Kamis, 03 November 2022

Model Dan Metode Pembelajaran

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran
Dosen Pengampu: Humaidi Tamri, Lc. M.Pd
Disusun Oleh Kelompok 4 Angkatan 5 :
1. Akmala Hayatina Rosmada (PAUD)
2. Anisah (PAUD)
3. Khairun Nisa Nurpratiwi (PAUD)
4. Siti Nur Jannah (PAUD)
5. Qonitah Anwar (PAUD)

KATA PENGANTAR

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ،سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَ نَبِيِّنَا مُـحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَ عَلَى مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu wa ta’ala. Atas izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa juga kami panjatkan shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Shalallahu alaihi wa salam beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Strategi Pembelajaran yang berjudul “Model dan Metode Pembelajaran“. Dalam makalah ini kami menguraikan mengenai pengertian dan macam-macam metode pembelajaran.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak sekali kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Model dan Metode Pembelajaran“ ini dapat memberikan manfaat untuk para pembacanya.

Yogyakarta, 1 November 2022
Penyusun Makalah Kelompok 4

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Manfaat Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Model dan Metode Pembelajaran.
2.2 Macam-macam Model Pembelajaran.
I. Model Pembelajaran Langsung.
II. Model Pembelajaran Kooperatif.
III. Model Pembelajaran Kontekstual.
IV. Model Pembelajaran Berbasis Proyek.
V. Model Pembelajaran Berdeferensiasi.
2.3 Macam-macam Metode Pembelajaran.
I. Metode Ceramah.
II. Metode Demonstrasi.
III. Metode Tanya Jawab.
IV. Metode Diskusi.
V. Metode Simulasi.
VI. Metode Role-play/Sosiodrama.
VII. Metode Problem Solving.
VIII. Metode Karya Wisata.
IX. Metode Resitasi.
X. Metode Tutor Sebaya.
XI. Metode Hafalan.
2.4 Analisis Pembelajaran Efektif
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam lingkup pendidikan banyak sekali hal penting yang perlu dipelajari. Salah satunya adalah metode dan model pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar sering kali dijumpai tidak tercapainya sesuatu yang sudah ditentukan. Seperti seorang pendidik, yang memberikan ilmu/mengajar tanpa mengetahui apakah ilmu yg ia berikan sudah benar-benar tersampaikan. Jadi hanya sebatas menyampaikan kewajibannya saja. Atau peserta didik yang belajar hanya diwaktu tertentu. Saat ada ujian atau tugas. Hal tersebut dapat didasari karena tidak adanya metode dalam pembelajaran.

Metode pembelajaran adalah cara kita mengajar sedangkan model pembelajaran adalah rangkaian semua unsur mulai dari pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran.

Bagaimana para pendidik mencari cara yang efektif dan dapat memudahkan peserta didik untuk menuntut ilmu. Serta tercapainya tujuan yang diinginkan. Salah satu tantangan menjadi pendidik adalah di haruskan terus belajar dan belajar. Belajar bukan hanya tugas peserta didik. Menjadi pendidik diharuskan memiliki kemampuan dalam mengelola siswa, kegiatan pembelajaran dan lain-lain.

Maka dalam penulisan makalah ini, kami akan membahas apa saja metode dan model pembelajaran dalam lingkup seorang pendidik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, penyusun membuat rumusan masalah sebagai barikut:
1. Apa itu model dan metode dalam pembelajaran?
2. Apa saja macam-macam model pembelajaran?
3. Apa saja metode dalam pembelajaran?
4. Bagaimana menganalisis model pembelajaran secara efektif?

1.3 Tujuan Penilitian

Dalam makalah ini, penyusun membuat tujuan penilitian sebagai berikut:
1. Mengetahui perbedaan model dan metode pembelajaran.
2. Mengetahui macam-macam model pembelajaran.
3. Mengetahui macam-macam metode pembelajaran.
4. Dapat melakukan pembelajaran efektif.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode dan Model Pembelajaran

A. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara sistematis dalam bentuk konkret berupa langkah-langkah untuk mengefektifkan pelaksanaan suatu pembelajaran. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Iskandarwassid dan Sunendar yang mengatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan atau ditentukan.[1]
[1] (2011, hlm. 56)

Sementara itu, Sutikno berpendapat bahwa pengertian “metode” secara harfiah berarti “cara”, metode adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.[2]
[2] (2014, hlm. 33)

Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara kerja sistematis yang memudahkan pelaksanaan pembelajaran berupa implementasi spesifik langkah-langkah konkret agar terjadi proses pembelajaran yang efektif mencapai suatu tujuan tertentu seperti perubahan positif pada peserta didik. [3]
[3] https://serupa.id/metode-pembelajaran-pengertian-jenis-macam-menurut-para-ahli/

B. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan gambaran sistematis untuk melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar siswa dalam tujuan tertentu yang ingin dicapai. Artinya, model pembelajaran merupakan gambaran umum namun tetap mengerucut pada tujuan khusus.

Hal tersebut membuat model pembelajaran berbeda dengan metode pembelajaran yang sudah menerapkan langkah atau pendekatan pembelajaran yang justru lebih luas lagi cakupannya.

Definisi di atas senada dengan pendapat Suprihatiningrum yang menyatakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur pembelajaran dengan sistematis untuk mengelola pengalaman belajar siswa agar tujuan belajar tertentu yang diinginkan bisa tercapai. [4][5]
[4] (2013, hlm. 145)
[5] https://serupa.id/model-pembelajaran-pengertian-ciri-jenis-macam-contoh/

Beberapa pengertian Model Pembelajaran menurut Para Ahli ;

▪️ Trianto
Menurut Trianto (2015, hlm. 51) Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.”

▪️ Saefuddin & Berdiati
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan sistem belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran (Saefuddin & Berdiati, 2014, hlm. 48).

▪️ Sukmadinata & Syaodih
Model pembelajaran merupakan suatu rancangan (desain) yang menggambarkan proses rinci penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran agar terjadi perubahan atau perkembangan diri peserta didik (Sukmadinata & Syaodih, 2012, hlm. 151).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas terlihat adanya kesamaan ciri khusus yang menyelubungi semua pengertian model pembelajaran. Ciri khusus tersebut adalah adanya pola atau rencana yang sistematis.[i]

Perbedaan utama dari model dan metode pembelajaran adalah metode pembelajaran telah memiliki langkah konkret untuk melaksanakannya. Sementara itu model pembelajaran hanya gambaran umum atau kerangka kerjanya saja. Artinya, Guru harus membuat langkah-langkah (sintaks) sendiri.[6]
[6] https://serupa.id/metode-pembelajaran-pengertian-jenis-macam-menurut-para-ahli/

2.2 Macam-Macam Model Pembelajaran

Dari pengalaman menunjukkan bahwa proses dan hasil pembelajaran yang menarik dan sukses adalah jika proses pembelajaran terdapat motivasi internal dan ‘independensi’ dari peserta didik. Namun, dalam praktiknya tidak semua peserta didik dengan kondisi motivasi dan independensi yang sama. Penggunaan model dan metode yang beragam dapat membantu membangun motivasi peserta. Ini disebabkan karena orang dewasa belajar dalam berbagai cara, berbagai bentuk pengajaran dan metode, dan mereka membutuhkan keterlibatan dalam setiap kegiatan proses pembelajaran. Cara terbaik untuk melibatkan peserta didik adalah dengan memberi keragaman dalam metode pembelajaran. [7]
[7] https://serupa.id/model-pembelajaran-pengertian-ciri-jenis-macam-contoh/

Berikut macam-macam model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran, antara lain :

A. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Model pembelajaran langsung pertama kali diperkenalkan oleh Siegfried Engelmann, seorang ahli ilmu Pendidikan, pada tahun 1968. Menurutnya, pendekatan ini bisa membantu siswa dalam belajar dan menguasai pelajaran. Terbukti, dari kegiatan yang dilakukannya, Engelmann menemukan bahwa model pembelajaran langsung mampu meningkatkan hasil belajar siswa, tanpa memandang latar belakang mereka.

Di Indonesia sendiri, model pembelajaran langsung menjadi salah satu metode yang paling umum digunakan. Karena, lewat pendekatan ini, guru bisa meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri siswa secara cepat. Model pembelajaran langsung berfokus pada gaya mengajar guru yang terlibat aktif dalam kegiatan di kelas. Karena itu, beberapa ahli menyebutnya sebagai active teaching model.[8]
[8] https://www.zenius.net/blog/model-pembelajaran-langsung

Model pembelajaran langsung mempunyai tiga karakteristik yang membedakannya dengan pendekatan yang lain. Ketiga ciri tersebut adalah :

Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar. Lewat model pembelajaran langsung, tujuan pembelajaran disampaikan secara jelas, yaitu agar siswa memperoleh pengetahuan deklaratif dan prosedural. Selain itu, proses penilaiannya juga dilakukan secara sistematis.

Adanya sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan mengikuti lima fase yaitu,
(1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
(2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
(3) Memberikan bimbingan
(4) Mengecek pemahaman dan memberi umpan balik
(5) Memberikan latihan dan penerapan konsep

Adanya sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, sehingga kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan mencapai keberhasilan

Oleh karena itu pembelajaran langsung menjadi salah satu cara yang efektif untuk memberikan informasi dari subtopik ke subtopik selanjutnya secara bertahap. Selain itu, pendekatan ini juga menggunakan banyak contoh, gambar, dan demonstrasi untuk menghubungkan konsep konkret dan abstrak.

Model pembelajaran langsung juga mempunyai kelebihan dan kekurangannya.

Menurut Lefudin, berikut adalah beberapa kelebihan model pembelajaran langsung, di antaranya:
▪️ Proses pembelajaran memperlihatkan bagaimana suatu masalah bisa didekati, informasi dianalisis, dan pengetahuan dihasilkan.
▪️ Efektif untuk mengajarkan informasi deklaratif dan prosedural yang sangat terstruktur.
▪️ Memfokuskan pembelajaran pada kegiatan mendengar (presentasi) dan mengamati (demonstrasi) yang membantu siswa dalam memahami pelajaran.
▪️ Bisa diterapkan dalam kelas besar maupun kecil.
▪️ Menekankan pembelajaran pada poin penting atau materi-materi yang sulit bagi siswa.

Sementara kekurangan model pembelajaran ini antara lain:
▪️ Tidak semua siswa terbiasa dengan kegiatan mendengar dan mengamati, sehingga guru kembali harus mengajarkan atau menyesuaikan kondisi kelas.
▪️ Adanya kesulitan untuk membedakan kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pemahaman, gaya belajar, dan ketertarikan siswa.
▪️ Siswa hanya diberikan sedikit kesempatan untuk terlibat aktif di kelas, sehingga sulit bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal.
▪️ Keberhasilan pembelajaran bergantung pada gaya komunikasi guru.
▪️ Kurangnya kesempatan bagi siswa untuk memproses materi yang bersifat kompleks dan rinci.[9]
[9] Lefudin Belajar & Pembelajaran (2017)

Maka meskipun terlihat sederhana, penerapan model pembelajaran ini tetap harus memperhatikan keterampilan guru dan kondisi peserta didik.

B. Model pembelajaran Kooperatif (CL, Cooperative Learning).

Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari dua sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Keberhasilan belajar dan kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.[10]
[10] Rusman, 2011 : 202

Maka menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-berpartisipasi), maka tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang saja, siswa heterogen baik secara kemampuan, gender, karakter. Lalu harus ada kontrol, pengawasan dan fasilitasi dari guru, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.

Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif ini antara lain :
▪️ Dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam suasana belajar mengajar yang bersifat terbuka dan demokratis.
▪️ Dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai, dan keterampilan-keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat.
▪️ Siswa tidak hanya sebagai obyek belajar melainkan juga sebagai subyek belajar karena siswa dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya.
▪️ Siswa dilatih untuk bekerjasama, karena bukan materi saja yang dipelajari tetapi juga tuntutan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal bagi kesuksesan kelompoknya.

Adapun kelemahan dari model ini adalah :
▪️ Siswa yang dibagi dalam kelompok kemudian diberikan tugas. Akibatnya siswa merasa ditinggal sendiri dan karena mereka belum berpengalaman, merasa bingung dan tidak tahu bagaimana harus bekerjasama menyelesaikan tugas tersebut sehingga menimbulkan kekacauan dan kegaduhan.
▪️ Sering terjadi debat sepele di dalam kelompok, bisa terjadi kesalahan kelompok, bila tanpa pengawasan dan bimbingan guru hal ini akan berpengaruh pada proses kegiatan belajar.

C. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan material yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong murid untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk mengkaitkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata peserta didik. Sehingga model pembelajaran ini adalah model di mana siswa menemukan sendiri materi pembelajarannya dengan cara terlibat langsung dengan proses pembelajaran, kemudian siswa mengkaitkannya dengan situasi kehidupan nyata. Disini peran guru adalah sebagai fasilitator bukan pemberi materi secara penuh.[11]
[11] Panduan Kurikulum Paud/TK Karakter Islam

Agar proses belajar menjadi efektif dan efisien, dibutuhkan beberapa strategi-startegi yang mendukung pelaksanaan model pembelajaran kontekstual ini, yaitu:
▪️ Strategi pertama ialah Relating atau menghubungkan pengalaman hidup dengan hal yang ingin siswa pelajari.
▪️ Strategi kedua ialah Experiencing atau mengalami, dengan mengalami sebuah masalah siswa mampu menemukan dan merumuskan pengetahuan secara mandiri.
▪️ Yang ketiga ialah Applying atau menerapkan. Setelah siswa mampu merumuskan permasalahan yang dihadapinya, maka siswa bisa menerapkan pengetahuan yang dikuasai kedalam situasi yang berbeda.
▪️ Selanjutnya adalah Cooperating atau bekerja sama. Dengan bekerja sama siswa belajar berkomunikasi dan bertukar informasi atau pengetahuan di kelompok atau masyarakat.
▪️ Strategi terakhir adalah Transfering atau memindahkan informasi dan pengetahuannya pada situasi atau konteks baru.

Pembelajaran kontekstual mempunyai kelebihan, ialah :
▪️ Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan real. Artinya proses pembelajaran ditangkap oleh siswa untuk dihubungkan antara pengalaman belajar secara langsung di kehidupan nyata. Sehingga kegiatan pembelajaran akan melekat erat dalam ingatan, yang tidak mudah terlupakan. Serta pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
▪️ Pembelajaran kontekstual lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena pembelajaran konstruktivisme, siswa dibimbing untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ‘mengalami’ bukan ‘menghafal’. Serta siswa dapat berfikir kritis dan lebih kreatif.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak serta membimbing siswa agar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.

Sementara kekurangan model pembelajaran kontekstual antara lain :
▪️ Membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pelaksanaan pembelajarannya.
▪️ Sulitnya memilih informasi atau materi pembelajaran siswa dikelas, karena setiap siswa memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda.
▪️ Dalam proses pembelajaran dengan model kontekstual akan nampak kesenjangan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan rendah, dan berimbas pada kurangnya rasa percaya diri pada siswa.
▪️ Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan model CTL ini. Karena keaktifan menjadi kunci dalam proses belajar model ini, maka siswa yang pasif akan kesulitan mengejar ketertinggalan.
▪️ Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk menyampaikan secara lisan akan mengalami kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan keterampilan dan kemampuan soft skill daripada kemampuan intelektualnya.

D. Model Pembelajaran berbasis Proyek (Project Based Learning (PjBL)

Project based learning adalah sebuah model dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk memperdalam pengetahuannya sekaligus mengembangkan kemampuan melalui kegiatan problem solving dan investigasi.

Brandon Goodman dan J. Stiver mendefinisikan Project based learning sebagai sebuah pendekatan pengajaran yang dibangun diatas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.

Model PjBL ini tidak hanya focus pada hasil akhirnya, namun lebih menekankan pada proses bagaimana siswa dapat memecahkan masalahnya dan akhirnya dapat menghasilkan sebuah hasil. Model PjBL ini membuat siswa mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dengan berpartisipasi aktif dalam pengerjaan proyeknya. Hal ini tentu saja lebih menantang daripada hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru atau membaca buku kemudian mengerjakan kuis atau tes.

Ada 6 langkah yang harus dilakukan saat menerapkan project based learning. Apa saja 6 langkah tersebut?

1. Mulailah dengan sebuah pertanyaan

Pertanyaan harus mengandung permasalahan yang harus dipecahkan dan menghasilkan sebuah penemuan atau produk. Topik atau tema harus sesuai dengan real world dan mendorong siswa untuk melakukan investigasi yang mendalam.

2. Membuat Perencanaan (design a plan for the project).

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan siswa. Perencanaan meliputi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial dengan mengintegrasikan berbagai subjek yang mendukung, serta menginformasikan alat dan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan proyek.

3. Menyusun jadwal aktivitas.

Guru dan siswa bersama-sama menyusun jadwal kegiatan dalam menyelesaikan proyek. Waktu penyelesaian proyek harus jelas, dan siswa diberi pengarahan untuk mengelola waktu yang ada. Buatlah timeline (alokasi waktu) dan deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek. Berikan siswa kebebasan dan kesempatan untuk mencoba menggali sesuatu yang baru. Guru tetap harus memantau dan mengingatkan apabila siswa melenceng dari tujuan proyek.

4. Mengawasi proses pengerjaan proyek.

Meskipun siswa diberikan kebebasan menentukan strategi dan cara mengerjakan proyeknya, Guru tetap bertanggungjawab untuk memantau siswa selama menyelesaikan proyek. Guru bertindak sebagai mentor yang selalu mengarahkan para siswa untuk selalu fokus dan terarah dalam mengerjakan proyeknya.

5. Memberikan penilaian terhadap produk yang dihasilkan.

Penilaian yang guru lakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian standar pada proses dan produk yang dihasilkan. Guru juga berperan dalam mengevaluasi kemajuan setiap siswa dan memberi feedback. Selanjutnya Guru dapat menyusun strategi pembelajaran berikutnya. Penilaian produk dapat dilakukan dengan mempresentasikan produknya di depan teman atau guru.

6. Melakukan Evaluasi.

Pada akhir proses pembelajaran project based learning, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan dan produk yang telah dihasilkan. Proses refleksi dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Siswa hendaknya diberikan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

Kelebihan dari model pembelajaran berbasis proyek ini antara lain :
▪️ Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan tambahan apapun dalam pelaksanaannya.
▪️ Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik secara disiplin.
▪️ Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting baginya.
▪️ Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan komunikasi dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam cara-cara baru.
▪️ Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat zona waktu.[12]
[12] Abidin (2007:170)

Selain dipandang memiliki kelebihan, model ini masih dinilai memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut:
▪️ Memerlukan banyak waktu dan biaya.
▪️ Memerlukan banyak media dan sumber belajar.
▪️ Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan
berkembang.
▪️ Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu

E. Model Pembelajaran Berdiferensiasi

Salah satu cara untuk menemukan solusi masalah pembelajaran adalah dengan melakukan pemetaan kebutuhan siswa yang bisa dilakukan dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang dibuat berdasarkan kebutuhan siswa dan bertujuan untuk membantu siswa sukses dalam belajar. Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan siswa untuk memilih apa mereka ingin pelajari, bagaimana cara belajar, dan produk belajar apa yang ingin dihasilkan. Tapi, tentu saja ada batasan-batasan yang harus diperhatikan. Di sinilah tugas guru untuk memberi arahan berdasarkan kurikulum yang berlaku.[13]
[13] Ayo menjadi Guru Penggerak (2021)

Tujuan pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk membantu setiap siswa tumbuh optimal sesuai kemampuannya. Dengan demikian guru akan mengetahui perkembangan setiap muridnya dan perkembangan kelasnya secara keseluruhan. Siswa juga akan belajar memaknai pertumbuhan mereka sendiri.

Pada pembelajaran berdiferensiasi, guru mengakomodasi kebutuhan belajar siswa sesuai kebutuhannya, sebab karakteristik siswa yang berbeda-beda, sehingga tidak diperlakukan sama. Model ini menerapkan beragam cara agar siswa dapat mengeksploitasi isi kurikulum, guru memberikan beragam kegiatan yang masuk akal sehingga siswa dapat mengerti dan memiliki informasi atau ide, serta guru memberikan beragam pilihan dimana siswa dapat mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari.[14]
[14] Panduan Kurikulum Karakter Islam

Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik. Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang optimal dan diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan dan karakter belajar pada siswa.

Pembelajaran berdiferensiasi sangat berkaitan dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, serta budaya positif. Salah satu filosofi pendidkan menurut Ki Hajar Dewantara adalah sistem “among”, guru harus dapat menuntun murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya, hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu nilai dan peran guru penggerak adalah menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid, yaitu pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi murid. Hal tersebut sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu visi guru penggerak adalah mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar pancasila, untuk mewujudkan visi tersebut salah satu caranya adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Budaya positif juga harus kita bangun agar dapat mendukung pembelajaran berdiferensiasi.

Prinsip-Prinsip pada model pembelajaran berdiferensiasi yang harus diperhatikan yaitu :

Lingkungan Belajar

Tidak hanya keadaan fisik seperti keadaan cuaca atau susunan meja di kelas, kondisi emosional juga mempengaruhi proses pembelajaran. Menurut penelitian yang dilakukan beberapa ahli dalam buku Assessment and Student Success in a Differentiated Classroom (2013), hubungan emosional antara guru dan siswa bisa memperkuat pertumbuhan akademik siswa. Hubungan ini membuat siswa percaya bahwa kita adalah seseorang yang bisa diandalkan untuk mencapai kesuksesan.

Kurikulum yang Berkualitas

Kurikulum yang baik, paling tidak harus mempunyai 3 atribut mendasar, yaitu bertujuan jelas tentang apa yang harus diketahui, dipahami, dan dilakukan siswa; menghasilkan pemahaman siswa tentang pentingnya manfaat dari materi yang dipelajari; serta melibatkan siswa dalam proses belajar. Jadi, kurikulum yang berkualitas tidak hanya berisi tentang apa yang akan kita ajarkan tapi lebih fokus pada apa yang harus dipelajari dan diinginkan siswa.

Penilaian yang Menunjukkan Hasil Belajar

Supaya pembelajaran berdiferensiasi berjalan efektif, kita perlu mengetahui sampai mana tingkat pemahaman siswa saat memulai pelajaran, dan sejauh mana pemahaman baru bisa mereka terima. Dengan kata lain, penilaian atau assesment menjadi petunjuk untuk merencanakan kegiatan pembelajaran berdiferensiasi.

Instruksi yang Menjawab Kebutuhan Siswa

Jika kurikulum mengacu pada apa yang harus kita ajarkan atau apa yang harus siswa pelajari, instruksi atau pengajaran di sini fokus pada bagaimana kita mengajar atau bagaimana siswa menerima pengetahuan. Instruksi menjadi inti dari pembelajaran berdiferensiasi karena tujuan akhir dari pembelajaran ini adalah memastikan bahwa setiap siswa mempunyai pengalaman belajar yang terbaik, sebagai cara untuk memaksimalkan pertumbuhan pengetahuan mereka.

Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain: Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, survey menggunakan angket, atau pemetaan gaya belajar).

Beberapa diantara keunggulan model pembelajaran berbeda ini adalah ;
▪️  Diferensiasi bisa efektif untuk siswa berkemampuan tinggi maupun penyandang cacat.
▪️  Memberikan pilihan kepada siswa berarti bahwa mereka mengambil lebih banyak tanggung jawab untuk belajar sendiri.
▪️  Keterlibatan dalam pembelajaran cenderung menjadi lebih kuat karena guru menangani siswa sebagai individu dengan kesempatan yang sama untuk pertumbuhan.

Di sisi lain, pengajaran yang berbeda memiliki keterbatasannya:
▪️  Pembelajaran yang dibedakan membutuhkan lebih banyak waktu perencanaan pelajaran bagi guru yang mungkin sudah kekurangan waktu.
▪️  Ini mungkin membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk sekolah atau distrik sekolah untuk diimplementasikan.
▪️  Banyak sekolah kekurangan sumber daya pengembangan profesional untuk memberikan pelatihan guru.
▪️  Kelemahannya pula yaitu memerlukan guru dengan kemampuan pengelolaan kelas yang baik serta penguasaan materi yang luas, serta kemampuan IT dalam membuat konten pembelajaran untuk siswa, oleh karena itu perlunya meningkatkan kompetensi guru untuk meningkatkan pembelajaran di kelas.

Dalam prakteknya, kita sebagai seorang pendidik harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.

2.3 Macam-Macam Metode Pembelajaran

Adapun macam macam metode pembelajaran yang sering diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar antara lain sebagai berikut:

1. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap anak. Metode ini sebaiknya digunakan untuk memberikan pengarahan, petunjuk, dan informasi penting dalam proses pembelajaran.

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada anak suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan diselingi penjelasan. Metode ini dapat membuat bahan pelajaran lebih konkret.

3. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, baik dari guru ke anak atau sebaliknya. Tujuan metode ini diantaranya untuk mengembangkan keberanian dan keterampilan berbicara atau berkomunikasi anak dalam menjawab dan mengemukakan pendapat, serta bertanya untuk mengungkapkan rasa keingintahuannya.

4. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana anak dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan maupun pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Kemanfaatan metode ini diantaranya, dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat sesama teman atau orang lain.

5. Metode Simulasi

Metode simulasi adalah cara pemberian pelajaran dengan menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian, atau benda yang sebenarnya. Kelebihan dalam menerapkan metode ini diantaranya anak dapat melakukan pekerjaan seperti seharusnya.

6. Metode Role-play/Sosiodrama

Metode Role-play adalah metode bermain peran yang melibatkan interaksi dua anak atau lebih tentang suatu topik atau situasi sesuai dengan peran yang dimainkan. Kelebihan metode ini diantaranya siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif serta mampu menstimulasi kemampuan berkomunikasi.

7. Metode Problem Solving

Metode problem solving adalah cara memberikan penyajian pelajaran dengan menstimulasi anak untuk memperhatikan, menelaah, dan berpikir tentang suatu masalah kemudian dianalisa selanjutnya berupaya memecahkan masalah tersebut. Manfaat metode ini diantaranya dapat merangsang pengembangan kemampuan berpikir anak secara kreatif dan menyeluruh.

8. Metode Karya Wisata

Metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak anak-anak ke suatu tempat obyek tertentu di luar sekolah untuk dipelajari. Manfaat metode ini diantaranya informasi bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

9. Metode Resitasi

Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar anak melakukan kegiatan belajar. Manfaat metode ini diantaranya dapat mengembangkan kemandirian, melatih tanggung jawab.

10. Metode Tutor Sebaya

Metode tutor sebaya atau latihan bersama teman adalah cara pembelajaran dengan memanfaatkan teman sendiri atau teman yang lebih mampu atau unggul untuk memberikan dan berbagi pengetahuan.

11. Metode Hafalan

Metode hafalan adalah cara menyajikan materi pelajaran dengan meminta anak untuk menghafal kalimat-kalimat berupa ayat ayat Al-Quran, hadits, syair, cerita, kaidah-kaidah yang berkaitan dengan pelajaran, kata kata hikmah dan lain-lain sesuai muatan pelajaran yang ada. Kelebihan metode ini dapat melatih daya ingat, menumbuhkan minat baca anak, dan pengetahuan yang diperoleh lebih terserap atau tidak mudah hilang karena sudah dihafalkannya.

2.4 Analisis Pembelajaran Efektif

Pembelajaran efektif dapat ditafsirkan sebagai suatu pembelajaran yang tepat guna. Pembelajaran dapat dikatakan efektif bila tujuan pembelajaran telah tercapai. Pembelajaran yang terlihat aktif serta menyenangkan namun tidak efektif akan terlihat hanya seperti sebuah permainan yang membuang waktu, tetapi tujuan dari pembelajaran tidak tercapai.

Suatu pembelajaran dikatakan efektif jika siswa mendapatkan pengalaman baru, membentuk kompetensi, serta mengantarkan siswa ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini akan tercapai dengan mengikutsetakan mereka dalam perencanaan, pelaksanaan serta penilaian pembelajaran. Seluruh siswa harus ikut terlibat secara penuh agar muncul gairah dalam pembelajaran, sehingga suasana dalam pembelajaran benar-benar kondusif dan terarah.

Pembelajaran efektif mengharuskan siswa terlibat dalam pembelajaran secara aktif, karena mereka adalah pusat kegiatan dari pemebelajaran dan pembentukan kompetensi. Siswa diharapkan mampu untuk mengartikan informasi yang diberikan oleh guru sampai informasi itu dapat diterima. Dalam pelaksanaannya kegiatan ini membutuhkan proses pertukaran pikiran dan diskusi dalam rangka menyamakan kesamaan paham terahadap materi yang harus siswa kuasai.

Pembelajaran ini juga perlu didukung dengan suasana serta lingkungan belajar yang memadai. Oleh karenanya, guru diharuskan memiliki kemampuan dalam mengelola siswa, kegiatan pembelajaran, isi / materi pembelajaran, dan sumber-sumber belajar.

Menurut Nurdyansyah beberapa prosedur yang harus dilakukan pada proses pelaksanaan pembelajaran efektif adalah sebagai berikut :

- Appersepsi Eksplorasi, yaitu mengenalkan materi pokok dan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta variasi metode yang akan digunakan.
- Konsolidasi pembelajaran yakni membantu siswa supaya aktif dalam membangun kompetensi dan mengaitkannya dengan kehidupan siswa.

Penilaian adalah mengumpulkan fakta serta data / dokumen belajar siswa agar program pembelajaran bisa diperbaiki, ditambahkan beberapa hal yang harus diperhatikan guru agar pembelajaran efektif bisa tercapai, yaitu guru harus mampu mengelola : tempat belajar, siswa, kegiatan pembelajaran, konten/materi pembelajaran, media dan sumber belajar. [15]
[15]https://www.google.co.id/books/edition/MODEL_PEMBELAJARAN_Inovatif_dan_Efektif/tlYsEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1

Memilih atau menentukan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh :

Karakteristik Kompetensi Dasar (KD)

Karakteristik kompetensi dasar yang dimaksud adalah melihat dari tingkat pengetahuan.Tingkat pengetahuan seperti mengingat, memahami sampai dengan mencipta akan menentukan model pembelajaran yang akan digunakan oleh seorang guru, dan yang harus diperhatikan bahwa tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD atau materi pembelajaran.

Model pembelajaran tertentu hanya tepat untuk materi pembelajaran tertentu dan materi pembelajaran tertentu akan dapat berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu, oleh karena itu guru harus mampu menganalisis rumusan pernyataan setiap KDnya sehingga tidak salah dalam menentukan atau menyusun model pembelajaran untuk proses pembelajaran.

Tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran

Dalam memilih model pembelajaran harus bisa menyesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai didalam pembelajarannya. Sehingga model pembelajaran yang akan digunakan akan mengarah kepada tujuan pembelajaran yang akan mengarah kepada apa yang harus dicapai oleh peserta didik.

Sifat dan materi yang akan diajarkan

Dalam memilih model pembelajaran seorang guru harus melihat dari sifat dan materi yang akan diajarkan, guru harus bisa menganalisis dengan tepat materi dan juga model pengajarannya sehinga materi ajar akan mudah dipahami oleh peserta didiknya. Dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru bisa efektif dan efisien dan menghasilkan pengajaran yang optimal.

Tingkat kemampuan peserta didik

Seorang guru harus memperhatikan tingkat kemampuan peserta didik dalam menentukan model pengajaran yang tepat, karena tidak setiap peserta didik mampu menerima setiap model yang diberikan oleh gurunya. Dan kemampuan peserta didik itu berbeda beda, ada yang senang mendengarkan, ada yang senang berdiskusi atau menyampaikan pendapat, ada yang mampu untuk belajar mandiri dan lain sebagainya.

Dan penting bagi guru untuk mengetahui tingkat kemampuan dari masing-masing siswanya sebagai upaya dalam pemilihan model pembelajaran untuk proses kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan oleh seorang guru. Sehingga dengan model yang diterapkan dengan tepat bisa meningkatkan dan mengembangkan kemampuan peserta didiknya. [16]
[16] Catatan materi “ Analisis Penerapan Model Pembelajaran “ pemateri Bapak Ukoey Yudho

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam kegiatan belajar mengajar sering kali dijumpai tidak tercapainya sesuatu yang sudah ditentukan. Seperti seorang pendidik, yang memberikan ilmu/mengajar tanpa mengetahui apakah ilmu yg ia berikan sudah benar-benar tersampaikan. Jadi hanya sebatas menyampaikan kewajibannya saja. Atau peserta didik yang belajar hanya diwaktu tertentu. Saat ada ujian atau tugas. Hal tersebut dapat didasari karena tidak adanya metode atau model dalam pembelajaran. Sehingga pendidik diharuskan mengetahui pengertian dan apa saja model dan metode dalam pembelajaran.

Tentunya antara model dan metode mempunyai perbedaan, model pembelajaran merupakan gambaran umum namun tetap mengerucut pada tujuan khusus. Hal tersebut membuat model pembelajaran berbeda dengan metode pembelajaran yang sudah menerapkan langkah atau pendekatan pembelajaran yang justru lebih luas lagi cakupannya.

Model pembelajaran meliputi pembelajaran langsung, kooperatif, kontekstual, berbasis proyek, dan berdeferiansi. Untuk metode ada beberapa macam diantaranya, metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, diskusi dan lain-lain.

Dengan begitu bisa disimpulkan bahwa pendidik maupun peserta didik dalam melakukan pembelajaran dapat disesuaikan dengan keadaan dan memilih dengan batasan tertentu. Meski setiap model mempunyai kelebihan dan kekurangan, namun dapat diseimbangkan dengan bergantian model pembelajaran di setiap belajar atau mengajar.

Suatu pembelajaran dikatakan efektif jika siswa mendapatkan pengalaman baru, membentuk kompetensi, serta mengantarkan siswa ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini akan tercapai dengan mengikutsertakan mereka dalam perencanaan, pelaksanaan serta penilaian pembelajaran. Seluruh siswa harus ikut terlibat secara penuh agar muncul gairah dalam pembelajaran, sehingga suasana dalam pembelajaran benar-benar kondusif dan terarah.

DAFTAR PUSTAKA

Bahana, Khusna. 2022. Panduan Kurikulum PAUD/TK Karakter Islam. Kediri: Sotab Hebat

Mulyasa, HE .2021. Menjadi Guru Penggerak Merdeka Belajar. Bekasi: Bumi Aksara

Trianto .2012. Model Pembelajaran Terpadu. Bekasi: Bumi Aksara








Tidak ada komentar:

Posting Komentar