Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Lughoh
Dosen Pengampu : Humaidi Tamri, Lc., M.Pd.
Disusun Oleh Kelompok 5 Prodi SBA :
1. Muhammad Abdul Majid Aziz, NIM. 023210043
2. Prasetyo, NIM. 23220030
3. Bagus Herlianto, NIM. 23220024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah melimpahkan banyak karunia-Nya serta nikmat-Nya kepada kita semua, dan selayaknya bagi seorang muslim untuk bersyukur atas karunia dan nikmat tersebut dengan selalu beribadah kepada-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga beliau, serta orang-orang yang setia mengikuti sunnah Beliau hingga hari kiamat nanti.
Puji syukur kami haturkan kepada Allah Ta’ala karena atas kemudahan dan pertolongan-Nya kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Semantik Dalam Ilmu Lughoh” dan Kami juga berharap kepada Allah Ta’ala semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri, mahasiswa kuliah Al-Ma’wa dan kaum muslimin pada umumnya.
Dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Al-Ustadz Humaidi Tamri, Lc., M.Pd. yang telah memberikan banyak ilmu kepada kami, semoga Allah Ta’ala memberikan keberkahan dan kesehatan pada beliau.
Sragen, 20 Desember 2024
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.
1.2 RUMUSAN MASALAH.
1.3 MANFAAT PENELITIAN.
1.4 METODOLOGI PENELITIAN.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI SEMANTIK.
2.2 ANTARA MAKNA DAN ARTI.
2.3 KLASIFIKASI MAKNA.
2.4 SEMANTIK DALAM LINGUISTIK.
2.5 TUJUAN MEMPELAJARI SEMANTIK.
2.6 MACAM-MACAM SEMANTIC.
2.7 PERUBAHAN MAKNA.
2.8 RELASI MAKNA.
2.9 SINONIM.
2.10 ANTONIM.
2.11 POLISEMI
2.12 HOMONIM.
2.13 HIPONIM.
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN.
3.2. KRITIK DAN SARAN.
DAFTAR PUSTAKA.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ilmu lughoh atau ilmu bahasa Arab merupakan cabang ilmu yang mempelajari bahasa Arab secara mendalam, mencakup aspek-aspek seperti sintaksis, morfologi, dan semantik. Semantik, yang berfokus pada makna kata, frasa, atau kalimat, adalah salah satu aspek penting dalam pemahaman bahasa. Dalam konteks bahasa Arab, pemahaman semantik yang baik sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan tafsir, memperkaya kosa kata, serta memahami konteks kalimat secara tepat.
Semantik dalam ilmu lughoh tidak hanya membahas arti kata secara literal, tetapi juga bagaimana makna berkembang, berubah, dan terhubung satu sama lain. Penguasaan semantik juga mempermudah pemahaman teks-teks klasik, baik dalam bidang agama maupun sastra. Berbagai konsep seperti sinonim, antonim, polisemi, homonim, dan hiponim menjadi bagian dari pemahaman yang mendalam tentang hubungan antar kata dalam bahasa.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan dan penulisan makalah ini, maka kami susun dalam pertanyaan berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan semantik dalam ilmu lughoh dan apa peranannya dalam pemahaman bahasa Arab?
2. Apa perbedaan antara makna dan arti dalam semantik, dan bagaimana keduanya saling terkait?
3. Bagaimana klasifikasi makna dalam bahasa Arab, dan apa contoh penerapannya dalam kalimat?
4. Bagaimana semantik berhubungan dengan linguistik, dan apa pentingnya dalam kajian bahasa?
5. Apa tujuan mempelajari semantik dalam studi bahasa, khususnya dalam konteks bahasa Arab?
6. Apa saja macam-macam semantik yang ada, dan bagaimana masing-masing membedakan makna dalam bahasa?
7. Bagaimana perubahan makna kata terjadi dalam bahasa Arab, dan faktor apa yang mempengaruhinya?
8. Apa yang dimaksud dengan relasi makna dalam semantik, dan bagaimana relasi ini memengaruhi pemahaman kata-kata dalam bahasa?
9. Apa itu sinonim, dan bagaimana penggunaan sinonim dapat memperkaya bahasa Arab?
10. Apa yang dimaksud dengan antonim, dan bagaimana antonim berfungsi dalam memperjelas makna kata?
11. Apa yang dimaksud dengan polisemi, dan bagaimana fenomena ini terjadi dalam bahasa Arab?
12. Apa yang dimaksud dengan homonim, dan bagaimana homonim dapat menyebabkan ambiguitas dalam pemahaman kata?
13. Apa yang dimaksud dengan hiponim, dan bagaimana hubungan hiponim dengan hipernim dalam membentuk kategori kata dalam bahasa Arab?
1.3 MANFAAT PENELITIAN
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:
1) Meningkatkan Pemahaman Semantik: Memberikan wawasan mendalam mengenai konsep semantik dalam bahasa Arab.
2) Memperkaya Kosa Kata: Menambah variasi kata melalui pemahaman sinonim, antonim, polisemi, dan homonim.
3) Menghindari Kesalahan Tafsir: Membantu dalam memahami makna yang tepat dalam teks agama dan sastra.
4) Kontribusi pada Pengajaran Bahasa Arab: Menyediakan referensi untuk pengajaran bahasa Arab yang lebih efektif.
5) Referensi Penelitian Lanjutan: Memberikan dasar bagi penelitian lebih lanjut dalam linguistik dan semantik.
1.4 METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penyusunan makalah ini kami menggunakan metode:
1) Pendekatan Penelitian: Kualitatif, dengan studi literatur.
2) Metode Pengumpulan Data: Studi literatur dari buku dan sumber daring yang relevan.
3) Analisis Data: Deskriptif, dengan mengelompokkan dan menjelaskan konsep-konsep semantik yang ditemukan.
4) Sumber Data: Buku teks dan artikel akademik, serta sumber daring terpercaya.
5) Teknik Penyajian: Penyajian naratif mengenai konsep-konsep semantik dalam bahasa Arab.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI SEMANTIK
Semantik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari makna kata, frasa, dan kalimat dalam suatu bahasa. Secara etimologi, kata "semantik" berasal dari bahasa Yunani "semantikos" yang berarti "berarti" atau "signifikan". Dalam kajian linguistik, semantik berperan sebagai alat untuk memahami bagaimana bahasa merepresentasikan dunia dan makna yang terkandung dalam komunikasi verbal.
Dalam bahasa Arab, semantik disebut dengan istilah علم الدلالة (‘Ilmu al-Dilalah), yang berarti ilmu tentang makna. Kajian semantik dalam bahasa Arab telah berkembang sejak masa awal peradaban Islam, terutama melalui studi Al-Qur'an dan bahasa Arab klasik.
Ringkasnya, Aziz Anwar Fachrudin menyebutkan:
“Semantics = ‘ilm ad-dalaalah (علم الدلالة), yaitu cabang linguistik yang membahas tentang hubungan antara bahasa dan maknanya serta perkembangannya.” [1]
[1] Linguistik Arab hal. 250
2.2 ANTARA MAKNA DAN ARTI
Makna dan arti sering digunakan secara bergantian, tetapi memiliki nuansa yang berbeda. "Makna" merujuk pada konsep atau ide yang diwakili oleh sebuah kata atau kalimat, sedangkan "arti" lebih merujuk pada penjelasan spesifik atau definisi dari suatu kata dalam konteks tertentu. Contohnya, kata "bunga" memiliki makna sebagai jenis tumbuhan hias, tetapi artinya dapat berbeda dalam konteks "bunga pinjaman" yang berarti tambahan biaya dalam transaksi keuangan.
Dalam bahasa Arab, istilah makna dan arti memiliki penggunaan yang serupa, tetapi keduanya dapat dibedakan berdasarkan konteks penggunaannya:
1) Makna (معنى)
Makna merujuk pada ide atau konsep yang diwakili oleh sebuah kata atau ungkapan, baik dalam bentuk literal maupun kiasan. Makna lebih bersifat umum dan dapat berubah tergantung pada konteks kalimat atau situasi. Contoh:
a) كلمة "أسد" تعني الحيوان المفترس (Kata asad berarti hewan buas).
b) كلمة "أسد" في الجملة "زيد أسد في المعركة" تعني الشجاعة (Kata asad dalam kalimat Zaid adalah singa di medan perang berarti keberanian).
2) Arti (دلالة)
Arti lebih bersifat spesifik dan biasanya merujuk pada pengertian tertentu dari sebuah kata yang sering ditemukan dalam kamus. Arti adalah definisi dasar atau literal dari sebuah kata. Contoh:
a) كلمة "عين" تدل على العضو الذي نرى به (Kata ‘ain berarti organ yang digunakan untuk melihat).
2.3 KLASIFIKASI MAKNA
Makna dalam bahasa dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Mohammad Kholison menyebutkan 11 klasifikasi makna.[2] Diantara yang beliau sebutkan adalah:
[2] Semantik Bahasa Arab hal. 190 - 205
1. Makna Leksikal (معنى مفرداتي)
Makna yang tercantum dalam kamus dan merupakan arti dasar sebuah kata.
● Contoh:
○ كلمة "قلب" تعني العضو الذي يضخ الدم (Kata qalb berarti organ yang memompa darah).
○ كلمة "قلم" تعني الأداة المستخدمة للكتابة (Kata qalam berarti alat tulis).
2. Makna Stilistika (معنى أسلوبي)
Makna yang signifikasinya menujukkan tingkat penggunaan tertentu dalam tuturan..
● Contoh:
○ “أيها الناس” kata ini cocok digunakan untuk level pidato, bukan untuk level percakapan.
3. Makna Gramatikal (معنى قواعدي)
Makna yang dipengaruhi oleh fungsi kata dalam struktur kalimat.
● Contoh:
○ كلمة "زيد" في الجملة "جاء زيد" فاعل وتعني "من قام بالفعل" (Kata Zaid dalam kalimat Zaid datang adalah subjek, artinya yang melakukan tindakan).
○ كلمة "زيد" في الجملة "رأيت زيدًا" مفعول به وتعني "من وقع عليه الفعل" (Kata Zaid dalam kalimat Saya melihat Zaid adalah objek, artinya yang menerima tindakan).
2.4 SEMANTIK DALAM LINGUISTIK
Dalam linguistik, semantik adalah salah satu cabang utama yang berdampingan dengan fonologi, morfologi, sintaksis, dan pragmatik. Semantik mempelajari bagaimana makna dihasilkan, dipahami, dan digunakan dalam berbagai konteks bahasa. Analisis semantik mencakup hubungan antar kata, struktur makna, serta interpretasi makna dalam bahasa.
Mohammad Kholishon mengatakan:
Kajian linguistik mencakup empat cabang: (1) Fonologi, adalah cabang linguistik yang mengkaji seluk beluk bunyi bahasa, (2) Morfologi, yaitu cabang linguistik yang secara khusus mengkaji seluk-beluk morfem (satuan terkecil bahasa yang me miliki makna) dan penggabungannya untuk membentuk satuan lingual yang disebut dengan polimorfemik, (3) Sintaksis, ialah cabang linguistik yang mengkaji penggabungan satuan-satuan lingual yang berupa kata untuk kemudian membentuk satuan- satuan kebahasaan yang lebih besar, seperti klausa, kalimat, dan wacana, dan (4) sedangkan semantik adalah cabang linguistik yang secara spesifik membahas tentang makna.
Keempat cabang linguistik tersebut saling bekerjasama dalam membentuk sistem bahasa. Karena itu, sebagai salah satu ca- bang linguistik, semantik tidak dapat dipisahkan dengan cabang- cabang linguistik yang lain.[3]
[3] Semantik Bahasa Arab hal. 26
2.5 TUJUAN MEMPELAJARI SEMANTIK
Mempelajari semantik bertujuan untuk:
1) Memahami cara bahasa menyampaikan makna.
2) Mengidentifikasi hubungan makna antar kata dan kalimat.
3) Meningkatkan kemampuan analisis bahasa secara kritis.
4) Menjelaskan perbedaan makna yang muncul dalam berbagai konteks sosial dan budaya.
2.6 MACAM-MACAM SEMANTIK
Macam-macam semantik itu meliputi: (a) semantik leksikal, yaitu makna kata itu sendiri, (b) semantik gramatikal yang terdiri dari dua macam, yaitu: (1) morfemis, yaitu makna dari morfem-morfem, dan (2) sintaksis, yaitu makna peran-perannya, (c) semantik kalimat, yaitu semua yang termasuk semantik, tetapi bukan semantik leksikal dan gramatikal, dan (d) semantik maksud, yaitu mak- na yang tergantung pada maksud pengujar.[4]
[4] Khazanah Linguistik Arab hal. 15
Berikut ini penjelasan singkat dari macam-macam semantik tersebut:
(a) Semantik Leksikal (الدلالة المعجمية)
Makna kata secara mandiri, seperti yang terdapat dalam kamus.
● Ciri Utama:
○ Makna dasar dan literal kata.
○ Tidak bergantung pada konteks kalimat.
● Contoh:
○ Kata كتاب\text{كتاب}كتاب secara leksikal berarti "buku".
○ Kata عين\text{عين}عين berarti "mata".
(b) Semantik Gramatikal (الدلالة النحوية)
Makna yang muncul dari hubungan antar unsur dalam sebuah struktur bahasa. Terbagi menjadi dua:
(1) Morfemis (الدلالة الصرفية)
Makna yang dihasilkan dari morfem, yaitu unit terkecil dalam bahasa yang memiliki makna.
● Contoh:
○ Kata كاتب\text {كاتب} كاتب (penulis) berasal dari akar kata كتب\text{كتب}كتب (menulis) dengan pola فاعل\text{فاعل}فاعل.
○ Kata مكتوب\text {مكتوب} مكتوب (tertulis) berasal dari akar yang sama dengan pola مفعول\text {مفعول} مفعول.
(2) Sintaksis (الدلالة التركيبية)
Makna yang muncul dari hubungan antar kata dalam kalimat.
● Contoh:
○ Kalimat قرأ الطالب الكتاب\text {قرأ الطالب الكتاب} قرأ الطالب الكتاب (siswa membaca buku) menunjukkan hubungan antara subjek الطالب\text{الطالب}الطالب, predikat قرأ\text{قرأ}قرأ, dan objek الكتاب\text{الكتاب}الكتاب.
○ Kalimat الكتاب قرأه الطالب\text {الكتاب قرأه الطالب} الكتاب قرأه الطالب memiliki makna yang sama tetapi urutan katanya berbeda karena struktur sintaksis berubah.
(c) Semantik Kalimat (دلالة الجملة)
Semua jenis makna dalam kalimat yang bukan bagian dari leksikal atau gramatikal.
● Contoh:
○ Kalimat ذهب محمد إلى السوق\text {ذهب محمد إلى السوق} ذهب محمد إلى السوق menunjukkan makna seseorang pergi ke pasar.
○ Kalimat محمد في السوق\text {محمد في السوق} محمد في السوق menunjukkan keberadaan seseorang di pasar tanpa melibatkan tindakan.
(d) Semantik Maksud (دلالة المقصد)
Makna yang bergantung pada niat atau maksud pengujar.
Contoh:
● Ucapan ما شاء الله!\text {ما شاء الله!} ما شاء الله! bisa bermakna pujian atau kekaguman, tergantung maksud pengucap.
● Kalimat هل تستطيع أن تغلق الباب؟\text {هل تستطيع أن تغلق الباب؟} هل تستطيع أن تغلق الباب؟ (Bisakah kamu menutup pintu?) bukan sekadar pertanyaan, tetapi permintaan untuk menutup pintu.
2.7 PERUBAHAN MAKNA
Perubahan makna terjadi ketika makna asli sebuah kata berkembang atau bergeser akibat berbagai faktor, seperti sosial, budaya, atau sejarah.
Perubahan makna kata disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya ialah
(1) kebutuhan akan makna baru,
(2) perkembangan sosial-budaya (al-tathawwur al-ijtima'iy wa al-tsaqafi),
(3) penyimpangan bahasa (al-inhiraf al-lughawi),
(4) inovasi dan kreativitas,
(5) perbedaan bidang pemakaian,
(6) transfer majas,
(7) asosiasi,
(8) tabu bahasa, dan
(9) peralihan dari pengacuan yang konkrit menjadi abstrak.[5]
[5] Semantik Bahasa Arab hal. 206Contoh perubahan makna:
1) Perluasan Makna (Tausi’ al-Ma’na): Kata "تفاحة" yang awalnya hanya berarti "apel", mengacu pada sapa saja yang berbentuk oval, yang memiliki kemiripan dengan apel; misalkan برتقال (jeruk), كرة التنس (bola tenis)
2) Penyempitan Makna: Kata "طهارة" yang secara umum berarti "bersih" mengalami penyempitan makna, sehingga bermakna ختان (khitan).
3) Perpindahan Makna: Kata "طول اليد" yang makna awal adalah "yang dermawan" (السخاء) berubah menjadi السارق (pencuri).
2.8 RELASI MAKNA
Relasi makna adalah hubungan antar kata dalam bahasa yang menunjukkan keterkaitan makna. Beberapa jenis relasi makna meliputi:
1) Sinonim.
2) Antonim.
3) Polisemi.
4) Homonim.
5) Hiponim.
2.9 SINONIM
Sinonim adalah hubungan antara dua atau lebih kata yang memiliki makna yang sama atau mirip, meskipun berbeda bentuk.
Contoh: "سعيد" (bahagia) dan "فرحان" (gembira).
2.10 ANTONIM
Antonim adalah hubungan antara dua kata yang memiliki makna berlawanan.
Contoh: "كبير" (besar) dan "صغير" (kecil).
2.11 POLISEMI
Polisemi adalah satu kata yang memiliki banyak makna.
Contoh: "عين" dapat berarti mata, mata air, atau mata-mata.
2.12 HOMONIM
Homonim adalah dua atau lebih kata yang memiliki bentuk yang sama, tetapi maknanya berbeda. Contoh: "كتاب" dapat berarti buku atau proses menulis.
2.13 HIPONIM
Hiponim adalah hubungan antara kata yang lebih spesifik dengan kata yang lebih umum. Contoh: "أسد" (singa) adalah hiponim dari "حيوان" (hewan).
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Semantik merupakan cabang penting dalam ilmu lughoh yang berperan dalam memahami makna kata, frasa, dan kalimat, baik dalam kajian bahasa secara umum maupun dalam konteks bahasa Arab secara khusus. Dalam pembahasan ini, semantik tidak hanya mencakup definisi dan klasifikasi makna, tetapi juga relasi antar makna, perubahan makna, serta macam-macam kajian semantik, seperti semantik leksikal, gramatikal, kalimat, dan maksud.
Penggunaan semantik dalam kajian bahasa Arab memiliki keunikan tersendiri, terutama dalam analisis nahwu, sharaf, dan teks-teks keagamaan. Contoh-contoh dalam bahasa Arab menunjukkan bagaimana semantik berfungsi untuk memperdalam pemahaman bahasa, memperjelas konteks, serta menjelaskan maksud pengujar dengan lebih tepat.
Dengan mempelajari semantik, para mahasiswa ilmu lughoh dapat mengembangkan kemampuan analitis terhadap makna bahasa, memahami variasi makna dalam berbagai konteks, dan meningkatkan keterampilan komunikasi mereka, khususnya dalam bahasa Arab. Hal ini juga memperkaya wawasan mereka terhadap kekayaan budaya dan nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa Arab.
Oleh karena itu, semantik menjadi landasan yang kokoh dalam mendalami ilmu bahasa Arab serta menghubungkan antara teori linguistik dan praktik berbahasa yang efektif.
3.2. KRITIK DAN SARAN
Makalah ini sudah mengupas semantik dalam ilmu lughoh dengan baik, namun terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki agar lebih sempurna. Pertama, penyajian beberapa bagian, seperti relasi makna dan perubahan makna, sebaiknya dilengkapi dengan contoh praktis dalam bahasa Arab untuk memperjelas konsep yang dijelaskan. Kedua, pembahasan tentang semantik gramatikal dan klasifikasi makna terkadang terlalu luas sehingga dapat membingungkan pembaca; penyajian yang lebih fokus dan ringkas akan sangat membantu.
Selain itu, pembahasan semantik dalam konteks bahasa Arab masih kurang menonjolkan peranannya dalam memahami teks keagamaan, seperti Al-Qur'an dan Hadis. Oleh karena itu, disarankan untuk menambahkan contoh-contoh yang relevan dengan kajian agama. Penggunaan bahasa yang lebih sederhana dan jelas juga perlu diterapkan pada beberapa bagian agar mudah dipahami oleh pembaca pemula.
Dengan perbaikan ini, makalah akan menjadi lebih aplikatif, relevan, dan mendalam, baik dalam konteks linguistik maupun penggunaan semantik dalam bahasa Arab secara praktis.
DAFTAR PUSTAKA
Fachrudin, Azis Anwar. Linguistik Arab. Editor Rusdianto. Cetakan Pertama. Yogyakarta: DIVA Press, 2021.
Kholison, Moh. Semantik Bahasa Arab: Tinjauan Historis, Teoretik, dan Aplikatif. Cetakan Pertama. Sidoarjo: CV. Lisan Arabi, 2016.
Huda, Miftahul, Amin Nasir, dan Azwar Annas. Khazanah Linguistik Arab. Cetakan Pertama. Cirebon: Penerbit Nusa Litera Inspirasi, 2020.