Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Akhlaq
Dosen Pengampu : Abu Fuhairah Az-Zahid, M.Pd
Kelompok 5 Angkatan 5 :
1. Rama Hidayat (PAI)
2. Osa Maliki (MPI)
3. Alberza (PAI)
4. Nila Sari (PAI)
5. Suci Mardhotilla (PAUD)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa ditujukan bagi Rasulullah ﷺ, keluarga, para sahabat, dan siapa saja yang meneladani mereka dengan baik hingga hari kiamat.
Dengan bebagai macam cara orang-orang akan mencurahkan usahanya untuk membuktikan cintanya pada kekasihnya. Begitu pula kecintaan pada Nabi Muhammad ﷺ. Setiap orang pun mempunyai berbagai cara untuk membuktikannya. Namun tidak semua cara tersebut benar, ada disana cara-cara dan adab-adab yang keliru.
Maka kami kelompok lima akan berusaha menjadi bagian dari penyusunan sebuah pembahasan tentang Adab Terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam Dalam Perspektif Pendidikan Islam, semoga penyusunan makalah ini dicatat sebagai amal shalih disisi Allah ﷻ dan semua yang terlibat memperoleh ganjaran pahala yang berlipat ganda.
Akan tetapi jika dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan, kami selaku penyusun meminta saran dan kritiknya untuk memperbaiki apa yang kurang dari pembahasan pada makalah ini.
Lahat, April 2022 M Ramadhan 1443 AH
Penyusun Makalah Mata Kuliah Pendidikan Akhlaq Kelompok Lima
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Manfaat Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Adab-Adab Dihadapan Nabi Muhammad SAW
2.2 Kewajiban Mengikuti Nabi Muhammad SAW dan Menjadikannya Suri Tauladan
2.3 Mengenal Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW secara fisik dan akhlaknya.
2.4 Mencintai Nabi Muhammad SAW.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nabi Muhammad ﷺ adalah teladan dari segala sisi. Jika seseorang ingin mencari keteladanan maka semuanya ada pada Nabi ﷺ. Seorang yang ingin mencari keteladanan sebagai seorang ayah, pemimpin negara, suami yang terbaik, sahabat terbaik, kedermawanan terbaik, majikan terbaik, sosok terbaik dalam bermuamalah kepada para musuh, sosok yang pemaaf, sosok yang sangat kuat ibadahnya, seorang yang paling tawaduk semua keteladanan tersebut ada pada diri Nabi ﷺ. Oleh karenanya seorang muslim hendaknya lebih mengenal Nabi Muhammad karena beliau adalah teladan yang paling terbaik
Rasulullah ﷺ dilahirkan ditengah keluarga Bani hasyim di mekkah pada senin pagi, 9 Rabi’ul Awwal, permulaan tahun dari peristiwa Gajah. Rasulullah ﷺ diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, sebagaimana sabda beliau:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR Ahmad no. 8952, Al-Bukhari dalam Al-Adabul-Mufrad no. 273 dan Al-Baihaqi)
Maka sangat penting untuk mengenal Nabi Muhammad ﷺ dan beradab dengannya, yang demikian akan kami tuliskan tentang hal ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana adab-adab dihadapan Nabi Muhammad SAW ?
2. Mengapa kita wajib mengikuti Nabi Muhammad SAW dan menjadikannya suri tauladan ?
3. Apa saja sifat-sifat Nabi Muhammad SAW secara fisik dan akhlaknya ?
4. Bagaimana cara mencintai Nabi Muhammad SAW ?
1.3 Manfaat Penelitian
1. Mengetahui adab-adab dihadapan Nabi Muhammad SAW.
2. Mengetahui kewajiban mengikuti Nabi Muhammad SAW dan menjadikannya suri tauladan
3. Mengetahui sifat-sifat Nabi Muhammad SAW secara fisik dan akhlaknya
4. Mengetahui cara mencintai Nabi Muhammad SAW
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Adab-Adab Dihadapan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam
1. Beriman dan Membenarkannya
Adab yang paling agung dan merupakan sebuah kewajiban bagi manusia adalah beriman dan membenarkan Nabi Muhammad ﷺ terhadap apa yang dibawah olehnya baik dari perkataan, maupun perbuatan walaupun secara akal tidak bisa dipahami. Contohnya mencelupkan lalat ketika ada didalam minuman, dan terhadap hal yang telah terjadi ataupun belum terjadi yang hal tersebut merupakan bagian dari pengabaran Nabi Muhammad ﷺ diantara dalil yang mewajibkan kita beriman dan membenarkan Nabi Muhammad ﷺ adalah sebagai berikut:
▪️ Dari Al-Qur’an
Allah ﷻ berfirman
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَكُمُ الرَّسُوْلُ بِالْحَقِّ مِنْ رَّبِّكُمْ فَاٰمِنُوْا خَيْرًا لَّكُمْ ۗوَاِنْ تَكْفُرُوْا فَاِنَّ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا
"Wahai manusia! Sungguh, telah datang Rasul (Muhammad) kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah (kepadanya), itu lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (itu tidak merugikan Allah sedikit pun) karena sesungguhnya milik Allah-lah apa yang di langit dan di bumi. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana". (QS.An-Nisa’:170)
▪️ Dari Hadist Nabi ﷺ
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لِلْبَرَاءِ يَا أَبَا عُمَارَةَ أَفَرَرْتُمْ يَوْمَ حُنَيْنٍ قَالَ لَا وَاللَّهِ مَا وَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَكِنَّهُ خَرَجَ شُبَّانُ أَصْحَابِهِ وَأَخِفَّاؤُهُمْ حُسَّرًا لَيْسَ عَلَيْهِمْ سِلَاحٌ أَوْ كَثِيرُ سِلَاحٍ فَلَقُوا قَوْمًا رُمَاةً لَا يَكَادُ يَسْقُطُ لَهُمْ سَهْمٌ جَمْعَ هَوَازِنَ وَبَنِي نَصْرٍ فَرَشَقُوهُمْ رَشْقًا مَا يَكَادُونَ يُخْطِئُونَ فَأَقْبَلُوا هُنَاكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى بَغْلَتِهِ الْبَيْضَاءِ وَأَبُو سُفْيَانَ بْنُ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ يَقُودُ بِهِ فَنَزَلَ فَاسْتَنْصَرَ وَقَالَ أَنَا النَّبِيُّ لَا كَذِبْ أَنَا ابْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبْ ثُمَّ صَفَّهُمْ
Dari Abu Ishaq dia berkata; seorang laki-laki bertanya kepada Barra, "Wahai Abu Umarah, apakah kalian pernah lari dari perang Hunain?" dia menjawab, "Tidak, demi Allah (pasukan) Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak pernah lari, namun ketika itu beliau dan beberapa pemuda dari sahabat beliau, serta orang-orang yang ikut bersama beliau, pergi berperang dengan tergesa-gesa tanpa membawa persenjataan dan perlengkapan dengan sempurna. Kebetulan mereka bertemu dengan pasukan pemanah dari pihak musuh, ketika mereka memanah hampir tidak meleset sedikitpun dari sasaran. Yaitu pasukan gabungan Bani Hawazin dan Bani Nashr. Lantas pasukan pemanah itu serta merta memanah mereka (kaum Muslimin) sehingga mereka terpaksa berbalik kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, sedangkan saat itu Rasulullah ﷺ berada di atas bighal putih beliau, dan Abu Sufyan bin Harits bin Abdul Mutthalib mengawal beliau. Kemudian beliau turun dari bighal beliau dan memohon pertolongan kepada Allah, beliau berdoa: "Aku adalah seorang Nabi, bukan seorang pendusta, aku adalah putra Ibnu Abdul Mutthalib." Setelah itu beliau merapikan barisan mereka. Maka ketika itu Nabi Muhammad ﷺ terlihat sangat berani (HR. Muslim) [No. 1776 Syarh Shahih Muslim] Shahih.▪️ Pembenaran didalam Injil dan Taurat
وَاِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَمُبَشِّرًاۢ بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗٓ اَحْمَدُۗ فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ
"Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.” [1] (QS.As-Shaf : 6)
[1] Lihat kitab Minhajul Muslim Karya Abu Bakar Al-Jazairi, Cet Darus Salam, Qahirah, Hal 26-28
2. Tidak Menyelisihinya
Berkata Abu Thalib Salah seorang murid Imam Ahmad rahimahullah :
“Dari Imam Ahmad dikatakan kepadanya, Bahwasanya sebuah kaum yang meninggalkan hadits dan cenderung kepada pendapat Sufyan (yakni Ats-Tsauri rahimahullah, salah seorang ulama kala itu) kemudian Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Saya merasa heran terhadap sebuah kaum yang mengetahui hadits dan sanad hadits serta keshahihannya lalu meninggalkannya. Lantas dia mengambil pendapat Sufyan dan yang lainnya. Padahal Allah ﷻ berfirman,
لَا تَجْعَلُوْا دُعَاۤءَ الرَّسُوْلِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاۤءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًاۗ قَدْ يَعْلَمُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ يَتَسَلَّلُوْنَ مِنْكُمْ لِوَاذًاۚ فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ اَمْرِهٖٓ اَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
"Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang keluar (secara) sembunyi-sembunyi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (QS.An-Nur: 63)
Tahukah kalian apa arti fitnah? Fitnah adalah kufur. Allah ﷻ berfirman,
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِۗ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ ۗ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَكُفْرٌۢ بِهٖ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَاِخْرَاجُ اَهْلِهٖ مِنْهُ اَكْبَرُ عِنْدَ اللّٰهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ اَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّٰى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ اِنِ اسْتَطَاعُوْا ۗ وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
"Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, “Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidilharam, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS.Al-Baqarah: 217) [2]
[2] Lihat Kitab Fathul Majid Fi Syarhi Kitabi Tauhid Karya Imam Muhammad Bin Abdul Wahhab, Cet Ad-Darul Al- Alamiyah, Mesir, Hal 467
3. Mengangungkannya dan Menghormatinya
Diantara hak Nabi ﷺ adalah menghormatinya dan memuliakannya serta mengagungkannya tanpa diikuti dengan berlebih-lebihan terhadapnya sampai sejajar dengan Rabb dan penghinaan kepadanya dalam mensejajarkannya dengan manusia. Maka memuliakannya ketika ia hidup dengan memuliakan ajarannya dan Nabi Muhammad ﷺ sedangkan setelah wafatnya beliau maka memuliakannya dengan cara memuliakan sunnahnya dan namanya. [3]
[3] Lihat Huqûq Da’at ilahâ al-fithrah wa qarrarathâ asy-Syarî’ah, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin Bab 2
Maka Allah ﷻ dalam firman-Nya:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُقَدِّمُوْا بَيْنَ يَدَيِ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (Al-Hujurât/49:1)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَرْفَعُوْٓا اَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوْا لَهٗ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ اَنْ تَحْبَطَ اَعْمَالُكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تَشْعُرُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang lain, nanti (pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari." (Al-Hujurât/49:2)
اِنَّ الَّذِيْنَ يَغُضُّوْنَ اَصْوَاتَهُمْ عِنْدَ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ امْتَحَنَ اللّٰهُ قُلُوْبَهُمْ لِلتَّقْوٰىۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ عَظِيْمٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji hatinya oleh Allah untuk bertakwa. Mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar." (Al-Hujurât/49:3)
Maka ini adalah adab-adab terhadap Allah ﷻ dan Rasul-Nya Muhammad ﷺ , dengan tidak mendahulukan sesuatu diatas keputusan Allah ﷻ dan Rasul-Nya, akan tetapi menjadikan Allah ﷻ dan Rosul-Nya Muhammad ﷺ sebagai petunjuk yang harus diikuti dalam setiap perkara. [4]
[4]. Lihat Tafsir Ibnu Katsi di https://quran.ksu.edu.sa/ pada Surat Al-Hujurat ayat 1-4, diases 11 04 2022
4. Bershalawat Kepadanya
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya". (QS.Al-Ahzab/33:56)
Ibnu katsir mengatakan bahwasanya maksud dari ayat ini adalah bahwasanya Allah ﷻ mengabarkan kepada para hamba-Nya dengan kedudukan Nabi Muhammad ﷺ dibanding yang lain disisi-Nya ﷻ dengan memujinya ﷺ disisi para malaikat dan para malaikat bershalawat kepadanya ﷺ ... kemudian Allah ﷻ memerintahkan orang-orang beriman untuk bershalawat kepada nabi Muhammad ﷺ dan memujinya ( Tafsir Al- Qur’an Al-‘Azhim 432/3) [5], yang demikian karena Nabi Muhammad ﷺbersabda :
"Jangan jadikan kuburanku sebagai hari perayaan dan jangan jadikan rumah-rumah kalian kuburan, dan bershalawatlah dan ucapkanlah salam kesalamatan kepadaku dimanapun kalian berada" (HR.Abu Daud dishahikan Al-Albani)
[5] Fadhus Shalati alan Nabi ﷺ Karya Ahmad bin Abdullah, Cet Darul bathni, Hal 14
2.2 Kewajiban Mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dan Menjadikannya Suri Tauladan
1. Kewajiban Mengikuti Nabi Muhammad ﷺ
Agama Islam sudah sempurna, tidak boleh ditambah dan dikurangi. Rasulullah ﷺ diutus oleh Allah ﷻ untuk mengajarkan umat islam bagaimana cara yang benar dalam beribadah kepada Allah ﷻ, dan beliau telah menyampaikan semuanya. Oleh karena itu, umat Islam wajib mengikuti / ittiba' kepada Rasulullah ﷺ agar mereka mendapatkan kecintaan Allah ﷻ, kejayaan dan dimasukkan ke dalam Surga-Nya. [6]
[6] Yazid Abdul Qodir Jawas, Prinsip Dasar Islam hal.89
Mengikuti atau ittiba' kepada Rasulullah ﷺ hukumnya adalah wajib dan ittiba menunjukkan kecintaan seorang hamba kepada Allah ﷻ.
Allah ﷻ berfirman:
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(QS. Ali Imran:31)
Didalam Tafsir Ibni Katsiir (1/384) cet. Daarus Salam Imam Ibnu Katsir rahimahullah (wafat th. 774 H) berkata, ”Ayat ini sebagai pemutus hukum bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah namun tidak mau menempuh jalan Rasulullah ﷺ, maka orang tersebut dusta dalam pengakuannya, sampai dia mengikuti syari’at dan agama yang dibawa Rasulullah ﷺ dalam semua ucapan dan perbuatannya". [7]
[7] Yazid Abdul Qodir Jawas, Prinsip Dasar Islam hal.89
Maka dari itu kita wajib mengikuti syariat Nabi ﷺ dengan menjalankan apa yang diperintahkannya dan meninggalkan apa yang di larangnya. Hal ini merupakan konsekuensi dari syahadat (kesaksian) bahwa beliau adalah Rasul (utusan) Allah ﷻ.
Dalam banyak ayat Al-Qur-an, Allah ﷻ memerintahkan kita untuk mentaati Nabi Muhammad ﷺ. Di antaranya ada yang diiringi dengan perintah taat kepada Allah ﷻ, sebagaimana firman-Nya:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS.An-Nisaa :59)
Allah ﷻ berfirman:
قُلْ اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ ۚ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْكٰفِرِيْنَ
"Katakanlah taatilah Allah dan RasulNya. Jika kalian berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang kafir." (QS.Ali Imran :32)
Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Katsir, di dalam Tafsir Ibnu Katsir, I/384 ”Dan Rasulullah ﷺ diutus untuk seluruh makhlukNya, baik golongan jin dan manusia. Kalau seandainya seluruh nabi dan rasul, bahkan seluruh Ulul ’Azmi dari para rasul, mereka hidup pada zaman Rasulullah ﷺ, maka mereka wajib mengikuti Rasulullah ﷺ, mengikuti syariat beliau ﷺ. Sebagaimana yang terjadi pada zaman Umar bin Khattab, ketika itu beliau Radhiyallahu ‘anhu memegang dan membaca lembaran Taurat, maka Rasulullah ﷺ bersabda :
xxx
"Apakah engkau merasa ragu, wahai Umar bin Khaththab? Demi yang diri Muhammad ada di tangan Allah, sungguh aku telah membawa kepada kalian agama ini dalam keadaan putih bersih. Janganlah kalian tanya kepada mereka tentang sesuatu, sebab nanti mereka kabarkan yang benar, namun kalian mendustakan. Atau mereka kabarkan yang bathil, kalian membenarkannya. Demi yang diri Muhammad berada di tanganNya, seandainya Nabi Musa itu hidup, maka tidak boleh bagi dia, melainkan harus mengikuti aku”. [8]
[8] HR. Ahmad,III/387
Hadits ini memuat kandungan : Wajib bagi para nabi untuk mengikuti Rasulullah ﷺ, seandainya mereka hidup pada zaman Nabi ﷺ, Jika para nabi saja wajib mengikuti Rasulullah Muhammad ﷺ, maka terlebih lagi bagi kaum muslimin, mereka harus mengikuti Rasulullah ﷺ.
2. Menjadikan Nabi Muhammad ﷺ Suri Teladan
Nabi Muhammad ﷺ adalah teladan dari segala sisi. Jika seseorang ingin mencari keteladanan maka semuanya ada pada Nabi ﷺ. Seorang yang ingin mencari keteladanan sebagai seorang ayah, pemimpin negara, suami yang terbaik, sahabat terbaik, kedermawanan terbaik, majikan terbaik, sosok terbaik dalam bermuamalah kepada para musuh, sosok yang pemaaf, sosok yang sangat kuat ibadahnya, seorang yang paling tawaduk semua keteladanan tersebut ada pada diri Nabi ﷺ. Oleh karenanya seorang muslim hendaknya lebih mengenal Nabi Muhammad karena beliau adalah teladan yang terbaik. [9]
[9] Firanda Andirja, Syarah Al Ushul Ats Tsalasah hal 137
Allah ﷻ berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat, dan dia banyak menyebut Allah". [QS.al-Ahzaab/33 : 21].
Jika seseorang memperhatikan akhlak Nabi ﷺ maka dia akan tahu bahwa Nabi ﷺ benar-benar utusan Tuhan. Karena seluruh perilaku Nabi Muhammad ﷺ dapat dijadikan teladan. Jika kita bandingkan dengan tokoh-tokoh tertentu dia hanya menonjol pada salah satu sisi saja, berbeda dengan Nabi Muhammad ﷺ beliau adalah teladan dalam segala sisi, bahkan seluruh kehidupan Nabi Muhammad ﷺ dalam Islam adalah dalil. Semua yang diperlukan oleh umat ada pada diri Nabi ﷺ. Ibnu Hazm rahimahullāh dalam buku beliau yang berjudul al-Fishal fi al-Milal wa al-Ahwa’ wa an-Nihal, beliau berkata, "Sesungguhnya sirah (perjalanan hidup) Muhammad ﷺ bagi siapa yang menelaah dan menghayatinya, akan mengharuskannya untuk membenarkan Nabi dan bersaksi bahwa beliau adalah benar-benar utusan Allah. Seandainya tidak ada mukjizat Nabi selain sirah beliau maka itu sudah cukup”
[10]
[10] Firanda Andirja, Syarah Al Ushul Ats Tsalasah hal 146
Nabi ﷺ adalah insan yang terbaik, memiliki budi pekerti yang paling luhur, sebagaimana firman Allah:
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung" (QS.Al-Qalam/68 : 4).
Demikian juga, petunjuk Nabi ﷺ adalah sebaik-baik petunjuk. Beliau ﷺ bersabda:
xxx
"Sesungguhnya sebaik-baik berita adalah kitab Allah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara baru (dalam agama), dan semua bid’ah adalah kesesatan". [11]
[11] HR. Muslim no. 867
2.3 Mengenal Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW Secara Fisik dan Akhlaknya
Nabi Muhammad ﷺ memiliki keistimewaan dan kesempurnaan fisik serta kesempurnaan akhlak yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Sehingga, setiap hati manusia akan menghormatinya dan menyanjungnya dengan sanjungan yang tidak pernah diberikan kepada selainnya.
Setiap orang yang pernah hidup berdekatan dengannya pasti akan sangat mencintainya tanpa perduli apapun yang akan menimpa mereka. Hal ini terjadi karena kesempurnaan Nabi Muhammad ﷺ yang tidak dimiliki oleh siapapun selain beliau. [12]
[12] Lihat kitab Sirah Nabawiyah Karya Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Cet Darul Haq, Jakarta, Hal 682
Berikut secara ringkas akan kami sebutkan beberapa riwayat yang menjelaskan keindahan dan kesempurnaan Nabi Muhammad ﷺ :
1. Sifat Nabi Muhammad ﷺ Dalam Kesempurnaan Fisiknya
Nabi Muhammad ﷺ adalah orang yang paling indah dan sempurna penampilan fisiknya. Kesempurnaan dan keindahan ini tidak dimiliki oleh insan lainnya. Berikut ini secara ringkas, akan kami bawakan riwayat - riwayat yang menjelaskan keindahan dan kesempurnaan fisik beliau :
Ali bin abi thalib berkata menjelaskan tentang pribadi Rasulullah ﷺ, “perawakan beliau sedang, tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu pendek, berbadan lebar, rambutnya ikal, tidak keriting dan tidak lurus, badannya tidak kurus dan tidak pula gemuk, wajahnya bulat, kulitnya putih bersih. Kedua matanya lebar tajam dan hitam, bulu matanya lentik, tulang persendiannya besar, punggungnya kekar, bulu dadanya lembut dan halus, jari-jemari tangannya keras. Apabila berjalan, seakan-akan berjalan di jalan yang landai. Apabila menoleh, seluruh badannya juga menoleh. Di punggungnya ada tanda kenabian dan beliau adalah penutup para nabi. Beliau adalah orang yang paling bagus telapak tangannya, paling kekar dadanya, paling jujur perkataannya, paling menepati janjinya, paling lembut jiwanya, paling mulia pergaulannya. Siapa saja yang secara tiba-tiba memandangnya, niscaya akan merasa kagum padanya dan siapa saja yang benar-benar bergaul dengannya, pasti akan mencintainya.“ Kemudian Ali berkata, “aku sama sekali belum pernah melihat ada orang seperti beliau, sebelum dan sesudahnya “.
Anas bin malik berkata, “kedua telapak tangannya lapang.” Kemudian ia berkata, “kulit beliau putih kemerah-merahan, tidak terlalu putih seperti kapur dan tidak pula cokelat, uban pada rambut kepala dan jenggotnya kurang dari dua puluh helai.“
Al-Bara’ berkata, “beliau berdada lebar, rambutnya panjang hingga cuping telinga, aku melihatnya memakai baju merah, dan aku belum pernah melihat sesuatu pun yang lebih bagus darinya.“
Abu juhaifah berkata, “aku pernah menggapai tangannya kemudian kuletakkan pada wajahku, ternyata tangannya lebih sejuk daripada embun, dan aromanya lebih wangi daripada aroma kasturi.”
Dalam mengenal kesempurnaan fisik Nabi Muhammad ﷺ terdapat faedah atau manfaat yang banyak, diantaranya:
a. Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang masuk islam
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menerangkan bahwa hidayah yang Allah berikan kepada hambanya memilki banyak macam sebab dan jalannya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan kadar akal, nalar, dan pandangan manusia. Pintu hidayah yang banyak macamnya ini menunjukkan kebijaksanaan dan rahmat Allah ﷻ bagi hamba-Nya.
Mengetahui sifat Nabi Muhammad ﷺ merupakan salah satu pintu hidayah yang dapat mengantarkan sebagian orang untuk mendapat hidayah dari Allah ﷻ.
Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah berkata,
XXX
“Oleh sebab inilah bahwa orang yang adil, yang tidak mempunyai keinginan kecuali mengikuti kebenaran, hanya dengan sekedar melihat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mendengarkan sabdanya, akan segera beriman kepada beliau dan tidak ragu terhadap risalahnya. Banyak orang yang hanya sekedar menyaksikan wajah beliau yang mulia menjadi yakin bahwa wajah itu bukanlah wajah seorang pendusta”
(Asbab Ziyadatil Iman wa Nuqshanihi PDF, Hal. 31).
b. Meningkatkan keimanan seorang hamba
Mengenal sifat-sifat Nabi Muhammad dapat meningkatkan keimanan kita kepada beliau dan kepada Allah yang telah menciptakan beliau dengan sangat sempurna. Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah ketika menjelaskan dalam surah Al-Mu’minun ayat 69 :
اَمْ لَمْ يَعْرِفُوْا رَسُوْلَهُمْ فَهُمْ لَهٗ مُنْكِرُوْنَ ۖ
“Ataukah mereka tidak mengenal Rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya?” beliau rahimahullah berkata, “Maksudnya mengenal beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebabkan orang yang belum beriman akan segera beriman kepada beliau dan bagi orang yang telah beriman kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam akan meningkat keimanannya” (Asbab Ziyadatil Iman wa Nuqshanihi PDF, Hal. 30).
c. Mampu mengenal Nabi Muhammad ﷺ dalam mimpi
Salah satu manfaat mengenal sifat fisik Nabi Muhammad ﷺ adalah kita dapat mengenal bentuk tubuh beliau dengan benar dan jelas seperti melihatnya secara langsung. Sehingga disaat Allah ﷻ memuliakan kita dengan menganugerahkan melihat Nabi Muhammad ﷺ didalam mimpi kita, maka kita bisa mengenalinya dengan jelas apakah orang yang kita lihat itu Nabi Muhammad ﷺ atau bukan. Karena sejatinya syaiton tidak akan pernah bisa meniru fisik Nabi Muhammad ﷺ.
Dari Abu Hurairoh radhiallahu‘anhu bahwasanya Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
XXX
“Barang siapa yang melihatku di mimpi maka ia sungguh telah melihatku, karena syaitan tidak bisa meniruku” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
d. Salah satu sebab dikumpulkan seorang hamba bersama Nabi Muhammad ﷺ di surga
Dengan mengenal fisik Nabi Muhammad ﷺ dengan rinci dan jelas akan membangkitkan rasa cinta di hati setiap muslim, sehingga ada rasa ingin selalu dekat dan bersama dengan beliau hingga di Surga nanti.
Imam Al-Bukhari rahimahullah dalam kitab Shahihnya menyebutkan,
XXX
“Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi ﷺ tentang hari Kiamat, ‘Kapan terjadi hari Kiamat?’ Beliau bersabda, ‘Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?’ Orang tersebut menjawab, ‘Tidak ada selain amalan yang wajib, hanya saja saya mencintai Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Beliau ﷺ bersabda, ‘(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.‘”
2. Sifat Nabi Muhammad ﷺ Dalam Kesempurnaan Dan Kemuliaan Akhlaknya
Mengenal kesempurnaan dan kemuliaan akhlak Nabi Muhammad ﷺ adalah hal yang sangat penting bagi kita sebagai umatnya. Karena hal ini akan membuat kita semakin kuat dan semangat untuk meneladani beliau dalam menjalankan syariat agama Islam yang telah beliau ajarkan. Diantaranya adalah dapat berakidah sesuai dengan akidah beliau, beribadah sebagaimana beliau beribadah dan dalam hal lainnya seperti bermu’amalah, beramal sholih dan bentuk keimanan lainnya serta menjauhi apa saja yang beliau larang. [13]
[13] Lihat di (https://muslim.or.id/24874-pentingnya-mengenal-sifat-fisik-rasulullah-shallallahualaihi-wasallam.html, diakses pada tanggal 12 April 2022)
Untuk meneladani dan mengikuti Nabi Muhammad ﷺ, maka kita harus mengetahui bagaimana akhlak beliau dalam kehidupannya sehari-hari. Berikut diantaranya :
Ø Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia yang selalu bersyukur kepada Allâh ﷻ atas segala nikmat yang diberikan-Nya dan sering bertaubat juga beristigfâr. Bahkan beliau pernah shalat sampai kedua kaki beliau bengkak, sehingga ada yang mengatakan : “Wahai Rasûlullâh! Allâh telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lewat dan yang datang?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan ringan menjawab, “Apakah aku tidak mau menjadi hamba yang banyak (pandai) bersyukur?! ” [14]
[14] Lihat di (https://almanhaj.or.id/10831-diantara-akhlak-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam-2.html, diakses pada tanggal 12 April 2022)
Ø Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia yang santun pada setiap orang, sabar disaat tertimpa musibah dan suka memaafkan sekalipun beliau dapat membalasnya, ini adalah sifat – sifat yang Allah tanamkan padanya. Orang santun selain beliau pasti memiliki kesalahan dan kekeliruan, tapi tidak dengan Nabi Muhammad ﷺ. Semakin banyak gangguan yang dihadapinya dan semakin banyak kesalahan dari orang- orang yang bodoh akan membuatnya semakin sabar dan senantiasa menambah sikap santun kepada umatnya.
Ø Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia yang dermawan dan murah hati. Beliau adalah orang yang paling dermawan dan tidak pernah takut miskin saat mendermakan hartanya pada orang lain. “Nabi ﷺ adalah orang yang paling dermawan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika jibril menemuinya. Jibril menemuinya setiap malam dari bulan Ramadhan untuk mengajarkan kepadanya al-Qur’an. Kemurahan hati Rasululllah ﷺ dalam memberikan suatu kebajikan, lebih cepat daripada angin yang bertiup kencang.” Jabir berkata, “Rasulullah ﷺ tidak pernah dimintai sesuatu kemudian berkata, ‘Tidak’.
Ø Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia yang pemberani, gagah dan kuat. Keberanian, kegagahan dan kekuatan Nabi Muhammad ﷺ dalam menghadapi musuh tidak bisa diukur seberapa besarnya. Beliau adalah orang yang paling berani mendatangi tempat-tempat dan kondisi yang sulit. Sudah berapa banyak para pemberani yang justru melarikan diri dari hadapan beliau karena ketakutan padanya. Beliau tidak pernah pantang menyerah dan selalu maju terus sampai musuh mundur dengan kekalahan. Ali berkata, “apabila peperangan telah memanas dan serangan semakin seru, kami berlindung di balik Rasulullah ﷺ tidak ada seorang pun yang lebih dekat dengan musuh daripada beliau.”
Ø Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia yang pemalu dan suka menundukkan pandangan. Abu sa’id al-khudri berkata, “beliau lebih pemalu daripada gadis perawan yang dipingit, apabila beliau tidak suka pada sesuatu dapat diketahui dari raut mukanya.” Beliau tidak pernah lama dalam memandang wajah seseorang, beliau lebih banyak menundukkan pandangannya kebawah daripada keatas, pandangannya jeli, tidak membicarakan hal-hal yang tidak terpuji dan tidak menyebutkan nama orang yang yang melakukan sesuatu yang tidak disukainya, tetapi beliau mengatakan “mengapa orang-orang berbuat seperti itu ?“.
Ø Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia yang paling adil, paling mampu menjaga kehormatan, paling benar perkataannya, dan paling menjaga amanahnya. Hal ini bahkan diakui oleh sahabat maupun musuh sekalipun. Sebelum nubuwah beliau sudah dikenal dengan julukan al-Amin (yang terpercaya) dan beliau juga dijadikan pemutus setiap perkara di zaman jahiliyah.
Ø Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia yang paling tawadhu’ dan jauh dari sifat sombong. Beliau bahkan melarang orang-orang berdiri untuk menyambutnya sebagaimana yang dilakukan bangsa lain kepada raja-rajanya. Beliau gemar mendatangi orang-orang fakir dan miskin dan duduk bersamanya, mendatangi undangan dari hamba sahaya, dan duduk di tengah para sahabat sehingga beliau seperti salah satu dari mereka.
Ø Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia yang paling memelihara perjanjian dan suka menepati janji, suka menyambung tali persaudaraan, dan sangat penyayang pada orang lain. Beliau tidak membedakan antara dirinya dan pembantunya dalam hal makanan atau minuman serta tidak pernah membentak ataupun memukul pembantunya. Beliau suka duduk bersama orang miskin dan tidak pernah membedakan mereka karena kemiskinannya.
Ø Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia yang selalu menjaga lisannya dari hal yang tidak bermanfaat baginya, kecuali untuk mempersatukan para sahabatnya, menghormati orang yang terhormat di setiap kaumnya, memberikan nasihat kepada mereka dan memberikan peringatan pada setiap kaumnya.
Ø Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia yang paling perhatian kepada para sahabatnya. Beliau selalu apa yang terjadi diantara mereka, memuji dan membenarkan setiap hal yang baik, memburukkan setiap hal yang buruk, sederhana dan tidak suka menyelisihi. Beliau tidak pelit dalam menyampaikan ilmu dan tidak pula melampaui batas.
Ø Nabi Muhammad ﷺ selau ceria, lemah lembut dalam bicara, tidak kasar dan juga tidak keras suaranya. Beliau tidak pernah berkata keji, tidak suka mencela orang lain, meninggalkan apa yang tidak beliau sukai dan tidak berputus asa. Beliau telah meninggalkan tiga perkara dari dirinya: riya, banyak bicara, dan meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya. Dan telah meninggalkan untuk orang lain tiga perkara: tidak mencela dan menghina seseorang, tidak membuka aibnya dan berbicara pada hal yang ada pahalanya .
Ø Nabi Muhammad ﷺ selalu berdzikir baik dalam keadaan duduk ataupun berdiri. Apabila sampai di sebuah pertemuan beliau duduk di tempat yang tersisa dan disaat ada yang meminta pertolongan pastilah akan beliau tolong atau menolaknya dengan cara yang lemah lembut. Majelis beliau adalah majelis yang penuh dengan keramahtamahan, malu, amanah dan tidak ada suara yang melengking didalamnya serta tidak ada perbuatan maksiat. Mereka semua saling mecintai karena takwa, menghormati yang lebih tua, mencintai yang lebih muda, membantu orang yang kesusahan dan mengasihi orang yang asing. [15]
[15] Lihat kitab Sirah Nabawiyah Karya Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Cet Darul Haq, Jakarta, Hal 687-692
Ø Nabi Muhammad ﷺ sangat zuhud terhadap dunia, berpaling darinya dan merasa cukup dengan apa yang dimilikinya di dunia. Padahal jika beliau mau, maka beliau bisa mendapatkannya. Namun beliau tidak menginginkannya. Bahkan disaat beliau meninggal, beliau tidak meninggalkan harta benda apapun kepada keluarganya. [16]
[16] Lihat kitab Rasulullah ﷺ Sang Guru karya Abdul Fattah Abu Ghuddah, Cet Pustaka Arafah, Sukoharjo, Hal 67
2.4 Mencintai Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam
1. Hukum Mencintai Nabi ﷺ
Ahlus Sunnah wal Jama’ah sepakat tentang wajibnya mencintai Nabi ﷺ melebihi kecintaan terhadap seluruh makhluk Allah ﷻ. Akan tetapi dalam mencintai Beliau tidak boleh melebihi apa yang telah di tentukan syari’at, karena bersikap ghuluw (berlebih- lebihan) dalam seluruh perkara akan menyebabkan kebinasaan.
Sesungguhnya mencintai Nabi ﷺ adalah sebagian dari keimanan. Dan sungguh banyak dalil yang telah menyebutkan bahwasannya, diwajibkan atas seorang hamba untuk mencintai Nabi Muhammad ﷺ bahkan melEbihi dirinya sendiri, ibu, ayah, anak, istri, hartanya, dan seluruh manusia. [17]
[17] Lihat Kitab Hubbu nabi ﷺ wa alamatuhu,Fadhlul hay, Riyadh, 1427H, Hal 7
Rasulullah ﷺ bersabda:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
“Tidaklah beriman salah seorang dari kalian sampai aku menjadi orang yang lebih dia cintai dibanding orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia.” ( HR. Bukhari No.15)
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab Ats Tsaqafi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Anas bin Malik] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka"
Nabi ﷺ bersabda, “Tidaklah beriman salah seorang dari kalian” Bukan berarti orang yang melakukan hal tersebut dihukumi sebagai orang yang tidak beriman dan keluar dari agama islam. Akan tetapi maksud dari perkataan “Tidaklah beriman” adalah “ tidak sempurna keimanan seseorang”. sehingga orang yang melakukan hal tersebut dihukumi sebagai pelaku dosa. [18]
[18] Kitab Mudah Menghafal 100 Hadits, Said Yai Ardiansyah, Hadits ke 16 cetakan ke delapan, Desember 2017, Darus Sunnah.
2. Keutamaan Mencintai Nabi ﷺ
▪️ Allah Mencintainya dan Mengampuninya
XXX
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran:31)
▪️ Mendapatkan Manisnya Iman
XXX
“Tiga hal yang apabila ketiga hal tersebut ada pada diri diri seseorang, dia akan merasakan manisnya iman.(1) Allah dan Rasul-Nya menjadi yang lebih dia cintai dari selain keduanya, (2) Tidaklah dia mencintai seseorang kecuali karena Allah, (dan dia benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah selamatkan darinya sebagaimana dia benci jika dia dilemparkan kedalam api neraka.” [19] (HR. Al-Bukhari No.16 dan Muslim No. 43).
[19] Kumpulan Hadits Adab dan Akhlak dari Kitab Muhararfiil hadits, karya Ibnu Abdul Hadi Al-Jamma’ili
Mencintai Rasulullah ﷺ harus adanya penghormatan, ketundukan dan keteladanan kepada beliau serta mendahulukan sabda beliau ﷺ atas segala ucapan seluruh makhluk, serta mengagungkan Sunnah-Sunnahnya.
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata: “setiap kecintaan dan pengagungan kepada manusia hanya boleh dalam rangka mengikuti kecintaan dan pengagungan kepada Allah. Seperti mencintai dan mengagungkan Rasulullah ﷺ, sesungguhnya ia adalah penyempurna kecintaan dan pengagungan kepada Rabb yang mengutusnya. Umatnya mencintai beliau ﷺ karena Allah telah memuliakannya. Maka kecintaan ini adalah arena Allah sebagai konsekuensi dalam mencintai Allah ﷻ. (Jalaa’ul Afhaam fii Fadhlish Shalaati was Salaam ‘alaa Muhammad Khairil Anaam (hal. 297-298), tahqiq Syaikh Mansyur Hasan Salman.) [20]
[20] Wajib mencintai dan mengagungkan Nabi ﷺ dan wajib mentaati dan meteladani beliau,http:al- manhaj.or.id, diakses 12 03 2022
Maksudnya, bahwa Allah ﷻ meletakan kewibawaan dan kecintaan kepada Nabi ﷺ, karena itu tidak ada seorang manusia pun yang lebih dicintai dalam hati para sahabat kecuali Rasulullah ﷺ.
▪️ Bersama Nabi di Akhirat
Barangsiapa yang mencintai Nabi ﷺ, dan bershalawat kepadanya, maka sesungguhnya dia akan bersamanya di akhirat kelak. Nabi ﷺ bersabda kepada Anas radhiallahu anhu “Engkau bersama orang yang engkau cintai” (HR. Muslim) [21]
[21] Lihat Kitab Hubbu nabi ﷺ wa alamatuhu,Fadhlul hay, Riyadh, 1427H, Hal 14-15
3. Tanda-Tanda Mencintai Nabi ﷺ
1. Mencintai Rasulullah ﷺ, memuliakan, meneladani beliau dan mendahulukan perkataannya ﷺ atas segala ucapan makhluk.
2. Beribadah sesuai dengan apa yang beliau ﷺ syari’atkan, atau dengan kata lain ittiba’.
3. Menaati apa yang Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ dalam perintahnya dan larangnya.
4. Bersemangat dalam menjalankan perintahnya baik wajib maupun sunnah.
5. Menolong sunnahnya serta mengagungkan Sunnah-sunnahnya.
6. Membenarkan apa yang beliau ﷺ sampaikan.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diantara hak Nabi ﷺ adalah menghormatinya dan memuliakannya serta mengagungkannya tanpa diikuti dengan berlebih-lebihan terhadapnya sampai sejajar dengan rabb dan penghinaan kepadanya dalam mensejajarkannya dengan manusia. Maka adab kepada Nabi ﷺ terbagi menjadi tiga bagian:
▪️ Beradab dengan Al-Qalb (Hati)
1. Membenarkan Rasulullah ﷺ dalam semua perkara yang telah terjadi atau belum terjadi
2. Mencintai Rasulullah ﷺ lebih dari cinta kita kepada dirinya, orang tua dan seluruh manusia
3. Tidak membenci Nabi Muhammad ﷺ dan apa yang dibawah olehnya ﷺ
4. Ridho dengan keputusan Rasulullah ﷺ diatas perkara yang diperselisihkan
5. Menghormati dan Mengangung Rasulullah ﷺ tanpa ghuluw (berlebih- lebihan)
▪️ Beradab dengan Al-Qoul (Perkataan)
1. Bershalawat kepada Rasulullah ﷺ disetiap diucapkan namanya
2. Tidak Menyebutkan namanya ﷺ saja tanpa menyebutkan kata Nabiyullah atau Rasulullah ﷺ
3. Tidak mengangkat suara atau pendapat diatas suara Nabi ﷺ atau hadistnya ﷺ
4. Tidak mencela Rasulullah ﷺ dan sunnah-sunnahnya
▪️ Beradab dengan Al-Fi’il (Perbuatan)
1. Berusaha melaksakan atau mengikuti semua sunnah nabi ﷺ
2. Menjauhi apa yang dilarang oleh nabi Muhammad ﷺ
3. Mendahulukan Ucapan Nabi Muhammad ﷺ diatas ucapan selainnya
4. Beramal diatas petunjuk Nabi Muhammad saw [22]
[22] Ringkasan Kajian Ustadz Abdullah Roy MA Tema Adab Kepada Rasulullah ﷺ,Youtube: Chanel Yufid Tv, Diakses 13 04 2022 (serta ada penambahan sedikit)
DAFTAR PUSTAKA
▪️ Abdul Fattah Abu Ghuddah, 2019, Rasulullah ﷺ Sang Guru, Sukoharjo, Pustaka Arafah Abdul Qodir Jawas, Yazid.(2006).Prinsip Dasar Islam.Bogor.Pustaka At Taqwa
▪️ Abdul Qodir Jawas, Yazid.2022. “Kewajiban Ittiba' Kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam”.https://almanhaj.or.id/25350-kewajiban-ittiba-kepada-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html, diakses pada tanggal 11 April 2021 pukul 23.00
▪️ Abu Bakar Al-Jazairi, Minhajul Muslim, Cet Darus Salam, Qahirah Ahmad bin Abdullah, Fadhlus Shalati alan Nabi ﷺ Cet Darul bathni Andirja, Firanda.(2021).Syarah Al Ushul Ats-Tsalatsah.Jakarta.Ufa Office Al-Qur’an
▪️ “Diantara akhlak Rasulullah ﷺ” (https://almanhaj.or.id/10831-diantara-akhlak-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam-2.html, diakses pada tanggal 12 April 2022) Hubbu nabi ﷺ wa alamatuhu,Fadhlul hay, 1427H, Riyadh.
▪️ Imam Muhammad Bin Abdul Wahhab,Fathul Majid Fi Syarhi Kitabi Tauhid, Cet Ad- Darul Al-Alamiyah, Mesir
▪️ Lafadz Al-Qur’an diakses di https://tafsirq.com/3-ali-imran/ayat-31, diakses pada tanggal 11 Maret 2022
▪️ Lafadz Hadist diakses di https://www.dorar.net/hadith/sharh/2656, diakses pada tanggal 11 Maret 2022
▪️ Menghormati dan Mengagungkan Nabi Muhammadﷺ https://almanhaj.or.id/8520- menghormati-dan-mengagungkan-nabi-muhammad-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html, diakses pada tanggal 09 April 2022
▪️ Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Huqûq Da’at ilahâ al-fithrah wa qarrarathâ asy- Syarî’ah
▪️ Ringkasan Kajian Ustadz Abdullah Roy MA Tema Adab Kepada Rasulullah ﷺ,Youtube: Chanel Yufid Tv, Diakses 13 04 2022
▪️ Syaikh Syafiyyurrahman al-mubarakfuri, 1976, Sirah Nabawiyah, Jakarta, Darul Haq Tafsir Ibnu Katsi di https://quran.ksu.edu.sa/, diakses 11 04 2022
▪️ Sa’id Abu Ukasyah,”Pentingnya mengenal sifat fisik Rasulullah ﷺ”
▪️ (https://muslim.or.id/24874-pentingnya-mengenal-sifat-fisik-rasulullah-shallallahualaihi-wasallam.html, diakses pada tanggal 12 April 2022)
▪️ Said Yai Ardiansya Lc,MA Hadits Adab dan Akhlak dari Kitab Muhararfiil hadits, karya Ibnu Abdul Hadi Al-Jamma’ili, 2019. Pustaka Miftahul Khair, Martapura
▪️ Said Yai Ardiansyah Lc,MA, Kitab Mudah Menghafal 100 Hadits, Desember 2017, Darus Sunnah.
▪️ Yazid Abdul Qodir Jawas, Wajib mencintai dan mengagungkan Nabi ﷺ dan wajib mentaati dan meteladani beliau,http:al-manhaj.or.id, diakses 12 03 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar