Jumat, 24 November 2023

Memahami Konsep Dan Kedudukan Media Dalam Pembelajaran

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pengajaran
Dosen Pengampu : Dwi Puji Astuti, S.S1, MSc
Disusun Oleh Kelompok 1 Angkatan 5 :
1. Dina Zahernanda (SBA)
2. Jannatul Firdausi Nuzula (PAI)
3. Neng Hindi Hadiyani (SBA)
4. Nida Labibah (PAI)
5. Yuni Heri Suciasih (PAI)


KATA PENGANTAR

إن الحمد لله نحمده ونستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده ورسوله

Segala puji dan syukur atas segala limpahan rahmat Allah , karena dengan pertolongan dan kemudahan dari Allah-lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Shalawat dan salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqamah mengikutinya hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Media Pengajaran yang berjudul “Memahami Konsep Dan Kedudukan Media Dalam Pembelajaran”. Dengan kerja sama yang baik dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan terimakasih.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak sekali kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi membantu perbaikan dalam pembuatan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang luas serta dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dalam upaya memahami media pembelajaran yang lebih baik kedepannya.

Cilegon, 24 November 2023

Penyusun Makalah
Kelompok 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I. PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan.
BAB II. PEMBAHASAN.
A. Pengertian Media Pembelajaran.
B. Sejarah Perkembangan Media Pembelajaran.
C. Konsep Media Pembelajaran.
D. Kedudukan Media Pembelajaran.
E. Hambatan Dalam Media Pembelajaran.
BAB III. PENUTUP.
Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media pembelajaran Adalah alat atau bahan yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam era digital saat ini, penggunaan media dalam pembelajaran menjadi semakin penting. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memahami konsep dan kedudukan media dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka terdapat beberapa rumusan masalah diantaranya :

1. Apa Pengertian Media Pembelajaran?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Media?
3. Apa konsep Media Pembelajaran?
4. Bagaimana kedudukan media Pembelajaran?
5. Apa saja kendala dalam pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Pengertian Media Pembelajaran.
2. Mengetahui Bagaimana Sejarah Perkembangan Media.
3. Mengetahui konsep media Pembelajaran.
4. Mengetahui Bagaimana kedudukan media Pembelajaran.
5. Mengetahui Apa saja kendala dalam pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’, atau ’pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator, dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran

pengertian media pembelajaran adalah paduan antara bahan dan alat atau perpaduan antara software dan hardware[1] Media pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam proses dan tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya proses pembelajaran juga merupakan komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami sebagai media komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut, media pembelajaran memiliki peranan penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan pembelajaran. Media dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu alat bantu pembelajaran (instructional aids) dan media pembelajaran (instructional media). Alat bantu pembelajaran atau alat untuk membantu guru (pendidik) dalam memperjelas materi (pesan) yang akan disampaikan. Oleh karena itu alat bantu pembelajaran disebut juga alat bantu mengajar (teaching aids). Misalnya, film bingkai (slide) foto, peta, poster, grafik, flip chart, model benda sebenarnya dan sampai kepada lingkungan belajar yang dimanfaatkan untuk memperjelas materi pembelajaran.
[1] Arief S. Sadiman, dkk. (1996). Media pendidikan: pengertian, pengembangn,dan. Pemanfaatannya. Jakarta: PT.Raya Grafindo Persada

B. Sejarah Perkembangan Media Pembelajaran

Pada awal adanya pendidikan, guru merupakan sumber untuk mendapatkan informasi dan penjelasan. Namun dalam perkembangan selanjutnya munculah buku sebagai media dalam pembelajaran. Pada 1657 seorang tokoh bernama Johan Amos Comenius tercatat sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah. Buku yang ditulis Johan Amos Comenius berjudul Orbis Sensualium Pictus (Dunia Tergambar) yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1657. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman pendidik mulai menyadari akan pentingnya media atau sarana belajar yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik melalui semua indra terutama indra penglihatan dan pendengaran. Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar (teaching aids).

Sebelum abad ke-20 alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Namun setelah abad ke-20 mulai masuk teknologi audio. Alat bantu visual tadi kini dikombinasikan dengan audio untuk menambah konkrit materi yang diajarkan alat visual yang dilekapi dengan audio kita kenal dengan audio visual atau audio visual aids.

Untuk lebih memahami bagaimana peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi peserta didik, Edgar Dale kemudian menggambarkannya dengan sebuah kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman Edgar Dale. Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, yang berguna sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Tahun 1960-1965 orang mulai memperhatikan bahwa siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori tingkah-laku (behaviorism theory) dari B.F Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam pembelajaran. Dalam teorinya, mendidik adalah mengubah tingkah-laku siswa. Teori ini membantu dan mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah-laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran.

Pada tahun 1965-1970 pendekatan system (system approach) mulai memperlihatkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan serta kegiatan pembelajaran. Pendekatan system ini mendorong penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran dan juga program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis. Seiring dengan perkembangnya ilmu pengetahuan, media belajar juga berkembang untuk memenuhi kompetensi yang harus terpenuhi pada zaman ini, media pembelajaran semakin luas dan semakin interaktif. Penemuan teknologi seperti komputer adalah sebuah penemuan yang memungkinkan menghadirkan beberapa atau semua bentuk stimulasi di atas sehingga pembelajaran akan lebih optimal.[2] Diatas merupakan sejarah singkat mengenai perkembangan media pembelajaran mulai dari yang konvensional sampai yang modern seperti sekarang ini.
[2] Rohani, R. (2019) Media pembelajaran

C. Konsep Media Pembelajaran

a. Klasifikasi Media Pembelajaran

Berdasarkan pengertian media dan juga pembelajaran seperti telah diuraikan di atas, dapat disintesiskan bahwa media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam proses instruksional (pembelajaran), untuk mempermudah pencapaian tujuan instruksional yang lebih efektif dan memiliki sifat yang mendidik. Secara inplisit, pemanfaatan media pembelajaran harus dilakukan dengan kreatif dan berdasarkan prinsip-prinsip belajar yang berorientasi pada proses dan siswa. Artinya pemanfaatan media pembelajaran untuk meningkatkan pembentukan pengalaman-pengalaman siswa, sehingga pada diri mereka terjadi perubahan-perubahan yang relatif permanen baik aspek kognitifnya, afektif, maupun psikomotoriknya.

Asnawir mengemukakan beberapa petimbangan yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam memilih media yang akan digunakan dalam pembelajaran di kelas, antara lain:

1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini merupakan komponen utama yang harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku (behavior).

2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.

3) Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Faktor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.

4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru. Sering kali suatu media dianggap tepat untuk digunakan di kelas akan tetapi di sekolah tersebut tidak tersedia media atau peralatan yang diperlukan, sedangkan untuk mendesain atau merancang suatu media yang dikehendaki tersebut tidak mungkin dilakukan oleh guru.

5) Media yang dipilih seharusnya audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.

6) Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai. Pemanfaatan media yang sederhana mungkin lebih menguntungkan daripada menggunakan media yang canggih (teknologi tinggi) bilamana hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.[3]
[3] Basyiruddin Asnawir, Media pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 15-16

Para ahli banyak mengemukakan klasifikasi media pembelajaran dalam berbagai perspektif, baik dilihat dari sifatnya, jangkauan, bahkan juga dilihat dari teknik pemakaiannya. Berdasrarkan sifatnya, media pembelajaran dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Media audutif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis.

3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung unsur jenis media yang pertama dan kedua.[4]
[4] Asnawir, op.cit., h. 22

Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media pembelajaran dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu:

1) Media yang memiliki daya input yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

2) Media yang mempunyai daya input yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.

Selain dua kategorisasi di atas, ada pula pembagian media berdasarkan teknik pemakaiannya seperti dikemukakan oleh :

1) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus, seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide, Over Head Projector (OHP) untuk memproyeksikan transparasi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.

2) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan sebagainya.[5]
[5] Arief S Sadiman, Media Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007) h. 37

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa jenis-jenis media pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat, daya jangkau, maupun teknik penggunaannya.Namun jika ditelaah dari semua klasifikasi yang dikemukakan di atas, tampaknya klasifikasi yang pertama (berdasarkan sifat) merupakan klasifikasi yang paling familiar dalam mengkategorikan jenis-jenis media pembelajaran,yaitu terdiri dari media auditif, media visual, dan media.

b. Hakikat Media Audio Visual

a). Pengertian Media Audio Visual

Media sebagai sarana atau alat bantu mengajar memiliki banyak macam dan jenis. Secara garis besarnya, media pembelajaran diklasifikasi menjadi tiga jenis, yaitu media auditif atau audio yang mengandalkan unsur suasa, media visual yang fokus pada unsur gambar, dan media audio visual yang merupakan perpaduan dari kedua unsur sebelumnya atau memiliki unsur gambar dan suara. Arif S. Sadiman mengemukakan bahwa penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran adalah “cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual”[6]
[6] Ibid., h. 49

Demikian pula, Wina Sanjaya menjelaskan bahwa media audio visual adalah “jenis media pembelajaran yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya”. Lebih lanjut, Sanjaya menjelaskan bahwa “kemampuan media audio visual dianggap lebih baik dan lebih menarik dibanding jenis media lainnya, sebab ia memadukan unsur suara dan gambar yang sangat penting dalam membantu mengoptimalkan pemahaman siswa dan menghindari verbalisme”[7]
[7] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2006) h. 79

Sardiman menjelaskan ciri-ciri utama pemanfaatan media audio visual sebagai berikut:

a. Mereka biasanya bersifat linear.

b. Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis.

c. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang /pembuatnya.

d. Mereka menggunakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.

e. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.

f. Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media audio visual adalah alat bantu mengajar yang mengandung unsur suara (audio) dan gambar (visual) yang digunakan guru untuk membantu siswa dalam memahami materi pelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

b. Jenis-Jenis Media Audio Visual

Asnawir mengkasifikasi media audio visual ke dalam dua dua jenis yaitu “media audio visual gerak dan media audio visual diam”.[8] Secara lebih detail dua kategori media audio visual tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
[8] Asnawir, op.cit., h. 64

1. Media Audio Visual Gerak

Media audio visual gerak adalah media intruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) karena meliputi penglihatan, pendengaran dan gerakan, serta menampilkan unsur gambar yang bergerak. Jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah televisi, video tape, dan film bergerak.

2. Media Audio Visual Diam

Media audio visual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam, seperti: film bingkai suara (sound slides) dan film rangkai suara. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media audio visual adalah sarana pembelajaran yang dapat menyajikan informasi kepada siswa secara visual (gambar) dan suara. Secara garis besarnya media audio visual dapat dikategorikan dalam dua jenis yaitu audio visual gerak dan audio visual diam. Audio visual gerak seperti video, televisi, VCD, dan media-media lain yang digunakan dalam pembelajaran. Sedangkan audio visual diam seperti film bingkai suara dan film rangkai suara. Dalam penelitian ini, jenis media audio visual yang digunakan adalah berupa video dan slide-slide bergambar yang ditampilkan dengan menggunakan tekhnologi computer dan LCD proyektor.[9]
[9] Ibid., h. 65-66

D. Kedudukan Media Pembelajaran

Secara umum kedudukan media dalam system pembelajaran sebagai alat bantu, alat penyalur pesan, alat penguatan, dan wakil guru dalam menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas, dan menarik.

Keudukan media dalam komponen pembelajaran sangat penting bahkan sejajar dengan metode pembelajaran, karena metode yang digunakan dalam proses pembelajaran biasanya akan menuntut media apa yang dapat diintegrasikan dan dapat diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi. Maka, kedudukan media dalam suatu pembelajaran sangatlah penting, sehingga kedudukan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya.

Media memiliki kedudukan yang sangan penting dalam pembelajaran. Penggunaan media yang tepat dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, memfasilitasi pemahaman siswa, dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik. Namun, penting juga bagi pendidik untuk memilih media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa agar dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.

Berikut adalah beberapa kedudukan media dalam pembelajaran :

1. Sumber informasi, media memberikan siswa akses ke berbagai sumber informasi, seperti buku teks, jurnal, artikel, dan sumber-sumber digital lainnya. Melalui media siswa dapat mengakses pengetahuan yang relevan dan terkini untuk mendukung pembelajaran peserta didik.

2. Visualisasi konsep, media seperti gambar, grafik, diagram,dan video dapat membantu siswa memvisualisasikan konsep yang kompleks. Dengan melihat visualisasi ini peserta didik dapat memahami informasi dengan lebih baik dan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang topic yang dipelajari.

3. Motivasi dan minat, media yang menarik dan interaktif dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Misalnya, penggunaan permainan edukatif, simulasi computer, atau video pembelajaran dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa, sehingga mereka lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

4. Kolaborasi dan komunikasi, media juga memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi antara siswa dan guru atau antar sesama siswa. Melalui platform pembelajaran online, siswa dapat berinteraksi dengan guru dan teman sekelas, berbagi ide, dan bekerjasama dalam tugas-tugas kelompok.

5. Pemantauan dan umpan balik, media memungkinkan guru untuk memantau kemajuan peserta didik secara lebih efektif. Dengan menggunakan platform pembelajaran online, guru dapat melacak aktifitas peserta didik mengumpulkan tugas, dan memberikan umpan balik secara realtime. Hal ini memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan yang tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

6. Fleksibilitas dan aksessibilitas, media memberikan fleksibilitas dan aksesibilitas yang lebih besar dalam pembelajaran. Dengan adanyan pembelajaran online, siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja, asalkan mereka memiliki akses internet. Ini membuka peluang pembelajaran yang lebih luas bagi peserta didik yang tidak dapat mengikuti pembelajaran tatap muka secara langsung.

7. Pemrosesan informasi, media memfasilitasi pemerosesan informasi yang lebih aktif oleh siswa. Misalnya, penggunaan media interaktif memungkinkan siswa untuk memanipulasi informasi, menjawab pertanyaan dan melibatkan diri dalam pembelajaran secara lebih aktif, hal ini dapat meningkatkan pemahaman dan retensi siswa terhadap materi pembelajaran.

E. Hambatan Dalam Media Pembelajaran

Hambatan dalam media pembelajaran merupakan halangan yang memperlambat fokus usaha dalam menerima pengetahuan.

Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu metode guru dalam memberikan materi ketika proses belajar mengajar di kelas. Jika terdapat kelebihan tentu terdapat kekurangannya, berikut kekurangan dari beberapa media pembelajaran :

1. Media audio, kekurangan dari sifat media ini adalah sifat komunikasinya satu arah ( one way communication).

2. Media visual, ukuran gambar sering kali kurang tepat dalam pengajaran kelompok besar, lambat dan kurang simple, tidak adanya audio.

3. Media audio visual, media ini bukan hanya melibatkan pendengaran tetapi juga melibatkan penglihatan jadi peserta didik dituntut untuk bisa menguraikan apa yang mereka lihat dan dengar dari materi yang disampaikan oleh guru melalui media audio visual tersebut.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pengertian media pembelajaran adalah paduan antara bahan dan alat atau perpaduan antara software dan hardware. Media pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam proses dan tujuan pembelajaran.

Dengan adanya media pembelajaran dapat mendukung aktifitas belajar mengajar sehingga tujuan dari pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal, apalagi di era digital ini, kita dapat memanfaatkan teknologi yang ada sebagai media pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arief S. Sadiman, dkk . 1996. Media pendidikan: pengertian, pengembangn,dan. Pemanfaatannya. Jakarta: PT.Raya Grafindo Persada

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Nurdiansyah. 2019. Media Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo, Jawa Timur: UMSIDA Press.

Rohani, R. 2019. Media pembelajaran.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi pembelajaran. Jakarta : Kencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar