Jumat, 03 Juni 2022

Generalisasi Praktek Kesyirikan Dalam Masyarakat

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Aqidah
Dosen pengampuh : Humaedi Tamri, Lc, M.Pd
Oleh Kelompok 9 :
1. Neng Hindi Hadiyani
2. Nur Faridah
3. Raisa Salsabila
4. Siti Rohmah
5. Tanti R. Apadu

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami senantiasa haturkan atas kehadirat Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Generalisasi Praktek Kesyirikan Dalam Masyarakat sebagai salah satu tugas mata kuliah pendidikan aqidah.

Sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi kita Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, beserta keluarga Beliau, dan sahabat-sahabat Beliau Insya Allah sampai kepada kita yang senantiasa berusaha mengamalkan sunnah-sunnah Beliau.

Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan aqidah serta bisa membuat kita semua yang membaca makalah ini menyadari pentingnya menjaga aqidah baik dalam lingkungan pribadi maupun di lingkungan masyarakat sekitar kita agar tenhindar dari praktek kesyirikan.

Kami menyadari masih banyak celah dan kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan demi perbaikan makalah ini.

Segala kekurangan yang ada pada makalah ini adalah milik kami penyusun dan segala kelebihannya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami penyusun khususnya dan bagi para pembaca.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan.
BAB II PEMBAHASAN.
A. Pengertian syirik secara etimology dan terminology.
B. Macam dan berbagai jenis syirik dalam berbagai tinjauan.
a. Syirik Akbar
b. Syirik Ashghor.
C. Bahaya syirik.
D. Generalisasi kesyirikan.
BAB III PENUTUP.
A. Kesimpulan.
B. Saran.
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Syirik adalah menjadikan sesuatu tandingan bagi Allah, atau kita sering menyebutnya dengan menyekutukan Allah padahal sesungguhnya Allah lah yang menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi. Syirik adalah dosa besar yang barangsiapa menyekutukan Allah, kemudian dia mati dalam keadaan sebagai seorang musyrik, maka dia termasuk penduduk neraka.

Praktek kesyirikan di masyarakat terjadi karena manusia (pelaku syirik) tidak menggantungkan hidupnya hanya kepada Allah, banyak dari mereka berfikir jika mereka membutuhkan pertolongan dari selain Allah dalam menghadapi masalah dalam hidupnya. Misalnya disaat masyarakat berbondong-bondong datang ke kuburan para wali yang mereka anggap dapat memberikan mereka berkah bahkan ada yang berfikir jika mendatangi kuburan wali ini dan itu dapat melancarkan rejeki mereka. Perbuatan syirik seperti ini sangat sering dilakukan oleh Sebagian kaum muslimin, maka Allah tidak meridhai perbuatan mereka bahkan Allah menyatakan kekafiran mereka.

Jadi, sebagai seorang muslim hendaknya kita selalu memikirkan dan mengkhawatirkan dirinya akan kemungkinan terjerumus dalam perbuatan tersebut. Karena siapa yang mampu menjamin dirinya dan keluarganya selamat dari keburukan yang terjadi kalau nabi Ibrahim ‘alaihis salam saja sampai mengkhawatirkan dirinya dan keluarganya terjerumus dalam perbuatan menyembah kepada selain Allah, maka tentunya diri kita lebih pantas lagi mengkhawatirkan hal tersebut terjadi kepada diri kita dengan semakin bersungguh-sungguh berdoa dan meminta perlindungan kepada Allah agar dihindarkan dari perbuatan syirik.

B. Rumusan Masalah

Dari Latar belakang yang dipaparkan kami mengambil beberapa rumusan masalah yakni :

1. Apa yang dimaksud dengan pengertian dan hakikat syirik?
2. Apa saja macam dan jenis syirik dalam berbagai tinjauan?
3. Bahaya apa yang dapat terjadi dari praktek kesyirikan ?
4. Bagaimana praktek generalisasi kesyirikan yang terjadi dalam masyarakat?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah di atas maka kami menentukan tujuan dari makalah ini, yakni :

1. Mengetahui pengertian dan hakikat kesyirikan.
2. Mengenal apa saja macam dan jenis syirik dalam berbagai tinjauan.
3. Mengetahui bahaya apa yang dapat terjadi dari praktek kesyirikan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian syirik secara etimologi dan terminology

Secara bahasa, syirik dari kata asyraka-yusyriku yang artinya : menjadikan sesuatu tidak bersendirian. Secara istilah syar'i, syirik artinya mempersembahkan sesuatu yang khusus bagi Allah kepada selain Allah, sehingga Allah tidak bersendirian dalam hal-hal yang khusus bagi-Nya. Syaikh Abdurrahman As Sa'di menjelaskan :

حقيقةالشرك بالله:أن يعبدالمخلوق كمايعبدالله،أويعظم كمايعظم الله،أويصرف له نوع من خصائص الربوبيةوالإلهية

Hakekat syirik terhadap Allah adalah : (1) Menyembah makhluk seperti menyembah Allah atau (2) Mengagungkan makhluk seperti mengagungkan Allah, atau (3) memalingkan salah satu kekhususan Allah kepada makhluk dalam rububiyyah atau uluhiyyah” (Tafsir As Sa’di, 2/499).[1]
[1] Yulian Purnama,"Inti Agama Islam"(Yogyakarta,2020),hal.15

Syirik merupakan fenomena kemasyarakatan yang muncul akibat jauhnya masyarakat dari ajaran tauhid. Kesalahan mereka dalam memahami ajaran tauhid menghantarkannya kepada kesesatan. Dalam aktualisasi keagamaan seringkali seseorang melakukan berbagai bentuk amalan yang dipahami dan diyakininya sebagai wasilah yang bersifat dan bernilai ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala padahal sesungguhnya tidak termasuk bentuk wasilah yang diajarkan Islam dalam rangka taqarrub ilallah, bahkan boleh jadi tergolong sebuah tindakan syirik.

Syirik adalah dosa yang paling besar. Rasulullah bersabda,

أَلَاأُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِالْكِبَائِرِ؟اَلْإِشْرَاكُ بِاللهِ....

Artinya : "Maukah kalian aku tunjukkan dosa yang besar? Yaitu menyekutukan Allah" (HR.Al-Bukhari) [2]
[2] Izzuddin Karimi,"Dosa-dosa Dalam Keseharian Kita"(Jakarta, Pustaka Al-Inabah,2017),hal.3

Allah berfirman :

اِنَّ اللهَ لَايَغْفِرُاَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُمَادُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَآءُۚ وَمَنْ يُّشْرَكَ بِاللهِ فَقَدِافْتَرٰ؅ى اِثْمًاعَظِيْمًا

Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni bahwa Dia disekutukan dengan sesuatu dan akan mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan siapa yang menyekutukan Allah,maka sungguh dia telah melakukan suatu dosa yang besar" (Q.S An-nisa:48)

Karena syirik merupakan dosa yang paling berbahaya, paling buruk dan paling berat siksaannya, karena didalamnya terkandung penistaan terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala dan penyerupaan bagiNya dengan makhluk-makhlukNya, Allah mengabarkan didalam ayat ini bahwasanya Allah tidak akan mengampuni orang yang melakukan syirik yang mati diatas kesyirikannya tersebut. Sedangkan siapa yang meninggal dunia diatas tauhid dan dia memiliki sebagian dosa-dosa maka Allah telah menyiapkan ampunan baginya sesuai yang dikehendakiNya. Allah Ta'ala kemudian menyebutkan alasanNya tidak mengampuni orang-orang musyrik, yaitu dengan perbuatan mereka tersebut berarti telah mendustakan Allah dengan menyembah selainNya bersamaNya, dan juga melakukan dosa besar yang tidak ada suatu dosa pun yang sama dengannya. [3]
[3] Abdurrahman Nuryaman,”Al-Jadid Penjelasan Lengkap Kitab Tauhid”(DKI Jakarta, Pustaka Sunan Giri, 2021)hal.57

B. Macam dan jenis syirik dalam berbagai tinjauan

Begitu beragam ungkapan yang dipakai oleh para ulama ketika menjabarkan ragam dan jenis kesyirikan akan tetapi semuanya tidak keluar dari ruang lingkup pengertian syirik dalam tinjauan syariat.

Diantara ungkapan para ulama tersebut ialah :

1. Kesyirikan terbagi menjadi dua bentuk yaitu syirik besar dan syirik kecil [4]
[4] Ibnu Qoyyim, Madarijus Salikin, hal. 339.

2. Sejatinya syirik itu terbagi menjadi tiga jenis yaitu syirik besar, syirik kecil dan yang tersembunyi [5]
[5] Syaikh Abdurrahman bin Hasan, Anwa’u Tauhid Wa Anwa’u Syirki, hal. 341

3. Yang lain mengikuti pembagian tauhid yang tiga [6]
[6] Sulaiman bin Abdillah, Taisirul Azizil Hamid, hal. 43

4. Sebagian diantara mereka ada yang membagi menjadi dua yaitu syirik dalam rububiyah dan syirik dalam uluhiyah. Dan menjadikan syirik dalam asma wa sifat masuk ke dalam kelompok yang pertama yaitu syirik rububiyah [7]
[7] Ibnu Taimiyah, Majmu Fatawa, hal 91-94. Dar’u Ta’arudh al-‘aql wa Naql, hal. 390. Al-muzriqi, Tajridut Tauhidil Mufid, hal. 8.

Jika dicermati, ucapan para ulama di atas tidak saling bertentangan bahkan memiliki keselarasan satu sama lain.

Ulama yang membagi kesyirikan menjadi dua yaitu syirik besar dan syirik kecil, meninjau dari hakikat syirik serta hukumnya, apakah pelakunya keluar dari agama islam atau tidak. Sedangkan yang membagi menjadi tiga yaitu syirik besar, syirik kecil dan syirik tersembunyi, maka itupun tidak menyelisihi pendapat yang pertama karena hanya ingin mengingatkan urgensinya penjelasan syirik yang tersembunyi, karena pada dasarnya syirik jenis ini masih termasuk dalam ruang lingkup dua jenis syirik yang di awal, dikarenakan syirik yang tersembunyi ini sebagian masuk ke dalam syirik besar yang bisa mengeluarkan pelakunya dari agama islam dan sebagian masuk ke dalam syirik kecil yang dosanya lebih besar dari dosa besar akan tetapi tidak sampai mengekuarkan pelakunya dari agama islam. Hanya saja para ulama menerangkannya secara terpisah karena betapa tersamarnya jenis syirik ini sehingga tidak sedikit yang terjerumus ke dalamnya. Adapun ulama yang membagi menurut pembagian tauhid maka tidak ada perbedaan yang signifikan melainkan hanya sekedar penjelasan secara gelobal dan rinci saja, dan ungkapan para ulama tersebut abasah dan universal.

Disamping itu, ada juga pendapat lain dari sebagian ulama yang menerangkan pembagian syirik diluar konteks diatas, namun penjelasannya tidak terlalu bersifat universal hanya bersifat persial, diantaranya :

Syirik terbagi menjadi empat [8] :
[8] Muhammad Mubarak Al-Maili, Asy-syirku Wa Madhahiruha, hal. 66.

1. Syirik Ihtiyaaz, ialah menjadikan adanya mahluk selain Allah yang menguasai satu perkara tanpa membutuhkan pertolongan Allah.

2. Syirik Asy-syiyaa’ yaitu menjadikan mahluk selain Allah mempunyai bagian kepemilikan mahluk bersama Allah Subhanahu Wata’ala, entah dalam hal ruang ataupun tempat.

3. Syirik Al-I’anah yaitu menjadikan Allah mempunyai penolong dan pembantu yang dimiliki-Nya tanpa mempunyai andil dalam kekuasaan-Nya, sebagaimana halnya kita ketika menolong seseorang untuk menaikkan barang bawaannya.

4. Syirik Syafa’ah yaitu meyakini adanya mahluk yang menghadap kepada Allah untuk menjelaskan kedudukan dirinya, agar nantinya di izinkan untuk bisa memilih seseorang dengan memberi syafaat kepadnya.

Dari ucapan ulama tersebut, beliau membagi syirik sesuai dengan keterkaitannya dan sesuai dengan dorongan yang ada dalam diri manusia untuk melakukan perbuatan syirik. Jenis kesyirikan yang disebutkan tersebut maka termasuk kedalam syirik besar, sehingga pembagian tadi lebih tepatnya penjelasan dari persial kesyirikan.

Sebagian ulama juga menyebutkan syirik terbagi menjadi enam [9] :
[9] Abul Baqa Al- Kafawi, Al=Kuliyaat, hal. 216. Ahmad Ar-rumi, Majalisul Abraar, hal 150-152.

1. Syirik Istiqlal yaitu menetapkan dua sekutu yang saling berbeda, semisal kesyirikan yang dilakukan oleh orang Majusi.

2. Syirik Tab’iidh yaitu membuat teori percampuran dari satu tuhan dengan tuhan yang lain, seperti kesyirikan yang dilakukan oleh orang Nashrani.

3. Syirik Taqriib yaitu beribadah kepada mahluk dengan prasangka bisa mendekatkan dirinya kepada Allah dengan sedekat dekatnya, seperti kesyirikan generasi pertama kaum jahiliyah.

4. Syirik Taqlid yaitu beribadah kepada mahluk dengan cara mengekor kepada orang lain , seperti kesyirikan generasi belakangan kaum jahiliyah.

5. Syirik Asbaab yaitu menyandarkan adanya pengaruh yang membuat fenomena alam, seperti kesyirikan yang dilakukan oleh ahli filsafat.

6. Syirik Aghraadh yaitu beramal ditujukan kepada selain Allah Subhanahu Wata’ala.

Dari pembagian syirik diatas dapat dilihat bahwa pembagian syirik tersebut menjelaskan tentang potret perilaku perbuatan syirik yang terjadi disebagian masyarakat, disebabkan oleh kebodohan dan tidak menutup kemungkinan masih ada jenis-jenis kesyirikan yang lain yang tidak dicantumkan sehingga kita tidak bisa membatasi potret kesyirikan lalu membuat skema pembagian syirik seperti metode diatas.

Mencakup seluruh pembagian-pembagian diatas, bahwa pembagian syirik yang terpilih terbagi menjadi dua seperti dalam kitab Bidayah Fil ‘Aqidah, yaitu:

a. Syirik Akbar

Syirik Akbar adalah syirik yang mengeluarkan seseorang dari agama Islam dan pelakunya halal darah dan hartanya. Allah berfirman tentang orang musyrikin dalam Quran surat at-taubah ayat lima yang artinya "Apabila telah habis bulan-bulan haram maka perangilah orang-orang musyrik di mana saja kamu temui tangkaplah dan kepunglah mereka dan awasilah di tempat pengintaian jika mereka bertaubat dan melaksanakan salat serta menunaikan zakat maka berilah kebebasan kepada mereka sungguh Allah maha pengampun maha penyayang”[10]
[10] Q.S At-Taubah ayat 5

Hadits dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam berkata aku memerintahkan manusia dibunuh sampai bersaksi sesungguhnya tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam adalah Rasul Allah mendirikan salat menunaikan zakat dan apabila mereka melakukannya aku akan memelihara darah dan harta mereka kecuali dengan Haki Islam dan perhitungannya terhadap Allah. (HR. Bukhari dan Muslim)”[11].
[11] Imam An-Nawawi, Matan Hadits Arba’in, (Daar Thayibah, 1425H),hal. 19-20

Beberapa akibat syirik akbar :

1. Mengeluarkan dari agama islam.

2. Menghapus semua amalan. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an.

ان الله لا يغفر ان يشرك به و يغفرمادون ذلك لمن يشاءۚ ومن يشرك بالله فقد افترى اثما عظيما

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar". (QS An-nisa:48) [12].
[12] Q.S An-nisa:48
لئن اشركت ليحبطن عملك ولتكونن من الخسرين

Artinya :“Apabila engkau berbuat syirik (syirik akbar) maka akan gugurlah seluruh amalanmu, dan sungguh engkau akan menjadi orang yang merugi (di neraka Jahanam)" (QS. Az-Zumar: 65).[13]
[13] Q.S AzZumar:65
ولو اشركوا لحبط عنهم ما كانوا يعملون

Artinya : "Kalau seandainya mereka berbuat kesyirikan maka akan gugur seluruh amalan yang telah mereka lakukan" (QS. Al An'am: 88)[14]
[14] Q.S Al-An’am : 88

3. Dosanya tidak akan diampuni sampai dia bertaubat sebelum ajalnya tiba.

ان الله لا يغفر ان يشرك به و يغفرمادون ذلك لمن يشاءۚ ومن يشرك بالله فقد افترى اثما عظيما

Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar”. (QS An Nisa : 48)

4. Pelaku Syirik Akbar di akhirat berada di dalam neraka selama-lamanya.

Macam-macam syirik akbar :

1. Syirik dalam rububiyah

Syirik dalam rububiyah adalah menyamakan Allah dengan sesuatu yang lain dalam hal rububiyah yang menjadi kekhususan Allah kepada sesuatu atau seseorang yang seperti menciptakan memberikan rezeki menghidupkan atau mematikan contohnya mempercayai pawang hujan bahwa hujan itu dapat di kendalikan manusia.

2. Syirik dalam uluhiyah

Syirik dalam uluhiyah adalah menyekutukan Allah dalam ibadah atau di dalam syariat dan merubah ibadah kepada selain Allah contohnya Syirik dalam doa atau meminta doa kepada selain Allah seperti meminta kepada kuburan dan doa lain yang tidak hanya ditujukan kepada Allah.

3. Syirik dalam asma wa sifat

Syirik dalam asma wa sifat adalah sifat kan sebagian makhluk Allah dengan sifat-sifat Allah yang khusus baginya contohnya meyakini bahwa ada makhluk Allah yang mengetahui perkara-perkara gaib seperti meramalkan hari kiamat atau mempercayai burung dapat memberikan tanda kelahiran atau kematian seseorang meramal masa depan atau percaya akan zodiak atau shio.

b. Syirik Ashghor

Syirik asghar adalah perbuatan yang bisa membuat amalan seseorang menjadi sia-sia atau tertolak. Sedangkan pendapat yang lain Syirik asghar adalah menyamakan selain Allah dengan Allah tetapi tidak mengeluarkannya dari agama Islam [15].
[15] Li Abdul Aziz Al-Labat, Ikhlas Wa Syirku Ashgar, hal. 30

Hukum Syirik Asghar :

1. Syirik ashgar adalah dosa besar setelah syirik akbar.

2. Syirik asghor tidak membatalkan tauhid akan tetapi bertentangan dengan kesempurnaan tauhid.

3. Syirik asghar tidak merusak semua amalan akan tetapi merusak amalan yang menyertainya.

4. Pelaku syirik ashgar yang meninggal ketika melakukannya ia meninggal dalam keadaan muslim akan tetapi dosa syirik tidak akan diampuni. Menurut ijma ulama ia akan tetap dihukum walaupun setelahnya masuk ke dalam syurga [16].
[16] Tafsir Al-Aziz Al-Hamid Li Sulaiman bin Abdillah, hal. 98.

5. Pelaku syirik ashgor diakhirat masuk ke dalam neraka dan tidak kekal didalamnya.

Contoh syirik asghar :

1) Bersumpah dengan nama selain Allah Subhanahu Wata’ala.

من حلف بغير الله فقد اشرك

Artinya : “Barang siapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka dia telah berbuat syirik” (HR Abu Dawud no. 3251 dinilai shahih oleh Al Albani dalam shahihah wa dha’if sunan Abu Dawud)

2) Menganggap sesuatu sebagai penyebab kesialan

3) Riya

ان اخوف ما اخاف عليكم الشرك الاصغر قلوا يا رسول الله وما الشرك الاصغر قال الرياء

Artinya : “Sesungguhnya yang paling aku takutkan dari apa yang aku takutkan menimpa kalian adalah syirik asghar. Maka para sahabat bertanya: Apa yang dimaksud dengan syirik asghar? Beliau menjawab riya”. ( HR Ahmad no. 27742).

C. Bahaya syirik

Di antara bahaya syirik adalah :

1) Orang yang telah berbuat syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (syirik besar) maka dia tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelum bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

Artinya : “sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (Q.S An-nisa : 48)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mengampuni dosa syirik, padahal Allah Suhanahu wa Ta’ala Maha Pengampun.

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (٣)

Artinya : “Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Fatihah : 3)

Tapi khusus dosa syirik Allah tidak akan mengampuninya karena besarnya dosa syirik tersebut.

2) Syirik besar menghapus seluruh amal-amal kebaikan kita yang telah kita lakukan sebelumnya baik itu shalat, haji, puasa, membaca Al-Qur’an dan lain sebagainya, semua hangus karena perbuatan syirik yang dilakukan seorang hamba.

Hal ini sebagaimana firman Allah :

وَلَوْاَشْرَكُوْالَحَبِطَ عَنْهُمْ مَّا كَا نُوْايَعْمَلُوْنَ

Artinya : “Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Q.S Al-An’am : 88)

Demikian pula firman Allah :

وَلَقَدْاُوْحِيَ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَۚ لَئِنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ (٦٥)َ

Artinya : “Dan sesungguhnya, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelum mu, “jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Q.S Az-Zumar : 65)

Sangat disayangkan, orang sudah cape beribadah tetapi semua hangus. Ibarat kita sudah menggarap (membuat) skripsi (misalkan) 100 halaman, 200 halaman, lalu kena virus, sudah, penyesalan yang ada. Apalagi kalau sudah melakukan amalan bertahun-tahun ternyata semuanya hangus.

3) Syirik besar akan menjadikan pelakunya masuk ke dalam neraka bahkan diharamkan oleh Allah untuk masuk syurga.

Sebagaimana firman Allah :

اِنَّهُ مَنْ يُّشْرَكَ بِا للّٰهِ فَقَدْحَرَّمَ اللّٰهُ عَلَىيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوٰىهُ النَّارُۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ (٧٢)

Artinya : “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (Q.S Al-Ma’idah : 72)

Jadi orang-orang yang telah berbuat syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dijamin masuk neraka oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hal ini juga ditegaskan oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadistnya :

من مات لايشركُ با للّٰهِ شَيئًادخل الجنةَ،ومَن مَات يشركُ با للّٰهِ شيئًادخل النار

Artinya : “Siapa yang meninggal dunia dalam keadaan tidak berbuat syirik kepada Allah maka dia akan masuk surga. Sebaliknya, barang siapa yang meninggal dalam keadaan berbuat syirik kepada Allah maka dia akan masuk neraka.” (Hadist shahih riwayat Muslim nomor 93)

Bahkan tidak cukup hanya itu, orang yang telah berbuat syirik kepada Allah dengan syirik yang besar dia akan kekal selama-lamanya di neraka. (Na’udzubillahi min dzalik).

Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْامِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَارِجَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ اُولٰٓئِكَ هُمْ شَرُّالْبَرِيَّةِ (٦)

Artinya : “Sesungguhmya orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik akan masuk ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk." (Q.S Al-Bayyinah : 6)

4) Syirik adalah kezhaliman dan dosa paling besar.

Sebagaimana firman Allah :

وَاِذْقَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهِۦ وَهُوَيَعِظُهٔ يٰبُنَيَّ لَاتُشْرِكْ بِاللّٰهِۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ (١٣)

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya, “Hai anakku! Janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Q.S Luqman : 13)

Begitu juga orang-orang yang telah berbuat syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala pada dasarnya meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Sebab ibadah itu hanya diperuntukkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja.

Jangan memberikan kepada selain Allah. Siapa yang memberikan kepada selain Allah berarti dia telah berbuat zalim dengan kezaliman yang sangat besar.

5) Allah Subhanahu wa Ta’ala berlepas diri dari orang-orang yang berbuat syirik.

Sebagaimana firman Allah :

وَاَذَانٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهِٓۦ اِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْاَكْبَرِاَنَّ اللّٰهَ بَريْٓءٌمِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ

Artinya : “Dan pengkhabaran dari Allah dan RasulNya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang yang musyrik.” (Q.S At-Taubah : 3)

Itu beberapa bahaya dari perbuatan syirik.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kita semua dari dosa syirik.

6) Generalisasi Kesyirikan

Indonesia sebagai suatu negara kepulauan termasuk negara yang besar dengan begitu banyak penduduk dengan berbagai kepercayaannya. Diantara kepercayaan yang diakui oleh negara terdapat suatu kepercayaan yang begitu banyak dianut oleh penduduknya.

Indonesia adalah suatu negara di dunia dengan populasi muslim terbesar. Sebagian besar penduduk Indonesia memiliki kepercayaan sebagai seorang muslim namun tidak sedikit yang telah jauh dari agama itu sendiri. Begitu banyak masyarakat yang telah menjauh dari tauhid dalam keadaan sadar ataupun tidak, dalam kondisi sengaja ataupun tidak. Kondisi menjauh dari ajaran tauhid, bahkan telah membuat beberapa diantaranya telah batal keislamannya dikarenakan kesyirikan. Syirik adalah dosa besar yang membuat seorang muslim batal keislamannya namun beberapa masyarakat tidak menyadari bahwa mereka bukan lagi seorang muslim dikarenakan rendahnya ilmu tauhid yang diketahui, atau ada beberapa yang sudah mengetahui hal-hal yang termasuk kesyirikan namun tidak berhati-hati terhadapnya ataupun beberapa diantaranya tidak berusaha mempelajari ilmu sehingga terhindar dari kesyirikan.

Salah satu contoh hal yang membuat masyarakat tidak menyadari bahwa hal yang dilakukan telah membuat batal keislamannya adalah tradisi nenek moyang di beberapa daerah yang beberapa diantaranya bahkan merujuk pada menyekutukan Allah. Hal lain juga dikarenakan oknum dalam skala besar semakin mendekatkan masyarakat kepada kesyirikan dengan ramalan bintang seperti zodiak atau shio yang beredar terutama di media sosial dimana penggunanya didominasi generasi muda.

Untuk menghindari hal-hal tersebut, pendidikan tauhid sangat penting diajarkan sejak dini sebagai suatu landasan dengan mengacu kepada Firman Allah subhanallahu wa ta’ala

ان الله لا يغفر ان يشرك به و يغفرمادون ذلك لمن يشاءۚ ومن يشرك بالله فقد افترى اثما عظيما

Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar”. (QS an nisa : 48)

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Syirik dari segi bahasa artinya mempersekutukan, secara istilah adalah perbuatan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Orang yang melakukan syirik disebut musyrik. Seorang musyrik melakukan suatu perbuatan terhadap makhluk (manusia maupun benda) yang seharusnya perbuatan itu hanya ditujukan kepada Allah seperti menuhankan sesuatu selain Allah dengan menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah SWT. Perbuatan syirik termasuk dosa besar. Allah mengampuni semua dosa yang dilakukan hambanya, kecuali dosa besar seperti syirik.

Syirik adalah mensejajarkan selain Allah dengan Allah dalam hal–hal yang merupakan kekhususan bagi Allah. Kekhususan Allah meliputi tiga hal rububiyah, uluhiyah, dan asma’ dan sifat.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas diharapkan dapat mengemukakan saran-saran, baik kepada penulis maupun kepada pembaca makalah ini khususnya kepada mahasiswa/i.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari pada itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar Muhammad Zakaria, Syaikh. 2014. ‘Anwaa’us Syirku. Pdf

Al-Qur’an terjemahan

Karimi,Izzuddin.2017.Dosa-dosa Dalam Keseharian Kita.Jakarta:Pustaka Al-Inabah

Muhyiddin,Abi Zakaria dan Yahya bin Syaraf An-Nawawi. 1425H. Matan Hadits Arba’in

Musa, dan Aiman bin ‘Ali. 2014. Al-Bidayah Fiil ‘Aqidah.

Nuryaman,Abdurrahman.2021.Al-Jadid Penjelasan Lengkap Kitab Tauhid.DKI Jakarta: Pustaka Sunan Giri

Purnama,Yulian.2020.Inti Agama Islam.Yogyakarta

Saifudin Hakim, Muhammad. “Mengenal Syirik Ashghar”. https://muslimah.or.id. Diakses pada 12 Desember 2014

Ubaidah As-Sidawi, Yusuf Abu. “Kitab Al-Irsyad ila Shohihil I’tiqod.” Dalam Kelas Bimbingan Islam.

1 komentar:

  1. Kisah Dzatu Anwath, baca disini untuk menambah keilmuan : https://muslim.or.id/6355-kisah-dzatu-anwath.html

    BalasHapus