Kamis, 27 Oktober 2022

Pendekatan Pembelajaran dan Masalah Pembelajaran

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran
Dosen pengampu : Humaedi Tamri, Lc, M.Pd
Oleh Kelompok 3 Angkatan 5 :
1. Kahfi (PAI)
2. Agis Sugiana (SBA)
3. Muhammad Nawaf Bahanan (SBA)
4. Muhammad Faiz Tholib (PAI)
5. Uu Ubaidillah (MPI)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’Ala atas segala karunia nikmat sehat jasmani dan rohani sehingga makalah yang berjudul “Pendekatan Pembelajaran dan Masalah Pembelajaran” ini dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas awal semester yang diampu oleh Humairi Tamri, Lc, M.Pd

Pemilihan tema sudah ditentukan oleh dosen. Sehingga dengan adanya makalah Pendekatan Pembelajaran dan Masalah Pembelajaran ini dapat membuka pola fikir kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.

Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karenanya kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk kami jadikan sebagai evaluasi.

Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai ide/gagasan yang menambah kekayaan intelektual bangsa.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Bekasi, 27 Oktober 2022
Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
1.1 Latar belakang.
1.2 Rumusan masalah.
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pendekatan pembelajaran.
2.2 Macam-macam pendekatan pembelajaran.
2.3 Pendekatan pembelajaran efektif.
2.4 Masalah Pembelajaran.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam perspektif islam makna belajar bukan hanya sekedar upaya perubahan perilaku. Konsep belajar dalam islam merupakan konsep belajar yang ideal, karena sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam. Tujuan belajar dalam islam bukanlah mencari rezeki didunia ini semata, tetapi untuk sampai kepada hakikat, memperkuat akhlak yang sempurna.

Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, termasuk pendidikan agama islam di sekolah-sekolah dan madrasah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan, banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh anak didik.[1] Menurut Hamalik belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan prilaku, termasuk juga perbaikan prilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lengkap.[2] Istilah strategi lebih luas pengertiannya dari metode atau tekhnik, dengan kata lain di dalam strategi juga terkandung pengertian metode atau tekhnik, di mana dalam strategi juga dibicarakan pendekatan pengajaran dalam penyampaian informasi, memilih sumber belajar, menunjang pengajaran, menentukan dan menjelaskan peranan siswa.[3]
[1] Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2005). Hlm. 50-51.
[2] Ibid., hlm. 52.
[3] M. Basyruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Cet I (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). Hlm 121.

Dilihat dari segi kepentingannya, pendidikan dapat dilihat dari dua bagian, pertama pendidikan dari segi kepentingan individual, dan kedua pendidikan dari segi kepentingan masyarakat. Dari segi kepentingan individual, pendidikan di samping harus memperhatikan perbedaan bakat, kemampuan, kecenderungan dan lainnya yang dimiliki anak, juga harus dapat membantu individu dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya, sehingga dapat menolongnya. Pendidikan agama islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang ajaran islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pendidikan islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman siswa tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.[4]
[4] Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam. Cet ketiga.(Jakarta: Kalam Mulia, 2001). Hlm104.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian pendekatan pembelajaran?
2. Apa saja macam-mcam pembelajaran?
3. Bagaimana cara menganalisis macam-macam pendekatan pembelajaran?
4. Bagaimana menganalisis masalah pembelajaran?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran,
2. Mampu Mengidentifikasi macam-macam pendekatan pembelajaran,
3. Mampu menganalisis macam-macam pendekatan pembelajaran.
4. Mampu menganalisis masalah pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran adalah ide atau prinsip cara memandang dalam menentukan kegiatan pembelajaran. Pernyataan tersebut senada dengan Rusman (2018) yang berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran adalah tahap pertama pembentukan suatu ide dalam memandang dan menentukan objek kajian.

Berbeda dengan metode pembelajaran yang telah menentukan langkah di kelas atau model pembelajaran yang memiliki kerangka konseptual, pendekatan pembelajaran itu lebih luas lagi. Artinya, pendekatan merupakan landasan berpikir atau filosofi dalam menentukan pembelajaran.

Pengertian Pendekatan Pembelajaran menurut Para Ahli :

Gulo
Pendekatan menurut Gulo (dalam Suprihatingrum, 2013, hlm. 146) adalah sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar (pembelajaran).

Sudut pandang tersebut menggambarkan cara berpikir dan sikap seorang pendidik dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi pada kegiatan pembelajaran.

Sanjaya
Sementara itu, Sanjaya (dalam Suprihatiningrum, 2013, hlm. 146) berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.

Wati
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang guru terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum (Wati, 2010, hlm. 7).

Pendekatan mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

Rahmawati
Pendekatan pembelajaran ialah jalan atau cara yang akan ditempuh dan digunakan oleh pendidik untuk memungkinkan siswa belajar sesuai dengan tujuan tertentu (Rahmawati, 2011, hlm. 74).

Dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah pandangan atau sudut pandang berupa rencana awal untuk menentukan pelaksanaan proses pembelajaran dalam menerapkan perlakuan (tindakan kelas) yang akan digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar.

Ciri Ciri Pendekatan Pembelajaran

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat ditentukan beberapa unsur penting yang membedakan pendekatan dari konsepsi pembelajaran yang lain, yakni:
1) Merupakan sebuah filosofi/landasan.
2) Merupakan sudut pandang.
3) Serangkaian gagasan untuk mencapai tujuan tertentu.
4) Jalan yang ditempuh untuk menyampaikan pembelajaran.

Pendekatan merupakan sebuah filosofi atau landasan sudut pandang dalam melihat bagaimana proses pembelajaran dilakukan sehingga tujuan yang diharapkan tercapai. [5]
[5] Pendekatan Pembelajaran: Pengertian, Ciri, Macam & Jenis oleh GAMAL THABRONI, https://serupa.id/pendekatan-pembelajaran

2. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran.

1). Pendekatan Kontekstual

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pendekatan pembelajaran dengan inisiatif guru untuk bisa mengembangkan belajar yang bisa dihubungkan dengan kondisi di lingkungan sehari-hari siswa. Guru juga bisa mendorong para siswa untuk bisa mengaitkan pengetahuan yang telah didapat dengan dipraktekan pada kehidupan sehari-hari.

Syarat agar siswa bisa memahami pendekatan kontekstual adalah siswa perlu diajari kegunaan, hakikat belajar dan cara untuk mencapai sebuah tujuan. Adanya syarat tersebut siswa bisa sadar dengan apa yang akan mereka pelajari dan manfaatnya di kehidupan sehari-hari.

Pendekatan ini memiliki landasan sendiri agar bisa dilaksanakan dengan baik diantaranya adalah konstruktivisme, bertanya, kelompok belajar, meneliti, evaluasi dan pengukuran.

2). Pendekatan Konstruktivisme

Konstruktivisme memiliki fokus tersendiri dalam pembelajaran yakni pada membangun dan penyusunan level pengetahuan dan kreativitas siswa. Pengetahuan dan kreativitas berguna agar siswa bisa membangun dan mengutarakan gagasan dan diterapkan di dunia nyata.

Fungsi guru pada pendekatan ini adalah sebagai pengarah kebijakan dalam aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa. Bisa dikatakan bahwa pendekatan konstruktivisme adalah aktivitas belajar yang memfokuskan pada keikutsertaan dan pengalaman langsung dalam aktivitas belajar. Penjabaran lebih lengkap tentang pendekatan konstruktivisme ini.

3). Pendekatan Kognitif

Pendekatan ini memiliki fokus pada mengingat dan menghafal. Jangan salah sangka pada pendekatan ini di mana siswa hanya akan dijejalkan informasi lalu dihafalkan.

Sebaliknya pendekatan ini merupakan metode yang bisa memungkinkan siswa untuk memahami dan mengingat informasi penting untuk jangka waktu yang panjang.

4). Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif adalah aktivitas berpikir menggunakan logika untuk menyelesaikan masalah dan selanjutnya membuat kesimpulan dari hasil pengumpulan data. Pada penggunaan penalaran deduktif untuk menyelesaikan masalah yang rumit, hasil bisa didapat lebih dari satu kesimpulan.

Deduktif bila dideskripsikan dalam kata-kata adalah metode untuk menarik kesimpulan dari yang umum ke khusus. Pada aktivitas pembelajaran pendekatan deduktif dimulai dengan pengutaraan konsep dari mulai istilah, definisi dan teori oleh guru.

(Suwarna,2005) Deduktif memiliki dasar pemikiran bahwa aktivitas pembelajaran bisa dilakukan dengan sukses apabila peserta didik bisa memahami sebuah persoalan hingga konsep fundamentalnya.

5). Pendekatan Induktif

Pendekatan Induktif merupakan hasil kesimpulan dari aktivitas berpikir dari elemen dengan karakter khusus.

Lebih sederhananya proses induktif bila dideskripsikan dengan kata-kata adalah pengambilan suatu kesimpulan yang berasal dari elemen umum ke elemen khusus. Dalam penelitian aktivitas induktif berarti melakukan pengamatan selanjutnya mengambil kesimpulan dari pengamatan.

Aktivitas pembelajaran menggunakan pendekatan induktif berarti guru harus menyediakan contoh yang khusus atau spesifik yang selanjutnya bisa disimpulkan ke dalam suatu fakta, aturan atau hukum.

6). Pendekatan Konsep

Pada pendekatan ini siswa dibimbing untuk bisa memahami suatu konsep secara mendalam agar siswa terhindar dari miskonsepsi atau kekeliruan konsep. Arti konsep sendiri adalah penggolongan yang mempunyai karakter, sifat dan ciri yang sama. Konsep bisa didapat dari hasil penelitian dan pengalaman.

Pendekatan konsep pada aktivitas pembelajaran bisa berupa penyajian langsung konsep kepada siswa tanpa mereka tahu cara mendapatkan konsep tersebut. Sehingga materi yang diberikan adalah materi yang telah jadi.

Dalam prosesnya siswa akan diarahkan untuk bisa menguasai suatu materi dengan menggunakan konsep yang ada di dalam materi. Sehingga fokus utama dari pembelajaran ini adalah pemahaman konsep serta subkonsep.

7). Pendekatan Proses

Adalah aktivitas pembelajaran yang berfokus kepada siswa untuk bisa menjiwai sebuah proses pembangunan dan penemuan konsep yang bisa menjadi landasan bagus untuk keterampilan proses.

Pendekatan ini berfokus pada sebuah proses (urutan kejadian/metode pada sebuah perkembangan) bukan pada hasil. Saat implementasi pendekatan ini, siswa dituntut untuk bisa memahami suatu proses. Manfaat dari pendekatan proses itu sendiri adalah agar siswa bisa mengembangkan daya pikir yang urut dan sistematis serta meningkatkan daya psikomotor.

Ketika aktivitas pendekatan proses diimplementasikan, siswa juga diharap bisa menggambarkan suatu model dan melaksanakan percobaan. Jenis yang bisa diukur ketika pembelajaran berlangsung pada pendekatan proses adalah ketepatan, cara kerja, ketelitian, keterampilan, kesigapan dsb.

Dari jenis yang bisa diukur tersebut bisa disimpulkan bahwa misi utama dari pendekatan proses adalah meningkatkan keterampilan proses siswa dalam hal perencanaan, menganalisis, mengamati, berhipotesa dan komunikasi.

8). Pendekatan Humanis

Pendekatan ini didasarkan pada teori humanistik yang berkonsep pada kebaikan untuk semua yakni memanusiakan manusia. Di mana tujuannya adalah dunia bersatu dalam damai dan terdapat penyebaran pengetahuan yang rata serta siswa memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang bisa menciptakan efek positif.

Pendekatan ini sangat efektif bila dilakukan dengan memberikan siswa sebuah tugas grup/kelompok. Selain itu pembelajaran yang berlandaskan pada pengarahan spiritual dan komunitas akan dilaksanakan agar rasa/perasaan atau afektif siswa bisa terbangun.

9). Pendekatan Open - Ended

Pengertian dari open-ended (soal terbuka) adalah masalah atau soal yang dirancang yang bisa memiliki banyak jawaban yang benar. Pada aktivitasnya pendekatan open-ended memiliki misi utama yakni menekankan siswa agar tahu proses jawaban bisa didapat.

Pelaksanaan yang bisa dilakukan pendekatan open-ended pada aktivitas pembelajaran adalah siswa bisa membuat metode dengan cara yang bervariasi ketika akan menjawab sebuah persoalan/masalah.

Dengan pendekatan open-ended siswa bisa termotivasi untuk meningkatkan kapasitas berpikir mereka dengan jawaban dan penemuan baru. Selain itu pendekatan ini juga meningkatkan daya kreatif siswa dan mindset dengan cara problem posing secara sinkron.

10). Pendekatan Saintifik

Merupakan aktivitas belajar yang disiapkan agar siswa bisa dengan aktif membangun sebuah keterampilan, pengetahuan dengan cara observasi, bertanya, bernalar, mengumpulkan data, meneliti dan menyimpulkan.

Pendekatan (ilmiah) tidak selalu bisa diterapkan dalam berbagai materi atau kondisi karena pada prosesnya pendekatan ini harus terdapat nilai dan sifat yang telah tersusun matang.

11). Pendekatan Realistik

Realistik berawal setelah siswa mengatasi masalah yang sudah ada. Dengan mengatasi masalah, siswa akan terbangun untuk bisa mengatasi berbagai masalah. Hal tersebut merupakan awal dari pendekatan realistik atau RME (Realistic Mathematic Education).

RME merupakan pendekatan yang berfokus pada hal yang nyata atau realistis untuk siswa. Pada pendekatan ini siswa akan mengimplementasikan beberapa aktivitas yang dipusatkan pada keterampilan proses, diskusi dan kerjasama. Lebih bagus lagi bila siswa bisa membuat argumen dengan siswa lain yang bermanfaat untuk meningkatkan belajar mandiri.

Ketika pendekatan realistik dilaksanakan guru akan menjadi pembimbing. Dan siswa akan melakukan belajar secara mandiri dan aktif agar bisa berdiskusi dan menggolongkan jawaban yang benar serta bisa memahami berbagai sudut pandang siswa lain.

Sumber yang bisa didapat dari pendekatan realistik adalah masalah di kehidupan nyata siswa sehingga konstruksi konsep dan implementasi bisa berjalan dengan baik.

12). Pendekatan Behavioristik

Bila guru sudah memiliki gambaran dasar mengenai teori behaviorisme dalam pembelajaran maka guru akan lebih mudah dalam memahami pendekatan ini.

Seperti pada namanya, pendekatan ini berfokus pada perilaku. Merupakan jenis pembelajaran yang bertujuan untuk mengubah perilaku, di mana pembelajaran ini menekankan pada pengulangan dan penguatan. Informasi lebih detailnya bisa simak teori belajar behavioristik.

13). Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat

Pendekatan yang disingkat menjadi STM ini adalah kombinasi dari keterampilan proses, pendekatan konsep, inquiry, pendekatan lingkungan dan discovery. Misi dari pendekatan ini adalah siswa bisa mempunyai sebuah pengetahuan yang mumpuni yang bertujuan agar mereka bisa menentukan setiap keputusan dengan tepat ketika terjadi masalah yang ada pada masyarakat dan lingkungannya.

STM memiliki landasan filosofi yang sama dengan pendekatan konstruktivisme yakni siswa bisa merangkai/membangun setiap konsep yang ada di dalam sistem kognitifnya beradasarkan ilmu pengetahuan yang telah dikuasainya.

3. Pendekatan Pembelajaran Efektif.

Dalam melaksanakan kegiatan sudah semestinya harus bersifat efektif yang artinya kegiatan tersebut harus menghasilkan efek dan dampak yang positif.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil.

Jadi efektif adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektif berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.

Pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa atau peserta didik untuk belajar ketrampilan spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap juga membuat siswa senang. Pembelajaran yang efektif menumbuhkan murid belajar sesuatu yang bermanfaat, seperti fakta, ketrampilan, nilai konsep dan bagaimana hidup serasi dengan sesama atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan.

Kebutuhan dan harapan masyarakat akan mutu pelayanan pendidikan yang baik menjadi faktor pemicu utama inovasi manajemen pendidikan. Efektivitas sekolah dan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah sebagian ditentukan oleh kemampuan sekolah berkomunikasi dengan instansi diatasnya.

Banyak faktor yang menyebabkan pengajaran tidak efektif dan efisien karena tiap pengajar mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Menurut Joan Midden-fort dalam Soekartawi (2003) memberikan saran tentang bagaimana cara meningkatkan efektivitas mengajar yaitu:
a) Menyiapkan segala sesuatunya dengan baik.
b) Buat motivasi di kelas.
c) Tumbuhkan dinamika dan antusiasme dalam diri pengajar.
d) Menciptakan kesempatan untuk berkomunikasi dengan siswa.
e) Perbaiki terus isi atau kualitas bahan ajar.

Pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terdapat langkah-langkah pembelajaran. salah satu langkah pembelajaran adalah menuliskan judul materi dan tujuan pembelajaran pada papan tulis. Tujuan pembelajaran haruslah selesai dan tercapai tujuan pembelajaran dianggap tercapai dilihat dari tuntas dan tercapai bahkan terlampauinya hasil belajar siswa melebihi KKM yang telah ditentukan. Agar tujuan pembelajaran tercapai guru harus menciptakan suasana belajar siswa yang efektif, efisien dan menyenangkan yang akan membuat siswa mampu mengingat, mengerti, dan memahami materi yang dijelaskan oleh guru.

Perhatikan 4 hal berikut yang mempengaruhi pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan:

1). Guru harus konsisten dengan waktu pembelajaran

Waktu sangat mempengaruhi, jadi guru tidak boleh datang terlambat masuk kelas, tidak mengulur waktu selesai pembelajaran, tidak mengganti/menukar jam pelajaran secara mendadak. Selama proses pembelajaran guru juga harus menggunakan waktu yang ada untuk belajar bukan dengan hal lain yang akan menghilangkan mood belajar siswa. misalnya terlalu larut menceritakan pengalaman hidup layaknya seorang ibu yang mendongengkan anaknya yang ingin tidur

2). Berikanlah materi pelajaran sesuai dengan silabus dan RPP

Gambar mengajar sesuai silabus dan RPP selama waktu belajar tidak membahas hal lain di luar konteks pembelajaran kecuali hanya sekedar ice breaking untuk kembali memfokuskan konsentrasi siswa yang lelah belajar. Gunakanlah waktu seefektif dan seefisien mungkin selama belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai guru yang profesional tentunya membuat silabus dan RPP bukan hal yang sulit, jika membutuhkan referensi untuk kondisi saat ini.

3). Pemilihan metode/model pembelajaran Kerja Kelompok

Materi pembelajaran dan metode/model pembelajaran haruslah cocok maksudnya metode/model pembelajaran yang digunakan haruslah sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Misalnya materi yang padat yang banyak penjelasan tidaklah pas jika menggunakan metode ceramah akan sangat membosankan bagi siswa hanya memandang guru berdiri di depan/tengah kelas menjelaskan dengan bahasa buku atau sibuk mencatat di papan tulis. Cobalah menggantinya dengan diskusi kelompok yang selain akan terlihat kemampuan presentasi siswa akan terlihat juga keaktifan semua siswa berinteraksi selama diskusi. Pemilihan metode/model pembelajaran yang tepat untuk sebuah materi pembelajaranakan menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.

4). Gunakan sumber belajar bisa berupa buku atau alat peraga

Sumber belajar merupakan referensi yang digunakan oleh guru dan siswa yang relevan dengan materi pembelajaran. Sumber belajar bisa berupa buku atau alat peraga yang menunjang proses pembelajaran. Materi bagus, metode/model pembelajaran yang digunakan tepat/sesuai dengan materi namun sumber belajar yang berupa alat peraga atau alat bantu mengajar tidak ada atau kurang memadai, hal ini akan membuat kurang tertarik untuk belajar sehingga proses pembelajaran tidak efektif dan efisien. Alat peraga dalam pembelajaran sama pentingnya dengan sumber belajar.

Misalnya seorang guru IPA yang akan menyampaikan materi struktur organ jantung dan hati namun hanya menjelaskan struktur jantung dan hati dari sebuah buku hanya digambarkan sekilas di papan tulis. Apa reaksi peserta didik? tidak ada reaksi, ketika ditanya siswa hanya diam tanpa memberikan pendapat/sanggahan, mengangguk-anggukan atau bahkan menggeleng-gelengkan kepala karena bingung dengan penjelasan gurunya. Cobalah menjadi guru yang sedikit kreatif jika tidak ada alat peraga yang tersedia di sekolah, bisa jadi menampilkan video atau slide tentang struktur jantung dan hati atau jika tidak ada bisa menggunakan carta sehingga antara apa yang dijelaskan oleh guru dan apa yang dipikiran peserta didik bisa dimengerti dan dipahami.

4. Masalah Pembelajaran.

Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan”. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa siswa-siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata normal, pandai atau cerdas.[6] Atau Masalah pembelajaran juga dapat didefinisikan dengan berbagai permasalahan yang mengganggu, menghambat, mempersulit, atau bahkan mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
[6] https://basorpoenya.blogspot.com/2015/04/masalah-masalah-dalam-pembelajaran-dan.html

Masalah pembelajaran ini juga tidak hanya menimpa siswa tertentu saja, akan tetapi para guru bahkan sekolah pun akan selalu dihadapkan oleh masalah-masalah dalam pembelajaran.

Berikut akan kami uraikan tentang masalah yang sering dihadapi oleh para siswa, guru dan sekolah :

I. Masalah Yang Dihadapi Siswa Dalam Pembelajaran

Masalah yang sering dihadapi para siswa dalam pembelajaran yaitu kurangnya fokus pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, dapat terjadi jika suasana kelas yang kurang mendukung baik dari segi kebersihan, kenyamanan kelas ada teman-temannya yang ribut di dalam kelas bahkan letak atau susunan tata rias kelas, ini mungkin untuk berlaku di dalam kelas atau bertemu secara langsung dengan siswa. Akibat bencana COVID-19 kemarin membuat semua lapisan masyarakat berada di rumah yang mengakibatkan proses pembelajan siswa di rumah, dengan masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran daring kurangnya fasilitas yang memadai di rumah, mungkin ada beberapa siswa kita yang lengkap dalam fasilitasnya tetapi ada juga yang kurang lengkap dalam fasilitasnya akibat perekonomian yang turun drastik akibat bencana COVID-19. Sekarang para siswa kita yang ada di Indonesia mulai belajar tetap muka kembali setelah 2 tahun belajar di rumah untuk menjaga diri agar tidak terinfeksi penyakit COVID-19.

Tetap selalu semangat dalam belajar untuk para siswa dalam mengejar impiannya dan jadilah orang yang fokus dalam berbagai hal, agar semua yang dipelajari ilmunya menjadi berkah dengan penuh pemahaman.

Masalah yang kerap dialami siswa yaitu mental health yang artinya kesehatan mental. Sehat mental adalah kondisi dimana siswa menyadari potensi diri, menghadapi stress sehari-hari, belajar secara produktif dan menghasilkan kontribusi yang baik. Perlu kita ketahui bahwa banyak siswa yang kesehatan mentalnya sudah hancur. Beberapa indikator yang menunjukan adanya gangguan kesehatan mental pada siswa antara lain: 1) Merasa Lelah dan lemas terus menerus, adanya perubahan berat badan yang drastis, perubahan penampilan, 2) Gangguan pola tidur dan makan yang ekstream, 3) Kecemasan, 4) Rasa sedih yang tiba-tiba muncul tanpa sebab, 5) Mudah marah, 6) Kepercayaan diri, 7) Ketakutan yang berlebihan, 8) Sering menyalahkan diri sendiri, 9) Menggunakan obat-obat terlarang.

Kesehatan mental siswa disebabkan banyak hal salah satunya tugas-tugas yang diberikan guru kepada siswa, dimana saat guru memberikan tugas dengan tenggat waktu pengumpulan yang singkat membuat siswa cemas berlebihan. Siswa akan lebih memikirkan tenggat waktu daripada tugas tersebut yang pada akhirnya tugas tersebut tidak dikerjakan, hal seperti ini akan berlanjut saat pembagian nilai dimana nilai akan berpengaruh jika tugas tidak dikerjakan. Guru akan memberi hukuman dan nilai akan terancam yang membuat siswa tersebut menjadi takut, takut tidak naik kelas maupun takut dengan orangtua. Mental health pada tahap seperti itu akan berlanjut kepada penggunaan obat-obat terlarang yang pada akhirnya frustasi bahkan sampai bunuh diri.

II. Masalah Yang Dihadapi Guru Dalam Pembelajaran

1. Dalam melaksanakan pembelajaran daring dengan berbagai keterbatasan kemampuan, sarana dan prasarana berupa handphone, laptop, dan jaringan bagi guru dan siswa serta kemampuan yang masih terbatas dalam pemanfaatan teknologi membuat pelaksanaan pembelajaran daring harus tetap diupayakan berjalan agar proses transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik tidak terganggu akibat bencana COVID-19 tetapi sekarang semua pembelajaran telah tatap muka kembali.

2. Masalah yang dihadapi guru dalam penerapan kurikulum 2013 sebagai berikut:
    1) Kegiatan Pembelajaran.
    2) Alokasi Waktu.
    3) Penilaian.
    4) Materi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.
    5) Masalah keempat dalam kurikulum 2013 adalah materi pembelajaran.

Materi pembelajaran dalam kurikulum 2013 untuk kelas rendah dianggap sangat sulit terutama dalam teks bacaan. Panjangnya teks bacaan untuk kelas I terutama untuk peserta didik yang belum dapat membaca sehingga guru menyiasati dengan mengajarkan membaca terlebih dahulu dan tidak mengajarkan buku tema. Suatu kewajaran apabila peserta didik kelas belum mampu membaca, karena dalam peraturan pemerintah tidak terdapat persyaratan untuk masuk SD anak sudah dapat membaca sehingga itu merupakan tantangan tersendiri untuk guru kelas rendah khususnya kelas I.

3. Masalah atau permasalahan yang sering dihadapi guru sebagai berikut:

1) Kurang Persiapan Dalam Mengajar

Sebagai guru, tentunya harus punya plan dalam mengajar untuk satu tahun ajaran ke depan. Guru yang kurang persiapan dalam mengajar dapat merugikan perkembangan siswa secara akademis. Sebelum tahun ajaran dimulai, guru bisa membuat RPP (Rencana Persiapan Pengajaran), menyiapkan perangkat/media pembelajaran, sampai bahan evaluasi materi.

2) Perilaku Siswa yang Beragam

Ini salah satu permasalahan yang sering dihadapi guru di sekolah. Karena semua siswa tidak memiliki perilaku yang sama tapi berbeda semuanya jadi mau tidak mau guru harus mampu memahami perilaku setiap satu persatu murid. Ketika sudah mengetahui atau memahami bentuk perilaku murid biasanya guru lebih nyaman dalam mengajar dengan apa yang harus diajar kepada siswa. Intinya seorang guru harus memahami karakter perilaku setiap murid.

3) Sering Merasa Paling Benar

Banyak guru yang terkadang suka merasa paling benar dan paling pintar saat mengajar. Sebagai guru harusnya jangan merasa seperti itu dan harus bisa mendengarkan murid juga. Apabila siswa Anda belum benar dalam pembelajaran, jangan marah karena itulah proses belajar. Dikarenakan banyak sekali guru lupa kalau seorang guru belum tentu benar jadi ketika siswa ada melakukan kesalahan jangan langsung marah tetapi ditanyakan dulu dimana terjadinya permasalahannya.

4) Pujian

Siswa sebenarnya haus dengan pujian, saat ini banyak guru mengabaikannya karena lebih menitikberatkan pada penyelesaian materi pelajaran. Karena kurangnya pujian yang diperolehnya sehingga mengurangi motivasi belajarnya, sementara motivasi belajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran.

III. Masalah Yang Dihadapi Sekolah Dalam Pembelajaran

1. Masalah Pendidikan Paling Umum di Dunia, Termasuk Indonesia :
    1). Tidak Memiliki Guru atau Guru yang Tidak Terlatih.
    2). Tidak Tersedianya Ruang Kelas yang Memadai.
    3). Dana Pendidikan yang Kurang.
    4). Kekurangan Bahan Belajar.
    5). Jarak Sekolah yang Sangat Jauh.
    6). Nutrisi yang Harus Dicukupi.
    7). Masalah Biaya Pendidikan.

2. Perkelahian Yang Terjadi di Lingkungan Sekolah

Masalah ini seringkali terjadi dilingkungan sekolah akibat dari kesalahpahaman dan akhirnya menimbulkan perkelahian.

3. Perselisihan

Perselisihan bisa jadi di mana saja. Di lingkungan kecil seperti antar keluarga pun sangat mungkin perselisihan muncul. Oleh karenanya, tidak heran bila perselisihan ini jadi masalah di sekolah, baik itu antara peserta didik maupun dengan warga sekolah lain. Kalau ditanya soal penyebab, bisa jadi karena ada salah paham, emosi sesaat, ada yang merasa lebih hebat, dan ada pihak yang merasa dirugikan. Antisipasinya bisa dengan menerapkan sikap ramah dan baik kepada sesama, serta selalu membawa kedamaian untuk semua.

4. Merusak Fasilitas Sekolah

Biasanya, fasilitas rusak bisa jadi masalah sosial di lingkungan sekolah yang diakibatkan kecerobohan atau bahkan kesengajaan. Contoh bila hal tersebut disebabkan oleh kecerobohan adalah rusaknya alat praktik karena siswa belum paham cara penggunaannya. Atau bisa juga siswa terburu-buru sehingga tidak sadar menyenggol alat praktik.

Akan tetapi, ada kemungkinan kerusakan fasilitas sekolah didasarkan oleh kesengajaan. Misalnya, meja dan bangku yang digunakan untuk bermain, dicorat-coret, dan lain sebagainya. Maka, tindakan yang akan dilakukan adalah teguran kepada siswa. Kemudian, tindakan akan dilanjutkan dengan edukasi bahwa fasilitas sekolah adalah milik bersama sehingga harus dijaga dengan baik.

5. Tidak menghormati warga sekolah

Masalah sosial kadang bisa sesederhana tidak menghormati antar warga sekolah. Ada beberapa pihak yang merasa lebih unggul dan menyepelekan pihak lain. Tentu saja, tindakan seperti ini tidak diperbolehkan demi menjaga kedamaian dan kebersamaan. Oleh karenanya, untuk mengantisipasi senioritas, kesadaran bahwa manusia adalah setara harus selalu ditanamkan. Jadi, tidak peduli jabatan dan posisi, dengan menyadari bahwa manusia adalah sama, maka hal tersebut akan meminimalisir senioritas.

6. Bullying

Terakhir, ada bullying yang saat ini kerap menjadi masalah sosial di lingkungan sekolah. Penyebabnya adalah dua kondisi; ada anak yang merasa lebih hebat dan superior, serta ada anak yang memang tidak banyak melawan sehingga ia tidak berdaya. Alhasil, salah satu anak akan jadi pihak pem-bully dan yang di-bully. [7]
[7] https://www.kompasiana.com/yuristafatinah6341/62a0527ebc81670796364dd2/masalah-yang-dihadapi-siswa-guru-dan-sekolah-dalam-proses-pembelajaran

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam perspektif islam makna belajar bukan hanya sekedar upaya perubahan perilaku. Konsep belajar dalam islam merupakan konsep belajar yang ideal, karena sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam. Tujuan belajar dalam islam bukanlah mencari rezeki didunia ini semata, tetapi untuk sampai kepada hakikat, memperkuat akhlak yang sempurna.

Pendekatan pembelajaran adalah ide atau prinsip cara memandang dalam menentukan kegiatan pembelajaran. Berbeda dengan metode pembelajaran yang telah menentukan langkah di kelas atau model pembelajaran yang memiliki kerangka konseptual, pendekatan pembelajaran itu lebih luas lagi. Artinya, pendekatan merupakan landasan berpikir atau filosofi dalam menentukan pembelajaran.

Terdapat 13 pendekatan pembelajaran, yaitu : Pendekatan Kontekstual, Pendekatan Konstruktivisme, Pendekatan Kognitif, Pendekatan Deduktif, Pendekatan Induktif, Pendekatan Konsep, Pendekatan Proses, Pendekatan Humanis, Pendekatan Open-Ended, Pendekatan Saintifik, Pendekatan Realistik, Pendekatan Behavioristik, serta Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat.

Menurut Joan Midden-fort dalam Soekartawi (2003) memberikan saran tentang bagaimana cara meningkatkan efektivitas mengajar yaitu:
a) Menyiapkan segala sesuatunya dengan baik.
b) Buat motivasi di kelas.
c) Tumbuhkan dinamika dan antusiasme dalam diri pengajar.
d) Menciptakan kesempatan untuk berkomunikasi dengan siswa.
e) Perbaiki terus isi atau kualitas bahan ajar.

4 hal berikut berikut ini juga dapat mempengaruhi pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan:
1). Guru harus konsisten dengan waktu pembelajaran
2). Berikanlah materi pelajaran sesuai dengan silabus dan RPP
3). Pemilihan metode/model pembelajaran Kerja Kelompok
4). Gunakan sumber belajar bisa berupa buku atau alat peraga

Diantara masalah dalam pembelajaran adalah :

1. Masalah Yang Dihadapi Siswa Dalam Pembelajaran

Masalah yang sering dihadapi para siswa dalam pembelajaran yaitu kurangnya fokus pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, dapat terjadi jika suasana kelas yang kurang mendukung baik dari segi kebersihan, kenyamanan kelas ada teman-temannya yang ribut di dalam kelas bahkan letak atau susunan tata rias kelas, ini mungkin untuk berlaku di dalam kelas atau bertemu secara langsung dengan siswa.

2. Masalah Yang Dihadapi Guru Dalam Pembelajaran, diantaranya :

Masalah yang dihadapi guru dalam penerapan kurikulum 2013 sebagai berikut:
1) Kegiatan Pembelajaran.
2) Alokasi Waktu.
3) Penilaian.
4) Materi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.
5) Masalah keempat dalam kurikulum 2013 adalah materi pembelajaran.

Masalah atau permasalahan yang sering dihadapi guru sebagai berikut:
1) Kurang Persiapan Dalam Mengajar
2) Perilaku Siswa yang Beragam
3) Sering Merasa Paling Benar
4) Pujian

3. Masalah Yang Dihadapi Sekolah Dalam Pembelajaran, diantaranya :

1. Masalah Pendidikan Paling Umum di Dunia, Termasuk Indonesia :
    1) Tidak Memiliki Guru atau Guru yang Tidak Terlatih.
    2) Tidak Tersedianya Ruang Kelas yang Memadai.
    3) Dana Pendidikan yang Kurang.
    4) Kekurangan Bahan Belajar.
    5) Jarak Sekolah yang Sangat Jauh.
    6) Nutrisi yang Harus Dicukupi.
    7) Masalah Biaya Pendidikan.
2. Perkelahian Yang Terjadi di Lingkungan Sekolah.
3. Perselisihan.
4. Merusak fasilitas sekolah.
5. Tidak menghormati warga sekolah.
6. Bullying.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, S.B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan Dalam Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Oleh : Hestika Novianingsih, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Departemen Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 1 No. 1, Desember 2016, hlm. 1-11.

Pengertian Pembelajaran Efektif Menurut Para Ahli, diakses dari https://idtesis.com/pengertian-pembelajaran-efektif-menurut-para-ahli, tanggal 27 Oktober 2022.

Cara Belajar Efektif, Efisien, dan Menyenangkan, diakses dari https://www.guru-id.com/2016/07/cara-belajar-efektif-efisien-dan.html, tanggal 27 Okober 2022.

Pendekatan Pembelajaran: Pengertian, Ciri, Macam & Jenis oleh Gamal Thabroni, diakses dari https://serupa.id/pendekatan-pembelajaran/, tanggal 27 Oktober 2022.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar