Jumat, 01 Juli 2022

Kurikulum Pendidikan

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengembangan kurikulum
Dosen Pengampu : Muflihin Mufti, M.Pd
| live google meet | Ahad, 3 Juli 2022 Jam 10.15 - 11.45 WIB |
Disusun Oleh Kelompok 1 Angkatan 5 :
1. Charina Mayangsari (PAI)
2. Futty Nayu Soka Kemala (PAI)
3. Lutfi Andaristin (PAI)
4. Nurul Haslinda (PAI)
5. Siti Fauziah (PAI)

KATA PENGANTAR

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ.

Segala Puji Bagi Allah Subhanahu Wa Taalaa serta sholawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad صلى الله عليه وسلم.

Semoga Allah senantiasa memberikan kita keistiqomahan serta kesehatan untuk terus belajar dan mendakwahkan ilmu Allah Subhanahu Wataalaa. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga kami dapat menyusun makalah “Kurikulum Pendidikan” guna memenuhi tugas.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi Mahasiswa pada umumnya, dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.

Bekasi, 30 Juni 2022
Penyusun Makalah Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum
Kelompok Satu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. MANFAAT
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KURIKULUM
B. MACAM MACAM KURIKULUM
C. KOMPONEN KURIKULUM
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses pendidikan. Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan amburadul dan tidak teratur. Hal ini akan menimbulkan perubahan dalam perkembangan kurikulum, khususnya di Indonesia. Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan dan landasan yang jelas, sebab perubahan ini disemangati oleh keinginan untuk terus memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional. 

Persekolahan sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum dituntut untuk memahami dan mengaplikasikannya secara optimal dan penuh kesungguhan, sebab mutu penyelenggaraan proses pendidikan salah satunya dilihat dari hal tersebut. Namun di lapangan, perubahan kurikulum seringkali menimbulkan persoalan baru, sehingga pada tahap awal implementasinya memiliki kendala teknis. Sehingga sekolah sebagai penyelenggara proses pendidikan formal sedikit banyaknya pada tahap awal ini membutuhkan energi yang besar hanya untuk mengetahui dan memahami isi dan tujuan kurikulum baru. Dalam teknis pelaksanaannya pun sedikit terkendala disebabkan perlu adaptasi terhadap perubahan atas kurikulum terdahulu yang sudah biasa diterapkannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian kurikulum ?
2. Apa saja macam-macam kurikulum ?
3. Apa saja komponen-komponen kurikulum ?

1.3 MANFAAT PENELITIAN

1. Pembaca dapat mengetahui apa itu kurikulum
2. Pembaca dapat mengetahui macam-macam kurikulum
3. Pembaca dapat mengetahui komponen kurikulum

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KURIKULUM

Kurikulum berisi sekumpulan rencana, tujuan, dan materi pembelajaran. Termasuk cara mengajar yang akan menjadi pedoman bagi setiap pengajar supaya bisa mencapai target dan tujuan pembelajaran dengan baik. Jika dilihat secara etimologis, Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu “curir” yang berarti pelari, serta “curere” yang berarti tempat berpacu. Dulu, istilah ini dipakai dalam dunia olahraga.

Jadi, Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah jarak yang mesti ditempuh seorang pelari supaya mendapat medali atau penghargaan lainnya. Kemudian, istilah Kurikulum tersebut diadaptasi dalam dunia pendidikan. Jadi pengertian Kurikulum dalam dunia pendidikan kemudian menjadi sekumpulan mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik supaya mendapatkan ijazah atau penghargaan.

Adapun pengertian Kurikulum ini juga disampaikan dalam UU dan oleh para ahli pendidikan, berikut pengertian menurut mereka:

1. Menurut Prof. Dr. S. Nasution
Prof. Dr. S. Nasution dalam bukunya yang berjudul Kurikulum dan Pengajaran menyatakan, kurikulum adalah serangkaian penyusunan rencana untuk melancarkan proses belajar mengajar. Adapun rencana yang disusun tersebut berada di bawah tanggung jawab lembaga pendidikan dan para pengajar di sana.

2. Dr. Nana Sudjana
Dalam buku yang berjudul Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah karya Dr. Nana Sudjana disebutkan, pengertian kurikulum adalah kumpulan niat dan harapan yang tertuang dalam bentuk program pendidikan yang kemudian dilaksanakan dan diterapkan oleh guru di sekolah bersangkutan.

3. Harold B. Alberty
Harold menyatakan bahwa kurikulum merupakan semua kegiatan yang diberikan kepada peserta didik atas tanggung jawab sekolah. Kurikulum ini tak hanya terbatas pada segala hal di dalam kelas saja, melainkan juga semua kegiatan di luar sekolah.

4. Saylor, Alexander, dan Lewis
Menurut ketiga tokoh tersebut, kurikulum merupakan semua upaya yang diadakan dan dilakukan oleh pihak sekolah untuk menstimulus peserta didik belajar, baik belajar di dalam kelas, di halaman sekolah, maupun ketika berada di luar sekolah.

Sementara itu, dalam UU tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 1 butir 19 disebutkan, kurikulum merupakan seperangkat pengaturan dan rencana mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan.

Kurikulum menjadi sangat penting untuk dimiliki setiap sekolah sebagai pedoman bagi para guru. Terutama bagi sekolah-sekolah formal, di mana kurikulum akan menjadi pedoman dan memberikan arah dalam mengajar. Sesuai dengan pengertian kurikulum, yaitu sesuatu yang terencana, maka dalam dunia pendidikan segala kegiatan siswa dapat diatur dengan sedemikian rupa. Sehingga tujuan adanya pendidikan dapat tercapai.

Bahkan, bisa dikatakan jika tidak ada kurikulum, maka pembelajaran di sekolah tidak bisa berjalan dengan baik. Sebab segala sesuatu telah tertuang dalam sebuah kurikulum. Tentunya dengan berbagai variasi dan adaptasi. Maka tak heran pula jika seorang pakar bernama Beauchamp (1998) menyatakan bahwa kurikulum merupakan jantung dari pendidikan. [1]
[1] https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kurikulum-dan-fungsinya/

2.2 MACAM MACAM KURIKULUM

Berikut ini adalah berbagai macam kurikulum yang sudah diterapkan dalam sejarah pendidikan formal yang diatur pemerintah di indonesia.

1. Rencana Pelajaran 1947
Kurikulum tersebut merupakan yang pertama kali dipakai di Indonesia. Kurikulum ini mengupayakan hilangnya pengaruh dari kolonial Belanda dalam sistem pendidikan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila di dalamnya. Sehingga lebih menekankan pada pendidikan karakter dan kesadaran dalam bermasyarakat dan bernegara.

2. Rencana Pelajaran Terurai 1952
Dalam kurikulum ini sudah terdapat silabus pada setiap mata pelajaran yang akan diajarkan. Selain itu juga terdapat aturan bahwa setiap mata pelajaran diajar oleh guru yang berbeda. Sehingga guru pada masa ini diharapkan memiliki spesialisasi khusus supaya peserta didik dapat lebih memahami materi.

3. Rencana Pendidikan 1964
Pada masa ini, pengertian kurikulum dikenal dengan sebutan pancawardhana, karena fokus kurikulum ada pada pengembangan moral, rasa, cipta, karya, dan karsa. Mata pelajarannya pun dibagi dalam lima bidang, yaitu keprigelan, artistik, jasmaniah, kecerdasan, dan moral.

4. Kurikulum 1968
Pada masa ini terdapat perubahan pada struktur kurikulum, sehingga menjadi pengetahuan dasar, pembinaan jiwa Pancasila, dan kecakapan khusus. Sehingga kurikulum ini merupakan wujud pelaksanaan UUD 1945 secara murni.

5. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 lebih fokus pada tujuan supaya tercipta pendidikan yang lebih efektif dan efisien. Tujuan yang ingin dicapai diantaranya tujuan intruksional, tujuan pendidikan nasional, dan tujuan kurikuler.

6. Kurikulum 1984
Pengertian kurikulum di tahun 1984 dikenal dengan penyempurna dari kurikulum 1975. Penyempurnaan ini terdapat pada pendekatan yang digunakan, yaitu menggunakan pendekatan proses. Terdapat dua model belajar yang diterapkan, yaitu CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dan SAL (Student Actif Learning).

7. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 merupakan kurikulum yang berlaku di Indonesia mulai dari tahun ajaran 1994/1995 sampai tahun ajaran 2003/2004 dan merupakan penyempurna dari kurikulum sebelumnya. Dalam kurikulum ini terdapat perubahan sistem pembagian waktu belajar, yang mulanya semesteran menjadi sistem caturwulan.

8. Kurikulum 2004 (KBK)
Di kurikulum 2004, peserta didik kembali belajar dengan menggunakan sistem semesteran. Guru di sini bukan satu-satunya sumber ilmu, sehingga peserta didik dituntut untuk menggunakan sumber belajar yang lain, sehingga keterampilan mereka juga dapat berkembang seiring perkembangan iptek.

9. Kurikulum 2006 (KTSP)
KTSP merupakan kurikulum yang pada sebagian hal tertentu disusun dan ditetapkan oleh pihak sekolah atau daerah secara mandiri. Walaupun demikian, kurikulum harus tetap disusun berdasarkan standar nasional pendidikan yang sudah ditetapkan.

10. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 pada awalnya hanya diterapkan pada beberapa sekolah perintis di Indonesia. Aspek penilaian yang dimaksud dalam pengertian kurikulum tahun 2013 meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, serta perilaku. Pada kurikulum ini terdapat materi pembelajaran yang ditambahkan dan diperpadat.

11. Kurikulum 2013 Revisi
Kurikulum ini merupakan revisi dari kurikulum sebelumnya karena dianggap masih memerlukan penyempurnaan. Terdapat beberapa perubahan dalam beberapa hal diantaranya interval penentuan predikat penilaian, penilaian sikap, dan bahasa rapor yang lebih halus.

Empat kurikulum yang bisa kita jumpai di Indonesia yang bisa menjadi perhatian saat memilih sekolah terbaik untuk anak, terutama kurikulum di jenjang prasekolah.

1. Montessori
Kurikulum montessori lebih mengutamakan kemandirian di mana anak belajar untuk memilih sendiri konsep apa yang ingin ia pelajari dengan menggunakan alat permainan yang edukatif, jadi anak belajar dari kesalahan (trial and error) dan mengoreksi sendiri. Biasanya kelas di sekolah yang berbasis Montessori terdiri dari murid-murid dengan umur yang berbeda atau campur sesuai dengan keterampilan yang dipelajari. Guru di kelas bekerja sebagai seorang pengamat dan pembimbing.

Tentu saja para orang tua memiliki alasan, mengapa memilih sekolah dengan metode ini. Salah satu alasannya adalah karena dapat memupuk kemandirian dan sifat kepemimpinan anak. Pada awalnya metode ini mulai diperkenalkan oleh Maria Montessori di Roma sekitar tahun 1900 yang diperuntukan bagi anak yang terbelakang secara mental. Namun praktek ini berkembang dan dapat diaplikasikan bagi anak yang normal baik dari jenjang prasekolah, SD hingga sekolah menengah.

2. Waldorf
Pendidikan dengan metode ini berfokus pada keterampilan yang bersifat praktis. Biasanya pada usia dini diberikan melalui permainan yang kreatif. Tujuan dari pendidikan metode Waldorf ini adalah agar anak berkembang secara moral dan sosial. Maka penilaian pada anak dilakukan secara kualitatif daripada kuantitatif (berupa skor). Metode yang pada awalnya dikembangkan oleh Rudolf Steiner di sekolah jerman ini didasarkan pada teorinya tentang perkembangan anak.

3. Reggio Emilia
Metode pembelajaran dari kurikulum ini berbasis proyek (project) dimana pelajaran diberikan dalam bentuk proyek yang dikerjakan oleh anak. Jadi anak akan belajar melalui eksplorasi untuk mencari jawaban dan memecahkan suatu masalah (problem-solving). Metode ini adalah buah gagasan dari Reggio Emilia dari Italia sejak tahun 1940.

4. High Scope
Berdasarkan teori konstruktivisme oleh Vygotsky kurikulum ini mengutamakan pembelajaran aktif (Active learning) dan berbasis komunikasi belajar dimana interaksi secara aktif dilakukan oleh murid. Setiap pelajaran diberikan dengan urutan plan-do-review dimana anak sendiri merencanakan apa yang akan dipelajari, melakukan proses pembelajaran dan mengulang kembali apa yang sudah dipelajari.

Bahkan terdapat 8 komponen utama dalam metode yang berasal dari Amerika Serikat ini termasuk pendekatan pembelajaran, bahasa, dan komunikasi, perkembangan sosial dan emosional, kesehatan jasmani, matematika, sains, dan teknologi, pengetahuan sosial dan kesenian.

2.3 KOMPONEN KURIKULUM

Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu tujuan, materi, media, strategi pembelajaran, dan evaluasi. Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan.

Berikut ini adalah uraian mengenai tiap-tiap komponen kurikulum tersebut.

a. Komponen tujuan

Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di sekolah dapat diukur dari seberapa jauh dan seberapa banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa: ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Tujuan pendidikan nasional selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut :

1) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Tujuan kurikulum biasanya terbagi atas tiga level atau tingkatan, yaitu sebagai berikut.

1) Tujuan Jangka Panjang (aims)
Tujuan ini, menggambarkan tujuan hidup yang diharapkan serta didasarkan pada nilai yang diambil dari filsafat. Tujuan ini tidak berhubungan langsung dengan tujuan sekolah, melainkan sebagai target setelah anak didik menyelesaikan sekolah, seperti; “bertanggung jawab sebagai warga negara”, “bangsa berbangsa Indonesia” dan sebagainya

2) Tujuan Jangka Menengah (goals)
Tujuan ini merujuk pada tujuan sekolah yang berdasarkan pada jenjangnya, terdapat tujuan sekolah SD, SMP, SMA dan lain-lainnya.

3) Tujuan Jangka Pendek (objective)
Tujuan yang dikhususkan dicapai pada pembelajaran di kelas, misalnya; siswa dapat mengerjakan perkalian dengan betul, siswa dapat mempraktekkan sholat, dan sebagainya.

Dalam sebuah kurikulum lembaga pendidikan terdapat dua (2) tujuan, yaitu sebagai berikut.

1) Tujuan yang dicapai secara keseluruhan Mata Pelajaran/Bidang Studi
Tujuan ini biasanya meliputi aspek-aspek pengetahuan (pengetahuan), keterampilan (psikomotor), sikap (afektif), dan nilai-nilai yang diharapkan dapat dimiliki oleh para lulusan lembaga pendidikan yang bersangkutan. Hal tersebut juga disebut tujuan lembaga (institusional).

2) Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi
Tujuan ini biasanya disebut dengan tujuan kurikuler. Pada kurikulum yang sekarang berlaku, tujuan ini tertulis dalam bentuk Standar Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi Mata Pelajaran, Kompetensi Dasar. Setelah dijabarkan oleh guru diperoleh Indikator dan Tujuan Pembelajaran.

b. Komponen isi/materi

Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program tiap-tiap bidang studi tersebut. Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.

c. Komponen media (sarana dan prasarana)

Media merupakan sarana perantara dalam pengajaran. Media merupakan perantara untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu, pemanfaatan dan pemakaian media dalam pengajaran secara tepat terhadap pokok bahasan yang disajikan pada peserta didik akan mempermudah peserta didik dalam menanggapi, memahami isi sajian guru dalam pengajaran.

d. Komponen strategi pembelajaran

Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan dalam pengajaran, tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbingan dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran. Menurut Undang-undang Nomor 20/2003, strategi pembelajaran di kelas hendaknya dilakukan dengan cara olah hati, olah raga, olah rasa, dan olah otak. Strategi pembelajaran yang demikian menyiratkan bahwa strategi yang digunakan harus mampu melakukan pemberdayaan terhadap seluruh potensi siswa.

e. Komponen proses belajar mengajar

Komponen ini sangat penting dalam sistem pembelajaran, sebab diharapkan melalui proses belajar mengajar akan terjadi perubahan-perubahan tingkah laku pada diri peserta didik. Keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum. Kemampuan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, merupakan indikator kreativitas dan efektivitas guru dalam mengajar.

f. Komponen evaluasi

Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Sementara itu, dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan sebagai evaluasi program, untuk mengakses kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, dan kelayakan program. Salah satu komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan proses dan hasil belajar siswa.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kurikulum merupakan bagian yang penting dalam proses Pendidikan, karena tanpa kurikulum proses pendidikan akan Menjadi Tidak teratur. Seiring berjalannya waktu perkembangan kurikulum semakin Menjalar sebagaimana yang telah dipaparkan dalam makalah ini tentang Macam - Macam Kurikulum serta Komponen-Komponen Kurikulum.

Maka dari itu pemahaman tentang Kurikulum dapat menjadikan suatu proses pendidikan beraturan serta Dapat meningkatkan kualitas dari Suatu Bidang Pendidikan.

Slide Presentasi :

Rekaman :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar