Jumat, 23 Agustus 2024

Model Pendekatan Analisis Kebjakan Pendidikan

Disusun untuk memenuhi ujian mata kuliah “Kebijakan Pendidikan”
Dosen Pengampu : Sabar, M.Pd
Disusun oleh Kelompok 10 Angkatan 5 :
1. Siti Fauzia Tis Sakinah (SBA)
2. Ega Cahya Ningrum (PAI)
3. Nilla Sari (PAI)
4. Yossy Darma (PAUD)

KATA PENGANTAR

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ وَهَدَىنَا عَلَى الدِّيْنِ الْاِسْلَامِ صَلَاةُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَى خَيْرِ الْأَنَامِ وَءَالِهِ وَصَحْبِهَ اَجْمَعِيْنَ، أمَّا بَعْدُ

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah subhanahu wa ta’ala atas izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kebijakan Pendidikan yang berjudul “Model Pendidikan Analisis Kebijakan Pendidikan”.

Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.

Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama dosen mata kuliah yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Putussibau, 6 Agustus 2024

Penyusun Makalah
Kelompok 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB 1 PENDAHULUAN.
A. Latar belakang.
B. Rumusan masalah.
C. Manfaat penelitian.
BAB 2 PEMBAHASAN.
A. Konsep dasar analisis kebijakan pendidikan.
B. Pendekatan Kebijakan analisis pendidikan.
C. Model analisis kebijakan pendidikan.
BAB 3 PENUTUP.
KESIMPULAN.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan suatu negara. Kualitas pendidikan yang baik akan melahirkan generasi yang cerdas, berdaya saing tinggi, dan siap menghadapi tantangan global. Untuk mencapai kualitas pendidikan yang diharapkan, diperlukan model pendidikan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta perkembangan zaman. Model pendidikan yang baik tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada pengembangan karakter, keterampilan sosial, dan emosional peserta didik.

Di sisi lain, kebijakan pendidikan memainkan peran krusial dalam menentukan arah dan strategi pengembangan sistem pendidikan. Kebijakan pendidikan yang efektif harus didasarkan pada analisis yang komprehensif (menyeluruh) dan evidence-based ( berdasarkan bukti). Analisis kebijakan pendidikan melibatkan proses pengumpulan, pengolahan, dan interpretasi data untuk menghasilkan rekomendasi yang dapat meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan. Proses ini juga melibatkan evaluasi kebijakan yang sudah berjalan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensinya.

Model pendidikan dan analisis kebijakan pendidikan saling berkaitan erat. Model pendidikan yang inovatif sering kali muncul dari hasil analisis kebijakan yang mendalam. Sebaliknya, kebijakan pendidikan yang baik harus memperhatikan model pendidikan yang ada serta berupaya untuk mengintegrasikan inovasi-inovasi terbaru. Sinergi antara model pendidikan dan kebijakan pendidikan ini sangat penting untuk menciptakan sistem pendidikan yang adaptif dan responsif terhadap perubahan.

Di Indonesia, tantangan dalam dunia pendidikan masih cukup kompleks, mulai dari disparitas akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, kualitas guru, hingga kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri. Oleh karena itu, pengembangan model pendidikan yang sesuai dan analisis kebijakan pendidikan yang tepat menjadi sangat penting. Melalui pendekatan yang terintegrasi, diharapkan dapat ditemukan solusi yang komprehensif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan mempersiapkan generasi muda yang siap bersaing di tingkat global.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam hal ini kami hanya membahas beberapa hal sebagai berikut:

a. Bagaimana Konsep dasar analisis kebijakan pendidikan?
b. Bagaimana Pendekatan analisis kebijakan pendidikan?
c. Apa saja model analisis kebijakan pendidikan?

C. MANFAAT PENELITIAN

a. Mengetahui konsep analisis kebijakan pendidikan.
b. Mengetahui pendekatan analisis kebijakan pendidikan.
c. Mengetahui model analisis kebijakan pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Analisis Kebijakan Pendidikan

Analisis pendidikan adalah ilmu sosial terapan yang di konsep dalam rancangan kerangka substansi kebijakan pendidikan yang bertujuan sebagai penjelas pada masalah yang akan dijawab oleh kebijakan dan suatu masalah yang akan timbul akibat implementasi kebijakan yang telah dibuat.

Analisis kebijakan pendidikan adalah sebuah proses atau jalan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pendidikan, yang mana data yang telah didapatkan tersebut akan dijadikan sebagai bagian dari perumusan kebijakan pendidikan dalam menyelesaikan berbagai macam permasalahan.

Konsep dasar analisis kebijakan pendidikan adalah upaya merumuskan dan mengumpulkan data guna memecahkan masalah publik sebagai bentuk proses pengambilan keputusan bidang pendidikan.

Langkah atau tahapan membuat analisis kebijakan pendidikan ada 3 yaitu:

1. Merumuskan masalah kebijakan.
2. Merumuskan alternatif kebijakan.
3. Pemilihan alternatif kebijakan.

Hasil dari perumusan itu akan di dokumentasikan berupa makalah kebijakan.

Dalam merumuskan kebijakan menggunakan berbagai pendekatan seperti pendekatan ekonomi, sosial, politik dan pendekatan interdisipliner

Langkah langkah proses pembuatan kebijakan:

1. Identifikasi masalah kebijakan.
2. Penyusunan agenda.
3. Perumusan kebijakan.
4. Pengesahan kebijakan.
5. Implementasi kebijakan.
6. Evaluasi kebijakan.

Mengapa kita perlu melakukan analisis kebijakan ? Agar terhindar dari hasil kebijakan yang hanya memakai pertimbangan sempit semata atau pertimbangan kekuasaan semata. Banyaknya kebijakan yang tidak sinkron, tumpang tindih serta overlapping masih jadi permasalahan negeri ini yang entah sampai kapan bisa diatasi. Dan ketika membicarakan masalah kebijakan yang tidak sinkron, pemerintah sebagai pembuat kebijakan tentu saja akan jasi sasaran kritik dari berbagai pihak yang merasa kebijakan yang ada tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kegagalan sebuah kebijakan disebabkan antara lain kesalahan dalam perumusan masalah public menjadi masalah kebijakan, kesalahan dalam formulasi alternatif kebijakan, kesalahan dalam implementasi atau kesalahan dalam evaluasi kebijakan.

Untuk menghasilkan kebijakan yang berkualitas dibutuhkan kajian dan analisa kebijakan yang sering kali sulit untuk dilakukan secara optimal oleh para pembuat kebijakan baik karena keterbatasan waktu, dana ataupun SDM. David Easton mendefinisikan kebijakan public adalah sebuah proses pengalokasian nilai nilai secara paksa kepada seluruh masyarakat yang dilakukan oleh lembaga yang berwenang seperti pemerintah. Anderson mengartikan kebijakan public sebagai serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan masalah tertent. Sementara William N.Dune menyebut istilah kebijakan public adalah pola ketergantungan yang kompleks dari pilihan pilihan kolektif yang saling bergantung, termasuk keputusan – keputusan untuk tidak bertindak yang dibuat oleh badan atau kantor pemerintah.

Gaya Analisis Kebijakan

Secara garis besar, gaya analisis kebijakan dibedakan menjadi 3 kategori yaitu

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif masih dibedakan menjadi 2 bagian yakni {a} analisis isi (content analysis) yang merupakan definisi empiris mengenai isi kebijakan terutama pada maksud, definisi masalah, tujuan dan orientasi sebuah kebijakan ; {b} analisis sejarah (historical analysis) yang lebih menekankan aspek evolusi isi kebijakan dari awal pembentukan hingga implementasinya bahkan bersifat ekspansif dengan membandingkan beberapa kebijakan secara kronologis sinkronis.

2. Analisis Proses

Pada gaya ini tidak begitu fokus pada isi kebijakan, namun lebih memfokuskan diri pada proses politik dan interaksi faktor-faktor lingkungan luar yang kompleks dalam membentuk kebijakan.

3. Analisis Evaluasi

Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat penilaian. Penilaian yang diberikan bisa didasarkan pada konsistensi logis, efisiensi dan karakteristik etis. Oleh karena itu anailisi evaluais masih dibedakan menjadi 3 bagian yakni {a} Evaluasi logika, dimana analisis melakukan evaluasi atas beberapa dimensi yakni konsistensi internal tujuan kebijakan, konsistensi tujuan, dan instrument kebijakan dan perbedaan antara konsekuensi yang diharapkan dan yang tidak diharapkan. {b} Evaluasi Empiris, dimana analisis ini bertujuan untuk mengukur apakah kebijakan public mampu memecahkan masalah dan menekankan teknik-teknik untuk melihat efisiensi dan efektifitas sebuah kebijakan. {c} Evaluasi Etis yang dalam analisanya mengacu pada etika, norma dan nilai dimana dalam evaluasi yang lain sangat bersifat bebas nilai.

B. Pendekatan Kebijakan Analisis Pendidikan

Pendekatan kebijakan analisis Pendidikan ada beberapa jenis yaitu :

1. Pendekatan deskriptif / positif

Pendekatan deskriptif/ positif Merupakan prosedur / cara untuk menerangkan suatu gejala yang terjadi dalam masyarakat dengan keadaan tiadak adanya kriteria; bertujuan mengemukakan penafsiran yang benar secara ilmiah mengenai keadaan apa adanya (state of the art) dari gejala kemasyarakatan agar diperoleh kesepakatan umum mengenai suatu permasalahan yang sedang disoroti. Dengan kata lain pendekatan ini menekankan pada penafsiran tentang terjadinya gejala yang bersangkutan. Dalam analisis kebijakan, pendekatan ini dimaksudkan menyajikan informasi apa adanya pada para pengambil keputusan, agar memahami permasalahan yang sedang disotori dari kebijakan. Pendekatan ini hanyalah sebagian dari proses analisis kebijakan dalam dimensi rasional.

2. Pendekatan normatif / preskriptif

Pendekatan normatif/preskriptif Merupakan upaya untuk menawarkan suatu norma, kaidah, resep yang dapat digunakan dalam rangka memecahkan suatu masalah. Dalam analisis kebijakan, pendekatan ini dimaksudkan membantu para pengambil keputusan dalam bentuk pemikiran mengenai prosedur paling efisien dalam memecahkan masalah kebijakan publik, yang biasanya berbentuk alternatif kebijakan sebagai hasil dari analisis data. Pendekatan ini hanyalah sebagian dari proses analisis kebijakan dalam dimensi rasional.

3. Pendekatan evaluatif

Pendekatan evaluatif Menerangkan apa adanya tentang hasil dari suatu keadaan / upaya yang dilakukan oleh suatu kegiatan / program dengan menerapkan kriteria atas terjadinya keadaan tersebut. Gejala yang diterangkan adalah gejala yang berkaitan dengan nilai dan pengukuran setelah dihubungkan dengan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya. Misalnya, meningkatnya mutu pendidikan adalah suatu gejala yang dipersepsikan setelah dilakukan pengukuran dalam kaitannya dengan kriteria tentang mutu pendidikan yang ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain, pendekatan ini lebih menekankan pada pengukuran.[1]
[1] Mada Sutapa, “Analisi Kebijakan Pendidikan (suatu pengantar)”, Universitas Negeri Yogyakarta 2005, hal.34


C. Model Analisis Kebijakan Pendidikan

William Dunn, sebagaimana Nanang Fatah membuat satu pengertian tentang analisis kebijakan dengan menyatakan sebagai suatu disiplin ilmu sosial terapan melalui metode inkuiri dan argumentasi berganda dalam rangka menghasilkan dan mendayagunakan informasi kebijakan sesuai dengan suatu proses pengambilan keputusan yang bersifat politis, sehingga mampu memecahkan masalah dalam kebijakan (Khoiruddin, 2016).. Kegiatan analisis digunakan untuk melibatkan pemahaman dasar bagi manusia dalam upaya pemecahan masalah secara praktis. Tidak lagi hanya sebuah argumentasi sekedar rasional.

Ada tiga bentuk atau model analisis kebijakan menurut Dunn, yaitu model prospektif, retrospektif dan integratif.

1. Model prospektif

yaitu model analisis kebijakan yang dilakukan sebelum sebuah kebijakan diterapkan. Atas pengertian tersebut, maka model ini lalu diidentikkan dengan model prediktif, atau dalam bahasa lain disebut dengan ramalan (forecasting). Karena sifatnya sebagai ramalan maka model melakukan prediktif kemungkinan- kemungkinan penerapan kebijakan yang akan diusulkan.

2. Model retrospektif

yaitu kebalikan dari model prospektif, bagaimana setelah kebijakan itu dilaksanakan. Model ini sering dinamakan model analisis evaluatif, menganalisa dampak terhadap pelaksanaan kebijakan.

3. Model integratif

yaitu memadukan kedua model di atas (Khoiruddin, 2016).. Model ini juga dinamakan dengan model analisis komprehenshif atau holistic, karena analisisnya dilakukan atas konsekuensi sebelum maupun sesudah suatu kebijakan dioperasikan. Model ini biasanya menggunakan teknik ramalan dan evaluasi secara integrative.

Sejalan dengan tuntutan perkembangan zaman, kurikulum madrasah juga mendapat tantangan yang sangat berat. Apabila tidak melakukan reformulasi terhadap kurikulum pendidikan madrasah yang ada, maka keberadaan madrasah lambat laun akan ketinggalan, yang pada gilirannya ditingggalkan umat sebagai peminat pendidikan madrasah.

Pendidikan Islam sebenarnya telah berlangsung selama berabad-abad yang merupakan tradisi pembelajaran Islam sebagai sebuah akar. Bahkan pendidikan pesantren yang kemudian ada sistem madrasah telah banyak diakui sebagai karakteristik pendidikan asli Indonesia. Modernisasi madrasah dimulai sejak kedatangan penjajah dari bangsa Eropa, Belanda khususnya yang menerapkan sistem pendidikan klasikal, sebagian orang mengatakan pendidikan berbasis sekuler. Pendidikan pesantren dengan kurikulum pembelajarannya ilmu-ilmu naqliyah seperti al- qur’an, hadist, ilmu-ilmu tauhid, fiqh dan sejarah Nabi Muhammad serta mantiq yang dipelajari secara tradisional, dan dilakukan seadanya. Sistem hafalan menjadi primadona pembelajaran hampir semua pesantren, yang didalamnya tentu madrasah telah berjalan sejak pesantren itu ada hingga hari ini (Khoiruddin, 2016)., maka penulis mengambil kesimpulan bahwa model analisis kebijakan pendidikan yang terjadi saai ini memadukan analisiss prospektif, retrospektif dan integratif. Karena kebijakan dalam dunia pendidikan merupakan kebijakan serius untuk membangun perbaikan dalam dunia pendidikan secara komprehensif dan integratif.[2]
[2] https://www.researchgate.net/publication/347426540_Model_Analisis_Kebijakan_Pendidikan

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Model Pendidikan Analisis Kebijakan Pendidikan adalah ilmu sosial terapan yang terkonsep dalam rancangan kerangka substansi kebijakan pendidikan yang merupakan sebuah upaya proesesi dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pendidikan serta data tersebut akan dijadikan sebagai bagian perumusan kebijakan pendidikan dalam upaya menyelesaikan masalah. Adapun kesimpulan khusus penelitian ini sebagau berikut berikut:

1. Konsep dasar analisis kebijakan pendidikan adalah upaya merumuskan dan mengumpulkan data guna memecahkan masalah publik sebagai bentuk proses pengambilan keputusan bidang pendidikan dengan gaya analisis kebijakan yang meliputi analisis deskriptif, analisis proses dan analisis hasil.

2. Pendekatan analisis kebijakan pendidikan adalah cara atau metode untuk menganalisis kebijakan pendidikan yang terbagi menjadi tiga yaitu pendekatan deskriptif/positif, pendekatan normatif/presfektif dan pendekatan evaluatif.

3. Model analisis kebijakan pendidikan adalah jenis-jenis analisis kebijakan pendidikan yang terbagi menjadi tiga yaitu model prospektif, model retrospektif dan model integratif.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/347426540_Model_Analisis_Kebijakan_Pendidikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar