Sabtu, 27 Agustus 2022

Prinsip Dan Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum

| Live google meet | Ahad, 28 Agustus 2022 Jam 10:15 - 11:45 WIB |
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu: Dr. Muflih Al Mufti M.Pd
Disusun Oleh Kelompok 7 Angkatan 5 :
1. Akmala Hayatina Rosmada (PAUD)
2. Anisah (PAUD)
3. Khairun Nisa Nurpratiwi (PAUD)
4. Siti Nur Jannah (PAUD)
5. Qonitah Anwar (PAUD)

KATA PENGANTAR

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ.

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu wa ta’ala. Atas izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa juga kami panjatkan shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad shallahu alaihi wa salam beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengembangan Kurikulum yang berjudul “Prinsip dan Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum“. Dalam makalah ini kami menguraikan mengenai prinsip-prinsip dan faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak sekali kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Prinsip dan Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum“ ini dapat memberikan manfaat untuk para pembacanya.

Banjarnegara, 27 Agustus 2022
Penyusun Makalah Kelompok 7

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Manfaat Penelitian

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum
2.2 Macam macam Prinsip Pengembangan Kurikulum

I. Prinsip Umum
a. Prinsip Berorientasi Pada Tujuan
b. Prinsip Kontinuitas
c. Prinsip Fleksibilitas
d. Prinsip Integritas
e. Prinsip Relevansi
f. Prinsip Efektivitas
g. Prinsip Efisiensi

II. Prinsip Khusus
a. Prinsip Tujuan Kurikulum
b. Prinsip Isi Kurikulum
c. Prinsip Didaktik-Metodik
d. Prinsip yang Berkenaan dengan Media dan Sumber Belajar
e. Prinsip Evaluasi

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum
I. Perguruan Tinggi
II. Masyarakat
III. Sistem Nilai

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu merupakan jalan utama untuk meraih segala kesuksesan di dunia dan di akhirat, dan pendidikan merupakan wasilah inti dari kesuksesan. Pola dan proses pembelajaran sangat penting untuk masa depan generasi umat ini.

Da merupakan salah satu upaya untuk membina dan membangun generasi muda yang tangguh adalah melalui jalur Pendidikan, Pendidikan dalam lingkungan keluarga, Pendidikan yang didapat melalui Pendidikan formal di sekolah, maupun Pendidikan yang dapat didapatkan dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu sekolah sebagai satu wadah Pendidikan formal yang banyak dipilih oleh mayoritas masyarakat sangat membutuhkan akan adanya pelaksanaan kurikulum sekolah sebagai acuan pembelajaran.

Salah satu keberhasilan dalam proses belajar mengajar adalah adanya pemahaman seluruh anggota sekolah tersebut untuk melaksanakan kurikulum yang digunakan. Kurikulum Pendidikan yang selalu berubah dan berkembang sesuai dengan kebutuhan Pendidikan untuk selalu melakukan proses perbaikan, modifikasi dan evaluasi pada kurikulum yang digunakan.

Didalam proses peningkatan mutu dan kualitas Pendidikan kurikulum memiliki peranan yang sangat penting karena kurikulum menjadi dasar kompetensi Pendidikan. Kurikulum berubah dan berkembang secara periodik untuk menyesuaikan dinamika kebutuhan penggunaannya dari waktu ke waktu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian prinsip pengembangan kurikulum ?
2. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum ?

1.3 Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian prinsip perkembangan kurikulum.
2. Untuk mengetahui dan memahami prinsip-prinsip yang mempengaruhi perkembangan kurikulum.
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum

Secara gramatikal, prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prinsip adalah kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir dan bertindak. Dari pengertian ini tersirat makna bahwa kata prinsip menunjuk pada hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa. Pengertian dan makna prinsip ini menunjukkan bahwa prinsip itu memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan keberadaan sesuatu. Melalui pemahaman suatu prinsip, seseorang bisa menjadikan sesuatu itu lebih efektif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan hakikat yang dikandung oleh sesuatu, baik dalam segi proses maupun segi hasil, dan bersifat memberikan rambu-rambu atau aturan main yang harus diikuti untuk mencapai tujuan secara benar.

Pengertian dan fungsi prinsip di atas bisa dijadikan dasar menjelaskan arti dan fungsi prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum (curiculum planning). Prinsip-prinsip tersebut menggambarkan ciri dan hakikat kurikulum itu sendiri.

Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis, sintetis, evaluasi, pengambilan keputusan, dan kreasi elemen-elemen kurikulum. Jika proses pengembangan kurikulum ingin berjalan secara efektif dan efisien, maka para pengembang kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus. Di samping itu, para pengembang kurikulum akan bisa bekerja secara mantap, terarah, dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Produk dari aktivitas pengembangan kurikulum tersebut diharapkan akan sesuai dengan harapan masyarakat yang bersifat dinamis dan zaman yang akan selalu berubah. Selain daripada itu, adanya berbagai prinsip pengembang kurikulum merupakan suatu ciri bahwa kurikulum merupakan suatu area atau lapangan studi (field of study) tersendiri.

Kurikulum sekolah merupakan instrumen strategis untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kurikulum sekolah juga memiliki koherensi yang amat dekat dengan upaya pencapaian tujuan sekolah atau tujuan pendidikan.

2.2 Macam-macam Prinsip Pengembangan Kurikulum

Seorang pengembang kurikulum biasanya menggunakan beberapa prinsip yang dipegangnya sebagai acuan agar kurikulum yang dihasilkan itu memenuhi harapan siswa, pihak sekolah, orang tua, masyarakat pengguna, dan tentunya pemerintah. Macam-macam prinsip ini bisa dibedakan dalam dua kategori, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum di mana pun. Di samping itu, prinsip umum ini merujuk pada prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya. Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku di tempat tertentu dan situasi tertentu. Prinsip ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara tersendiri.

1. Prinsip Umum

a. Prinsip berorientasi pada tujuan

Kurikulum sebagai suatu sistem memiliki komponen tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Komponen tujuan merupakan fokus bagi komponen-komponen lainnya dalam pengembangan sistem tersebut. Ini berarti pengembangan kurikulum harus berorientasi pada tujuan. Prinsip ini menegaskan bahwa tujuan merupakan arah bagi pengembangan komponen-komponen lainnya dalam pengembangan kurikulum. Untuk itu tujuan kurikulum harus jelas, artinya tujuan kurikulum harus dapat dipahami dengan jelas oleh para pelaksana kurikulum untuk dapat dijabarkan menjadi tujuan- tujuan lainnya yang lebih spesifik dan operasional. Tujuan kurikulum juga harus komprehensif, yakni meliputi berbagai aspek domain tujuan, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hal ini perlu diperhatikan agar keluaran yang dihasilkan menguasai ketiga aspek domain tujuan tersebut secara utuh.

b. Prinsip Kontinuitas

Prinsip kontinuitas dimaksudkan bahwa perlu ada kesinambungan, khususnya kesinambungan bahan atau materi kurikulum pada jenis dan jenjang program pendidikan. Bahan atau materi kurikulum perlu dikembangkan secara berkesinambungan mulai dari jenjang SD, SLTP, SMU/SMK sampai ke Perguruan tinggi. Materi kurikulum harus memiliki hubungan hierarkis fungsional. Untuk itu dalam pengembangan materi kurikulum harus diperhatikan minimal dua aspek kesinambungan, yaitu:

1). Materi kurikulum yang diperlukan pada sekolah (tingkat) yang ada di atasnya harus sudah diberikan pada sekolah (tingkat) yang ada di bawahnya.

2). Materi yang sudah diajarkan/diberikan pada sekolah (tingkat) yang ada di bawahnya tidak perlu lagi diberikan pada sekolah (tingkat) yang ada di atasnya.

Dengan demikian dapat dihindari adanya pengulangan materi kurikulum, yang dapat mengakibatkan kebosanan pada siswa atau ketidaksiapan siswa untuk memperoleh materi di mana mereka sebelumnya tidak memperoleh materi dasar yang memadai. Kontinuitas atau kesinambungan juga perlu diperhatikan antara berbagai mata pelajaran. Oleh karena itu, perlu diupayakan pula agar tidak terjadi tumpang tindih materi antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya. Untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyusun scope dan sequence setiap mata pelajaran pada jenis dan jenjang program pendidikan. Scope artinya ruang lingkup, sedangkan sequence artinya urutan atau sistematika.

c. Prinsip Fleksibilitas

Fleksibilitas sebagai salah satu prinsip pengembangan kurikulum dimaksudkan adanya ruang gerak yang memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan atau mengambil suatu keputusan tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum di lapangan. Para pengembang kurikulum perlu memikirkan bahwa implementasi kurikulum pada tataran yang sebenarnya akan terkait dengan keragaman kemampuan sekolah untuk menyediakan tenaga dan fasilitas bagi berlangsungnya suatu kegiatan yang harus dilaksanakan. Belum lagi terkait dengan keragaman sumber daya pendidikan secara menyeluruh dan perbedaan demografis, geografis, dan faktor-faktor pendukung pendidikan lainnya.

Selain itu, prinsip fleksibilitas juga terkait dengan adanya kebebasan siswa dalam memilih program studi yang dipilih. Artinya, pengembang kurikulum atau sekolah harus mampu menyediakan berbagai program pilihan bagi siswa. Siswa diperkenankan memilih sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan kebutuhannya. Selain memberi kebebasan kepada siswa, fleksibilitas juga perlu diberikan kepada guru, khususnya dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan pembelajaran, asalkan tidak menyimpang jauh dari apa yang telah digariskan dalam kurikulum. Guru perlu diberikan kebebasan dalam menjabarkan tujuan-tujuan, memilih materi pelajaran yang sesuai, memilih strategi dan metode yang dikembangkan dalam suatu kegiatan pembelajaran, dan membuat kriteria yang objektif dan rasional dalam melakukan dan memberikan penilaian kepada para siswa.

d. Prinsip Integritas

Integritas yang dimaksud di sini adalah keterpaduan, artinya pengembangan kurikulum harus dilakukan dengan menggunakan prinsip keterpaduan. Prinsip ini menekankan bahwa kurikulum harus dirancang untuk mampu membentuk manusia yang utuh, pribadi yang memiliki integrasi. Artinya, manusia yang berkemampuan selaras dengan lingkungan hidup sekitarnya, mampu menjawab berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupannya. Untuk itu kurikulum harus dapat mengembangkan berbagai keterampilan hidup (life skills).

Keterampilan atau kecakapan hidup (life skills) merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problem hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, dan kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi pemecahan sehingga mampu mengatasi berbagai persoalan hidup dan kehidupan. Keterampilan hidup bukan sekadar keterampilan manual dan bukan pula keterampilan untuk bekerja, tetapi suatu keterampilan untuk hidup yang dapat dipilah menjadi lima kategori, yaitu:

(1) Keterampilan mengenal diri sendiri (self awareness) atau keterampilan personal
(2) Keterampilan berpikir rasional (thinking skill)
(3) Keterampilan sosial (social skill)
(4) Keterampilan akademik (academic skill)
(5) Keterampilan vokasional (vocational skill)

Keterampilan personal, keterampilan berpikir rasional, dan keterampilan sosial dapat dikategorikan sebagai keterampilan hidup yang umum (general life skill), sedangkan keterampilan akademik dan keterampilan vokasional dapat dikategorikan sebagai keterampilan hidup yang spesifik (specific life skill). 

Keterampilan personal berkaitan dengan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat, dan warga negara serta mensyukuri dan menyadari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dan menjadikannya model dalam upaya meningkatkan diri sebagai individu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain dan lingkungannya. Keterampilan berpikir rasional meliputi keterampilan menggali dan menemukan informasi, keterampilan dalam mengolah dan menetapkan keputusan, dan keterampilan dalam memecahkan permasalahan hidup secara kreatif. Keterampilan sosial atau keterampilan interpersonal meliputi keterampilan berkomunikasi, keterampilan bekerja sama untuk menumbuhkan hubungan yang harmonis antara individu yang satu dengan individu lainnya. Keterampilan akademik berkaitan dengan kemampuan berpikir ilmiah, yang antara lain mencakup memahami masalah, mengidentifikasi variabel, merumuskan hipotesis, dan melaksanakan penelitian. Keterampilan vokasional disebut pula dengan keterampilan kejuruan merupakan keterampilan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang ada di masyarakat.

Perlu dipahami bahwa dalam realitas empiris, keterampilan-keterampilan tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan tatkala seorang individu melakukan suatu tindakan. Tindakan individu merupakan suatu perpaduan yang melibatkan aspek fisik, mental, emosional, dan intelektual. Perbedaan antara individu yang memiliki keterampilan hidup dan yang tidak memiliki keterampilan hidup terletak pada kualitas dari tindakan yang di lakukan.

Untuk mencapai keterpaduan tersebut, pembelajaran terpadu (integrated learning) merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan. Melalui pembelajaran terpadu siswa diharapkan mampu mengetahui hubungan keterkaitan antara suatu konsep atau bahan pelajaran dengan konsep atau bahan pelajaran lain. Pembelajaran terpadu ini memberikan siswa kebebasan berpikir untuk menemukan sendiri tentang inti suatu konsep sehingga belajar dapat dijadikan sebagai suatu kegiatan pengalaman yang menarik. Pembelajaran terpadu ini merupakan suatu konsep pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok untuk aktif menggali dan menemukan suatu konsep dan prinsip secara holistik, bermakna, dan otentik.

e. Prinsip Relevansi

Secara umum, istilah relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai kesesuaian atau keserasian pendidikan dengan tuntunan kehidupan. Dengan kata lain, pendidikan dipandang relevan bila hasil yang diperoleh dari pendidikan tersebut berguna atau fungsional bagi kehidupan.

Masalah relevansi pendidikan dengan kehidupan dapat ditinjau dalam tiga aspek:
1) Relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik.
2) Relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan datang.
3) Relevansi pendidikan dengan dunia kerja.
4) Relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan.

Dapat disimpulkan bahwa relevansi pendidikan dengan kehidupan bukan hanya berkisar pada segi bahan atau isi pendidikan, juga menyangkut kegiatan dan pengalaman belajar Implikasinya; dalam pengembangan dan penggunaan kurikulum adalah mengusahakan pengembangan kurikulum sedemikian rupa, sehingga mutu pendidikan dapat memenuhi jenis dan mutu tenaga kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat.

f. Prinsip Efektivitas

Prinsip ini menunjukkan pada suatu pengertian bahwa kurikulum selalu berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Oleh karena itu, jenis dan karakteristik tujuan apa yang ingin dicapai harus jelas. Efektivitas kurikulum dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:

1). Efektivitas mengajar pendidikan berkaitan dengan sejauh mana kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.

2). Efektivitas belajar anak didik, berkaitan dengan sejauh mana tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Implikasinya mengusahakan agar kegiatan pembelajaran dapat membuahkan hasil (mencapai tujuan pendidikan).

g. Prinsip Efisiensi

Efisiensi suatu usaha pada dasarnya merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dan usaha efisiensi dalam kegiatan pendidikan, misalnya efisiensi waktu, tenaga, peralatan, sarana, biaya, dan sebagainya. Namun prakteknya terkadang untuk mencapai efektivitas diperlukan biaya, alat, sarana yang memadai. Dengan perkataan lain, efisiensi terkendali tetapi efektivitas terabaikan. Namun perlu diingat, tidak setiap yang mahal, lengkap sarana dan fasilitas yang sudah menjamin efektivitas kegiatan. Hal ini masih tergantung kepada pemanfaatan dalam prosesnya. Bila dalam penggunaannya, sekalipun barang bekas atau murah dapat mencapai efektivitas belajar dan pembelajaran.

2. Prinsip Khusus

Prinsip khusus berkenaan dengan prinsip yang hanya berlaku di tempat tertentu dan situasi tertentu. Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip ini berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian.

a. Prinsip Tujuan Kurikulum

Prinsip Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus).

b. Prinsip Isi Kurikulum

Prinsip ini menunjukkan:
1) Isi kurikulum harus mencerminkan dasar suatu negara.
2) Isi kurikulum harus diintegrasikan dalam nation dan character building.
3) Isi kurikulum harus mengembangkan cipta, rasa, karsa dan karya agar peserta didik memiliki mental, moral, budi pekerti luhur, tinggi keyakinan agamanya, cerdas, terampil, serta memiliki fisik yang sehat dan kuat.
4) Isi kurikulum harus mempersiapkan sikap dan mental peserta didik untuk dapat mandiri dan bertanggung jawab dalam masyarakat.
5) Isi kurikulum harus memadukan teori dan praktik.
6) Isi kurikulum harus memadukan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai- nilai.
7) Isi kurikulum harus diselaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Prinsip Didaktik-Metodik

Prinsip ini meliputi :
1) Semua pengetahuan dan kegiatan yang diajarkan harus fungsional dan praktis.
2) Pengetahuan dan kegiatan harus diselaraskan dengan taraf pemahaman dan perkembangan siswa.
3) Guru harus membangkitkan dan memupuk minat, perhatian dan kemampuan peserta didik.
4) Penyajian bahan pelajaran harus berbentuk jalinan teori dan praktik.
5) Guru harus dapat mengembangkan sikap dan nilai-nilai peserta didik.
6) Penyajian bahan pelajaran harus dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
7) Guru perlu memberikan bimbingan dan konseling.

d. Prinsip yang Berkenaan dengan Media dan Sumber Belajar

Prinsip ini menunjukkan kesesuaian media dan sumber belajar dengan standar kompetensi dasar, materi pelajaran, karakteristik media pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kemampuan guru, praktis-ekonomis. Untuk itu, pengembangan kurikulum harus memerhatikan faktor-faktor, antara lain objektivitas, program pembelajaran, sasaran program, situasi dan kondisi (sekolah dan peserta didik), kualitas media, keefektifan dan efisiensi penggunaan.

e. Prinsip Evaluasi

Prinsip ini meliputi prinsip mendidik, prinsip keseluruhan, prinsip kontinuitas, prinsip objektivitas, prinsip kooperatif, prinsip praktis, dan prinsip akuntabilitas. Dilihat dari teknik pengembangan instrumen, perlu diperhatikan: prosedur penyusunan instrumen, jenis dan teknik penilaian, kesesuaian instrumen dengan kompetensi, jenjang kemampuan yang diukur, tingkat perkembangan peserta didik, waktu yang diperlukan, teknik pengolahan dan analisis item, administrasi penilaian, dan pemanfaatan hasil penelitian.

Manfaat yang bisa diambil dari prinsip umum dan prinsip khusus pengembangan kurikulum tersebut adalah kita bisa menggunakannya secara bersamaan, karena akan saling melengkapi. Semakin lengkap dan komprehensif, kesempurnaan suatu prinsip akan semakin baik, karena akan semakin memperjelas dalam mengarahkan kerja para pengembang kurikulum dan kesempurnaan kurikulum yang dihasilkannya. Meskipun demikian, prinsip-prinsip yang disajikan di atas sifatnya tidak kaku, masih mungkin dimodifikasi, ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan yang ada.

2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengembangan Kurikulum

Dalam buku Sukmadinata yang berjudul Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek, ada tiga faktor yang mempengaruhi hal tersebut, yaitu: perguruan tinggi, masyarakat dan sistem nilai.

I. Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh terhadap kurikulum sekolah

1. Dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang di kembangkan di perguruan tinggi umum. Pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran. Jenis pengetahuan yang di kembangkan di perguruan tinggi akan mempengaruhi isi pembelajaran yang akan di kembangkan dalam kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga mendukung pengembangan alat bantu dan media pendidikan.

2. Dari segi pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK seperti IKIP, FKIP, STKIP). Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru yang di hasilkannya.

Penguasaan keilmuan, baik ilmu pendidikan maupun ilmu bidang studi serta kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan implementasi kurikulum di sekolah. Guru-guru yang mengajar pada berbagai jenjang dan jenis sekolah yang ada dewasa ini, umumnya di siapkan oleh LPTK melalui berbagai program, yaitu program diploma dan sarjana. Pada sekolah dasar masih banyak guru berlatar belakang SPG dan SGO, tetapi secara berangsur-angsur mereka mengikuti peningkatan kompetensi dan kualifikasi pendidikan guru melalui program diploma dan sarjana.

II. Masyarakat

Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang di antaranya bertugas mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bertamabat di masyarakat. Isi kurikulum hendaknya memcerminkan kondisi masyarakat penggunanya serta upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka. Sekolah berkewajiban menyerap dan melayani aspirasi-aspirasi yang ada di masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha. Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarakat akan mempengaruhi pengembangan kurikulum. Hal ini karena sekolah tidak hanya sekedar mempersiapkan anak untuk selesai sekolah, tetapi juga untuk hidup, bekerja, dan berusaha. Jenis pekerjaan yang ada di masyarakat berimplikasi pada kurikulum yang dikembangkan dan digunakan sekolah.

III. Sistem Nilai

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai positif yang tumbuh di masyarakat.

Sistem nilai yang akan di pelihara dan diteruskan tersebut harus di intergrasikan dalam kurikulum. Persoalannya bagi pengembang kurikulum ialah nilai yang ada di masyarakat itu tidak hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen, terdiri dari berbagai kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial, dan kelompok spiritual keagamaan yang masing-masing kelompok itu memiliki nilai khas dan tidak sama. Dalam masyarakat juga terdapat aspek-aspek sosial, ekonomi, politik, fisik, estetika, etika, religius, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut sering juga mengandung nilai-nilai yang berbeda.

Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam mengkomodasi berbagai nilai yang tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah, diantaranya :
a. Mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat.
b. Berpegang pada prinsip demokratis, etis, dan moral.
c. Berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut di tiru.
d. Menghargai nilai-nilai kelompok lain.
e. Memahami dan menerima keragaman budaya yang ada.

Berdasarkan analisis kami, bukan hanya tiga faktor yang dikemukakan oleh Sukamdinata saja, yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, tetapi masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum. Salah satunya landasan pengembangan kurikulum itu sendiri. Landasan pengembangan kurikulum sangat mempengaruhi pengembangan kurikulum. Maka faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, diantaranya ;

a. Psikologis

Sukmadinata mengemukakan bahwa minimal terdaapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu :
▪️Psikologi pengembangan, merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya.
▪️ Psikologi belajar, merupakan psikologi yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar.

b. Sosial-Budaya

Kurikulum dapat di pandang sebagai suatu rancangan pendidikan, kurikulum menentukan pelaksanaaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan adalah salah satu usaha untuk mempersiapkan peserta didik terjun ke masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.

Dengan pendidikan kita mengaharapkan manusia-manusia dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi maupun proses pendidikan harus di sesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyarakat.

Setiap lingkungan masyarakatmasing-masing memiliki sistem sosial-budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarakat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan niali-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat.

Sejalan dengan perkembangangan masyarakat maka nilai-nilai yang adadalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yabg terjadi di sekitar masyarakat.

c. Politik

Setiap kali pimpinan sebuah negara berubah, maka setiap kali itulah pendidikan akan berubah.

d. Pembangunan Negara dan Perkembangan Dunia

Kurikulum harus di ubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan sains dan teknologi. Karena negara yang ingin maju dan membangun tidak seharusnya mempunyai kurikulum yang statis.

e. Ilmu dan Teknologi (IPTEK)

Kemajuan cepat dunia dalam bidang ilmu dan teknologi dalam dua dasawarsa terakhir telah berpengaruh terhadap dunia. Pengaruh ini dapat terlihat dalam hal pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran, dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal.

Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, diharapkan dalam bidang pendidikan pun mampu mengimbangi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan manusia bersama.

BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP

Dari pengertian yang telah disampaikan pada uraian diatas tersirat makna bahwa kata prinsip (pada hal pengembangan kurikulum) menunjuk pada hal yang sangat penting, yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa.

Pengertian dan fungsi prinsip di atas bisa dijadikan dasar menjelaskan arti dan kurikulum (curiculum planning).

Jika proses pengembangan kurikulum ingin berjalan secara efektif dan efisien, kurikulum, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus.

Di samping itu, prinsip umum ini merujuk pada prinsip yang harus diperhatikan yang membangunnya.

Semakin lengkap dan komprehensif, kesempurnaan suatu prinsip akan semakin kurikulum dan kesempurnaan kurikulum yang dihasilkannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Baharun, Hasan. 2017. PENGEMBANGAN KURIKULUM: TEORI DAN PRAKTIK.
Yogyakarta: Pustaka Nurja.

2. R. Masykur. 2019. TEORI DAN TELAAH PENGEMBANGAN KURIKULUM. Bandar Lampung: Aura Publishing.

3. Nana Syaodih Sukmadinata. 2006. PENGEMBANGAN KURIKULUM, TEORI DAN PRAKTEK. Bandung : Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar