Jumat, 11 Maret 2022

Mata Kuliah 01 : Pendidikan Aqidah

PENGANTAR ILMU `AQIDAH
Dosen Pengampu : Humaidi Tamri,Lc,M.Pd
| live google meet | Sabtu, 12 Maret 2022 Jam 07.15 - 08.45 WIB |
| Pertemuan ke : 01 | 

المبادىء العشرة
إن مبادىء كل فن عشرة الحد والموضوع ثم الثمرة
Sesungguhnya setiap bidang ilmu itu memiliki sepuluh dasar pokok yaitu : Definisi, Tema, Buah hasilnya,

فضله نسبة والواضع الاسم الاستمداد حكم الشارع
Penisbatan, keutamaannya, penemunya, namanya, asal pengembangan nya, dan hukumnya مَسَائِلُ

وَالْبَعْضُ بِالْبَعْضِ اكْتَفَى وَمَنْ دَرَى الْجَمِيْعَ حَازَ الشَّرَفَا
Pembahasannya, sebahagian itu mencukupi sebagaian lainnya dan siapa saja yang bisa memenuhi keseluruhan tadi maka dia akan meraih kemuliaan.

DEFINISI AQIDAH

Etimologi (Bahasa)
▪️ al-aqdu yaitu ar-rabth (ikatan),
▪️ al-Ibraamal-ihkam (pengesahan, penguatan),
▪️ at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat),
▪️ asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), 
▪️ at-tamaasuk (pengokohan)
▪️ al-itsbaatu (penetapan).
▪️ al-yaqiin (keyakinan)

Terminologi (istilah)
Yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidka tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.

AQIDAH ISLAMIYYAH
Maknanya adalah keimanan yang pasti teguh dengan Rububiyyah Allah Ta'ala, Uluhiyyah-Nya, para Rasul-Nya, hari Kiamat, takdir baik maupun buruk, semua yang terdapat dalam masalah yang ghaib, pokok-pokok agama dan apa yang sudah disepakati oleh Salafush Shalih dengan ketundukkan yang bulat kepada Allah Ta'ala baik dalam perintah-Nya, hukum-Nya maupun ketaatan kepada-Nya serta meneladani Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam. Jika disebutkan secara mutlak, maka yang dimaksud adalah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, karena itulah pemahaman Islam yang telah diridhai oleh Allah sebagai agama bagi hamba-Nya.

(Pengimplementasian Aqidah Islamiyah terbaik adalah aqidah tiga generasi pertama yang dimuliakan yaitu generasi sahabat, Tabi'in dan orang yang mengikuti mereka dengan baik.)

SINONIM KATA AQIDAH
1). At-Tauhid : Dinamakan demikian karena ilmu aqidah bahasan pokoknya adalah mempelajari tentang keesaan Allah Ta'ala dalam : Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma wa Shifat. Dan para ulama menamai aqidah dengan hal ini seperti : Imam Bukhari (W/256H) dalam shahihnya, Ibnu Khuzaimah (W/311H) At-tauhid wa istbat shifat rabb, Ibnu mandah (W/359H), Abdul Wahab At-tamimiy (1115) At-tauhid.
2). As-Sunnah : Karena makna ini menurut ulama aqidah artinya Islam dan mengikuti kepercayaan yang benar. Penamaan aqidah dengan As-Sunnah seperti : Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Abi Ashim.
3). Ushuluddiin : Karena aqidah adalah pokok dari aspek keilmuan yang lain. Para ulama yang menggunakan nama ini diantaranya : Asy-Ari (W.324H), Ibnu Batthah (W.378H), Al-Baghdadi (W.429H).
4). Al-Fiqbul Akbar : Karena perkara paling agung dan besar dalam pembahasan hukum Islam adalah perkara keimanan Istilah ini mulai dikenal pada abad ke-2 hijriyah dan ulama yang terkenal dengan penamaan ini adalah Abu Hanifah.
5). Asy-Syari’iah : Diantara ulama yang menamai aqidah dengan Ast-syariah:Al-Ajuri,dan Ibnu Battah, dan
6). Al-Iman : Disebabkan Nabi Shallahu Alaihi wasallam menjawab pertanyaan Jibril tentang Iman yaitu rukun iman yang 6.

OBYEK / KAJIAN ILMU AQIDAH

Pembahasan ilmu akidah mencakup kandungan rukun Iman, yaitu:
1. Beriman dengan Allah 
2. Beriman dengan para malaikat 
3. Beriman dengan kitab-kitab-Nya 
4. Beriman dengan para Rasul-Nya 
5. Beriman dengan hari akhir 
6. Beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk.

Hal tersebut seperti jawaban Nabi shallahu alaihi wasallam dalam hadist Jibril:

فأخبرني عن الإيمان قال أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره
Beritahukan kepadaku tentang Iman. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR.Muslim)

URGENSI MEMPELAJARI ILMU AQIDAH

Aqidah merupakan asas dasar Dienul Islam. Tidaklah berlebihan sebab syahadat Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah merupakan rukun Islam yang pertama. Dan para rasul pertama kali menyeru kaumnya untuk membenahi aqidah mereka. Sebab aqidah merupakan dasar pondasi seluruh amal ibadah dan perbuatan yang dilakukan. Tanpa pembenahan aqidah amal menjadi tiada berguna. Allah Subhnahahu wa Ta‟ala berfirman.

وَلَوْ أَشْرَكُوا۟ لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan” (Al-An‟am : 88).

SUMBER ILMU AQIDAH

1). Al-Qur’an
Sebagai sumber Aqidah Firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Rasulullah melalui perantara malaikat Jibril. Di dalamnya Allah telah menjelaskan segala sesuatu yang telah dibutuhkan oleh hamba-Nya sebagai bekal kehidupan di dunia dan di akhirat. Ia merupakan petunjuk bagi manusia.

2). As-Sunnah
Sumber kedua Aqidah Seperti halnya Al-Qur‟an, As-Sunnah adalah satu jenis wahyu yang datang dari Allah SWT walaupun Lafadznya bukan dari Allah tapi maknanya datang darinya.

3). Ijma`/kesepakatan Ahli
Merupakan sumber pedoman ke-3 dalam Islam dan dalam aqidah, banyak didapatkan dalam perkara keimanan yang merupakan hasil consensus para shahabat dan Salafus shalih. Dan tidaklah umat ini akan bersepakat dalam kesesatan.

4). Akal Sehat
Akal mempunyai kedudukan dalam aqidah namun tidak bisa bebas berdiri sendiri, harus berdiri sejalan dengan syariat. Karena hanya bersandar pada akal mengakibatkan kerancuan beraqidah dan perpecahan. Jadi Islam mengakui posisi akal, dan tidak menafikan dalam pengambilan hukum

5). Fitrah manusia
Setiap manusia lahir dengan fitrah yang shahih untuk menerima Islam sebagai agamanya, adapun orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani, maupun agama yang lain. Allah taala menjelaskannya dalam QS : Ar-Rum:30, berkata Ibnu Katsir : bahwa fitrah seorang manusia semenjak dilahirkan mengakui keesaan Allah Taala

PELETAK DASAR ILMU AQIDAH

Tidak diragukan lagi bahwa Aqidah atau Tauhid itu merupakan ajaran terpenting yang disyariatkan Allah kepada para Nabi dan Rasul tidaklah diutus mereka kepada kaumnya kecuali untuk mendakwahkan tauhid. Firman-Nya: 

وَمَا رْسَلْ ا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّ نُوحِ إِلَيْهِ نَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ نَا فَاعْبُدُونِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Ilah (yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah Aku olehmu sekalian” (QS. Al-Anbiya: 25)

Dari keterangan diatas dapat dipahami bahwa aqidah itu adalah ilmu yang tauqifi (paten) yang langsung Allah letakkan kaidah dan pondasinya dan aqidah ada semenjak adanya agama Islam. Dahulu ilmu ini belum dibukukan dan menjadi disIplin ilmu seperti sekarang, karena ketika dijumpai permasalahan langsung ditanyakan kepada sang pembawa risalah Rasul shallahu alaihi wasallam.   Adapun penulisan ilmu aqidah pada fase berikutnya yaitu masa tabiin. Pada masa ini pula mulai bermunculan sekte-sekte dalam ranah teologi Islam seperti Qadariyah, Jabariyah, Mu‟tazilah, Syiah, Khawarij, dan yang lainnya. Setiap sekte memunculkan pemikiran baru yang bertentangan dengan aqidah yang benar yang dibawa Rasul dan Saahabatnya, dan menyebar luaskannya dalam bentuk tulisan-tulisan. Untuk menanggulangi hal tersebut maka ulama membuat bantahan sebagai arahan kepada umat agar tidak terbawa dalam pemikiran mereka.

Dikatakan para sejarawan bahwa yang pertama memulai penulisan disiplin ilmu aqidah adalah imam Abu Hanifah pada abad ke-2 Hijriyah melalui kitab yang dikenal dengan Fiqhul Akbar akan tetapi menurut pendapat yang kuat kitab tersebut tidak langsung ditulis beliau. Berikutnya ada Abul Hasan Al-Asyari menulis Al-Maqalah Al-Islamiyyah berupa kumpulan penelitian berkaitan dengan sekte yang menyimpang. Sebelum mereka berdua sebenarnya ada Imam Ibnu Wahab (W.197H) yang menulis permasalahan qadar.

KARAKTERISTIK AQIDAH ISLAMIYAH

1). Aqidah Tauqifiyah
Bahwa dalam beraqidah dan memahami aqidah islam, kita wajib berhenti dan membatasi diri pada batas-batas ketetapan wahyu Al-Qur‟an dan As-Sunnah yang shahih saja. Kita tidak dibenarkan mengedepankan dan mendominankan peran penalaran akal dan logika dalam berakidah dan memahami akidah islam.

2). Aqidah Ghaibiyah
Muatan dan esensi aqidah islam itu didominasi oleh keimanan kepada yang gahib.Yang dimaksud dengan istilah ghaib menurut Al-Qur‟an dan As-Sunnah ialah yang meliputi semua yang ada di balik alam nyata, yang tidak bisa ditangkap oleh kemampuan alami indra manusia, dan bahkan tidak mampu dijangkau oleh penalaran akal dan logika.

3). Aqidah Syumuliyah
Aqidah yang lengkap, sempurna, menyeluruh, komprehensif dan integral, yaitu aqidah dengan makna yang mencakup dan meliputi keseluruhan pokok, prinsip-prinsip dan rukun-rukun keimanan dengan segala konsekuensinya sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lain. Sehingga seandainya ada seorang muslim yang mengingkari satu rukun saja maka dianggap belum beriman.

4). Bersambung Sanadnya
Tidak dijumpai dalam aqidah ahlussunah kecuali merupakan syariat yang Allah taala turunkan dan petunjuk dari Rasul shallahu alihi wasallam. Yang mana kesemua hal tersebut bersambung sanadnya dan dapat diteliti keabsahannya dalam Al-Qur'an maupun Al-Hadist.

5). Wudhuh Wal Bayan
Jelas dan tidak menimbulkan keraguan, semakin seorang hamba berpegang kokoh pada pedoman agamanya maka semakin bertambah imannya. Berbeda dengan pengagung akal yang selalu meragukan segala hal, maka didapati pada diri mereka semakin tinggi keimanannya maka semakin jauh dari agama.

6). Selamat Dari Kebimbangan
Aqidah Islam yang bersih tiada kebimbangan karena selalu mengikuti petunjuk yang jelas, kuatnya pertalian dalam mengikutinya, dan beramal dengannya. Maka tidak mengherankan apabila para ulama mutakalimin rujuk kembali ke jalan yang diridhai ini. Seperti Imam Asyari dalam kitab Al-Ibanah yang menyatakan dirinya kembali pada ajaran yang benar dan menanggalkan pemikiran yang telah dia bangun sebelumnya.Imam Al-Baqilani dalam Tamhidnya, Ar-Razi, Al-juwainiy dan sebagainya.

URGENSI MEMPELAJARI ILMU AQIDAH

1). Asas Agama
Di atas keyakinan dasar inilah dibangun ajaran Islam lainnya, yaitu syari‟ah (hukum islam) dan akhlaq (moral Islam). Oleh karena itu, pengamalan ajaran Islam lainya seperti shalat, puasa, haji, etika Islam (akhlak) dan seterusnya, dapat diamalkan di atas keyakinan dasar tersebut. Tanpa keyakinan dasar, pengamalan ajaran agama tidak akan memiliki makna apa-apa.

2). Menyelamatkan Dari Keyakinan Yang Menyimpang
Sebab penyimpangan aqidah:
▪️ Ghuluw
▪️ Enggan belajar
▪️ Taashub
▪️ Taqlid buta
▪️ Penyebaran melalui media

3). Optimisme
Sebab manusia yang di dalam dirinya tertanam aqidah atau keyakinan yang kuat, akan selalu merasa optimis dan merasa akan berhasil dalam segala usahanya. Keyakinan ini didorong oleh keyakinan yang lain bahwa allah sangat dekat padanya, bahkan selalu menyertainya dalam usaha dan aktivitas-aktivitasnya.

4). Manusia Yang Bertanggung Jawab
Hal ini secara fungsional terwujud dengan adanya keyakinan terhadap kehidupan kelak di hari kemudian dan setiap orang mempertanggung jawabkan perbuatannya di dunia. Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka ibadah kita tersebut tidak akan diterima.

5). Menumbuhkan Kedisiplinan
Disiplin dimaksud, adalah kepatuhan dan ketaatan dalam mengikuti semua ketentuan dan tata tertib yang berlaku, termasuk hukum alam (sunnah Allah) dengan kesadaran dan tanggung jawab. Akidah yang mantap akan mampu menempatkan diri seseorang sebagai makhluk berdisiplin tinggi dalam kehidupannya.

6). Peningkatan Etos Kerja
Sebab seseorang yang memilki keyakinan yang mantap akan selalu berupaya keras untuk keberhasilan kerjanya, sebagai bagian dari pemenuhan ketaatannya pada Allah.

Maraji:
-  DR. Utsman Dhumaira, Madkhal lidirasati Aqiadh Islamiyah
-  Tafsir Al-Muyassar
-  At Tauhid lis Shaffil Awwal Al-Aali
-  Mujmal Ushul
-  Abdullah bin Abdul Hamid Al-Atsari, Al-Wajiiz fii Aqiidatis Salafis Shaalih
-  Intisari Aqidah Ahlus Sunah wal Jama'ah, terj. Farid bin Muhammad Bathathy 
   (Pustaka Imam Syafi'i, cet.I)
-  Lisaanul 'Arab, Ibnu Manzhur
-  Mu'jamul Wasiith

Tidak ada komentar:

Posting Komentar