Kamis, 25 April 2024

Inovasi Pendidikan di Perguruan Tinggi

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Syarifaeni Fahdiyah, M.Hum
Oleh Kelompok 7 Angkatan 5 :
1. Binty Sholikhah (SBA)
2. Ega Cahya Ningrum (PAI)
3. Nindy Kurnianingrum (PAI)
4. Putri Khairunissa (PAI)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu wa ta’ala. Dengan pertolongan dan kemudahan dari-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Shalawat dan salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqamah mengikutinya hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Inovasi Pendidikan yang berjudul “Inovasi Pendidikan di Perguruan Tinggi”. Dengan kerja sama yang baik dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan terima kasih banyak.

Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak sekali kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi membantu perbaikan dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang luas serta dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dalam upaya merencanakan sistem pendidikan yang lebih baik kedepannya.

Sambas, 25 April 2023

Penyusun Makalah
Kelompok 7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan.
BAB II PEMBAHASAN.
A. Pengertian Inovasi Pendidikan Di Perguruan Tinggi.
B. Sistem Pembelajaran Di Perguruan Tinggi.
C. Model Inovasi Pendidikan Di Perguruan Tinggi.
D. Strategi Inovasi Pendidikan di Perguruan Tinggi.
E. Manfaat Inovasi Pendidikan di Perguruan Tinggi.
BAB III PENUTUP.
A. Kesimpulan.
B. Saran.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inovasi Pendidikan adalah perubahan atau pembaharuan yang terjadi baik dalam bentuk pemikiran/ide, kegiatan praktek kerja, atau berbentuk produk barang yang dianggap baru dan berbeda dari keadaan sebelumnya untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam bidang Pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu motor pendorong kemajuan dalam komunitas global, salah satunya lewat kemunculan inovasi-inovasi. Dengan adanya inovasi di berbagai bidang ilmu dan pengetahuan, muncul perubahan yang dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat. Perguruan tinggi, sebagai salah satu tempat pengembangan ilmu, menjadi tempat yang sangat tepat untuk mengembangkan inovasi, baik dalam bidang teknologi maupun sosial.

Perkembangan ilmu yang sangat cepat, didukung dengan kemajuan teknologi, menuntut perubahan dalam cara mendidik dan pola pengajaran, termasuk dalam perguruan tinggi. Dengan keterbukaan informasi serta perubahan sosial dan teknologi yang ada, ilmu dapat berkembang lebih jauh dan lebih pesat, bila sistem pendidikan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.

Tentunya, untuk mengikuti perkembangan yang pesat ini, institusi pendidikan tinggi harus siap berubah. Perubahan dalam bentuk inovasi penting dalam menjaga aktualitas pendidikan tinggi terhadap situasi dan kondisi dunia sekitar, baik masyarakat maupun ilmu pengetahuan itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa rumusan masalah diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan Inovasi Pendidikan di Perguruan Tinggi ?
2. Bagaimana sistem pembelajaran di Perguruan Tinggi ?
3. Apa saja model Inovasi Pendidikan di Perguruan Tinggi ?
4. Bagaimana strategi Inovasi Pendidikan di Perguruan Tinggi ?
5. Apa manfaat Inovasi Pendidikan di Perguruan Tinggi ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari Inovasi Pendidikan di Perguruan Tinggi.
2. Mengetahui sistem pembelajaran di Perguruan Tinggi.
3. Mengetahui model Inovasi Pendidikan di Perguruan Tinggi.
4. Mengetahui strategi Inovasi Pendidikan di Perguruan Tinggi.
5. Mengetahui manfaat Inovasi Pendidikan di Perguruan Tinggi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Inovasi Pendidikan Di Perguruan Tinggi

Di Indonesia, perguruan tinggi (disingkat PT atau Perti) adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi dan dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi. Gelar akademik, profesi, atau vokasi hanya digunakan oleh lulusan dari perguruan tinggi yang dinyatakan berhak memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi.

Perguruan tinggi ialah tahap akhir opsional pada pendidikan formal. Biasanya disampaikan dalam bentuk universitas, akademik, colleges, seminari, dan institut teknologi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidiknya disebut dosen.[1]
[1] Wikipedia, Perguruan Tinggi, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perguruan_tinggi diakses pada tanggal 20 April 2024.

Jenjang pendidikan tinggi diyakini merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora serta pebudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang berkelanjutan.

Penddikan tinggi memiliki makna strategis untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi globalisasi disegala bidang, sehingga perlu diupayakan agar pendidikan tinggi mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menghasilkan individu yang intelektual ilmuwan, dan atau profesional yang berbudaya dan kreatif, toleran, demokratis, berkarakter tangguh, serta berani membela kebenaran untuk kepentingan bangsa.[2]
[2] Sahabuddin Sunusi, Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Perguruan Tinggi, Jurnal Venus, Volume 11 Nomor 2, September 2023, hal. 128 – 129.

Inovasi perguruan tinggi adalah suatu proses kreatif yang menghasilkan produk, layanan, atau model baru yang memberikan nilai tambah bagi perguruan tinggi itu sendiri maupun masyarakat luas. Inovasi perguruan tinggi dapat berupa inovasi dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, atau manajemen. Inovasi perguruan tinggi juga dapat bersifat inkremental (perbaikan berkelanjutan) atau radikal (terobosan baru).

Inovasi perguruan tinggi menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas dan daya saing perguruan tinggi di era globalisasi dan revolusi industri 4.0. Inovasi perguruan tinggi juga menjadi salah satu indikator dalam penilaian akreditasi, pemeringkatan, insentif, dan penghargaan bagi perguruan tinggi. Oleh karena itu perguruan tinggi perlu terus mendorong budaya inovasi dikalangan sivitas akademika dan stakeholder lainnya.[3]
[3] Universitas Islam An Nur Lampung, Inovasi Perguruan Tinggi di Indonesia : Konsep, Contoh, Faktor, dan Manfaat,https://an-nur.ac.id/blog/inovasi-perguruan-tinggi-di-indonesia-konsep-contoh-faktor-dan-manfaat.html diakses pada tanggal 20 April 2024

B. Sistem Pembelajaran Di Perguruan Tinggi

Pembelajaran merupakan kegiatan inti dari keseluruhan proses pendidikan di Perguruan Tinggi. Salah satu indikator mutu pendidikan di Perguruan Tinggi dapat dilihat dari hasil belajar mahasiswa dan kualitas hasil belajar akan dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajarannya. Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Kedua masalah tersebut tidak mudah ditangani secara simultan sebab dalam upaya meningkatkan kualitas, masalah kuantitas terabaikan demikian pula sebaliknya Salah satu masalah utama yang dihadapi dunia pendidikan tinggi di Indonesia pada saat ini adalah masalah mutu lulusan pendidikan tinggi.

Masalah mutu hasil pendidikan tinggi merupakan masalah yang kompleks, salah satu komponen penting yang menentukan kualitas lulusan pendidikan tinggi adalah kualitas tenaga dosen dan kualitas dosen salah satunya ditentukan oleh kemampuannya dalam mengajar. Karena peranan dosen dalam proses pembelajaran adalah sangat sentral, dalam kaitan ini Soedijarto mengemukakan bahwa tenaga pendidik merupakan motor utama yang mendapat tanggung jawab langsung untuk menerjemahkan kurikulum kedalam bentuk kegiatan belajar mengajar.

Lebih lanjut Soedijarto menyatakan bila terjadi gejala menurunnya mutu pendidikan, perhatian hendaknya kepada kualitas proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Kualitas proses belajar mengajar akan dipengaruhi oleh dosen dalam menggunakan sistem penyajian bahan, peranan dosen dalam belajar mengajar, tingkat partisipasi dan jenis kegiatan belajar yang dihayati mahasiswa serta suasana proses belajar mengajar.

Kualitas proses belajar mengajar akan dipengaruhi oleh dosen dalam menggunakan sistem penyajian bahan, peranan dosen dalam belajar mengajar, tingkat partisipasi dan jenis kegiatan belajar yang dihayati mahasiswa serta suasana proses belajar mengajar.

Situasi proses belajar mengajar di perguruan tinggi pada umumnya para dosen perguruan tinggi masih menggunakan pola pembelajaran yang berpusat pada lembaga atau dosen, dimana seorang dosen mengajar sejumlah mahasiswa secara klasikal dengan menggunakan bahan ajar yang telah dituangkan · dalam silabus atau diterjemahkan oleh dosen secara pribadi dari silabus yang ada. Pertemuan di kelas diselenggarakan pada waktu-waktu yang telah ditentukan sebagaimana dinyatakan dalam jadwal perkuliahan sedangkan metode instruksional atau cara menyajikan isi perkuliahan kepada mahasiswa pada umumnya masih bersifat ekspositoris, tatap muka atau ceramah. Proses belajar mengajar yang terjadi acapkali tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan individual mahasiswa seperti cara belajar, intelegensi, motivasi, minat dan kesulitan kesulitan yang mungkin dihadapinya. Secara singkat pola pembelajaran yang dilaksanakan di perguruan tinggi ini berpusat pada lembaga atau dosen bukan pada mahasiswa.

Dengan pola pembelajaran ini semua keputusan tentang mata kuliah seperti pengaturan bahan ajar dan bagaimana cara mengajarkannya ditentukan oleh lembaga atau dosen yang ditunjuk sebagai pembina mata kuliah. Pihak perguruan tinggi yang menentukan di mana dan kapan kelas tersebut akan diadakan serta berapa lama waktu yang diperlukan untuk setiap pertemuan disesuaikan dengan perkuliahan-perkuliahan lain yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi tersebut. Para Dosen membuat keputusan-keputusan yang bersifat teknis misalnya bagaimana silabus akan diinterpretasikan dalam arti bahan ajar apa yang harus diberikan, bagaimana struktur mata kuliah dan mempresentasikannya. Dalam posisi dosen seperti ini oleh Kozma sebagaimana dikutip Toeti Soekamto clan Udin Saripudin, bahwa dosen di perguruan tinggi kebanyakan lebih memandang dirinya sebagai seorang ahli sejarah atau bidang studi lainnya, maka acuan yang dipakai dalam pengambilan keputusan keputusan semacam ini biasanya dosen yang pemah mengajamya pada waktu ia sendiri masih menjadi mahasiswa terutama yang menurutnya telah berhasil dalam pengajarannya.

Pola sistem pembelajaran yang berpusat pada lembaga atau dosen mempunyai beberapa kelemahan antara lain ;

1. Keberhasilan proses belajar mengajar sangat tergantung pada kemampuan dosen mengajar bagaimana ia menginterpretasikan silabus, mengatur struktur bahan ajar yang diajarkan dan sistem penyajian materi tersebut. Pada umumnya dosen di perguruan tinggi ini belum memperoleh pendidikan khusus mengenai proses belajar mengajar dan disain sistem instruksional, sehingga keputusan-keputusan instruksional yang diambil hanya didasarkan pada pengalaman clan intuisi dosen yang bersangkutan.

2. Silabus seringkali dijabarkan secara tersamar clan tidak ekspilisit sehingga dosen dalam menginterpretasikannya pun dapat berbeda-beda.

3. Pembelajaran lebih menekankan kepada bagaimana dapat memberikan bahan ajar sebanyak mungkin kepada mahasiswa dalam waktu yang tersedia. Pengaturan bahan ajar, langkah-langkah didalam pengajaran semuanya tergantung pada pengalamannya atau konsultasi dengan dosen yang lebih senior. Karakteristik dan perbedaan individual mahasiswa dan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi proses belajar mahasiswa tidak banyak diperhatikan.

4. Mahasiswa tidak banyak diberi kesempatan untuk kemandirian belajar, kebebasan clan tanggung jawab, berpartisipasi aktif dalam mengambil keputusan sendiri padahal belajar di perguruan tinggi adalah proses belajar orang dewasa yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni.

Dengan sistem ini mahasiswa tidak atau sedikit sekali ikut menentukan dan mahasiswa harus berusaha menyesuaikan cara belajamya dengan apa yang telah ditentukan baik oleh lembaga atau dosen.[4]
[4] https://media.neliti.com/media/publications/283086-sistem-pembelajaran-di-perguruan-tinggi-6696f1cf.pdf

C. Model Inovasi Pendidikan Di Perguruan Tinggi

1. Model Top-Down

Model top-down adalah suatu model di mana inovasi pendidikan dikembangkan dan diterapkan dari atas ke bawah. Dalam model ini, pihak pengelola atau pemerintah membuat kebijakan dan program inovasi pendidikan yang akan diterapkan di seluruh institusi pendidikan.

Model ini diterapkan melalui proses yang terstruktur dan sistematis, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Pemerintah membuat kebijakan dan program inovasi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan situasi masyarakat.

Kemudian, institusi pendidikan harus menyesuaikan diri dengan kebijakan dan program tersebut dan menerapkannya dalam pembelajaran. Namun, model ini juga memiliki kelemahan, yaitu kurang fleksibilitas dan adaptasi terhadap kondisi setempat.

2. Model Buttom Up

Model buttom up adalah suatu model di mana inovasi pendidikan dikembangkan dan diterapkan dari bawah ke atas. Institusi pendidikan membuat inovasi yang sesuai dengan kebutuhan dan situasi setempat, kemudian diajukan kepada pemerintah untuk diterapkan secara nasional.

Model ini diterapkan melalui proses yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap kondisi setempat, sehingga lebih sesuai dengan kondisi lokal. Namun, ada kelemahan yaitu kurang efisiensi dalam pengelolaan dan penerapan inovasi pendidikan secara nasional.[5]
[5] https://kinobi.tech/id/blog/model-inovasi-pendidikan-perguruan-tinggi

D. Strategi Inovasi Pendidikan di Perguruan Tinggi

Beberapa strategi dapat digunakan dalam berinovasi pendidikan, sebagai berikut :

1. Meningkatkan keterlibatan mahasiswa

Mahasiswa seringkali tidak fokus selama di kelas sehingga materi pun dapat terlewat begitu saja. Hal ini dikarenakan pengajar tidak mengetahui apa yang dapat membuat mereka tetap tertarik selama di kelas.

Oleh karena itu, inovasi pendidikan perlu dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa. Caranya yaitu dengan memberikan kesempatan untuk berkontribusi, menggunakan teknologi dalam pembelajaran, menghadirkan mentor atau pembimbing yang kompeten dalam bidang inovasi pendidikan, dan mengadakan webinar.

2. Self-directed learning

Tidak sedikit mahasiswa yang lebih menyukai belajar sendiri. Self-directed learning adalah pembelajaran dimana peserta didik diberikan kebebasan dan tanggung jawab dalam menentukan tujuan, konten, dan proses belajar mereka sendiri.

Mahasiswa bebas untuk menentukan tujuan dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka, dengan bimbingan dosen sebagai fasilitator. Adanya strategi ini, dapat meningkatkan motivasi, semangat belajar, dan kreativitas, serta mengembangkan kemandirian.

Namun, self-directed learning juga memerlukan mahasiswa untuk memiliki disiplin dan keterampilan untuk mengelola waktu dan belajar secara mandiri. Oleh karena itu, masih diperlukan dukungan dan bimbingan dari dosen agar proses self-directed learning dapat berjalan dengan baik.

3. Pembelajaran multimodal

Pembelajaran ini menggabungkan berbagai jenis modalitas, seperti teks, gambar, audio, dan video, untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan efektif bagi mahasiswa.

Apalagi di zaman sekarang ini semuanya serba digital, sehingga lebih terbiasa dengan konten yang disajikan melalui berbagai jenis modalitas. Dengan menggunakan pembelajaran ini, mahasiswa dapat belajar dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar mereka, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan mengurangi kebosanan.

Selain itu, dapat juga membantu mahasiswa dalam mengingat kosa kata bahasa asing seperti Inggris, Jepang, Mandarin, dan sebagainya. Oleh karena itu, universitas harus segera menerapkan inovasi pembelajaran multimodal untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan.

4. Pembelajaran berbasis permainan

Seringkali belajar hanya dengan mendengarkan materi dapat membosankan. Karena itu, diperlukan inovasi yang menarik. Salah satunya adalah dengan belajar sambil bermain game. Pembelajaran berbasis permainan menggabungkan elemen-elemen permainan dalam proses pembelajaran. Mahasiswa dapat belajar dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.

Pembelajaran ini juga dapat meningkatkan keterampilan yang diperlukan dalam dunia kerja seperti kreativitas, komunikasi, dan kerjasama. Selain belajar, mahasiswa juga dapat diberikan penghargaan berupa hadiah yang didapatkan mereka setelah menyelesaikan tugas.

5. Pembelajaran jarak jauh

Di zaman serba teknologi ini, tidak heran lagi jika pembelajaran jarak jauh menjadi pilihan untuk inovasi pendidikan. Pembelajaran ini memungkinkan mahasiswa belajar tanpa harus hadir secara fisik di kelas.

Merekapun dapat belajar di mana pun dan kapan pun tanpa batasan dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu, pembelajaran jarak jauh juga dapat mengurangi biaya untuk transportasi dan akomodasi bagi mahasiswa yang berada di luar kampus.

Universitas dapat menerapkan metode pembelajaran jarak jauh, seperti blended learning. Metode ini menggabungkan pembelajaran online dan tatap muka, sehingga mahasiswa dapat belajar dari mana saja dan kapan saja, serta tetap dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan dosen dan teman sekelas.

Oleh karena itu, Universitas harus menyediakan fasilitas dan teknologi yang memadai untuk mendukung pembelajaran jarak jauh dan memberikan pelatihan kepada dosen agar dapat mengimplementasikan pembelajaran jarak jauh dengan baik.

6. Pembelajaran berbasis project

Strategi ini menempatkan mahasiswa dalam proyek-proyek yang menuntut kreativitas dan kerja sama, sehingga mereka belajar dengan menyelesaikan proyek tersebut. Mereka ditempatkan dalam proyek yang sesuai dengan bidang masing-masing.

Dengan pembelajaran berbasis project, mahasiswa dapat belajar dengan cara yang lebih praktis dan menyenangkan serta meningkatkan kemampuan dalam bekerja sama dan mengelola waktu.

7. Pembelajaran berbasis komunitas

Saat ini media sosial menjadi tempat untuk berbincang, bermain, hingga belajar. Mahasiswa dapat menggunakan jejaring sosial untuk masuk dalam komunitas belajar.

Inovasi ini penting diterapkan di universitas karena dapat meningkatkan kesadaran sosial dan keterlibatan mahasiswa dalam pembangunan masyarakat serta meningkatkan keterampilan yang diperlukan dalam dunia kerja.

Pembelajaran ini dapat membuat mahasiswa belajar dengan cara yang lebih praktis dan menyenangkan serta meningkatkan kemampuan dalam bekerja sama dan komunikasi. Di dalam komunitas tersebut, mereka dapat berbagi tips belajar atau bahkan langsung berlatih di sana.[6]
[6] Kinobi, 7 Strategi Inovasi Pendidikan Di Perguruan Tinggi, https://kinobi.tech/id/blog/model-inovasi-pendidikan-perguruan-tinggi

E. Manfaat Inovasi Pendidikan di Perguruan Tinggi

Inovasi Pendidikan di perguruan tinggi memberikan berbagai manfaat bagi perguruan tinggi itu sendiri maupun bagi masyarakat luas. Manfaat inovasi Pendidikan di perguruan tinggi bagi perguruan tinggi antara lain:

- Meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan manajemen perguruan tinggi.

- Meningkatkan daya saing dan reputasi perguruan tinggi di tingkat nasional maupun internasional.

- Meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan sivitas akademika dan stakeholder lainnya.

- Meningkatkan kontribusi perguruan tinggi terhadap pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Manfaat inovasi pendidikan di perguruan tinggi bagi masyarakat antara lain:

- Menyediakan produk, layanan, atau model baru yang bermanfaat bagi kebutuhan dan solusi masalah masyarakat.

- Menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas, kompeten, kreatif, dan inovatif bagi dunia kerja dan pembangunan nasional.

- Menyediakan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya yang berkontribusi terhadap kemajuan peradaban manusia.[7]
[7] Universitas Islam An Nur Lampung, Inovasi Perguruan Tinggi di Indonesia : Konsep, Contoh, Faktor, dan Manfaat, https://an-nur.ac.id/blog/inovasi-perguruan-tinggi-di-indonesia-konsep-contoh-faktor-dan-manfaat.html#Faktor-faktor_yang_Mempengaruhi_Inovasi_Perguruan_Tinggi

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ø Inovasi Pendidikan di perguruan tinggi adalah suatu proses kreatif yang menghasilkan produk, layanan, atau model baru yang memberikan nilai tambah bagi perguruan tinggi itu sendiri maupun masyarakat luas.

Ø Kualitas dan kuantitas pendidikan dapat di lihat dari keberhasilan sistem pembelajaran yang di terapkan oleh mahasiswa dan dosen.

Ø Model top down lebih terstruktur dan sistematis. Institusi Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan kebijakan dan program tersebut. Kekurangan dari model ini adalah kurang fleksibilitas dan adaptasi terhadap kondisi setempat.

Ø Model buttom up lebih fleksibel terhadap kondisi setempat sehingga lebih mudah untuk di terapkan. Namun kurang efisien dalam pengelolaan dan penerapan inovasi Pendidikan secara nasional.

Ø Inovasi pendidikan perlu dilakukan oleh perguruan tinggi sebagai bagian dari transformasi digital. Gunanya untuk mengikuti perkembangan teknologi yang sesuai dengan anak muda.

Ø Pendidikan yang menggunakan teknologi akan membuat mahasiswa bersemangat mengikuti kelas dan belajar. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa strategi agar inovasi juga berjalan lancar.

Ø Inovasi perguruan tinggi penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, memberikan kontribusi terhadap pembangunan nasional, dan memberikan solusi bagi masalah masyarakat.

Ø Secara keseluruhan, 7 strategi diatas dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memperkaya pengalaman belajar mahasiswa, dan mempersiapkan mereka untuk dunia kerja, Strategi-strategi ini juga memanfaatkan teknologi dan metode belajar yang beragam untuk memenuhi kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda-beda dari mahasiswa.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak sekali kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Oleh sebab itu, kami sebagai tim penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi membantu perbaikan dalam pembuatan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://kinobi.tech/id/blog/model-inovasi-pendidikan-perguruan-tinggi

https://media.neliti.com/media/publications/283086-sistem-pembelajaran-di-perguruan-tinggi-6696f1cf.pdf

Kinobi, 7 Strategi Inovasi Pendidikan Di Perguruan Tinggi, https://kinobi.tech/id/blog/model-inovasi-pendidikan-perguruan-tinggi

Sahabuddin Sunusi, Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Perguruan Tinggi, Jurnal Venus, Volume 11 Nomor 2, September 2023, hal. 128 – 129.

Universitas Islam An Nur Lampung, Inovasi Perguruan Tinggi di Indonesia : Konsep, Contoh, Faktor, dan Manfaat,https://an-nur.ac.id/blog/inovasi-perguruan-tinggi-di-indonesia-konsep-contoh-faktor-dan-manfaat.html diakses pada tanggal 20 April 2024

Universitas Islam An Nur Lampung, Inovasi Perguruan Tinggi di Indonesia : Konsep, Contoh, Faktor, dan Manfaat, https://an-nur.ac.id/blog/inovasi-perguruan-tinggi-di-indonesia-konsep-contoh-faktor-dan-manfaat.html#Faktor-faktor_yang_Mempengaruhi_Inovasi_Perguruan_Tinggi

Wikipedia, Perguruan Tinggi, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perguruan_tinggi diakses pada tanggal 20 April 2024.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar