Definisi singkatnya:
Tasyrif Lughawi (التصريف اللغوي) adalah perubahan bentuk fi’il (kata kerja) dalam bahasa Arab berdasarkan pelaku, jumlah, dan waktu tanpa mengubah makna dasar kata tersebut.
Nun Taukid (نون التوكيد) adalah huruf “ن” yang ditambahkan di akhir fi’il untuk menegaskan atau menguatkan makna perintah atau kepastian suatu peristiwa.
Penjelasan:
1. Tashrif Lughawi (التصريف اللغوي)
Tashrif lughawi adalah perubahan bentuk suatu kata kerja (fi’il) dalam bahasa Arab ke berbagai bentuk sesuai perubahan pelaku (fa’il), waktu (madhi – lampau, mudhari’ – sekarang/akan datang), dan jumlah (mufrad, mutsanna, jamak).
Agar kita dapat mengetahui semua bentuk fi’il berdasarkan perubahan subjek dan waktunya, tanpa mengubah makna dasar kata tersebut.
Contoh:
Misalnya dari fi’il كَتَبَ (kataba) yang berarti “dia telah menulis”, maka tasyrif lughawinya sebagai berikut:
Bentuk Fi’il | Kata | Arti |
---|---|---|
Madhi (dia laki-laki) | كَتَبَ | Dia (laki-laki) telah menulis |
Madhi (mereka berdua) | كَتَبَا | Mereka berdua telah menulis |
Madhi (mereka) | كَتَبُوا | Mereka telah menulis |
Mudhari’ (dia laki-laki) | يَكْتُبُ | Dia sedang/akan menulis |
Mudhari’ (mereka) | يَكْتُبُونَ | Mereka sedang/akan menulis |
Amar (perintah) | اُكْتُبْ | Tulislah! |
Tasyrif ini biasanya disusun dalam bentuk tabel 14 bentuk fi’il (الصيغة الأربعة عشر / ash-shighah al-arba'ata 'asyar).
2. Nun Taukid (نُونُ التَّوكِيدِ)
Pengertian:
Nun Taukid adalah huruf tambahan berupa “ن” yang diletakkan di akhir fi’il mudhari’ atau fi’il amar untuk menegaskan atau menguatkan makna perintah atau kejadian.
Nun Taukid adalah huruf tambahan berupa “ن” yang diletakkan di akhir fi’il mudhari’ atau fi’il amar untuk menegaskan atau menguatkan makna perintah atau kejadian.
Jenis Nun Taukid:
1. Nun Taukid Tsaqilah (ن الثقيلة):
Bentuknya “نّ” (dengan tasydid)
Digunakan pada bentuk fi’il yang ingin dikuatkan secara sangat tegas.
Contoh: لَيَكْتُبَنَّ (Sungguh dia benar-benar akan menulis)
2. Nun Taukid Khafifah (ن الخفيفة):
Bentuknya “نْ” (tanpa tasydid)
Penegasannya lebih ringan.
Contoh: لَيَكْتُبَنْ (Sungguh dia akan menulis)
Bentuknya “نْ” (tanpa tasydid)
Penegasannya lebih ringan.
Contoh: لَيَكْتُبَنْ (Sungguh dia akan menulis)
3. Perubahan Bentuk Fi’il karena Nun Taukid
Aturan Umum:
Ketika Nun Taukid dimasukkan ke dalam fi’il mudhari’, maka:
Harus diawali dengan huruf lam taukid (لَـ).
Akhiran fi’il kadang berubah atau hilang untuk memudahkan pelafalan.
Ketika Nun Taukid dimasukkan ke dalam fi’il mudhari’, maka:
Harus diawali dengan huruf lam taukid (لَـ).
Akhiran fi’il kadang berubah atau hilang untuk memudahkan pelafalan.
Contoh Perubahan:
Fi’il mudhari’ يَكْتُبُ (yakṭubu) → setelah ditambah lam taukid dan nun taukid menjadi:
لَيَكْتُبَنَّ = Sungguh dia benar-benar akan menulis (dengan nun tsaqilah)
لَيَكْتُبَنْ = Sungguh dia akan menulis (dengan nun khafifah)
Fi’il mudhari’ يَكْتُبُ (yakṭubu) → setelah ditambah lam taukid dan nun taukid menjadi:
لَيَكْتُبَنَّ = Sungguh dia benar-benar akan menulis (dengan nun tsaqilah)
لَيَكْتُبَنْ = Sungguh dia akan menulis (dengan nun khafifah)
Catatan Penting:
Fi’il mudhari’ yang diakhiri dengan huruf illat (contoh: يَرْمِي) akan mengalami perubahan khusus saat ditambah nun taukid.
Contoh: لَيَرْمِيَنَّ dari يَرْمِي (sungguh dia benar-benar akan melempar)
Fi’il mudhari’ yang diakhiri dengan huruf illat (contoh: يَرْمِي) akan mengalami perubahan khusus saat ditambah nun taukid.
Contoh: لَيَرْمِيَنَّ dari يَرْمِي (sungguh dia benar-benar akan melempar)
4. Perbandingan Tashrif Lughawi dan Tashrif Istilahi
Aspek | Tashrif Lughawi | Tashrif Istilahi |
---|---|---|
Pengertian | Perubahan bentuk fi’il sesuai perubahan pelaku dan waktu | Perubahan bentuk kata kerja untuk menunjukkan bab fi’il dan makna tambahan |
Fokus | Bentuk gramatikal berdasarkan pelaku dan waktu | Bab fi’il dan pola-pola fi’il yang menunjukkan makna tertentu |
Contoh Kata Dasar | كَتَبَ | كَتَبَ (bab pertama), قَاتَلَ (bab ketiga) |
Tujuan | Mengenal bentuk-bentuk fi’il dalam penggunaannya | Mengetahui makna tambahan seperti saling, usaha keras, dsb |
Contoh Perbandingan:
كَتَبَ – يَكْتُبُ – اُكْتُبْ (Tashrif Lughawi: perubahan bentuk kata) كَاتَبَ – يُكَاتِبُ – كَاتِبًا (Tashrif Istilahi: perubahan bentuk dan makna menjadi “saling menulis”)