Kamis, 13 Oktober 2022

Perbedaan Individu dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen pengampu : Dwi Puji Astuti, S.Si, MSc
Disusun Oleh Kelompok 1 Angkatan 5 :
1. Dina Zahernanda ( SBA)
2. Princess Endhira Nathania (PAI)
3. Nurul Hasanah (PAI)
4. Azka Hasanah (SBA)
5. Yossi Darma (PAUD)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang telah melimpahkan kenikmatan-Nya, Dengan karunia dan kemudahan yang Allah berikan, kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Psikologi Pendidikan dengan topik “Perbedaan Individu dan Aplikasinya Dalam Pendidikan”. Kami berharap makalah dengan topik ini dapat bertambahnya pengetahuan kami.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak dengan tulus membantu dan memberikan do’a saran serta keritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan kami, Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, kami mohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan, akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Jakarta, 13 Oktober 2022
Kelompok Makalah

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.
1.2 Rumusan Masalah.
1.3 Manfaat Penelitian.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian individu dan karakteristiknya,
2.2 Macam macam perbedaan individu.
2.3 Implikasi dalam Pendidikan.
2.4 Sumber sumber perbedaan individu.
2.5 Aplikasi teori perbedaan individu siswa dalam proses pembelajaran.
BAB III PENUTUP.
DAFTAR PUSTAKA.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap orang itu unik. Tidak ada dua orang yang sama, yang satu pasti berbeda dari yang lain. Dengan perkataan lain, antara orang yang satu dengan orang yang lain terdapat perbedaan individual, perbedaan perseorangan.

Kalau pandangan kita layangkan ke dalam kelas, kita bertemu dengan berbagai perbedaan individual. Anak-anak yang seusia dan sebaya itu berbeda- beda, baik tampangnya, kemampuannya, wataknya dan temperamennya, minat, sikap dan lain sebagainya. Ada yang berpendapat bahwa perbedaan tersebut berasal dari faktor keturunan sementara yang lain berpendapat bahwa perbedaan tersebut berasal dari lingkungan.

Faktor keturunan biasanya menentukan karakteristik seorang individu. Begitupun dengan tingkah laku ditentukan oleh faktor keturunan namun tingkah laku yang diturunkan dapat mengalami modifikasi karena adanya pengaruh faktor lingkungan.

Banyak faktor yang mempengaruhi karakteristik dan kemampuan seseorang. Diantaranya adalah status sosial keluarga, faktor budaya, faktor praktek mendidik anak, faktor urutan kelahiran, anak-anak yang orang tuanya bercerai, dll.

Adanya perbedaan individual itu menyebabkan perlakuan kita terhadap Guru sebagai organizer dalam proses belajar mengajar menghadapi peserta didik yang terdiri dari berbagai karakter, bakat, minat serta kemampuan. Oleh karena itu, agar proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik, maka sangat perlu untuk mengetahui perbedaan indvidual.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian individu dan karakteristiknya.
2. Area perbedaan individu.
3. Macam macam perbedaan individu.
4. Sumber-sumber perbedaan individu.
5. Aplikasi teori perbedaan individu siswa dalam proses pembelajaran.

1.3 manfaat penelitian

1. Mengetahui pengertian individu dan karakteristiknya.
2. Mengetahui Area perbedaan individu.
3. Mengetahui Macam macam perbedaan individu.
4. Mengetahui sumber-sumber individu.
5. Mengetahui teori perbedaan individu siswa dalam proses pembelajaran.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian individu dan aplikasinya

A. Pengertian Individu

Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. [1]
[1]. Materi Ilmu Sosial Dasar ; Individu, Keluarga dan Masyarakat, hlm. 2.

Manusia disebut sebagai makhluk individu karena manusia tercipta dengan kepribadian, keunikan serta kekurangan dan kelebihan masing-masing antara satu individu dengan individu lainnya. Manusia memiliki pola pikir, kehendak, dan kemauan masing-masing yang seringkali bertentangan dengan orang lain. [2]
[2]. Suranto AW, Komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hlm 22.

Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek- sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.

Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartono, 2004).

Menurut pendapat Dr. A. Lysen kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.

Dengan demikian individual tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi merupakan pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya.

B. Karakteristik Individu

Pengertian karakteristik individu adalah perbedaan individu dengan individu lainnya. Sumber daya yang terpenting dalam organisasi adalah sumber daya manusia, orang-orang membarikan tenaga, bakat, kreatifitas, dan usaha mereka dalam organisasi agar suatu organisasi tetap exsistensinya. Setiap manusia memiliki karakteristik individu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Ratih Hurriyati, memberikan pengertian tentang karakteristik individu sebagai berikut: “Karakteristik individu merupakan proses psikologi yang mempengaruhi individu dalam memperoleh, mengkonsumsi serta menerima barang dan jasa serta pengalaman. Karakteristik individu merupakan faktor internal (interpersonal) yang menggerakan dan mempengaruhi individu”. Menurut Ribhan, karakteristik individu mencakup usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan di masa kerja dalam organisasi.

Menurut Thoha, Karakteristik individu dapat di lihat dari 3 aspek yaitu,:
1. Keahlian.
2. Pendidikan.
3. Pengalaman kerja. [3]
[3] Ribhan,”Hubungan Karakteristik individu Dengan Kinerja Karyawan Melalui Komitmen Organisasi sebagai variabel Mediasi (Studi Kasus pada PT Chandra Superstore Tanjung Karang Bandar Lampung), Jurnal Bisnis Dan Manajemen, Vol.4 No.2,2008. hlm. 92.

Setiap orang mempunyai pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan ini akan terbawa dalam dunia kerja, yang akan menyebabkan kepuasan satu orang dengan yang lain berbeda pula meskipun bekerja di tempat yang sama.

C. Karakteristik individu memiliki komponen sebagai berikut:

a. Umur

Umur harus mendapatkan perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan kerja dan tanggung jawab seseorang. Karyawan muda pada umumnya mempunyai fisik yang kuat, dinamis dan kreatif tetapi cepet bosan, kurang bertanggung jawab, cenderung absensi dan turnovernya tinggi. Karyawan yang umumnya lebih tua kondisi fisiknya kurang, tetapi bekerja ulet, tanggung jawabnya besar serta absensinya dan turnovernya rendah. [4]
[4]. Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta, Edisi Revisi , Hlm.54

Hubungan dengan kinerja pekerjaan adalah umur meningkat, maka produtifitas menurun. Alasanya karena menurunya kecepatan, kecekatan, dan kekuatan. Juga meningkatnya kejenuhan atau kebosanan, dan kurangnya rangsangan intelektual. Namun ada juga study yang mengemukakan bahwa umur dan produktifitas ternyata tidak ada hubungannya sama sekali. Dengan alasan menurunnya keterampilan jasmani tidak cukup extrim bagi menurunya kinerja. Dan meningkatnya umur biasanya diimbangi dengan meningkatnya pengalaman. [5]
[5]. http://lukmancoroners.blogspot.com/2010/04/perilaku-individu-dalam-organisasi-html diakses pada tanggal 12 Oktober 2022.

b. Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata didik, artinya bina, mendapat awalan pengakhiran, yang maknanya sifat dari perbuatan membina atau melatih, mengajar dan mendidik itu sendiri, oleh karena itu, pendidikan merupakan pembinaan, pelatihan, pengajaran dan semua hal yang merupakan bagian dari usaha manusia untuk meningkatkan kecerdasan dan ketrampilannya. [6]
[6]. Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2009, hlm. 53.

Pendidikan adalah suatu aktifitas yang mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup, dengan kata lain, pendidikan tidak hanya di dalam kelas, tetapi berlangsung pula di luar kelas. Pendidikan bukan bersifat formal, tetapi juga nonformal. [7]
[7]. Ibid,

Pendidikan diartikan sebagai perusahaan yang didesain untuk memperbaiki atau meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan sehingga karyawan yang bersangkutan lebih maju dalam melaksanakan tugas tertentu. [8]
[8]. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, Gadjah Mada University press, Yogyakarta, 2002, hlm.203.

Tujuan diadakannya pendidikan dan pelatihan pada umumnya dalam rangka pembinaan terhadap tenaga kerja atau karyawan agar dapat:
1. Meningkatkan kepribadian dan semangat pengabdian kepada organisasi dan masyarakat.
2. Meningkatkan mutu, kemampuan serta ketrampilan baik dalam melaksanakan tugasnya maupun kepemimpinannya.
3. Melatih dan meningkatkan mekanisme kerja dan kepekaan dalam melaksankan tugas.
4. Melatih dan melaksanakan kerja dalam merencanakan.
5. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan kerja. [9]
[9]. Abdurrahman Fathoni, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, RINEKE CIPTA, Jakarta, hlm.148

Tingkat pendidikan tenaga kerja merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam mengembangkan sumber daya, karena erat kaitanya dengan peningkatkatan kinerja pekerjaannya. Hal ini mengingat bahwa tenaga kerja yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki wawasan yang lebih luas, sehingga akan mendorong seseorang melakukan tindakan yang lebih dalam kerjannya.

c. Pengalaman Kerja

Menurut Dewey, pengalaman tidak menunjuk saja pada sesuatu yang sedang berlangsung di dalam kehidupan batin si subjek atau sesuatu yang ditangkap secara inderawi di dalam dunia luar, atau pun sesuatu yang berada di balik dunia, inderawi yang hanya dicapai dengan akal budi atau intuisi. Pandangan Dewey mengenai pengalaman menyangkut alam semesta, batu, tumbuh-tumbuhan, bintang, penyakit, kesehatan, temperature, listrik, kebaktian,respek, cinta, keindahan, misteri, singkatnya seluruh kekayaan pengalaman itu sendiri. [10]
[10]. John Dewey, Pengalaman & Pendidikan, kepel Press, Yogyakarta, 2002, hlm.147.

Pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau ketrampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan. [11] 
[11]. http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/02/pengertian-pengalaman-kerja.html diakses pada tanggal 12 Oktober 2022

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengalaman kerja karyawan antara lain:
1. Latar belakang pribadi, mencakup: pendidikan, kursus, latihan, bekerja. Untuk menunjukkan apa yang dilakukan seseorang di waktu lalu.

2. Bakat dan minat untuk memperkiran minat dan kapasitas atau kemampuan seseorang.

3. Sikap dan kebutuhan (attitudes dan needs) untuk mermalkan tanggung jawab dan wewenang seseorang.

4. Kemampuan-kemampuan analitis dan manipulatif untuk mempelajari kemampuan penilaian dan penganlisaan.

5. Keterampilan dan kemampuan tehnik, untuk menilai kemampuan dalam pelaksanaan aspek-aspek tehnik pekerjaan. [12]
[12]. Ibid,

Tidak ada alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja akan lebih produktif dari pada yang junior. Pengalaman kerja dapat memperdalam dan memperluas kemampuan kerja. Semakin sering seseorang melakukan pekerjaan yang sama, semakin terampil dan semakin dia menyelasaikan pekerjaan tersebut. Semakin banyak macam pekerjaan yang dilakukan seseorang, pengalaman kerjanya semakin kaya dan luas, dan memungkinkan peningkatan kinerja pekerjaannya. [13]
[13]. Payaman J. Simanjuntak, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, jakarta, 2005, hlm.93.

d. Keahlian

Keahlian harus mendapat perhatian utama. Hal ini akan menentukan mampu tidaknya seseorang menyelesaikan pekerjaan yang di tugaskan kepadanya. Keahlian ini mencakup technical skill, human skill, dan conceptual skill, kecakapan untuk memanfaatkan kesempatan, serta kecermatan menggunakan peralatan yang dimiliki perusahaan dalam mencapai tujuan. [14]
[14]. Malayu S.P.Hasibuan, Op.cit., hlm.54.

1. Kemampuan teknis (technical skil), Kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tertentu yang diperoleh dari pengalaman, pendidikan dan training.

2. Kemampuan sosial (human skiil), kemampuan dalam bekerja dengan melalui orang lain yang mencakup pemahaman tentang motivasi dan penerapan kepemimpinan yang efektif.

3. Keterampilan konseptual (conceptual skill), Merupakan kemampuan mental untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi yang kompleks serta merumuskan konsep. [15]
[15]. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/pelatihan-kerja-definisi-tujuan-teknik.htmldiakses pada tanggal 12 Oktober 2022.

Kemampuan dan keterampilan memainkan peranan penting sekali dalam perilaku individu dan performa sebuah kemampuan atau ability merupakan sebuah sifat (yang melekat pada manusia atau yang dipelajari) yang memungkinkan seseorang melaksanakan sesuatu tindakan atau pekerjaan mental atau fisikal. [16]
[16]. J.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, Kencana, Jakarta, 2004, hlm. 201.

Ability individu diwujudkan dalam bentuk kompetensi. Individu yang kompeten memiliki pengetahuan dan keahlian. Sejak dilahirkan setiap individu dianugerahi Tuhan dengan bakat dan kemampuan. Bakat adalah kecerdasan alami yang bersifat bawaan. Kemampuan adalah kecerdasan individu yang diperoleh melalui belajar. [17]
[17]. Sopiah, Perilaku Organisasional, ANDI, Yogyakarta, 2008, hlm. 23.

2.2 Macam-macam Perbedaan Individu

Perbedaan individu merupakan subyek di dalam psikologi modern. Dalam banyak hal, kajian ini merupakan psikologi klasik yang ditujukan pada psikologis seseorang mengenai perbedaan dan kesamaan antara orang-orang. Macam-macam perbedaan individu yaitu:

1. Perbedaan kognitif

Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan pengamatan dan penyerapan seseorang atas suatu obyek, setiap orang dapat memiliki persepsi tersendiri mengenai hal-hal tersebut. Berkat pengetahuan yang diperolehnya tersebut, seseorang dapat membentuk suatu persepsi akan hal yang dialaminya dan pengetahuan yang didapat akan menjadi milik orang tersebut.

2. Perbedaan kecakapan berbahasa

Salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan adalah kecakapan berbahasa yang berbeda-beda antara setiap individu. Kemampuan berbahasa ini adalah macam-macam perbedaan individu yang berguna untuk menyatakan hasil pemikiran seseorang dalam bentuk ungkapan kata-kata yang bermakna, logis dan sistematis serta dalam kalimat yang terstruktur baik. Faktor lingkungan serta faktor fisik atau organ tubuh yang digunakan untuk bicara adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berbahasa.

3. Perbedaan kecakapan motorik

Kecakapan motorik atau kemampuan psiko motorik yang dimiliki individu merupakan macam-macam perbedaan individu yang lainnya. Kemampuan motorik memungkinkan seseorang melakukan koordinasi tubuh yang baik yang berasal dari gerakan saraf motorik untuk melakukan suatu gerakan. Semakin kompleks gerakan yang harus dilakukan, maka akan membutuhkan keterampilan motorik yang lebih kompleks juga. Faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik adalah kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berpikir yang akan membuat perbedaan pada kemampuan motorik masing-masing orang.

4. Perbedaan Latar Belakang

Prestasi seseorang dapat dihambat atau diperlancar berkat perbedaan latar belakang dan pengalaman seseorang. Hal ini terlepas dari potensi yang dimiliki oleh masing-masing orang untuk belajar dan menyerap serta menguasai berbagai informasi. Macam-macam perbedaan individu yang menjadi faktor pembeda antara orang-orang antara lain minat, kebiasaan, kecakapan dan kemampuan berkonsentrasi.

5. Perbedaan Bakat

Kemampuan khusus mengenai suatu bidang tertentu yang dibawa sejak lahir disebut bakat. Bakat dapat berkembang dengan baik apabila seseorang mendapatkan stimulasi yang tepat. Sedangkan apabila lingkungan tidak memberikan kesempatan pada bakat seseorang untuk berkembang, maka bakat tersebut tidak akan terasah dan berkembang dengan baik. Kemampuan mengembangkan bakat dimiliki oleh masing-masing orang, namun hasil tes inteligensi yang dilakukan lebih menampilkan keberhasilan di bidang akademik daripada bakat seseorang.

6. Perbedaan Kesiapan Belajar

Perkembangan anak banyak dipengaruhi oleh latar belakangnya sendiri, seperti latar belakang sosial, ekonomi, budaya, yang peranannya sangat signifikan bagi perkembangan anak itu sendiri. Karena itulah pada dasarnya kesiapan belajar anak-anak tidak akan sama antara satu anak dengan yang lainnya walaupun mereka berada dalam rentang usia yang sama. Belajar disini tidak melulu diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan bidang akademis, akan tetapi juga berhubungan dengan kesiapan anak menerima berbagai hal atau informasi yang diperolehnya dan memperoleh keuntungan dari pengetahuan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain kondisi fisik, rasa ingin tahu, sikap, dan pengalaman.

7. Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender

Istilah jenis kelamin dan gender tidak sama. Jenis kelamin lebih merujuk pada istilah yang berhubungan dengan perbedaan laki-laki dan perempuan secara biologis, sementara gender lebih menunjuk kepada aspek psikososial dari seorang laki-laki atau perempuan. Gender adalah perbedaan yang terbangun antara laki-laki dan perempuan secara sosial dan budaya. Termasuk dalam gender adalah peran, tingkah laku, sifat, dan kecenderungan lain yang mendefinisikan artinya menjadi seorang lelaki atzu arti menjadi seorang perempuan dalam masyarakat.

8. Perbedaan Minat

Minat bisa diartikan sebagai kekuatan yang memotivasi dan membuat kita ingin melakukan sesuatu mengenai suatu hal, orang, atau suatu aktivitas. Dalam berbagai bidang, itu berarti ketertarikan seseorang akan suatu bidang tertentu yang melebihi bidang lainnya. Minat juga akan bervariasi pada setiap individu, dan merupakan salah satu dari macam-macam perbedaan individu.

9. Perbedaan Tingkah Laku

Mecam-macam perbedaan individu lainnya adalah perbedaan pada tingkah laku. Beberapa orang memiliki tingkah laku yang positif terhadap suatu topik yang khusus, subjek, dan profesi daripada yang lainnya. Tingkah laku yang positif ini bisa dihasilkan melalui pendidikan yang diberikan, tentunya sejak masa kecil. Ketahuilah hakikat pendidikan karakter dalam perspektif islam dan peran kepramukaan dalam pendidikan karakter bangsa.

10. Perbedaan Nilai

Nilai adalah hal-hal yang dianggap penting oleh individu. Beberapa orang menilai bahwa materi lebih penting daripada nilai moral, ada juga yang menganggap sebaliknya dan masih banyak lagi nilai yang dipentingkan oleh tiap orang yang berbeda. Untuk menyeimbangkan nilai-nilai tersebut dalam diri seseorang antara nilai spiritual dan materialisme agar tercapai juga keseimbangan dalam hidup seseorang, maka pendidikan yang tepat perlu dilakukan sejak dini.

11. Perbedaan Konsep Diri

Perbedaan dalam konsep diri mencakup tingkah laku, penilaian dan nilai mengenai seorang individu yang berhubungan dengan perilaku, kemampuan dan kualitasnya. Beberapa orang yang memiliki konsep diri positif akan menampilkan dirinya lebih baik daripada orang yang memiliki konsep diri negatif. Konsep diri yang negatif tentunya juga akan mengarahkan seseorang kepada kecenderungan hal-hal yang negatif dan tidak berguna bagi perkembangan dirinya sendiri.

12. Perbedaan Kebiasaan Belajar

Terkadang tampak jelas bahwa sebagian orang memiliki kebiasaan belajar yang berbeda dengan orang lainnya. Misalnya, seseorang baru dapat menerima informasi jika ia mencernanya sambil melakukan kegiatan fisik atau bekerja di luar ruangan. Sebagian orang mungkin akan memahami berbagai hal dengan membaca, sementara lainnya perlu melakukan praktek untuk memahami informasi tertentu, dan sebagainya. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara yang paling sesuai untuk individu agar mampu menerima dan mencerna informasi yang ada.

2.3 Implikasi dalam Pendidikan

Perbedaan Individual mengakibatkan peserta didik berbeda dalam penerimaan atau pemahaman materi dalam proses belajar mengajar. Ada yang langsung dapat menerima materi dengan baik, dan adapula yang tidak. mengakibatkan tujuan dalam setiap proses belajar mengajar tidak tercapai sepenuhnya. Implikasi dari perbedaan individual dalam pendidikan, dalam hal ini pada proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

1. Program Pendidikan

Dalam proses belajar mengajar, setiap sekolah mempunyai program masing-masing. Hal ini tergantung dengan fasilitas, tenaga pendidik, maupun finansial.

Demi terwujudnya pencapaian tujuan proses belajar mengajar secara menyeluruh pada peserta didik, maka pihak sekolah hendaknya mengusahakan agar program pendidikan yang diberlakukan disesuaikan dengan perbedaan individual peserta didik.

2. Sarana dan Fasilitas

Berlangsungnya proses belajar mengajar dapat tercapai sepenuhnya apabila sarana dan fasilitas sekolah tersedia. Kelengkapan sarana sangat menunjang tercapainya tujuan proses belajar mengajar. Sebagai contoh, alat peraga yang tersedia lebih memudahkan peserta didik yang tidak dapat menangkap materi hanya melalui ceramah saja.

3. Guru

Guru sebagai organizer dalam proses belajar mengajar bertindak sebagai orang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan (leader) selama proses tersebut. Dalam hal ini guru menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar. Sehingga guru harus memperhatikan perbedaan individual peserta didik dalam pelaksanaan pendidikan

2.4 Sumber-sumber penyebab individu

Adanya perbedaan individu tersebut tentunya merupakan hasil dari faktor-faktor tertentu yang mempengaruhinya. Beberapa penyebab atau sumber-sumber penyebab individu yang akan dibahas selanjutnya adalah:

A. Keturunan

Setiap orang memiliki berbagai kemampuan dan kapasitas yang diturunkan kepadanya dan menentukan kemajuan perkembangan diri orang tersebut. Hal ini juga membatasi perkembangan dan pertumbuhan individu dalam banyak cara, dan berkaitan dengan jenis kelamin, kecerdasan, dan kemampuan khusus lainnya. Ketahuilah mengenai peran lingkungan dalam pendidikan karakter, peran sekolah dalam pendidikan karakter anak, peran mahasiswa dalam pendidikan karakter bangsa.

B. Lingkungan

Lingkungan juga berperan besar bahkan memegang kunci untuk macam-macam perbedaan individu. Tidak ada orang yang mengalami lingkungan yang sama sejak lahir hingga meninggal. Perbedaan individu timbul pada rangsangan dasar yang diterima seseorang dari lingkungan internal dan eksternalnya, termasuk keluarga, teman, tingkat ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya.

Masih dapat diperdebatkan apakah alam atau lingkungan yang memegang peranan penting dalam arah perkembangan yang spesifik, namun keduanya merupakan faktor kuat yang dapat mempengaruhi kepada macam-macam perbedaan individu. Faktor lainnya adalah kasta, ras, kebangsaan, kondisi emosional, kondisi ekonomi, tingkat pendidikan dan lain sebagainya.

2.5 Aplikasi teori perbedaan individu siswa dalam proses pembelajaran

Perbedaan individu sudah pasti akan berdampak pada tingkat kecepatan, metode, dan aktivitas siswa dalam belajar dan mengikuti proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru perlu memahami dengan baik kondisi dan karakteristik belajar siswanya. Menurut Sugihartono beserta rekan rekannya, terdapat banyak program pengajaran yang dirancang sebagai dampak adanya perbedaan individu dalam belajar. Program-program pengajaran berbasis perbedaan individual tersebut dirancang terutama berkaitan dengan tingkat kecepatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun demikian, yang paling dilaksanakan adalah pengajaran remedial, program pengayaan (enrichment) dan program percepatan (acceleration).

1. Program Remedial

Program pengajaran remedial merupakan bentuk pengajaran yang khusus diberikan pada siswa yang mengalami hambatan belajar dapat dilihat dari pencapaian prestasi belajar yang lebih rendah dibandingkan siswa satu kelas pada umumnya. Program remedial dapat dilakukan dengan cara memberikan jam pelajaran tambahan atau tugas tambahan baik secara individual ataupun kelompok sehingga mereka dapat mengejar ketertinggalan materi pelajaran dan kembali mengikuti kelas regular serta mencapai hasil belajar yang optimal.

2. Program Pengayaan (enrichment)

Program pengayaan merupakan proses pembelajaran, yang mana pemberian materi pembelajaran disesuaikan dengan potensi dan kecerdasan istimewa yang dimiliki sisa pengayaan diberikan pada siswa yang telah menyelesaikan tugas-tugas belajar dengan tuntas dalam bentuk kesempatan dan fasilitas belajar yang sifatnya perluasan dan pendalaman materi melalui tugas tugas tertentu, baik membaca, mencatat, mengamati, dan sebagainya. Pelaksanaannya sangat dimungkinkan dengan bersamaan dengan kegiatan remedial. Hal ini disebabkan, pelaksanaan remedial dan pengayaan dilaksanakan stelah kegiatan evaluasi atau ujian dan belum membahas materi pelajaran baru.

3. Program Percepatan (acceleration)

Program percepatan merupakan pemberian layanan program pembelajaran yang disesuaikan dengan bakat, kemampuan, tingkat kecepatan, dalam belajar, dan kecerdasan istimewa yang dimiliki siswa. Bentuk umum yang digunakan adalah dalam bentuk kenaikan kelas atau tungkat yang lebih cepat dari siswa pada umumnya sehingga siswa yang bersangkutan dapat menyelesaikan program Pendidikan regular dengan lebih cepat.

Menurut Horney Sugihartono bserta rekan rekannya, pada dasarnya terdapat strategi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran dengan tetap memerhatikan perbedaan individual dalam belajar.

a. Guru memahami gaya belajar siswa kemudian menyediakan lingkungan dan proses pembelajaran yang sesuai kebutuhan gaya belajar siswa.

b. Penyampaian materi didukung penggunaan multimedia multimetode.

c. Menggunkan pendekatan belajar eklektik dan fleksibel.

d. Guru menggunakan kombinasi cooperative learning, pembelajaran individual, pembelajaran kelompok, pembelajaran berpusat pada guru, dan pembelajaran berpusat pada siswa .

e. Guru menggunakan alat-alat dan media pembelajaran yang mengandung multisensory untuk membantu siswa memperoleh, memproses, dan mempraktikan informasi yang disterima.

f. Guru memberikan umpan balik selama proses pembelajaran dengan segera, konsisten, dan jelas.

g. Guru mengevaluasi pencapaian program belajar siswa berdasarkan tujuan atau syarat-syarat pencapaianyang telah ditentukan, melakukan observasi perilaku, dan juga keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. [18]
[18]. Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran, hlm. 109.

BAB III PENUTUP

Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang.

Tingkat perbedaan anatara individu yang satu dengan lainnya berbeda diesuaikan dengan kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing karena itulah maka cara menghadapi satu orang dengan orang lainnya tidak dapat dismakan.

Tiap individu akan membutuhkan perlakuan yang berbeda, seiring dengan adanya macam-macam perbedaan individu masing-masing

DAFTAR PUSTAKA

- Suryabrata, sumadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali press
- Abdurrahman Fathoni, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, RINEKE CIPTA, Jakarta, hlm.148
- Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2009, hlm. 53.
- Ibid,
- John Dewey, Pengalaman & Pendidikan, kepel Press, Yogyakarta, 2002, hlm.147.
- J.Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, Kencana, Jakarta, 2004, hlm. 201.
- Materi Ilmu Sosial Dasar ; Individu, Keluarga dan Masyarakat, hlm. 2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar