Rabu, 11 Oktober 2023

Inovasi Dalam Perencanaan Sistem Pendidikan

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Sistem Pendidikan
Dosen Pengampu : Syarifaini, M.Hum
Disusun Oleh Kelompok 7 Angkatan 5 :
1. Aisyah (PAI)
2. Azka Hasanah (SBA)
3. Dina Zahernanda (SBA)
4. Nurul Hasanah (PAI)
5. Ega Cahya Ningrum (PAI)
6. Nurhidayati Putri (PAI)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan hidayah serta nikmat-Nya, terutama nikmat sehat dan waktu luang sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah “Perencanaan Sistem Pendidikan”.

Sholawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabat dan pengikutnya hingga hari kiamat kelak.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ustadzah Syarifaeni, M.Hum selaku dosen pembimbing mata kuliah Perencanaan Sistem Pendidikan dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini maka itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 13 Oktober 2023
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang Masalah.
1.2 Rumusan Masalah.
1.3 Tujuan Masalah.
BAB II PEMBAHASAN..
2.1 Inovasi – Inovasi Sistem Pendidikan.
2.2 Teknologi Yang Digunakan Dalam Perencanaan Sistem Pendidikan.
2.3 Manfaat Dari Penerapan Inovasi Pendidikan.
BAB III PENUTUP.
3.1 Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai pendidik, guru dan siswa perlu memotivasi diri sendiri berulang-ulang agar tumbuh menjadi manusia yang kreatif dan inovatif. Ketika inovasi untuk pendidikan maka disebut inovasi pendidikan.

Inovasi pendidikan adalah suatu gagasan, produk, atau pekerjaan baru yang dapat digunakan sebagai pembaharu untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah dalam dunia pendidikan.

Inovasi pendidikan menurut Ibrahim (1988) adalah inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Oleh karena itu, inovasi pendidikan dirasakan atau diamati sebagai sesuatu yang baru bagi individu atau sekelompok orang (masyarakat) dalam bentuk intervensi (penemuan baru) atau penemuan (newly found people) yang digunakan untuk mencapai pendidikan berupa gagasan, objek, dan metode untuk menyelesaikan tujuan atau masalah pendidikan nasional.

Inovasi di bidang pendidikan diharapkan dapat meningkatkan dan menyasar kualitas pendidikan. Jenis inovasi ini perlu didorong lebih lanjut baik di SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Apalagi di zaman kemajuan teknologi seperti sekarang ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja inovasi dalam perencanaan sistem pendidikan?
2. Apa saja teknologi yang digunakan dalam perencanaan sistem pendidikan?
3. Apa manfaat dari penerapan inovasi pendidikan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui inovasi-inovasi dalam perencanaan pendidikan
2. Untuk mengetahui teknologi yang digunakan dalam perencanaan sistem pendidikan
3. Untuk mengetahui manfaat dari penerapan inovasi pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Inovasi – Inovasi Sistem Pendidikan

Model-model inovasi pendidikan telah banyak dilontarkan dalam berbagai bentuk, tujuannya untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, antara lain: usaha pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan relevansi pendidikan. Kesemuanya dimaksudkan agar inovasi yang dilakukan bisa diadopsi dan dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan persoalan pendidikan di Indonesia. Dari sekian upaya itu terdapat dua isu utama yang perlu disoroti yaitu pembaruan kurikulum, dan peningkatan kualitas pembelajaran.

Kurikulum pendidikan harus komprehensif dan responsif terhadap dinamika sosial, relevan dan tidak overload, serta mampu mengakomodasi keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi. Sedangkan kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Untuk itu secara mikro harus ditemukan metode atau pendekatan pembelajaran yang lebih efesien di kelas dan lebih memberdayakan potensi siswa. Kedua hal inilah yang menjadi fokus inovasi pedidikan di indonesia.

Inovasi Dalam Kurikulum

Dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan nasional pemerintah telah melakukan berbagai usaha, salah satunya dengan penyempurnaan kurikulum. bentuk inovasi kurikulum itu adalah dengan merubah pola penyelenggaraan pendidikan yang sentralistik, monolitik dan uniformistik, menjadi lebih demokratis. Selama ini keputusan-keputusan pendidikan selalu dilaksanakan berdasarkan hierarkhi birokrasi yang terkesan otoriter sehingga pihak bawahan harus melaksanakan seluruh keinginan pihak atasan.

Kurikulum yang bersifat sentralistik seperti ini dirasa sangat menghambat inovasi dan mempengaruhi out put pendidikan, sebab kurikulum yang terpusat hanya akan menghasilkan out put manusia robot tanpa inisiatif.[1] Oleh karena itu berdasarkan amanah Undang-undang Sistem pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 4 dan pasal 11 maka pendidikan sekarang menganut sistem desentralistik dan lebih demokratis.[2]
[1] Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, jakarta: Prenada media, 2004)
[2] Pasal 4 (1) menegaskan bahwa pendidikan harus diselenggarkan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai cultural dan kemajemukan bangsa. Adapun pasal 11 (1) menekankan kewajiban pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan tanpa diskriminatif. Lihat Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tentag Pendidikan, (Jakarta: DEPAG RI, 2006)


Konsekwensi dari desentralisasi itu adalah diterapkannya kurikulum yang berbasis kompetens sebagai penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yang cenderung berorientasi pada isi. Kurikulum perlu dikembangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi agar lulusan pendidikan nasional memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar mutu nasional dan internasional. Dengan kompetensi sebagai dasar pengembangan kurikulum akan dijamin adanya fleksibilitas dalam pencapaian penguasaan kompetensi. Pendekatan ini menekankan identifikasi kompetensi dasar setiap bidang studi yang indikator-indikatornya dapat membantu guru menentukan strategi dan teknik pengajarannya.

Di samping itu kompetensi dasar dan indikator-indikatornya akan membantu anak memahami apa yang harus mereka kuasai. Berpangkal pada pendekatan ini pemerintah kemudian mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang memberikan otonomi bagi tiap satuan pendidikan untuk menyusun dan mengembangkan sendiri kurikulumnya berdasarkan karakteristik peserta didik dan kepentingan daerah masing-masing. Kebijakan ini bukan berarti menghilangkan unsur-unsur nasional dan menimbulkan fanatisme daerah, tetapi dalam rangka memberikan perimbangan yang proporsional antara kurikulum nasional dan daerah (lokal).

Peningkatan kualitas pembelajaran

Peningkatan kualitas pembelajaran harus dilakukan agar mencapai peningkatan kualitas hasil pendidikan.Faktor penentu utama keberhasilan upaya itu adalah pendidik. Di tangan pendidikan kurikulum akan hidup dan bermakna. Di tangan pendidik pula metode penyajian menjadi hidup dan menarik bagi peserta didik. Begitu pula alat pendidikan baik material maupun non material dapat digunakan oleh pendidik sesuai dengan kepentingan dan kebutuhannya.

Dengan demikian pendidik memegang kunci yang penting dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Semua pembaruan yang menyangkut upaya peningkatan kualitas pendidikan harus mempertimbangkan keikutsertaan. Keikutsertaan guru di sini bukan dalam arti fisik semata, tetapi yang lebih penting lagi keikutsertaan secara mental yang didukung oleh kemampuan profesionalnya. Dapat dikatakan upaya peningkatan hasil pendidikan harus dilakukan dengan peningkatan kualifikasi guru. Dalam rangka upaya ini pemerintah telah menerbitkan Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, yang khusus mengatur tentang kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi guru.[3]
[3] Peraturan ini terdapat pada Bab IV Pasal 8, 9, 10, 11, 12 dan 13. Lihat: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI

Dengan kekuatan hukum ini diharapkan akan muncul guru-guru profesional yang kreatif mencari strategi dan pendekatan baru dalam pembelajaran. Pencarian pendekatan dan strategi inilah yang menimbulkan berbagai macam inovasi dalam pembelajaran. Diantara inovasi itu adalah adanya kecenderungan untuk mengedapkan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik, dengan indikator keberhasilan terletak pada kesejahteraan anak didik. Anak didik sejahtera jika aktivitas belajarnya menyenangkan dan menggairahkan. Model pembelajaran seperti ini antara lain: humanizing of the classroom, active learning, quantum learning, quantum teaching, dan the accelerated learning.

Humanizing of the classroom ini dilatarbelakangi oleh kondisi sekolah yang otoriter, tidak manusiawi, sehingga banyak menyebabkan peserta didik putus asa, yang akhirnya mengakhiri hidupnya alias bunuh diri. Kasus ini banyak terjadi di Amerika Serikat dan Jepang. Humanizing of the classroom ini dicetuskan oleh John P. Miller yang terfokus pada pengembangan model “pendidikan afektif”. Pendidikan model ini bertumpu pada tiga hal:(1) menyadari diri sebagai suatu proses pertumbuhan yang sedang dan akan terus berubah, (2) mengenali konsep dan identitas diri, dan (3) menyatupadukan kesadaran hati dan pikiran. Perubahan yang dilakukan tidak terbatas pada substansi materi saja, tetapi yang lebih penting pada aspek metodologis yang dipandang sangat manusiawi.[4]
[4] Abd. Rachman Assegaf, dkk, “kondisi dan pemicu kekerasan dalam pendidikan” dalam: http//:www.ditpertais.net,tanggal 2 maret 2002

Active learning dicetuskan oleh Melvin L. Silberman. Asumsi dasar yang dibangun dari model pembelajaran ini adalah bahwa belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi kepada siswa. Belajar membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan sekaligus. Pada saat kegiatan belajar itu aktif, siswa melakukan sebagian besar pekerjaan belajar. Mereka mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari.

Dalam active learning, cara belajar dengan mendengarkan saja akan cepat lupa, dengan cara mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit, dengan cara mendengarkan, melihat, dan mendiskusikan dengan siswa lain akan paham, dengan cara mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, dan cara untuk menguasai pelajaran yang terbagus adalah dengan mengajarkan. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, dan menarik.

Adapun quantum learning merupakan cara pengubahan bermacam-macam interaksi, hubungan dan inspirasi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Dalam prakteknya, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar dan neurolinguistik dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu. Quantum learning mengasumsikan bahwa jika siswa mampu menggunakan potensi nalar dan emosinya secara jitu akan mampu membuat loncatan prestasi yang tidak bisa terduga sebelumnya. Dengan metode belajar yang tepat siswa bisa meraih prestasi belajar secara berlipat-ganda. Salah satu konsep dasar dari metode ini adalah belajar itu harus mengasyikkan dan berlangsung dalam suasana gembira, sehingga pintu masuk untuk informasi baru akan lebih besar dan terekam dengan baik.

Sedang quantum teaching berusaha mengubah suasana belajar yang monoton dan membosankan ke dalam suasana belajar yang meriah dan gembira dengan memadukan potensi fisik, psikis, dan emosi siswa menjadi suatu kesatuan kekuatan yang integral.

Quantum teaching berisi prinsip-prinsip sistem perancangan pengajaran yang efektif, efisien, dan progresif berikut metode penyajiannya untuk mendapatkan hasil belajar yang mengagumkan dengan waktu yang sedikit. Dalam prakteknya, model pembelajaran ini bersandar pada asas utama bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkanlah dunia kita ke dunia mereka. Pembelajaran, dengan demikian merupakan kegiatan full content yang melibatkan semua aspek kepribadian siswa (pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh) di samping pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumnya, serta persepsi masa mendatang. Semua ini harus dikelola sebaik-baiknya. Konsep dasar dari pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran itu berlangsung secara cepat, menyenangkan, dan memuaskan. Pemilik konsep ini, Dave Meier menyarankan kepada guru agar dalam mengelola kelas menggunakan pendekatan Somatic, Auditory, Visual, dan Intellectual. Somatic dimaksudkan sebagai(belajar dengan bergerak dan berbuat. Auditory adalalah belajar dengan berbicara dan mendengarkan. Visual diartikan belajar dengan mengamati dan mengambarkan. Intellectual maksudnya adalah belajar dengan pemecahan masalah dan melakukan refleksi. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang sekilas tampak tidak mempunyai persamaan, misalnya hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif. Berbagai inovasi di atas dilakukan dengan tujuan agar pendidikan dapat berdaya guna dan berhasil guna. Akan tetapi dalam pelaksanaan inovasi itu sendiri ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut;

a. Inovasi yang dilakukan harus sesuai dengan karakteristik peserta didik sehingga mempunyai implikasi positif bagi kemudahan belajar peserta didik.

b. Tidak ada satu inovasi pun yang bisa dianggap paling benar sepanjang belum dapat dibuktikan efektifitas dan efisiensinya terhadap hasil belajar yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan peserta dididk dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu setiap inovasi harus terus dilaksanakan sampai berhasil.

c. Inovasi selalu diwarnai dengan ketidakpastian mengenai efektifitasnya terhadap kualitas pembelajaran. Oleh karena itu perlu disadarai bahwa inovasi yang berhasil di suatu tempat belum tentu berhasil di tempat lain.

d. Inovasi dalam pembelajaran dapat dilaksanakan baik pada sektor pendidikan formal, nonformal maupun informal pada segala macam bentuk jalur dan jenjang pendidikan yang terkait dengan berbagai bidang kehidupan.

2.2 Teknologi Yang Digunakan Dalam Perencanaan Sistem Pendidikan

Kata technologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “technologia”. Menurut Webster Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan “techne” sebagai dasar teknologi berarti art (seni), skill (keahlian), science (sains) atau keahlian, keterampilan ilmu.

Menurut Prof. Dr. Yusuf Hadi Miarso berpendapat bahwa Teknologi berasal dari kata techne yang artinya adalah seni, cara, metode dan kreatifitas yang ditempuh oleh seorang pendidik dalam mentransfer pengetahuan kepada peserta didik. Dalam kata lain bahwa seorang guru harus mempunyai cara-cara ataupun memiliki keahlian dalam mendidik peserta didik.

Ada yang berpendapat juga bahwa teknologi adalah pengembangan, penerapan, dan penilaian sistem-sistem teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknologi dalam pembelajaran adalah suatu cara atau suatu metode yang digunakan oleh seorang pendidik dalam mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan baik menggunakan alat media atau disebut “hardware” maupun yang lebih penting yaitu “software”, sehingga dalam mendidik peserta didik, mereka dapat menerima materi yang disampaikan dan diberikan oleh pendidik dengan rasa senang bukan dengan terpaksa.

Unsur-unsur utama dalam teknologi pendidikan.

Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan seorang peserta didik di masa mendatang. Dalam proses pembelajaran, tentunya seorang pendidik tidak hanya bertumpu pada satu cara atau metode dalam menyampaikan ilmu yang mereka miliki. Dalam hal penyampaian juga diperlukan alat-alat bantu untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Seiring dengan adanya perkembangan teknologi dari masa ke masa, seorang pendidik hendaknya memaksimalkan teknologi dan fasilitas yang ada untuk meningkatkan kualitas dan mengembangkan kreatifitas dalam perencaan dan proses pendidikan. Adapun alat-alat bantu yang dapat mendukung proses berlangsungnya pendidikan dibedakan menjadi 2 macam yaitu alat bantu “hardware” dan alat bantu “software” (Nasution, 2005 : 1).

Unsur Software / perangkat lunak

Adapun yang dimaksud software atau perangkat lunak adalah semua perangkat pembelajaran dalam pendidikan yang berupa konsep, rencana dan metode serta kurikulum dalam pengajaran. Adapun yang termasuk dalam perangkat lunak adalah sebagai berikut:

· Undang-undang Dasar RI tahun 1945 pasal 31.
· Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) ketetapan MPR No. II tahun 1999.
· Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) No. 20 TAHUN 2003.
· Peraturan Pemerintah (PP) No. 27 tahun 2004.
· Garis Besar Pedoman Pengajaran (GBPP) 2004.
· Kurikulum 2006.

Dalam kurikulum itu sendiri terdapat unsur-unsur pembentuk antara lain sebagai berikut:

· RPP.
· Program Semester.
· Program Tahunan.
· Kalender Pendidkan.

Unsur hardware / perangkat keras

Unsur hardware atau perangkat keras adalah semua jenis yang berupa alat peraga atau alat bantu, yang berguna untuk mempermudah proses belajar mengajar yang disampaikan oleh seorang guru kepada peserta didik agar peserta didik lebih cepat menerima materi yang diberikan oleh seorang pendidik. Adapun yang termasuk alat bantu hardware atau alat bantu perangkat keras adalah sebagai berikut:

· Alat audio visual (seperti TV, VCD, dsb)
· Alat audio (seperti tape recorder dan pita kaset, radio)
· Alat visual (seperti poster hewan-hewan, organ-organ tubuh manusia, peta, proyektor, OHP)
· Benda-benda yang lain yang dapat menunjang terjadinya proses belajar

Jadi dalam melaksanakan pendidikan dibutuhkan perangkat atau alat bantu yang berupa perangkat lunak atau perangkat software, yang berupa konsep-konsep dan berupa langkah-langkah pembelajaran. Selain itu ada juga perangkat keras atau perangkat hardware yang berupa semua alat teknologi ataupun alat peraga yang menunjang terjadinya proses pendidikan.

Proses berlangsungnya pendidikan harus selalu menyesuaikan dengan keadaan yang terjadi dimasa pendidikan itu berjalan. Baik metode, sistem, dan prinsip yang digunakan harus sesuai dengan waktu, keadaan, dan kebutuhan masyarakat. Sehingga teknologi yang digunakan harus tepat agar dapat memperoleh hasil yang diharapkan dan yang ingin dicapai.

Teknologi pendidikan adalah salah satu faktor yang dominan dalam proses belajar. Penggunaan teknologi yang sesuai dapat menunjang keberhasilan pengajaran yang disampaikan pendidik kepada peserta didik. Dan diperlukan kerjasama yang baik dari seluruh komponen pendidikan yang ada.

Konsep teknologi pendidikan akan selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perubahan zaman dan tuntutan kebutuhan. Tumbuh dan berkembangnya suatu konsep tidak akan terlepas dari konteks dimana konsep itu dapat tumbuh, serta apa dan bagaimana awal perkembangan konsep itu sendiri. Konsep teknologi pendidikan tidak akan pernah terlepas dari pendidikan dan peserta didik, prosedur ide dan peralatan yang menyangkut semua aspek belajar manusia.

Teknologi apa saja yang bisa digunakan dalam perencanaan sistem pendidikan?

Terdapat banyak contoh teknologi yang bisa kita gunakan dalam pendidikan, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Komputer dan Perangkat Lunak Pendidikan

Biasanya digunakan untuk proses pengajaran, pembelajaran dan administrasi sekolah.

2. Internet dan Pembelajaran Daring

Internet memungkinkan akses ke sumber daya pendidikan, kursus daring, platform e-learning dan kolaborasi siswa.

3. Aplikasi Pendidikan

Aplikasi mobile memungkinkan siswa untuk belajar dimana saja dan kapan saja melalui perangkat seluler.

4. Teknologi Virtual dan Augmented Reality

VR dan AR digunakan untuk menciptakan pengalaman belajar yang immersif dan interaktif.

5. Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS)

LMS adalah platform yang digunakan untuk mengelola materi pelajaran, tugas, dan interaksi siswa.

6. E-book dan Materi Digital

Buku elektronik dan materi digital memudahkan akses ke buku dan materi pelajaran.

7. Alat-alat Kolaboratif

Alat seperti Google Workspace dan Microsoft 365 memungkinkan siswa dan guru untuk berkolaborasi secara daring.

8. Papan Tulis Interaktif

Papan tulis digital interaktif membantu dalam penyajian materi dengan lebih menarik.

9. Robotika Pendidikan

Robot digunakan untuk mengajar konsep ilmiah dan pemrograman.

10. Sistem Evaluasi Otomatis

Teknologi digunakan untuk menilai tugas dan ujian secara otomatis.

Ini adalah beberapa contoh teknologi dalam pendidikan, dan penggunaan teknologi terus berkembang untuk meningkatkan proses pendidikan.[5]
[5] Mohammad Arif, Teknologi Pendidikan,(kediri: STAIN Kediri Press, 2012)

2.3 Manfaat Dari Penerapan Inovasi Pendidikan

Inovasi sangat penting untuk diterapkan dalam hampir seluruh bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Seiring berkembangnya zaman, maka akan terdapat berbagai perubahan yang terjadi. Sehingga, penting untuk melakukan inovasi dalam pendidikan agar kegiatan belajar mengajar senantiasa mengalami kemajuan. Secara umum, inovasi merupakan suatu hal baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Inovasi membutuhkan gagasan serta ide dalam penciptaan nya. Gagasan tersebut harus selalu mempertimbangkan permasalahan yang terjadi, serta bagaimana cara menanggulanginya. Sebagai sesuatu yang baru saja dibuat, inovasi memiliki berbagai manfaat yang sangat berguna. Berikut merupakan berbagai manfaat inovasi dalam Pendidikan:

1. Memberikan solusi untuk memecahkan suatu masalah

Manfaat pertama dari inovasi yang dilakukan yakni, dapat memberikan solusi untuk memecahkan suatu permasalahan yang terjadi. Dalam dunia pendidikan, tentu saja akan ditemukan banyak permasalahan, baik permasalahan secara internal yang berasal dari guru, sistem pengajaran, dan sebagainya.

Permasalahan tersebut, bisa juga berasal dari aspek eksternal atau luar, seperti lingkungan sosial budayanya. Untuk memecahkan segala bentuk permasalahan tersebut, maka penting untuk dilakukan inovasi. Kehadiran ide serta gagasan yang baru, akan membuat permasalahan tersebut dapat terpecahkan.

2. Dapat Meningkatkan Produktivitas Peserta Didik Dan Pengajar

Manfaat berikutnya dapat dilakukan inovasi dalam pendidikan yaitu, dapat meningkatkan produktivitas dalam kegiatan belajar mengajar antara peserta didik dan tenaga pengajar. Dengan memikirkan suatu ide atau gagasan baru mengenai penciptaan inovasi, maka akan tercipta sesuatu yang baru.

Seorang guru atau tenaga pengajar dapat membuat ide atau gagasan tertentu untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam inovasi tersebut, tercipta kegiatan belajar yang mampu membantu mengoptimalkan kemampuan siswa dalam berpikir. Sehingga, hal tersebut dapat menciptakan produktivitas peserta didik serta pengajar dalam kegiatan belajar di kelas.

3. Meningkatkan Ketangguhan Terhadap Perkembangan Zaman

Manfaat selanjutnya dari inovasi di bidang pendidikan yaitu, dapat meningkatkan ketangguhan baik peserta didik, maupun tenaga pengajar dalam menghadapi perkembangan zaman yang kian pesat. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang kian melesat dalam segala aspek kehidupan, maka hal tersebut juga perlu diterapkan dalam bidang pendidikan.

Salah satu inovasi untuk menghadapi perkembangan zaman di bidang pendidikan yang saat ini mungkin sudah diterapkan di banyak lembaga pendidikan yaitu, dengan memanfaatkan internet untuk proses belajar. Lewat inovasi ini, dapat meningkatkan ketangguhan siswa dan guru dalam perkembangan zaman.

4. Menghasilkan Sesuatu Yang Baru

Manfaat terakhir dalam melakukan inovasi di bidang pendidikan yaitu, dapat menghasilkan sesuatu yang baru. Inovasi di bidang pendidikan dapat menghasilkan hal baru yang unik juga berkualitas baik bagi siswa, tenaga pengajar, maupun masyrakat sekitar.Seperti yang kita ketahui bahwa, tujuan dari pendidikan yakni untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga, dengan menciptakan inovasi di bidang pendidikan, maka akan terciptanya sesuatu yang baru dan lebih baik.[6]
[6] Universitas123, “Apa saja manfaat inovasi dalam Pendidikan” dalam: https://www.universitas123.com, tanggal 27 april 2022

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Inovasi dalam pendidikan sangat penting untuk senantiasa dilakukan secara terus menerus agar tidak tertinggal. Inovasi memiliki beragam manfaat yang sangat berguna bagi kehidupan. Sehingga, penting untuk selalu melakukan inovasi terhadap suatu hal, khususnya dalam bidang pendidikan yang dipenuhi oleh anak muda generasi penerus bangsa dan harapan bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, A. d. (2022, 03 02). Kondisi dan pemicu kekerasan dalam pendidikan. Diambil dari ditpertais.net: http//:www.dipertais.net

Arif, M. (2019). Teknologi Pendidikan. Kediri: STAIN Kediri Pres.

Haidar , P. D. (2004). Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. Jakarta: Prenada Media.

Universitas123. (2022, 04 27). Apa saja manfaat inovasi dalam pendidikan. Diambil dari www.universitas123: https://www.universitas123.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar