Sabtu, 29 Oktober 2022

Masalah Pembelajaran

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dwi Puji Astuti, MSc.
Disusun Oleh Kelompok 3 Angkatan 5 :
1. Alberza (PAI)
2. Osa Maliki (MPI)
3. Rama Hidayat (PAI)
4. Nila Sari (PAI)
5. Suci Mardhotilla (PAUD)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami haturkan kepada Allah Ta’ala. Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Masalah Pembelajaran” dapat kami selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang masalah pembelajaran yang sering dialami didunia pendidikan. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah ta’ala karuniakan kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun dengan baik melalui beberapa sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kami bantuan, semangat dan doa sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menjadi pengetahuan dan ilmu untuk kami dan para pembaca.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Lahat, 27 Oktober 2022 M
Rabi’ul Awal 1444 H
Penyusun Makalah Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Kelompok Tiga

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Manfaat Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Masalah Pembelajaran
2.2 Jenis-Jenis Masalah Dalam Pembelajaran
2.3 Faktor-Faktor Penyebab Masalah Dalam Pembelajaran
2.4 Prosedur Pemecahan Masalah Dalam Proses Pembelajaran
BAB III PENUTUP.
3.1 Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan zaman saat begitu sangat cepat, mulai dari perubahan-perubahan dibidang ekonomi, sosial, teknologi sampai bidang pendidikan. Pendidikan di Indonesia sudah mengalami kemajuan yang lebih modern dibandingkan dengan zaman dahulu, karena proses perubahan ini didukung dari berbagai sisi positif juga peran Guru serta Orang tua yang bekerja sama demi mencapai tujuan yang sama. Belajar merupakan salah satu usaha manusia dalam mendidik dan upaya meningkatkan kemampuan kemudian diiringi oleh perubahan dan peningkatan kualitas dan kuantitas pengetahuan manusia itu sendiri. Belajar adalah salah satu aktivitas siswa yang terjadi di dalam lingkungan belajar. Belajar diperoleh melalui lembaga pendidikan formal dan nonformal. Salah satu lembaga pendidikan formal yang umum di Indonesia yaitu sekolah dimana di dalamnya terjadi kegiatan belajar dan mengajar yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa. Tujuan belajar siswa sendiri adalah untuk mencapai atau memperoleh pengetahuan yang tercantum melalui hasil belajar yang optimal sesuai dengan kecerdasan intelektual yang dimilikinya.

Pada hal ini banyak masalah yang timbul lebih cepat. Sebelum kita dapat mengidentifikasi masalah itu, yang pasti tampak cara untuk memperoleh kejelasan dan hal ini tidak dapat dipisahkan dengan masalah-masalah itu. Semakin lama masalah itu menjadi sangat kompleks. Juga dalam masalah-masalah itu selalu terjadi perubahan terutama masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan.

Di era reformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, perbaikan kegiatan belajar dan mengajar harus diupayakan secara maksimal agar mutu pendidikan meningkat, hal ini dilakukan karena majunya pendidikan membawa implikasi meluas terhadap pemikiran manusia dalam berbagai bidang sehingga setiap generasi muda harus belajar banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntunan zaman. Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa. seorang guru dituntut untuk teliti dalam memilih dan menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Akan tetapi dalam mencapai suatu tujuan yang baik pasti ada kendala suatu masalah yang menghalangi dalam pencapaian tujuan itu, seperti halnya dalam bidang pendidikan, pasti ada masalah-masalah dalam pembelajaran siswa. Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar disebabkan kurang hubungan komunikasi antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya sehingga proses interaksi menjadi vakum.

Untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa diantaranya dapat dilakukan melalui upaya memperbaiki proses pengajaran sehingga dalam perbaikan proses pengajaran ini peranan guru sangat penting. Selaku pengelola kegiatan siswa, guru juga diharapkan membimbing dan membantu siswa.

Pendidikan juga memiliki peranan yang sangat sentral dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), misalnya, menunjukkan akan peran strategis pendidikan dalam pembentukan SDM yang berkualitas. Karakter manusia Indonesia yang diharapkan menurut undang-undang tersebut adalah manusia yang beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, maju, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, profesional, bertanggung jawab, produktif, serta sehat jasmani dan rohani. Upaya efektif untuk membentuk karakter manusia seperti ini dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas pendidikan. [1]
[1]. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pelajaran IPA Materi Komponen Ekosistem, Nurdyansyah Fitri Amalia Program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, penyusun membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian masalah pembelajaran?
2. Apa sajakah jenis masalah-masalah dalam pembelajaran?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penyebab masalah-masalah dalam pembelajaran?
4. Bagaimanakah prosedur atau langkah-langkah pemecahan masalah-masalah dalam pembelajaran?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mendeskripsikan pengertian masalah pembelajaran,
2. Mendeskripsikan jenis masalah-masalah dalam pembelajaran,
3. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab masalah-masalah dalam pembelajaran,
4. Mendeskripsikan prosedur atau langkah-langkah pemecahan masalah-masalah dalam proses pembelajaran.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masalah Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Pengertian belajar bisa mempunyai arti yang luas, tergantung kita sendiri memberikan arti untuk belajar. Karena segala sesuatu yang kita kerjakan bisa mempunyai arti belajar, namun dalam hal ini saya mengartikan belajar dalam hal mencari pengetahuan ilmu, atau yang biasa kita jumpai pada proses pembelajaran anak dilingkungan sekolah.

Skinner (1958) memberikan definisi belajar “Learning is a process progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Ini berarti bahwa belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Disamping itu belajar juga memebutuhkan proses yang berarti belajar membutuhkan waktu untuk mencapai suatu hasil.

Jadi belajar adalah proses untuk perubahan prilaku dari yang bersifat tidak baik menuju sifat yang baik dan lebih baik, karena dengan sikap yang baik, orang yang mempunyai ilmu akan lebih dihargai dari pada sifat yang kurang baik. Dalam mencapai tujuan tersebut tentunya sangat membutuhkan waktu, sehingga pembelajaran yang formal ada batasan-batasan yang membatasi waktu untuk menempuh proses belajar itu. Dengan adanya kurikulum yang mengatur proses pembelajaran, maka batasan-batasan tertentu sangat membatasi adanya kaitan satu dengan yang lain.

Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua rumusan. Rumusan pertama berbunyi: “…acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience” (Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman). Rumusan keduanya adalah process of acquiring responses as a result of special practice (Belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus).

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dipahami secara umum bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang yang relatif menetap diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif.

2. Pengertian Masalah Belajar

Banyak ahli mengemukakan pengertian masalah. Ada yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan.

Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan.

Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. “Belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya” ( Anita E, Wool Folk, 1995 : 1996).

Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut.“Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan”. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya.

Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa siswa-siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata normal, pandai atau cerdas. Masalah-masalah dalam pembelajaran ini adalah sesuatu yang harus dipecahkan oleh guru dan orang tua sehingga proses belajar anak bisa sesuai dengan tujuan yang pertama yaitu mencerdaskan anak bangsa yang berpendidikan dan mempunyai tingkah laku yang baik. Tanggung jawab seorang guru dalam mendidik anak bisa berjalan dengan baik jika masalah-masalah dalam pembelajaran bisa dipecahkan secara bersama-sama.

3. Pengertian Pembelajaran

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa adalah keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang akan dijadikan bahan belajar.

Belajar adalah proses mencari, memahami, menganalisis suatu keadaan sehingga terjadi perubahan perilaku, dan perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar jika disebabkan oleh karena pertumbuhan atau keadaan sementara. (Syaifuddin Iskandar, 2008:1).

Sedangkan pembelajaran atau instruksional adalah usaha mengorganisasikan lingkungan belajar sehingga memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar tertentu yang akan mendukung pembelajaran itu nantinya.[2]
[2]. Mas Ulil: Masalah-Masalah dalam pembelajaran dan pemecahannya (basorpoenya.blogspot.com) di Akses pada 25 Oktober 2022 Pukul 22:00, Lahat

2.2 Jenis-Jenis Masalah Dalam Pembelajaran

1. Kondisi Masalah Pembelajaran yang berkenaan dengan keadaan dirinya sendiri yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.

1) Disleksia

Disleksia adalah gangguan belajar yang menyebabkan seseorang kesulitan untuk membaca atau menulis. Anak dengan kondisi ini tidak biasanya akan sulit merangkai huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi paragraf. Kesulitan ini juga dapat dialami saat berbicara karena anak akan kesulitan untuk mencari kata-kata yang tepat sesuai dengan maksudnya. Anak kesulitan belajar akibat disleksia umumnya dapat merasa kesulitan dalam mengerti konteks bacaan dan tidak memiliki tata bahasa yang baik.

2) Dispraksia

Dispraksia adalah jenis gangguan belajar yang ditandai dengan gangguan pada kemampuan motorik anak. Kemampuan motorik yang rendah dapat membuat anak kesulitan melakukan pergerakan atau mengoordinasikan anggota tubuhnya. Salah satu contoh kesulitan belajar akibat dispraksia adalah anak sering terbentur atau tabrakan dengan orang lain atau benda-benda mati. Anak juga akan kesulitan untuk belajar memegang sendok atau mengikat tali sepatunya. Jika kondisi ini dialami oleh anak yang lebih besar, biasanya mereka akan terlihat kesulitan untuk belajar menulis, mengetik, berbicara, atau bahkan menggerakkan matanya.

3) Disgrafia

Disgrafia adalah gangguan belajar yang membuat pengidapnya kesulitan menulis. Anak dengan kondisi ini biasanya punya tulisan tangan yang jelek, tidak bisa mengeja, dan kesulitan untuk menuliskan apa yang dirasakan.

4) Diskalkulia

Jenis gangguan belajar lainnya adalah diskalkulia. Kondisi ini membuat pengidapnya kesulitan untuk berhitung atau memahami konsep matematika. Tergantung dari usia dan kondisi, gambaran diskalkulia pada setiap orang bisa berbeda. Pada anak-anak usia balita atau sekolah dasar awal, misalnya, kondisi ini akan membuat mereka kesulitan untuk mengenali angka atau belajar berhitung. Seiring bertambahnya usia, gangguan ini akan makin jelas terlihat ketika kesulitan untuk memecahkan hitung-hitungan sederhana atau menghafalkan tabel perkalian.

5) Auditory processing disorder

Auditory processing disorder adalah kelaianan otak dalam memproses suara yang masuk. Ini bukanlah gangguan pendengaran, melainkan adanya kelainan dalam memahami suara. Penderitanya bisa kesulitan membedakan suara yang satu dengan suara yang lain. Mereka juga akan kesulitan mengikuti perintah suara dan mengingat hal yang didengar.

6) Visual processing disorder

Visual processing disorder membuat penderitanya kesulitan dalam menginterpretasi informasi visual. Salah satu contoh kesulitan dalam belajar akibat visual processing disorder adalah kesulitan membedakan dua objek yang bentuknya mirip dan mengoordinasikan tangan serta mata secara bersamaan.

7) Gangguan belajar nonverbal

Jenis gangguan belajar selanjutnya adalah gangguan belajar nonverbal. Kondisi ini dapat membuat seorang anak kesulitan dalam mengerti ekspresi wajah, gerak tubuh, dan intonasi suara. Contoh masalah belajar ini dapat terjadi ketika guru di kelas menjelaskan pelajaran lewat gerakan tubuh atau komunikasi nonverbal lainnya.

8) Visual perceptual/visual motor deficit

Visual perceptual/visual motor deficit adalah salah satu masalah kesulitan belajar yang membuat seorang anak mengalami koordinasi tangan dan mata yang buruk. Masalah ini dapat terlihat ketika anak kesulitan membaca, sulit menggunakan pensil, krayon, gunting, dan aktivitas motorik halus lainnya. Tidak hanya itu, ciri-ciri kesulitan belajar dari visual perceptual/visual motor deficit juga bisa ditandai dengan kesulitan membedakan huruf yang terlihat sama atau menunjukkan pergerakkan mata yang tak normal saat membaca atau menyelesaikan tugas.[3]
[3] Nina Hertiwi Putri, “ 8 Jenis Kesulitan Belajar Pada Anak Yang Penting Dipahami Orangtua, https://www.sehatq.com/artikel/kesulitan-belajar-pada-anak, (Diakses pada 26 Oktober 2022 pukul 08.15)

2. Kondisi Masalah Pembelajaran yang berkenaan dengan keadaan eksternal dirinya dan lingkungan :

1) Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan peserta didik yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas.

2) Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi peserta didik yang kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui, dsb.

3) Sering tidak sekolah, yaitu peserta didik-peserta didik yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilangan sebagian besar kegiatan belajarnya.[4]
[4] “Jenis-Jenis Masalah Belajar dan Identifikasi Peserta Didik”, https://123dok.com/article/jenis-jenis-masalah-belajar-identifikasi-peserta-didik.z1563j3y, (Diakses pada 26 Oktober 2022 pukul 08.15)

4) Trauma. Anak dengan riwayat trauma, baik secara psikologis maupun fisik, berisiko mengalami kesulitan belajar. Sebab, trauma bisa menyebabkan gangguan perkembangan otak dan merusak saraf. Trauma psikologis pada anak bisa disebabkan oleh kekerasan yang diterimanya semasa kecil. Sementara itu, trauma fisik bisa disebabkan oleh kecelakaan, benturan keras karena sebab lain, dan kekerasan yang diterima secara fisik.

5) Paparan dari lingkungan. Beberapa anak mengalami kesulitan belajar karena pernah terpapar racun dari lingkungan, misalnya timbal. Komponen tersebut telah terbukti bisa meningkatkan risiko terjadinya masalah pembelajaran ini.

6) Kondisi janin saat masih di dalam kandungan. Kebiasaan ibu saat mengandung serta gangguan kesehatan janin bisa berpengaruh pada perkembangan otak anak kelak. Ibu hamil yang sering mengonsumsi minuman alkohol dan merokok, berisiko lebih tinggi melahirkan anak dengan kesulitan belajar. Gangguan janin, seperti pertumbuhan janin terhambat kelahiran prematur, dan bayi yang lahir dengan berat badan terlalu rendah, juga punya risiko tinggi mengalami kondisi masalah pembelajaran ini.

2.3 Faktor-Faktor Penyebab Masalah Dalam Pembelajaran

Pada dasarnya dari setiap jenis masalah, khususnya dalam masalah belajar murid di SD, cenderung bersumber dari faktor-faktor yang melatarbelakangi penyebabnya. Seorang guru setelah mengetahui siapa murid yang bermasalah dalam belajar serta jenis masalah apa yang dihadapinya selanjutnya guru dapat melaksanakan tahap berikutnya, yaitu mencari sebab-sebab terjadinya masalah yang dialami murid dalam belajar. Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah pembelajaran pada murid dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu :

1. Faktor internal

Yaitu faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri. Seperti Gangguan secara fisik Misalnya,
Ø Cacat tubuh atau pertumbuhan yang kurang sempurna, organ dan anggota-anggota badan Seperti kaki, tangan, dan sebagainya sering pula membawa ketidakstabilan mental dan emosional.
Ø Penyakit menahun seperti asma dan sebagainya yang menghambat usaha-usaha belajar secara optimal.
Ø Kelemahaman-kelemahan secara mental baik kelemahan yang dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman yang sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidikan, seperti Kelemahan mental taraf kecerdasannya cenderung kurang.

2. Faktor eksternal

Yaitu faktor yang timbul dari luar diri individu, situasi sekolah dan masyarakat.
Antara lain :
Ø Ketidak sesuaian standar administrasif sistem pengajaran, penilaian, pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar mengajar, dan sebagainya.
Ø Kurikulum yang seragam, bahan dan buku-buku sumber yang tidak sesuai dengan tingkat- tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan individu.
Ø Terlalu berat beban belajar siswa atau mengajar guru.
Ø Terlalu besar proporsi siswa dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di luar, dan sebagainya.
Ø Terlalu sering pindah sekolah atau program, tinggal kelas, dan sebagainya.

2.4 Prosedur Pemecahan Masalah Dalam Proses Pembelajaran

Pemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang perlu dilaksanakan agar memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang mungkin tidak didapat dengan segera (Saad & Ghani, 2008:120). Pendapat lainnya menyatakan bahwa pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan (Polya, 1973:3). Menurut Goldstein dan Levin, pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan rutin atau dasar (Rosdiana & Misu, 2013:2).

Menurut Polya (1973) Ada empat tahap pemecahan masalah yaitu; [5]
[5]. Riadi, Muchlisin, “Pengertian dan Tahapan Pemecahan Masalah”, https://www.kajianpustaka.com/2016/04/pengertian-dan-tahapan-pemecahan-masalah.html, (Diakses pada 26 Oktober 2022 pukul 03.40 )

1. Memahami masalah

Tahapan pertama adalah memahami dan mengidentifikasi masalah yang terjadi sebenarnya dilapangan. Sebagai contoh, jika sistem pembelajaran sekolah menurun, kita mungkin berpikir bahwa masalah terletak pada anggota guru dan karyawan yang tidak bekerja dengan maksimal. Akan tetapi, jika kita memahami dan mengidentifikasinya lebih dalam maka bisa saja masalah tersebut terjadi karena kurang adanya pelatihan, tekanan yang terlalu banyak atau pekerjaan yang menumpuk. Dalam tahapan ini, sangat penting bagi kita untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan jangan terlalu cepat dalam mengambil keputusan. [6]
[6]. Ningtyas Dewanasari Kinasih, “5 Tahap Pemecahan masalah yang efektif dan cara meningkatkan skillnya”, https://www.ekrut.com/media/pemecahan-masalah, (Diakses pada 26 Oktober 2022 pukul 03.50)

Dalam memahami masalah, maka kita harus focus pada apa yang menjadi masalah dan mencari tahu segalanya dengan detail. Terkadang kita hanya menganalisa permasalahan dengan sepintas saja sehingga tidak mengetahui penyebab suatu permasalahan secara pasti. Untuk mendefinisikan permasalahan secara tepat, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan :
Ø Ketika mendefinisikan permasalahan, kita perlu membedakan antara fakta dan pendapat. Logikanya, kita tidak akan mendapatkan penyebab permasalahan yang valid jika kita tidak bisa membedakan keduanya.
Ø Dalam hal ini, kita juga perlu menyatakan atau mengungkapkan permasalahan yang terjadi secara spesifik.
Ø Coba identifikasi standar, norma-norma atau nilai-nilai apa saja yang telah dilanggar dari permasalahan ini.
Ø Kita perlu menentukan dimana titik permasalahan yang ada dan mulai merancang proses pemecahan masalah.
Ø Pastikan untuk tidak menyelesaikan sebuah permasalahan tanpa data-data yang valid.

2. Merencanakan pemecahan

Setelah mengidentifikasi permasalahan yang ada secara detail, maka hal selanjutnya adalah merencanakan pemecahan dan solusi. Dalam merencanakan pemecahan kita harus melibatkan semua pihak yaitu guru dan pegawai, agar dapat saling memberikan pendapat dan masukan sehingga mendapatkan beberapa solusi yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Berikut ada langkah-langkah dalam merencanakan pemecahan dan solusi :
Ø Pastikan untuk tidak terburu-buru dalam menentukan suatu solusi.
Ø Sertakan semua individu yang terlibat dalam menentukan solusi yang terbaik.
Ø Tentukan solusi yang sejalan dengan tujuan organisasi atau perusahaan.
Ø Tentukan solusi untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Ø Pertimbangkan ide-ide yang disampaikan oleh orang lain, karena semua orang berhak memberikan pendapat mereka terhadap solusi yang sedang direncanakan.
Ø Pilih solusi dan perencanaan yang paling tepat.[7]
[7]. “Pengertian dan 4 langkah dasar proses pemecahan masalah”, https://www.studilmu.com/blogs/details/pengertian-dan-4-langkah-dasar-proses-pemecahan-masalah, (Diakses pada 26 oktober pukul 03.52)

3. Melaksanakan rencana

Setelah menyusun perencanaan pemecahan dan mendapatkan solusi yang terbaik maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana. Melaksanakan rencana berarti setiap guru dan pegawai mengetahui dan memahami bagian masing-masing dalam mengimplementasikannya. Hendaknya semua pihak melaksanakan setiap tugasnya dengan baik dan bersungguh-sungguh agar solusi yang dijalankan dapat tercapai dan permasalahan dalam pembelajaran dapat terpecahkan. [8]
[8]. Ningtyas Dewanasari Kinasih, Loc. Cit.

4. Memeriksa kembali

Langkah terakhir adalah memeriksa kembali atau evaluasi terhadap hasil solusi yang telah direncanakan agar dapat meninjau bersama, apakah permasalahan yang ada sudah benar-benar terselesaikan atau belum. Jika belum terselesaikan dan belum berhasil maka hendaknya kita menetapkan langkah-langkah dan solusi lain yang lebih baik dan berkelanjutan.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setiap pembelajaran yang berhasil tentu saja membutuhkan sebuah proses yang tidak mudah. Untuk menuju keberhasilan seseorang harus berusaha keras terlebih dahulu, seperti juga halnya proses pembelajaran disekolah, guru akans berhadapan dengan banyaknya murid yang sulit untuk diatur dan tak sedikit yang manja, dengan penyesuaian yang tidak mudah dan usaha untuk mau belajar dan terus mencari pengalaman pembelajaran yang diharapkan akan berhasil. Penggunaan metode-metode pembelajaran juga perlu di sesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa yang bersangkutan, hal ini dikarenakan setiap siswa memilki karakter yang berbeda-beda sehingga seorang guru harus pintar dalam menarik perhatian siswa saat proses belajar mengajar berlangsung. Dengan pemilahan metode dan penggunaan media pembelajaran yang sesuai maka pembelajaran akan berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Siswa juga mampu untuk menyerap materi yang diajarkan.

Banyak faktor dalam masalah pembelajar seperti kondisi masalah Pembelajaran yang berkenaan dengan keadaan dirinya sendiri, Disleksia (Kesulitan dalam membaca atau menulis), Dispraksia (Kemampuan motorik yang rendah), Disgrafia (Kesulitan dalam menulis), Diskalkulia (Kesulitan ia dalam menghitung), Visual processing disorder membuat penderitanya kesulitan dalam menginterpretasi informasi visual, gangguan belajar nonverba, dan Visual perceptual/visual motor deficit adalah salah satu masalah kesulitan belajar yang membuat seorang anak mengalami koordinasi tangan dan mata yang buruk dan Faktor Eksternal.

Dari semua pembahasan faktor masalah pembelajar dan penyebabnya yang membuat hal tersebut terjadi maka disana akan ada metode dan solusi dalam pemecahan masalah tersebut akan tetapi semua hal tersebut membutuhkan yang namanya waktu atau proses dalam mencegah atau mengatasi masalah tersebut, maka disini sangat dibutuhkan kerjakeras seorang guru.

DAFTAR PUSTAKA

“Jenis-jenis Masalah Belajar dan Identifikasi Peserta Didik”, https://123dok.com/article/jenis-jenis-masalah-belajar-identifikasi-peserta-didik.z1563j3y, (Diakses pada 26 Oktober 2022 pukul 08.15)


Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pelajaran IPA Materi Komponen Ekosistem, Nurdyansyah Fitri Amalia Program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Nina Hertiwi Putri, “8 Jenis Kesulitan Belajar Pada Anak Yang Penting Dipahami Orangtua", https://www.sehatq.com/artikel/kesulitan-belajar-pada-anak, (Diakses pada 26 Oktober 2022 pukul 08.15)

Ningtyas Dewanasari Kinasih, “5 Tahap Pemecahan masalah yang efektif dan cara meningkatkan skillnya”, https://www.ekrut.com/media/pemecahan-masalah

“Pengertian dan 4 langkah dasar proses pemecahan masalah”, https://www.studilmu.com/blogs/details/pengertian-dan-4-langkah-dasar-proses-pemecahan-masalah

Riadi, Muchlisin, “Pengertian dan Tahapan Pemecahan Masalah”, https://www.kajianpustaka.com/2016/04/pengertian-dan-tahapan-pemecahan-masalah.html,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar