Sabtu, 16 April 2022

Penulisan Catatan Kaki


1. Ibid

Ibid berasal dari bahasa Latin, yang merupakan kependekan dari kata “ibidem” dimana yang berarti “tempat yang sama”.

Ibid merupakan sebuah catatan kaki (footnote) dimana menerangkan jika catatan tersebut sama dengan catatan yang ada sebelumnya atau dengan kata lain catatan yang berada di atasnya.

Ibid merupakan singkatan dari ibidem, yang artinya di tempat yang sama. Jika suatu pustaka atau sumber yang baru saja dikutip (belum diselingi sumber pustaka lain) akan dikutip lagi, maka cukup menggunakan ibid dan diikuti dengan nomor halaman buku (dengan catatan masih dalam tempat yang sama), contoh ibid. hal 13. Jika ibid, itu merujuk halaman yang sama dengan karangan yang sebelumnya, maka ibid harus diganti dengan Loc.cit.

Ibid (bahasa Latin, kependekan dari ibidem, maknanya “di tempat yang sama” adalah sebuah catatan kaki (footnote) atau catatan akhir (endnote) yang menerangkan bahwa catatan tersebut sama dengan catatan yang ada sebelumnya atau catatan yang berada di atasnya secara langsung tanpa disela-sela dengan kutipan dari sumber lain.

Sama saja catatan/kutipan kedua itu berada di halaman yang sama, atau halaman yang berbeda. Apabila catatan kedua berada di halaman berbeda, maka ada tambahan nomor halaman yang dikutip.

Contoh Penggunaan Footnote IbiD

2. Op. cit

op.cit merupakan sebuah catatan kaki (footnote) dimana menerangkan jika catatan tersebut diselingi oleh catatan kaki yang lainnya.

op.cit merupakan sebuah catatan kaki (footnote) dimana menerangkan jika catatan tersebut diselingi oleh catatan kaki yang lainnya.

op.cit digunakan dimana untuk menunjukkan jika catatan kaki tersebut diselingi oleh catatan kaki yang lainnya serta dijelaskan dengan menuliskan nama pengarangnya namun berbeda halaman.

op.cit. merupakan singkatan dari Opere citato, artinya telah dikutip. Jika suatu pustaka atau sumber telah dikutip dalam catatan kaki dan telah diselangi oleh satu atau beberapa sumber lain hendak dikutip lagi, maka penulisan catatan kakinya dapat disingkat dengan hanya menuliskan penulisnya saja diikuti op.cit.

op.cit (bahasa latin, singkatan dari opere citato, artinya, “pada karya tulis yang disebut”). Op.cit.

Contoh Penggunaan Footnote op.cit

3. Loc.cit

Loc.cit merupakan sebuah catatan kaki (footnote) dimana menerangkan jika catatan tersebut menunjukkan halaman yang sama dari salah satu sumber yang telah atau sudah disebutkan.

Loc.cit digunakan dimana untuk menunjukkan jika catatan kaki tersebut diselingi oleh catatan kaki yang lain serta dijelaskan dengan menuliskan nama pengarangnya dan mempunyai halaman yang sama dengan catatan kaki yang ada sebelumnya tersebut.

Loc.cit merupakan singkatan dari Loco citato yang artinya dikutip dari tempat yang sama. Bila hendak mengutip halaman yang sama dari sumber yang baru saja dikutip (belum diselang oleh sumber lain) maka catatan kaki cukup disingkat Loc.cit.

Loc.cit (bahasa Latin, singkatan dari loco citato, artinya “di tempat yang disebut”) adalah sebuah catatan kaki yang menerangkan bahwa catatan tersebut menunjukkan halaman yang sama dari salah satu sumber yang telah disebutkan di atasnya.

Loc.cit merujuk pada sumber kutipan yang sama baik dari segi nama penulis, buku/artikel yang ditulis, dan nomor halaman.

Contoh Penggunaan Footnote Loc.Cit

4. Singkatan lainnya (Ini biasanya dipakai di Jurnal-Jurnal Amerika)

  • Supra: di atas, sudah terdapat lebih dulu pada teks yang sama.
  • Infra: di bawah, lihat artikel/tulisan yang sama di bawah.
  • c. atau ca. singkatan circa yang artinya kira-kira/sekitar untuk tahun yang meragukan.
  • Cap atau chap singkatan caput (Latin) atau chapter (Ing.) yang berarti bab.
  • Et.seq singkatan et sequens artinya halaman-halam berikutnya.
  • Passim tersebar sana-sini, kompilasi.
  • C.f. atau conf. bandingkan dengan.

Aturan Penulisan Catatan Kaki (Footnote)

Selain unsur, cara menulis footnote juga perlu mempehatikan ketentuan penulisan yang sudah diatur. Aturan tersebut adalah:
  • Catatan kaki berada di bagian bawah halaman. Letaknya dipisahkan dengan garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan empat spasi dari teks.
  • Penulisan catatan kaki menggunakan spasi 1.
  • Catatan kaki diberi nomor.
  • Jika ditulis lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya dimulai seperti margin teks biasa atau tepat pada margin kiri.
  • Jarak antarnomor pada catatan kaki sama dengan jarak spasi teks.
  • Jarak baris terakhir setiap catatan kaki adalah 3 cm dari tepi bawah halaman.
  • Catatan kaki yang terlalu panjang hingga menjangkau halaman selanjutnya tidak diperkenankan. Untuk menghindarinya, penulis bisa memotong isi tulisan daripada catatan kaki.
  • Jika catatan kaki mengacu pada sumber yang sama dalam dua nomor berturut-turut tidak perlu ditulis lengkap dengan identitas yang sama. Pada nomor yang terakhir cukup cantumkan “Ibid”.
  • Kemudian jika sumber yang sama dipakai dalam nomor yang tidak berurutan atau melompati catatan kaki dengan nomor lain, cukup tuliskan “ cit.”
  • Nama pengarang dari sumber tidak dibalik, baik nama asing atau nama Indonesia
  • Jika sumber berupa buku, majalah, atau koran, dan ditulis oleh dua atau tiga orang, maka nama penulis ditulis semua.
  • Pengarang yang jumlahnya lebih dari 3 orang bisa ditulis nama pengarang pertama dalam catatan kaki, diikuti “dkk.” atau “ al.”
  • Pangkat dan gelar tidak ditulis, kecuali gelar kebangsawanan yang memang menjadi bagian dari nama.

Cara Membuat dan Menulis Footnote

Cara membuat footnote

Waktu yang dibutuhkan: 15 menit.

Cara menulis footnote perlu menggunakan prinsip penulisan yang tidak sama dengan ukuran font makalah. Perhatikan aturannya berikut ini.

1. Penggunaan nomor urut yang benar
Penggunakan nomor urut penunjukkan yang sama, baik dalam teks maupun dalam catatan kaki, dituliskan ½ spasi ke atas.

2. Pastikan dengan benar nomor urut penunjukan
Nomor urut penunjukkan berlaku untuk seluruh tulisan, tidak per halaman.

3. Buka Ms. Word dan Klik Catatan Kaki
Letakkan kursor atau klik di mana Anda ingin merujuk ke catatan kaki atau catatan akhir. Bisa juga langsung menekan shortcut tombol Alt + CTRL + F.

4. Pilih Tab Referensi
Pada tab Referensi/ References, pilih Sisipkan Catatan Kaki atau Sisipkan Catatan Akhir.

5. Masukkan Catatan Kaki
Masukkan apa yang Anda inginkan di catatan kaki atau catatan akhir.

6. Selesai

Kembali ke tempat Anda dalam dokumen dengan mengklik ganda angka atau simbol di awal catatan.

Teknik Cara Menulis Footnote

Setelah memahami langkah singkat membuat catatan kaki diatas, yuk pahami teknik lebih dalamnya di bawah ini.
  • Pada bagian bawah halaman harus di setting ruang yang memadai untuk penulisan.
  • catatan kaki (layout paper).
  • Secara system bisa menggunakan garis di bagian bawah baris terakhir dari teks di tiap halaman atau tanpa garis.
  • Nomor penunjukkan di bawah garis akan secara otomatis muncul ketika diklik, tinggal diatur jarak yang cukup dan biasanya menjorok ke dalam 5-7 ketukan.
  • Catatan kaki baris pertama dituliskan setelah nomor penunjukkan.
  • Jika lebih dari 1 baris, dituliskan dari tepi margin, tanpa ikuti penjorokkan baris pertama.
  • Jarak spasi dalam catatan kaki 1 spasi, antarcatatan kaki 2 spasi kalau ada dalam.
  • halaman yang sama.
Di dalam teknis tersebut, ada unsur catatan kaki atau footnote yang perlu kamu perhatian sebagai sumber referensi. Salah satunya adalah:
  • Pengarang.
  • Judul.
  • Data publikasi.
  • Nomor halaman.

Contoh Footnote dari Berbagai Sumber

Berikut ini cara menulis footnote untuk penelitian, paper, skripsi atau laporan lainnya.

1. Contoh Catatan Kaki dari Buku

Budi Martono, Penyusutan dan Pengamanan Arsip Vital dalam manajemen Kearsipan (Jakarta: Pustaka sinar Harapan, 1994), hlm. 16.

Baca lebih lengkap mengenai Footnotebersumber dari buku di artikel : Cara Membuat Footnote Dari Buku Disertai Contohnya

2. Contoh dari Sumber artikel dalam terbitan berkala (majalah ilmiah, jurnal)

Gemala Rabi’ah Hatta, “Rekam Medis dan Kesehatan (Medical Records) dalam Kedudukannya sebagai Penunjang Kesehatan Nasional”, dalam Berita Arsip Nasional, No. 26, Juni 1988 (Jakarta: ANRI, 1988), hlm. 8.

3. Contoh Sumber artikel dalam sebuah buku (kumpulan karangan)

David Roberts, “Managing Records in Special Formats”, dalam Judith Ellis (ed.), Keeping Archives (Victoria: D.W. Thorpe, 1993), hlm. 387.

4. Catatan Kaki Sumber Makalah Seminar

Machmoed Effendhie, “Arsip Sebagai Sumber Informasi dalam Pengambilan Keputusan”, Makalah seminar Apresiasi Kearsipan Pejabat Eselon III dan IV Kabupaten Sleman, 11 September 2001, hlm. 14.

5. Sumber Terbitan Pemerintah

Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip, pasal 6.

6. Sumber Terbitan Organisasi

Developing and Operating a Records retention Programmer, ARMA, 1986, hlm. 52.

7. Contoh Footnote dari Sumber Lisan Wawancara

Wawancara dengan Mudjono NA, tanggal 13 Oktober 2003 di Kantor Kepatihan Yogyakarta.

8. Sumber Karya Ilmiah Tidak diterbitkan (LTA, Skripsi, Tesis, Disertasi, dll.)

Erna Handayani dkk., “Perubahan Pengelolaan Arsip Aktif dari Sentralisasi ke desentralisasi di P.T. Sari Husada”, LTA D-III Kearsipan Fakultas Ilmu Budaya, UGM, 2000, hlm. 28.