghargaan orang lain terhadap individu karena kecakapannya. Individu akan merasa dihargai apabila pengalamannya digunakan dalam partisipasi menyelesaikan tugas yang lebih rumit dan penting.

c. Pekerjaan itu sendiri

Individu senang dengan pekerjaanya karena pekerjaan itu sendiri, individu menyukai pekerjaan tersebut karena diikuti dengan minat dan bakat yang dimiliki. Individu merasa pekerjaan yang ada menjadi suatu yang menantang untuk berkembang dan menjadi lebih baik.

d. Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah keinginan manusia agar dapat mengerjakan tugas dengan baik dan memadai. Hal ini berarti individu mempunyai keinginan untuk merasa dapat melakukan tugas dan tanggung jawab yang diharapkan.

e. Kemajuan

Individu merasa bahwa pekerjaan yang diperoleh sekarang ini memberikan kemajuan dalam bekerja. Pekerjaan memberikan kesempatan bagi individu untuk menambah wawasan, mengembangkan bakat, dan kemajuan.

f. Perkembangan

Sejalan dengan kemajuan, perkembangan mempunyai dimensi yang banyak danjangkuan yang lebih luas. Kemajuan tidak hanya dalam bidang kerja, tetapi meluas pada bidang kehidupan. Prestasi kerja dan pekerjaan akan memberikan kepercayaan pada diri sendiri untuk mengembangkan diri pada segi kehidupan yang lain seperti bersosialisasi, mengembangkan bakat, dan menambah wawasan dan pengetahuan.

C. Aspek Aspek Motivasi Instrinsik

Ada beberapa pendapat aspek-aspek motivasi intrinsik diantaranya sebagai berikut:[9] Menurut Hacman dan ldham ada dua aspek motivasi intrinsik yaitu karakteristik tugas dan antribusi individu terhadap penyebab dari aktivitas kegiatanya. Karakteristik tugas di dalamnya terdapat bermacam-macam kemampuan, tantangan, otonomi, dan umpan balik, sedangkan antribusi individu terdapat penyebab dari aktivitas kegiatannya dicontohkan seperti pembayaran hadiah berupa uang.
[9] M. Nur Ghufron & Rini Risnawin, Teori-teori Psikologis. ( Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014) hal 87

Hater dan White menemukan dua aspek motivasi intrinsik yaitu percoeved competence (mengerti akan kemampuan ) dan competence valuation (penilaian kemampuan). Mengerti akan kemampuan adalah efek yang mengikuti umpan balik motivasi intrinsik, sebelum atau pada saat hasil pekerjaan dari sebuah tugas, atau sebagai tingkat dari keyakinan seseorang untuk melakukan pekerjaan yang baik. Sedangkan penilaian kemampuan adalah derajat tingkat aktifitas individu yang bekerja secara bagus.[10]
[10] Ibid., hal 89

Hirst mengemukakan setidaknya ada tiga aspek yang dapat dijadikan landasan bagi motivasi intrinsik. Ketiga aspek tersebut adalah task interdependence (saling ketergantungan terhadap tugas), goal setting (arah tujuan) dan task order being (kenyataan tugas). Ketergantungan terhadap tugas diartikan sebagai bentuk hubungan langsung dengan tugas itu sendiri.

Hubungan itu sendiri bergerak dari ketergantungan kelompok sampai kepada ketergantungan timbal balik. ketergantungan kelompok timbul diantara dua tugas ketika hubungan di antara keduanya ada pembagian tugas. Sebaliknya, ketergantungan timbal balik akan muncul ketika ada ketergantungan kelompok, dan output dari tugas tersebut akan menjadi input bagi tugas yang lain.

Efek dari arah tujuan terhadap motivasi intrinsik akan lebih kompleks lagi. Pada keadaan yang biasa arah tujuan dapat meningkatkan motivasi intrinsik. adanya arah tujuan yang jelas akan meningkatkan fokus seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aspek kenyataan tugas bersumber pada jenis tugas dan karakteristik yang dilakukan oleh individu.

D. Pengertian Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi atau tenaga-tenaga pendorong yang berasal dari luar diri anak. Motivasi ini sebagai motivasi yang dihasilkan dari luar perbuatan itu sendiri. Misalnya dorongan yang datang dari guru, orang tua, temen dan anggota masyarakat yang berupa pujian, hadiah, penghargaaan dan lain-lain atau dorongan dari dari luar.[11]
[11] Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar ( Depok: Rajawali Pers, 2018) hal 90

Menurut Permana yang dikutip Fakhrian menjelaskan motivasi ekstrinsik adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai individu, berupa suatu kondisi yang mengharuskan melaksanakan pekerjaan secara maksimal.[12] Berikut ini ada beberapa cara dalam menumbuhkan/meningkatkan motivasi ekstrinsik, diantaranya sebagai berikut:
[12] Fakhrian Harza dkk, Pengaruh motivasi intrinsik, ekstrinsik dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan pada bank BTN kantor cabang Malang, Jurnal Administrasi Bisnis, vol 22 no. 1 dalam administrasibisnis. Studentjournal.ub.ac.id., diakses 5 desember 2018 hal 1

a) Memberi angka

Angka berguna sebagai simbol dari nilai-nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar adalah nilai yang baik dalam ulangan maupun rapot yang diberikan satu semester sekali. Namun juga ada sebagian anak yang hanya menginginkan belajar untuk naik kelas saja.ini yang menunjukan motivasi yang ada dalam diri anak tersebut berbeda. Namun seorang guru harus ingat bahwa pencapaian keberhasilan belajar tidak diukur dari pencapaian angka-angka yang didapat, hanya saja perubahan tingkah laku anak dalam belajar juga berpengaruh.

b) Hadiah

Hadiah dapat meningkatkan motivasi anak yang sebelumnya tidak senang dan tidak berbakat untuk melakukan suatu pekerjaan. Misalkan saja hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar. Dengan adanya hadiah dapat membantu anak untuk menggairahkan dalam belajar.

c) Kompetisi/Saingan

Kompotensi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong siswa untuk belajar. Persaingan individu maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

d) Ego-involvemen

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang sangat penting. seseorang akan berusaha untuk mendapat prestasi yang baik dengan sekuat tenaga.

e) Memberi ulangan

Siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui ada tugas atau ulangan. Memberikan tugas merupakan sarana motivasi tetapi juga juga jangan terlalu sering karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Hal ini guru juga harus terbuka, ketika mau ulangan maka harus diberitahukan terlebih dahulu.

f) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong semangat siswa untuk lebih giat belajar lagi. Semakin siswa mengetahui hasil belajar meningkat maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar.

g) Pujian.

Apabila ada siswa yang mengerjakan tugas dengan baik dan sukses maka seorang guru harus memberikan pujian. Pujian adalah sebagai bentuk reinforment (bantuan) yang positif sekaligus sebagai motivasi yang baik dalam diri siswa.

3. Prinsip Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut :[13]
[13] Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. (Jakarta : Rineka Cipta, 2011)

1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar

Seseorang melakukan aktivitas belajar karena motivasi belum menunjukkan aktivitas yang nyata ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi belum menunjukkan aktivitas yang nyata. Minat merupakan kecendrungan psikologis yang menyenangi sesuatu objek, belum sampai melakukan kegiatan. Namun, minat adalah alat motivasi dalam belajar. Minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi.

2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar

Efek yang tidak diharapakan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu, motivasi instrinsik lebih utama dalam belajar.

3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman

Setiap orang senang dihargai dan tidak disuka dihukum dalam bentuk apapun. Memuji orang lain berarti memberikan pengahargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.

Berbeda dengan pujian, hukuman diberikan kepada anak didik dengan tujuan untuk memberhentikan perilaku negatif anak didik. Frekuensi kesalahan diharapkan lebih diperkecil setelah diberikan hukuman pada anak didik.

4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar

Dalam dunia pendidikan, anak didik membutuhkan penghargaan. Dia tidak ingin dikucilkan. Berbagai peranan dalam kehidupan yang dipercayakan kepadanya sama halnya memberikan rasa percaya diri kepada anak didik. Anak didik merasa berguna, dikagumi atau dihormati oleh guru atau orang lain. Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang wajar bagi anak didik, semuanya dapat memberikan motivasi bagi anak didik dalam belajar.

5. Motivasi dapat memupuk optimis dalam belajar

Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di hari-hari mendatang.

6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar

Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik.

4. Fungsi Dan Peran Motivasi Belajar

Fungsi motivasi menurut Sardiman dapat dikelompokkan menjadi tiga hal dirangkai sebagai berikut:

a. Mendorong manusia berbuat atau bertindak. Motivasi ini berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (tenaga kekuatan) kepada anak didik dalam melakukan tugas atau kewajiban.

b. Menentukan arah perbuatan. Yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuanya.

c. Menyeleksi perbuatan. Yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Hasil belajar optimal dapat ditunjang oleh motivasi, semakin tepat motivasi yang diberikan, maka akan semakin berhasil pula pembelajaran tersebut. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Selain fungsi motivasi juga ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:

1) Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar

Motivasi ini dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang penuh dilaluinya.

2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan makna belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui manfaatnya bagi anak.

3) Peran motivasi dalam bentuk ketekunan belajar.

Seseorang yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajari dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun dalam belajar. Sebaliknya apabila seseorang tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dalam belajar tidak akan lama. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat mempengaruhi terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.[14]
[14] Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukuranya. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009) hal 27

5. Faktor Penghambat Dan Pendorong Motivasi Belajar

Dalam pelaksanan di dunia pendidikan pasti perlu diketahui adanya faktor-faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan tersebut. Begitu juga dalam meningkatkan motivasi belajar siswa baik dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa, tentunya dipengaruhi oleh faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaannya. Diantaranya sebagai berikut:

a. Faktor Raw Input (yakni faktor siswa itu sendiri) dimana tiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam kondisi fisiologis (fisik) dan kondisi psikologis.

Kondisi psikologis merupakan faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran siswa. Beberapa faktor psikologis antara lain:

a. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada sesuatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh.

Minat sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar, kalau seseorang tidak berminat mempelajari sesuatu, ia tidak dapat diharapkan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. Sebaliknya kalau seseorang mempelajari sesuatu dengan minat maka hasil yang diharapkan akan lebih baik.[15]
[15] Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015) hal 108

b. Rasa malas jelas akan memadamkan semangat motivasi.

Rasa malas jelas akan memadamkan semangat motivasi karena motivasi membutuhkan energi yang besar. Rasa malas adalah hal yang perlu diusir jauh-jauh. Jika anak mengalami hal tersebut, maka anak akan cenderung kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan proses aktif.

c. Meraih cita-cita daya juang yang tinggi dan tidak gampang menyerah, namun tidak ada cita-cita yang mustahil dicapai apabila anak tersebut memiliki keseriusan dan semangat juang yang tinggi dalam mencapai cita-citanya. Apabila dia gagal dalam sebuah proses, maka dia tidak akan merengek dalam putus asa namun dia akan siap bangkit dan berlari lebih kencang lagi

Seorang siswa yang memiliki motivasi yang kuat dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal. Bahkan, hampir tidak ada orang yang membantah, bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat akan memperbesar kemungkinan berhasil usaha itu.

d. Ketakutan akan perubahan dan ketidak pastian.

Ketakutan tersebut merupakan daya penghambat motivasinya. Anak akan takut menghadapi perubahan atau tantangan yang dia lihat berat dihadapannya.

e. Kurangnya percaya diri

Percaya diri dalam diri seseorang harus ada, jika tidak memiliki kepercayaan diri yang kuat, maka akan cenderung ragu-ragu dalam meluangkan energi untuk proses kreatifnya. Anak akan cenderung tidak yakin pada diri dan bingung akan kemampuan.

f. Kecerdasan, telah menjadi pengertian yang relatif umum, bahwa kecerdasan memegang peranan besar dalam menentukan berhasil atau tidaknya seseorang mempelajari sesuatu, atau mengikuti suatu program pendidikan.[16]
[16] Ibid., hal 108

b. Faktor Environmental Input (yakni faktor lingkungan) baik lingkungan alami ataupun lingkungan sosial.

Pola asuh orang tua yang salah, Orang tua merupakan salah satu faktor utama dalam mengembangkan potensi kreatif anak. Orang tua adalah teladan yang akan dilihat dan ditiru pertama kali oleh anak. Oleh karena itu, lakukan yang terbaik untuk anak, banyak membaca artikel tentang pengasuhan anak, kalau perlu konsultasi kepada ahli bila memiliki kesulitan dalam mengasuh anak.

Jangan menyerahkan pengasuhan anak kepada orang lain. Ingatlah, anak itu kertas putih yang dengan mudah bisa ditulis dengan corak apapun. Jangan lupa meminta anak yang selalu berubah namun orangtua juga harus intropeksi diri terlebih dahulu. Selain itu kurangnya dukungan dari keluarga dapat menjadikan penghambat motivasi

Lingkungan merupakan hambatan bagi anak dalam berkembang. Sebagai orangtua, harus mampu secara selektif dalam memilih lingkungan pergaulan untuk anak. Lingkungan yang tidak bagus akan menjadikan faktor penghambat motivasi belajar anak. Sebuah lingkungan yang aman dan mendukung sangat penting bagi keberhasilan anak.

Disiplin yang terlalu berlebihan, Disiplin sebenarnya adalah hal positif yang bisa dilakukan orangtua untuk memelihara semangat dan motivasi. Namun, disiplin yang berlebihan atau terlalu ketat dapat membuat anak cemas dan menurunkan kemampuanya untuk memusatkan perhatian kepada suatu hal.

Anak tidak bisa fokus apabila dihapkan kepada ketakutan dan tekanan yang berlebihan. Cobalah untuk lebih Flexible dalam menerapkan disiplin kepada anak-anak dengan tidak langsung memarahi mereka bila mereka telah melanggar aturan. tanyakanlah terlebih dahulu penyebabnya kemudian hukumlah secara bijaksana.

Orangtua memberikan janji materi, Orangtua sering memberikan janji membelikan suatu barang bila anaknya mencapai target yang diberikan oleh orangtuanya. Kesannya dengan adanya janji material bisa mendongkrang prestasi, tetapi hal ini berbahaya bagi pembentukan karakter anak. Tekanan orang tua untuk bekerja dengan baik merupakan pengaruh yang lebih penting bagi motivasi berprestasi dibandingkan keinginan orangtua memunculkan kemandirian anak.[17]
[17] Daleh Schunk, Learning Theories an Education Perspective :Teori-teori Pembelajaran Perspektif Pendidikan. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012) hal 534

Konsep reward dan punishment yang awalnya baik bisa menjerumuskan orangtua sekaligus anak. Anak menjadi tidak tahu diri dan keterlaluan. Dia akan terbiasa menghargai sesuatu dengan sudut padang materi. hal ini dikhawatirkan sangat berpengaruh pada sifat, perilaku dan masa depannya sendiri.

Semua orang pada dasarnya senang mendapatkan reward dan atau imbalan. Imbalan yang paling murah adalah pujian. Itu murah hanya butuh sedikit kebaikan hati. Imbalan tidak harus berupa barang atau uang. Perhatian dan pujian itu sudah merupakan reward. Memberikan reward untuk sebuah perubahan kecil saja asal perubahan ke arah positif.

Memaksa anak untuk selalu berprestasi, Anak tidak perlu harus selalu menjadi nomor satu dan yang terbaik dilingkungan sebaya. Biarkan dia berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya sendiri. Jangan paksa anak untuk menjadi juara. Ajarkan kepadanya bagaimana menyikapi suatu kegagalan. Temukan bakat tersembunyinya, beri semangat dan biarkanlah dia berkembang dengan bimbingan dari kita. Menanamkan mental juara lebih utama bagi anak dari pada menjadi juara itu sendiri.

c. Faktor instrumental input yang didalamnya terdiri dari kurikulum, program/bahan pengajaran, sarana dan prasarana atau fasilitas, guru (tenaga pengajar).[18]
[18] Abu, Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar., hal 103

Faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan pengaruhnya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini dapat berfungsi sebagai sarana tercapainya tujuan-tujuan belajar yang dirancang atau direncanakan.

Faktor-faktor instrumental ini dapat berwujud keras yaitu gedung perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, perpustakaan, dan lain-lain. Sedangkan yang berwujud lunak yaitu kurikulum, bahan/program yang harus dipelajari, pedoman-pedoman belajar, dan metode pembelajaran yang bermacam-macam, media yang menarik dan lain sebagainya.[19]
[19] Ibid., hal 106

Belajar diruang yang memenuhi beberapa syarat dengan perlengkapan yang memadai tentu berbeda hasilnya, dibandingkan belajar diruang yang sempit, pengab dan tanpa peralatan.

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat kita ambil kesimpulan berupa:

Motivasi belajar adalah suatu pendorong yang berasal dari dalam diri seseorang guna melakukan kegiatan belajar untuk memperoleh pengetahuan serta keterampilan dan pengalaman. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.

Motivasi belajar dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Intrinsik adalah motivasi dari dalam diri seseorang dan ekstrinsik adalah motivasi dari luar diri seseorang. Fungsi dari motivasi belajar ialah : Mendorong manusia berbuat atau bertindak, menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan.

2. Saran

Dikarenakan motivasi belajar mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang, penulis menyarankan agar kita semua memiliki motivasi belajar itu sendiri, dan juga bisa memberikan motivasi kepada anak didik kita agar pembelajaran yang disampaikan bisa sejalan dengan apa yang kita impikan. Jangan sampai kita atau anak didik kita tidak memiliki motivasi yang akan menyebabkan tidak adanya kegiatan belajar itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2015. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Bahri, Syaiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Gates, Arthur J. 1954. Educataion Psychology. New York: The MacMillan Comany.
Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawin. 2014. Teori-teori Psikologis. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hamzah. 2009. Teori Motivasi dan Pengukuranya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Harza, Fakhrian dkk. 2018. Pengaruh motivasi intrinsik, ekstrinsik dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan pada bank BTN kantor cabang Malang, Jurnal Administrasi Bisnis, vol 22 no. 1 dalam administrasibisnis. Studentjournal.ub.ac.id.
Nolker, Helmut dan Eberhard Schoenfeldt. 1988. Pendidikan Kejuruan: Pengajaran,
Kurikulum, Perencanaan. Jakarta: PT Gramedia.
Schunk, Daleh. 2012. Learning Theories an Education Perspective :Teori-teori
Pembelajaran Perspektif Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, Sumardi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar